Danau Toba Dan Sekitarnya Dalam 5 Hari

Menparekraf dan menhub bertemu nahas 5 dsp, salah satunya Danau Toba

Danau Toba di Sumatera Utara makin hari makin menarik perhatian pelancong. Selain sudah adanya bandara Silangit di dekat danau ini, perjalanan dari Medan pun makin mudah dan mengasyikan.

Danau Toba

Ketenaran Samosir, pulau kecil di Danau Toba, tak disangsikan lagi. Namun kebanyakan orang yang melancong hanya singgah sebentar ke Pelabuhan Tomok atau Tuktuk. Setelah itu, kembali lagi ke Pelabuhan Ajibata di Parapat. Selebihnya menghabiskan waktu di hotel di Parapat dan memandang Samosir dari kejauhan. Padahal banyak situs sejarah dan obyek budaya bisa dieksplorasi jika kita berkeliling kabupaten seluas 206.905 hektare ini. Apabila dipadu dengan kunjungan ke Berastagi, berwarnalah perjalanan Anda di Sumatera Utara. Waktu yang dibutuhkan cukup lima hari. Perjalanan tentunya dimulai dari Medan.

Hari pertama. Bila tiba di Medan tidak terlalu pagi, untuk kenyamanan, mulailah perjalanan dengan jalur pendek, yakni dari Medan ke Berastagi—berjarak 66 kilometer. Jalanan kecil dan berkelok. Diperlukan waktu sekitar dua jam. Berastagi adalah kota kecamatan yang berada di Kabupaten Karo. Bila tiba siang hari di Berastagi, masih ada waktu untuk menatap Gunung Sinabung dari dekat, jadi melajulah ke Lau Kawar.

Dari Berastagi, temukan Tugu Perjuangan, kemudian Anda tinggal belok ke kanan menuju Kecamatan Simpang Empat. Jarak ke obyek wisata ini sekitar 27 kilometer dari Berastagi. Di sepanjang jalan, kebun berjajar. Sayuran dan buah-buahan dapat dengan mudah ditemui, termasuk jeruk dan markisa, yang merupakan buah khas Berastagi. Akhirnya tiba juga di danau yang berada di Desa Kutagugung Kecamatan Naman Teran. Gunung Sinabung tak hanya menawarkan udara yang sejuk, tapi juga lingkungan yang tenang. Begitu hening jika Anda datang bukan pada akhir pekan. Kabut sering turun, sehingga membuat hawa dingin dan suasana sepi. Di pinggir danau ada kios makanan dan minuman, ada pula lahan untuk berkemah.

Bila masih terang, cobalah berperahu ke seberang. Temukan tanaman kantong semar, jenis tanaman yang melahap serangga, seperti kupu-kupu, lipan, dan kalajengking. Di pinggir danau, Anda bisa mencari pemilik kapal sekaligus pemandu untuk menemukan tanaman unik ini. Setelah menikmati danau hingga sore, bila hendak melihat perkampungan dan rumah adat Karo berusia ratusan tahun, mampirlah ke Desa Lingga. Ketika hendak kembali ke Berastagi, sebelum tiba di perempatan Tugu Perjuangan, ada jalan menuju ke kanan. Hanya, kondisi rumahnya memang banyak yang sudah tidak terawat. Atau jika Anda penyuka alam, bisa juga sore itu melaju ke Bukit Gundaling. Jaraknya hanya sekitar 3 kilometer dari Berastagi. Di bukit ini, Anda bisa menemukan tempat untuk menikmati Berastagi dari ketinggian.

Hari Kedua. Pagi-pagi tinggalkan dinginnya Berastagi. Melajulah ke Kecamatan Merek untuk mengitari Taman Simalem Resort. Kawasan resor seluas 206 hektare yang terdiri atas kebun buah-buahan, termasuk yang langka, seperti biwa. Selain itu, ada buah markisa dan jeruk. Ada pula sarana lodge, perkemahan, kafe, restoran, hingga paket untuk trekking dan bertualang di hutannya. Dari tempat yang satu ini, Anda bisa juga memandang Danau Toba, selain bukit-bukit gundul yang, mau tidak mau juga, tampak jelas dari sini. Resor yang bisa ditempuh sekitar 35 menit dari Berastagi ini juga memiliki kuil Buddha yang megah menjulang di atas bukit. Untuk memasuki kawasan ini, tiket masuk Rp 150 ribu per mobil.

