
Ayam Lodho Pak Yusuf bisa menjadi pilihan kuliner utama untuk dicoba saat sedang berada di daerah Trenggalek. Rasanya tak berlebihan jika makanan yang satu ini disebut-sebut sebagai salah satu hidden gem, khususnya di antara kuliner-kuliner asli Jawa Timur.
Ayam Lodho Pak Yusuf
Di atas kertas, ayam lodho terlihat cukup sederhana sebagai sebuah hidangan. Dari pandangan visual, sekilas ia terlihat agak mirip seperti ayam opor, terlebih dengan penggunaan kuah bersantan, meski secara cara penyajian dan pelengkapnya sedikit ada perbedaan.
Kalau ayam opor dimasak dengan cara merebusnya dengan bumbu-bumbu pelengkapnya, ayam lodho disajikan dengan cara dibakar terlebih dulu sembari dilumuri bumbu. Setelah jadi dan daging lebih empuk, barulah ia direbus dan dihidangkan dengan kuah pelengkapnya.

Istilah ‘lodho’ sendiri kurang lebih berarti empuk atau lunak, yang mana merujuk pada daging ayam yang empuk setelah dibakar sedemikian rupa. Meski ada pula yang mengatakan bahwa ‘lodho’ juga dapat merujuk pada cita rasa kental di mulut karena kuah santannya.
Oleh karenanya pula, ayam yang digunakan dalam memasak makanan ini umumnya merupakan jenis ayam kampung. Diyakini, daging ayam kampung bila dimasak lama tidak menjadi hancur dagingnya, dan cita rasa kuahnya dapat lebih meresap serta berpadu lebih baik dengan daging gurihnya.
Sebelum dibakar, ayam akan terlebih dulu dilumuri garam. Setelah daging menjadi lebih empuk dan kadar airnya berkurang, barulah ia dimasak dengan kuah yang dibuat dari rempah seperti ketumbar, cabe, kemiri, merica, lengkuas, sereh, kunyit, bawang putih dan merah, serta santan.
Dalam penyajiannya, ayam lodho umumnya dihidangkan dengan nasi gurih, atau racikan nasi yang agak mirip dengan nasi uduk. Sebagai sayurnya, kerap pula ditambahkan sayur urap yang berisikan daun singkong, taoge, timun dan parutan kelapa.
Secara umum, tak diketahui secara pasti kapan makanan ini pertama kali muncul. Ada yang meyakini bahwa kuliner ini sudah berumur puluhan hingga ratusan tahun, karena ia berasal dari budaya persembahan sesajen kepada leluhur.
Budaya tersebut lazim disebut slametan njangkar, yang diadakan tiap sebulan sekali oleh para nelayan setelah munculnya bulan purnama. Berlangsungnya adat ini tak lepas dari kepercayaan warga saat itu kepada Nyi Roro Kidul, yang diyakini sebagai penguasa laut selatan Jawa.

Harapannya, dengan hajatan dan persembahan sesajen ini para warga yang berprofesi sebagai nelayan dapat senantiasa dilindungi saat melaut. Selain itu, mereka dapat pulang dengan selamat sambil membawa berkah hasil laut yang melimpah dan menguntungkan.
Dari budaya tersebut, makanan ini kemudian menjelma menjadi salah satu santapan merakyat yang masih terus dilestarikan dan diminati hingga kini. Cita rasa kuah yang kental, serta gurih dan pedasnya ayam menyatu harmonis dengan hangatnya nasi dan segarnya sayur urap.
Dan bisa dibilang, warung ayam lodho pak Yusuf merupakan salah satu yang berada di garda terdepan dalam mempopulerkan kuliner ini. Sejak kemunculannya pada 1987, warung ini mampu merintis jalannya menjadi warung penjaja ayam lodho paling populer.
Disinyalir, masakan ayam lodho Pak Yusuf masih terasa otentik dan mendekati resep dari leluhur di masa lalu. Maka jangan heran jika warung aslinya yang berada di kawasan jalan raya Kedunglurah, Trenggalek, ini masih kerap dipenuhi pengunjung, baik lokal maupun pendatang.
Meski demikian, warung ini berproses bertahun-tahun lamanya sampai akhirnya bisa diterima dan disukai konsumen. Saat pertama kali membuka warungnya, pengunjung tidak langsung berbondong-bondong datang.
Awalnya, banyak yang mempertanyakan mengapa Yusuf, si empunya warung, berani menjajakan makanan yang hanya populer sebagai sesajen bagi kalangan tua warga setempat. Namun, ia bergeming dan terus berusaha menyempurnakan racikan ayam lodhonya.
Bisa dibilang, usaha ini hampir sepenuhnya merupakan usaha mandiri keluarganya. Ayam yang digunakan berasal dari peternakan yang dikelola keluarganya, dan beberapa rempah diambil langsung dari kebun di belakang warung tersebut.
Lambat laun, masakan ayam lodho Pak Yusuf mulai bisa diterima di lidah dan disenangi pengunjungnya. Perpaduan rasa gurih dan pedasnya dianggap pas dengan selera umumnya, terutama bagi warga sekitaran Jawa Timur.
Semakin lama, semakin banyak pula yang mendatangi warungnya. Dari yang tadinya hanya berupa bangunan kecil dan sederhana dari bambu, kini warung tersebut sudah berubah wujud menjadi bangunan permanen yang lebih luas untuk menampung banyaknya pengunjung.

Kendati demikian, resep, bahan baku serta cara penyajiannya masih sama dari dulu. Di bawah pengelolaan Ayub, sang anak, beberapa upaya menjaga kualitas masakan ayam lodho pak Yusuf meliputi bahan baku yang dipasok mandiri, cara memasak yang menggunakan tungku kayu bakar, dan sebagainya.
Hal ini membuatnya amat disenangi warga setempat maupun pelancong karena dianggap masih terasa otentik hingga kini. Bahkan karena tingginya permintaan, akhirnya mereka membuka beberapa cabang di kota-kota tetangga, seperti Tulungagung, Kediri, dan Blitar.
Dari pilihan menunya, dalam satu porsi dengan nasi dan sayur urapnya, dibagi berdasarkan ukuran sepotong ayamnya: kecil, reguler, medium dan super. Masing-masing dihargai dari Rp 25 ribu hingga Rp 40 ribu, yang bisa disantap langsung atau dibungkus sebagai nasi kotak.
Pengunjung juga bisa memesan ayam atau sayur urapnya secara terpisah. Tak hanya itu, ada juga pilihan untuk memesan ayam satu ekor utuh, dengan pilihan ukuran kecil, reguler, medium, super dan jumbo yang harganya mulai dari Rp 75 ribu hingga Rp 130 ribu.
Tak mengherankan bila kini pelanggannya begitu beragam. Mulai dari warga lokal yang sekedar menikmati santap pagi, siang atau malam, turis yang ingin mencoba kuliner otentik, hingga pesanan-pesanan nasi kotak untuk acara tertentu, bahkan pesanan dari luar kota.
Ayam lodho pak Yusuf buka setiap hari dari jam 07.00 hingga jam 22.00. Karena buka dari pagi, maka warung ini hampir bisa dipastikan selalu ramai dari sejak waktu sarapan, makan siang hingga makan malam, sehingga disarankan untuk datang lebih awal di jam-jam tersebut.
Ayam Lodho Pak Yusuf
Jl. Raya Kedunglurah, Trenggalek
Telp. (0355) 879311 / 081335123770
Instagram @ayamlodho
agendaIndonesia/audha alief praditra
*****