Jogja Fashion Week 2022 diselenggarakan selama lima hari di Jogja Expo Center.

Jogya Fashion Week 2022 atau JFW 2022 diselenggarakan selama lima hari di Jogja Expo Center dan dua venue lainnya. Ke duanya masing-masing Sleman City Hall dan Jogja National Museum.

Jogja Fashion Week 2022

Setelah vakum selama pandemi, Jogja Fashion Week kembali digelar secara luring tahun ini. Aneka jenis batik, tenun, songket, dan berbagai kain nusantara dihadirkan di perhelatanyang berlangsung antara 26 hingga 30 Agustus 2022 ini.

Jogja Fashion Week 2022 diselenggarakan di tiga venue.
Tugu Yogyakarta.

Ajang JFW ini membawa tema lima destinasi wisata superior di Indonesia dan diikuti oleh 145 desainer dari berbagai daerah di Indonesia. Selain peragaan busana, juga diikuti oleh UMKM yang bergerak di bidang fashion di Yogyakarta.

Selama lima hari, terdapat berbagai macam kegiatan di acara bertajuk “Karya Wastra Bhineka” ini. Selain fashion show atau peragaan busana yang diikuti para perancang busana, ada pula pameran fashion yang melibatkan lebih dari 100 UMKM.

Pada hari kedua pelaksanaan Jogja Fashion Week 2022, Sabtu 27 Agustus 2022, fashion show yang digelar menampilkan busana malam dan juga busana konvesional. Setidaknya terdapat 16 desainer yang unjuk gigi menampilkan karya mereka dan masing-masing membawakan enam look menarik.

Perhelatan Jogja Fashion Week 2022 atau FW 2022 i digelar selama lima hari berturut dan dipusatkan di Jogja Expo Center (JEC), Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Pagelaran fashion tahunan terbesar di Yogyakarta ini dirintis pada 2006 dan berlangsung setiap tahun kecuali 2020 dan 2021 karena pandemi.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X saat membuka perhelatan yang sudah memasuki tahun ke-17 itu mengungkapkan, pada 2024 industri fashion asal Yogyakarta ditarget sudah tampil dan menembus pasar internasional. “Fashion yang dimaksud bukan hanya batik, namun juga nonbatik, aksesoris, sepatu, tas, perhiasan dan lainnya agar membuka potensi pertumbuhan perekonomian yang lebih besar,” kata Sultan.

Sultan mengatakan, bagi Yogyakarta, industri fashion turut menjadi penyangga kekuatan pertumbuhan ekonomi daerah karena membuka banyak lapangan kerja baru dan menghidupi para perajin kecil. Hal ini akan memberikan ruang berkarya dan berkreasi di bidang fashion.

Salah satunya pelaku UMKM bidang fashion yang kini banyak ditarik untuk mengisi booth di Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA). Ia menambahkan, terpupuknya potensi dan jejaring industri fashion di Yogya saat ini  telah dirangkum secara digital melalui aplikasi SiBakul Jogja.

Dalam platform digital itu ada 228 ribu lebih UMKM aktif termasuk fashion dan sudah berhasil menyumbang sebanyak 30,1 persen pertumbuhan ekonomi daerah.

Sri Sultan menuturkan, bagi Yogya, industri fashion turut memberikan ruang berkarya dan berkreasi di bidang fashion. Salah satunya pelaku UMKM bidang fashion yang kini banyak ditarik untuk mengisi booth di Yogyakarta Internasional Airport (YIA).

Menurut Sultan HB X, menghidupkan industri fashion di Yogya tak melulu melalui memperbanyak event tapi bagaimana agar mendekatkan produk jadi ke masyarakat. Ia menuturkan, pemerintah DIY saat ini telah membeli eks Hotel Mutiara yang berada di Jalan Malioboro sebagai pendukung etalase UMKM termasuk bidang fashion.

“Kami akan mengisi bekas Hotel Mutiara dengan aneka produk UMKM itu termasuk fashion yang murni diproduksi Yogyakarta, bukan dari luar,” ujar Sultan. “Yogyakarta tidak memerlukan industri besar, melainkan industri kecil tapi yang jumlahnya banyak agar masyarakat bisa bekerja untuk dirinya sendiri,” kata dia

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Syam Arjayanti mengatakan, event Jogja Fashion Week ditujukan untuk mendorong berkembangnya sektor industri kreatif dan produk kreatif khususnya produk fashion. “Dari event ini kami ingin menggali ekspektasi pelaku usaha baik industri barang dan jasa bidang fashion serta perdagangan untuk pengembangan dan implementasi fashion DIY,” kata Syam.

Dalam pelaksanaan Jogja Fashion Week 2022 ini, salah satunya ditampilkan koleksi bertajuk “The Majesty Borobudur” ini mengambil berbagai keunikan yang ada di candi Budha tersebut dan memadukannya dengan gaya putri raja zaman dulu.

Ada pula koleksi dari Lemari Lila by Lila Imeldasari. Busana hasil kolaborasi dengan batik sekar kawung dari Tuban tersebut menonjolkan kain tradisional dari pesisir pantai utara.

Pada hari kedua, cukup banyak juga desainer yang menampilkan busana dengan warna mencolok. Salah satunya DJ Collection by Fathul Jannah yang memadukan wastra Nsantara dengan kain warna-warni.

Beragam koleksi dengan motif, desain, dan keunikan dari karya desainer DIY ini diharapkan mampu membawa Jogja sebagai gerbang fashion ethnic. Acara yang menggaet Industri Kecil Menengah (IKM) Fashion, IFC Chapter Jogja dan APPMI DIY ini juga diharapkan mampu membuka pasar dan menggerakkan ekonomi, terutama di bidang fashion.

agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi