Nasi Jamblang Cirebon, 2 yang Legendaris

Nasi Jamblang Cirebon shutterstock

Nasi jamblang Cirebon sudah menjadi klangenan bagi mereka yang pernah mencobanya. Tidak saja untuk masyarakat Cirebon sendiri, namun juga mereka yang pernah melawat ke kota udang di Jawa Barat ini.

Nasi Jamblang Cirebon

Nasi jamblang barangkali mirip seperti nasi uduk yang lekat dengan Jakarta atau nasi kucing dengan warga Yogyakarta. Aslinya, nasi Jamblang punya ciri khas dengan bungkus daun jati. Tapi belakangan, mungkin karena alasan kepraktisan, ada yang menggantinya dengan daun pisang, bahkan tak kurang yang memilih menggunakan piring saja.

Asal usul nasi yang lezat untuk sarapan ataupun makan siang ini berasal dari  Desa Jampang, Kabupaten Cirebon. Karena unik dan juga murah, nasi jamblang akhirnya populer dan menyebar ke seantero Cirebon. Lauknya, antara lain ikan asin, sate kerang, perkedel, tahu sayur, tempe, aneka pepes, ayam goreng dan lauk yang paling khas seperti tumis cumi hitam dan paru goreng yang renyah dan gurih.

Jika Anda sesekali melawat ke Cirebon, atau melewatinya saat perjalanan dari Jakarta ke arah timur, atau sebaliknya, dan ingin menikmati kuliner khas Cirebon berikut dua pilihan nasi Jamblang yang legendaris.

Nasi Jamblang Pelabuhan

Lokasinya mungkin agak nyempil, di ujung gang senggol di Jalan Pasuketan, Panjunan Lemahwungkuk, Cirebon. Masyarakat setempat menyebutnya nasi Jamblang Pelabuhan. Petunjuk menuju tempat ini hanyalah sebuah papan nama kecil. Di sampingnya ada tanda panah yang mengarahkan orang menuju jalan setapak—jalan masuk ke warung itu.

Memang cukup sulit mencari papan penanda warung sederhana yang sudah buka sejak 1970 ini. Apalagi, kadang-kadang, papan nama nasi jamblang pelabuhan tertutup barisan mobil yang berjejalan parkir di depan gang.

Namun, kesulitan tersebut sebanding dengan rasa santapan yang didapat ketika pelancong sudah sampai di depan meja panjang yang digelar Asneri, penerus kedua warung nasi jamblang itu. Di meja tersebut tersedia berbagai menu rumahan yang tampak nikmati, lagi menggairahkan.

Ada tempe goreng, telur dadar, oseng kerang, daging sapi, dan yang paling spesial: sontong serta semur tahu. Semua menu itu dikemas sederhana, tapi punya cita rasa bintang lima.

Lauk-pauk selengkap ini nikmat disantap bersama nasi yang istimewa, yakni nasi jamblang. Nasi jamblang adalah nasi yang dibungkus daun jati dengan ukuran mini. Nasi jamblang umum menjadi menu sarapan sehari-hari orang Cirebon.

Nasi jamblang pelabuhan milik keluarga Asneri menjadi favorit lantaran punya aroma yang wangi. Musababnya, daun yang dipakai untuk membungkus adalah daun jati yang masih muda. Daun jati muda memberi aroma khas dan mempengaruhi citarasa. Tekstur nasinya juga pas, tak dimasak terlalu pulen, dan empuk seperti ketan.

Keunikan rasa nasi Jamblang miliki keluarga Asneri sudah diakui oleh orang luar maupun orang asli Cirebon. Kata Asneri, resep masakan yang dipakai untuk mengolah bumbu adalah resep temurun dari keluarga yang dipertahankan, waktu demi waktu.

Nasi Jamblang Mang Dul

Pilihan lain untuk menikmati nasi Jamblang di Cirebon adalah legenda yang lain, nasi Jamblang Mang Dul. Uhan, Mang Dul sudah buka sejak tahun 1970. Sama seperti nasi jambalng PelabWarung yang berlokasi di Jalan DR. Cipto Mangunkusumo Nomor 8, Pekiringan, Kesambi, Cirebon, ini lumayan lega. Meski tak luas sekali, warung makan yang berkapasitas tak lebih dari seratus pengunjung ini, setiap pagi riuh dipenuhi tamu.

