
Geliat budaya masyarakat Ciletuh merupakan salah satu syarat diakuinya sebuah geopark. Kawasan Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang kaya akan keragaman budaya berhasil memenuhi karakteristik tersebut. Melalui pertunjukan kesenian, kerajinan tangan, dan situs bersejarahnya, Ciletuh mengukuhkan diri sebagai taman bumi yang senantiasa merawat aneka elemen kearifan lokal khas Kabupaten Sukabumi.
Geliat Budaya Masyarakat Ciletuh
Kegiatan tradisional yang masih tumbuh di kawasan Ciletuh dan sekitarnya adalah cara bertani (tatanen) dan hajat laut. Hajat laut merupakan upacara tradisional nelayan pantai sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil laut yang melimpah dan permohonan keselamatan bagi nelayan.
Selain itu, masyarakatnya juga terus melestarikan cerita rakyat, seni bela diri, dan terutama, seni musiknya. Salah satunya, alat musik lodong hasil kreasi pemuda Ciletuh yang terbuat dari buluh bambu hitam. Dalam memainkannya, lodong dipadukan dengan angklung, calung, dan gitar.
Produk kerajinan tangan di Ciletuh juga tak jauh-jauh dari material bambu. Misalnya kipas, keranjang, nampan, wayang golek, gerabah, dan seruling. Di samping itu, kerajinan membatik mulai dikenalkan untuk menambah keragaman budaya Ciletuh. Motif batiknya terinspirasi dari keindahan alam Sukabumi dan dinamakan batik pakidulan.
Demi menghidupkan aktivitas seni masyarakat, pemerintah setempat menyelenggarakan gelaran tahunan yang bertajuk Ciletuh Geopark Festival. Ajang ini menampilkan pentas tradisi, pameran kerajinan, kuliner, dan wayang golek.
PUNCAK DARMA & TEBING PANENJOAN
Tanjakan curam menuju Puncak Darma seolah-olah tak ada habisnya. Berada di ketinggian 230 meter di atas permukaan laut, beberapa ruas jalan bahkan mencapai kemiringan 45 derajat. Sebagian orang pun memilih memarkirkan kendaraannya, lalu berjalan kaki sekitar dua jam. Namun begitu sampai di atas, segala jerih payah itu terbayar lunas. Panorama Teluk Ciletuh terhampar luas bersama segala ornamen alam yang mengelilinginya, dari hutan sampai samudera.
Pemandangan yang bisa disaksikan dari Puncak Darma kerap dijuluki mega amfiteater. Pasalnya, lembah di sekeliling pantai membusur dengan bentuk setengah lingkaran atau tapal kuda, mirip sebuah amfiteater di gedung pertunjukan. Arena ini terbentuk secara alami, akibat proses geologis berupa longsor besar dan penyingkapan batuan kuno ke permukaan lembah.
Puncak Darma sendiri, karena lokasinya cukup tinggi, kerap disebut sebagai tribun. Tribun alami di Desa Girimukti ini bisa dijangkau menggunakan mobil atau sepeda motor. Namun kondisi kendaraan dan pengemudinya harus benar-benar prima karena akan menghadapi tanjakan ekstrem.
Kerap ditemui beberapa mobil yang mogok akibat overheat atau tidak kuat menanjak. Ada baiknya kendaraan diparkir di bawah, lalu berjalan kaki. Selain lebih aman, Anda juga akan bisa mampir ke beberapa curug yang terlintasi ketika mendaki Puncak Darma.
Alternatif lain untuk meraih puncak bukit ini adalah dengan mampir ke Pantai Palangpang terlebih dulu. Hamparan pantainya cukup luas dan panjang, dengan pasir hitam yang menyelimutinya. Pantai ini kerap dipakai untuk mengadakan kegiatan seni atau tempat mendarat olahraga paralayang. Menghadap ke arah barat, Pantai Palangpang menjadi lokasi yang tepat untuk menghabiskan senja.
Tebing Panenjoan
Berasal dari kata tenjo yang artinya melihat, Tebing Panenjoan menjadi titik favorit lain untuk memandangi zona inti mega amfiteater Ciletuh. Berbeda dengan Puncak Darma yang lebih dekat ke laut, Panenjoan berada agak masuk ke tengah hutan. Hasilnya, imaji yang ditampilkan pun berbeda, yakni bentangan hijau sawah dan pepohonan dengan Samudera Hindia sebagai batasnya.
Secara administratif, Tebing Panenjoan berada di Desa Taman Jaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Lokasinya berdekatan dengan kantor Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI). Di sini, Anda bisa mendapat informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan Geopark Ciletuh.
Sebagai salah satu destinasi unggulan, Tebing Panenjoan telah dilengkapi beragam prasarana pendukung, seperti toilet, musala, dan kantin. Tersedia pula penginapan bagi wisatawan yang ingin bermalam. Baik Tebing Panenjoan maupun Puncak Darma yang menjadi pilihan, keduanya merupakan tribun alami yang menjadi tempat terbaik untuk menikmati pesona Geopark Ciletuh dari ketinggian.

TIP DAN RUTE MENJELAJAHI CILETUH (3 HARI 2 MALAM)
Geopark Ciletuh tak akan habis dijelajahi dalam waktu sebulan, seminggu, apalagi cuma sehari. Hal ini disebabkan oleh begitu luasnya kawasan dan beragamnya destinasi. Paling tidak perlu menginap selama tiga hari untuk mengunjungi atraksi populernya saja. Berikut ini panduannya agar waktu liburan Anda dapat lebih optimal.
- Hari I: Curug Cimarinjung – Puncak Darma – Pantai Palangpang
Berangkatlah pagi-pagi sekali agar eksplorasi bisa maksimal. Tujuan pertama adalah Curug Cimarinjung, karena tempat ini terlewati saat menuju Puncak Darma. Puas bermain air, lanjutkan perjalanan ke Puncak Darma untuk menikmati panorama dari ketinggian. Terdapat beberapa warung jika ingin makan siang. Selanjutnya, nikmati panorama mentari terbenam di Pantai Palangpang. Urutan penjelajahan tiga lokasi ini bisa dibolak-balik karena relatif saling berdekatan.
- Hari II: Pulau Kunti – Pulau Mandra – Pulau Manuk – Batu Batik
Pagi hari adalah waktu paling tepat untuk snorkeling. Dari Pantai Palangpang, silakan menyewa kapal motor untuk menyelam di Pulau Kunti. Dalam perjalanan, Anda akan melewati Pulau Manuk yang dipenuhi burung camar dan Pulau Mandra yang cocok untuk memancing. Keduanya bisa menjadi alternatif jika gagal snorkeling karena ombak besar. Setelah itu, kembali naik kapal ke Batu Batik. Di sini, Anda bisa berlabuh dan menelusuri uniknya tekstur batuan berusia ratusan tahun.
- Hari III: Curug Sodong – Curug Cikanteh – Tebing Panenjoan
Dari tempat parkir, keindahan Curug Sodong langsung terlihat. Curug Cikanteh hanya 00 meter dari situ. Namun untuk menjangkaunya, harus melakukan trekking melewati hutan dan sungai berbatu besar. Selanjutnya, kembalilah ke tempat parkir untuk naik kendaraan ke Tebing Panenjoan. Perjalanan jauh Anda akan terbayar karena Panenjoan merupakan salah satu sudut terbaik untuk menikmati Geopark Ciletuh dari ketinggian.
N. Adhi/Dok JL