Tamu dari beragam daerah datang pada pukul 08.00-09.00, yakni pada jam-jam sarapan. Kursi-kursi yang ditata memanjang, sejajar, dan berhadap-hadapan tak pernah lowong. Memang, nasi Jamblang yang kesohor lantaran merupakan langganan bekas Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, itu.

Nasi Jamblang Mang Dul sama seperti nasi Jamblang yang dijual ditempat lain: dikemas kecil-kecil, dibungkus dengan daun jati, dan dihidangkan dengan beragam lauk. Yang membedakan adalah rasa olahan lauk-pauknya yang seolah lebih berbumbu dan nasinya yang punya aroma lebih wangi. Bila berkunjung ke sini, cobalah nikmati tahu semur, sotong, dan sambal merahnya. Tapi jika ingin yang lain, pilihannya ada banyak.

Saat masuk ke warung, pelanggan akan langsung tertuju pada tempat pengambilan nasi yang disajikan secara prasmanan. Nasinya ditata dalam bungkusan-bungkusan daun jati yang khas. Penggunaaan daun jati ini, konon, terinspirasi sejak jaman Belanda, saat mengerjakan jalan raya Pos. Dan ini terus dilestarikan. Mungkin sebagai pembeda dengan nasi-nasi campur di daerah lain.

Pengunjung di warung ini bisa memilih berbagai lauk yang beraneka ragam. Pembeli dapat langsung mengambil sendiri lauk pilihannya. Dari sambal goreng, daging sapi dendeng, hati sapi, tahu kuah, tempe, telor dadar, perkedel, paruh, dan banyak lainnya.

Selain untuk sarapan, nasi Jamblang juga menjadi santapan favorit selama bulan Ramadhan. Banyak pengunjung yang datang sekedar menghabiskan waktu bersama keluarga sambil mencicipi menu kaya akan lauk ini. Ramainya memang pas berbuka puasa. Kadang tak sedikit yang menikmatinya untuk sahur.

Nah, kapan punya agenda ke Cirebon? Yuk, agendakan Indonesia-mu.

RITA N/F. ROSANA/SHUTTERSTOCK

Empal Gentong Cirebon, 5 Yang Maknyus

Empal gentong Cirebon adalah kuliner legendaris kota Udang.

Empal gentong Cirebon menjadi salah satu kuliner yang wajib disantap ketika mampir ke kota udang itu. Meskipun kini orang dapat menemukan empal gentong Cirebon di daerah lain cukup mudah, namun mencicipinya langsung dari daerah asalnya akan berbeda cita rasanya.

Empal Gentong Cirebon

Ya, makanan khas ini memang populer hingga ke penjuru negeri. Rasanya yang nikmat membuat banyak orang menyukainya. Jika dilihat sekilas akan banyak yang mengiranya sebagai gulai. Ke dua makanan tersebut memang tampilan sekilasnya mirip, namun sebenarnya sangat berbeda, baik dari bumbu juga cara memasaknya.

Empal gentong Cirebon sendiri memiliki nilai historis cukup panjang. Bagaimana cerita di balik manakan lezat yang menggoda selera ini?

Sejarah Empal Gentong Cirebon dalam sejumlah catatan diperkirakan muncul pada abad ke 15 masehi dan dipercaya sebagai salah satu media penyebaran agama Islam di Cirebon, juga Jawa Barat. Meskipun belum ditemukan catatan otentikny, namun hal itu cukup diyakini masyarakat.

Empal gentong Cirebon dulu dijadikan sarana untuk menyebaran agama ISlam.

Keyakinan tersebut salah satunya diperkuat dari bahan utamanya. Pada awal kemunculannya, empal gentong dibuat dengan menggunakan daging kerbau.

Pemilihan jenis daging ini memeiliki pertimbangan pada masa itu masyarakat Cirebon banyak menganut agama Hindu. Sementara sapi merupakan hewan sakral di agama tersebut sehingga tidak boleh dikonsumsi.
Empal gentong Cirebon sendiri merupakan hasil perpaduan budaya Jawa, Arab, India, dan Cina yang berakulturasi dengan baik. Dilihat dari ciri makanannya, empal gentong memiliki kuah seperti gulai yang merupakan makanan dengan pengaruh Arab dan India.

Sedangkan bumbu-bumbunya banyak berasal dari budaya Cina dan lokal. Selain itu, di dalam makanan ini biasanya dicampur jeroan, bahan yang sering dijumpai pada makanan khas Tionghoa.

Daerah Cirebon memang menjadi pelabuhan tempat singgahnya pedagang dari berbagai negara, tak heran jika akhirnya semua budaya berakulturasi.

Sumber lain menyebutkan bahwa nama empal gentong diambil dari cara memasaknya yang dibuat di dalam kuali atau perik tanah liat atau gentong. Kemudian dimasak di atas tungku dengan bahan bakar kayu.

Cirebon merupakan kota pelabuhan yang didatangi banyak pedagang dan pelaut dari pelbgai negara.
Pantai Kejawanan, Cirebon (Rosana)


Sejak zaman Sunan Gunung Jati, sekitar awal 1400-an, di wilayah barat Cirebon sebelah utara Jamblang ada Desa Situwinangun yang dikenal sebagai pembuat anjun atau gerabah yang terbuat dari tanah liat diantaranya gentong dan padasan.

Kabarnya empal gentong khas Cirebon ini tercipta berawal dari kreativitas masyarakat Cirebon pada zaman dahulu yang memanfaatkan gentong sebagai media untuk memasak empal.

Dengan berlimpahnya kayu dan pohon asam, masyarakat Cirebon memanfaatkannya sebagai kayu bakar untuk memasak empal gentong Cirebon. Menurut masyarakat Cirebon memasak dengan menggunakan kayu bakar dari pohon asam dipercaya memiliki aroma yang khas pada masakan.

Meskipun belum ada sumber yang tepat mengenai asal usul empal gentong Cirebon ini, namun masyarakat percaya bahwa makanan ini menjadi salah satu taktik penyebaran agama Islam yang dilakukan Sunan Gunung Jati pada waktu itu.

Manapun cerita tentang asal-usul empal gentong ini, yang pasti masakan ini enak dan menjadi kuliner wajib jika berkunjung ke kota di Jawa Barat ini. Lalu mana tempat makan empal gentong yang paling maknyus?

Empal Asem shutterstock
Selain epal gentong yang bersantan, ada pula empal asem yang berkuah bening. Foto: shutterstock

Ketika dolan ke Cirebon, ada beberapa tempat makan empal gentong Cirebon yang sangat terkenal. Berikut ini lima rekomendasinya.

Empal Gentong H. Apud

Warung makan yang satu ini bukan saja terkenal namun juga legendaris. Penjual empal gentong Cirebon terkenal ini sudah ada sejak 1994. wisatawan bisa menemukan tenpat ini di Jalan Tujuh Pahlawan Revolusi, Jalan Juanda, atau di kawasan Batik Trusmi.

Dagingnya empuk, dan bumbunya menyatu dengan daging. Untuk mencicipi makanan ini, pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 23 ribu untuk satu porsi. 
Empal Gentong Amarta

Warung empal gentong Amarta tak kalah legendarisnya dibanding Haji Apud. Tempat ini sudah ada sejak 1997. Lokasinya ada di Jalan Ir. H. Juanda Battembut, Kabupaten Cirebon. Harga empal gentong di tempat ini Rp 24 ribu per porsinya. Rasanya maknyus dengan bumbu khas dan tekstur daging yang empuk.

Empal Gentong Krucuk

Wisatawan juga bisa mencicipi empal gentong Cirebon di tempat makan yang terletak di Jalan Slamet Riyadi ini. Di sini makanannya disajikan dengan kuah kuning serta taburan bawang merah dan kucai yang membuat rasanya semakin sedap.  Satu porsi empal gentong Rp 20 ribu sudah termasuk dengan nasi.

Empal Gentong Bu Darma

Rumah makan empal gentong yang satu ini sudah ada sejak 1980. Lokasinya juga terletak di Jalan Slamet Riyadi, Cirebon. Dengan membayar Rp 22 ribu, pengunjung sudah bisa merasakan sensasi menikmati empal gentong.
Empal Gentong Hj. Dian

Tempat makan empal gentong Cirebon terkenal selanjutnya adalah warung Hj. Dian. Lokasinya di Jalan Raya Ir. H. Juanda Tengah Tani, Cirebon. Restoran ini salah satu tempat makan incaran para wisatawan yang ingin mencicipi makanan khas Cirebon. Harga satu porsi empal gentong di sini Rp 25 ribu.

Selain empal gentong yang kuahnya bersantan, wisatawan juga bisa menanyakan ke para penjual tersebut masakan empal asem. Sama-sama masakan daging, kuahnya bening dan ada sensasi rasa asem karena menggunakan belimbing wuluh yang segar.

agendaIndonesia

*****