Bila masih mempunyai tenaga untuk menuruni ratusan anak tangga, singgahlah pula ke air terjun Sipiso-piso di Desa Tongging, Kecamatan Merek. Tinggi air terjunnya sekitar 120 meter, jarak dari Berastagi sekitar 35 kilometer. Dari sini, Danau Toba dan Samosir terlihat. Lokasinya akan terlewati jika Anda menuju Parapat. Bisa juga langsung ke Parapat, yang berjarak 110 kilometer dari Berastagi atau sekitar tiga jam perjalanan. Bila sudah terlalu sore tiba di Parapat, pilihannya tentu saja menginap. Pilihan akomodasi berlimpah di Parapat, yang menjadi pusat wisata Danau Toba.

Hari Ketiga, menyeberang dari Pelabuhan Ajibata ke Tomok. Berbeda dengan Berastagi yang dingin, udara panas langsung menerpa saat menginjak kaki di Samosir. Obyek wisata terdekat dari Pelabuhan Tomok adalah makam Raja Sidabutar. Makam ini terbuat dari batu utuh tanpa sambungan yang dipahat untuk tempat peristirahatan Raja Sidabutar, yang menjadi penguasa pada masa silam.

Di Samosir, kita bisa mempelajari tradisi pada Batak kuno. Salah satunya tradisi tarian Sigale-gale di Museum Huta Bolon Simanindo, Ambarita. Lokasinya 20 kilometer dari Tomok, lebih dekat ke Kecamatan Pangururan. Setiap hari pada pukul 11.00 rutin digelar pertunjukan Sigale-gale dengan alat musik tradisional dan berbagai tarian tradisional Batak Karo. Penonton dipersilakan duduk di rumah-rumah Batak. Pertunjukan diakhiri dengan tarian Tor-tor bersama. Koleksi museumnya di antaranya terdiri atas kain ulos, peralatan memasak, dan perlengkapan masyarakat Batak pada masa silam.

Bila sudah tiba di sini, mampirlah sejenak ke wisata air panas di Pangururan. Ini merupakan kota kecamatan di mana rumah makan bisa ditemukan lebih mudah, terutama hidangan Padang, yang pas untuk muslim. Pemandian air panas berjarak 3 kilometer dari Pangururan. Tepatnya di kaki Pusuk Buhit. Airnya mengandung belerang. Di kota kecamatan ini pula kita bisa melihat bahwa Samosir sebenarnya bukanlah pulau sesungguhnya karena antara Samosir dan sisi lain Danau Toba itu terhubung, sehingga bisa dicapai lewat darat.

Sehabis berendam, saatnya ke Tuktuk Siadong, yang tidak jauh dari Tomok. Ada gerbang yang menunjukkan kawasan berbentuk tanjung yang menjadi pusat wisata. Ada deretan hotel dan penginapan di sini. Rata-rata di pinggir Danau Toba. Di sini pula ada gedung kesenian, studio kerajinan ukiran, sekaligus pelabuhan langsung ke Ajibata atau Tiga Raja. Alat transportasi berupa perahu penumpang, dengan lama perjalanan hanya 30 menit.

Berada di Tuktuk seperti berada di tempat lain dari Samosir. Lingkungannya khas turis. Ada penyewaan sepeda bagi yang ingin berkeliling menggunakan sepeda. Dan ada perlengkapan untuk bermain di Danau Toba di hotel bila ingin menikmati sore dengan bermain perahu, berenang. Sore hari saatnya menikmati danau dari Tuktuk. Demikian juga esok paginya, menunggu mentari terbit, sambil menatap hamparan air nan luas.

Hari Keempat, mempelajari sejarah Batak Toba belumlah usai. Sejarah dan tradisi raja di daerah ini bisa disimak di Batu Persidangan Siallagan. Tak jauh dari Tuktuk, obyek wisata yang tertata ini terdiri atas beberapa rumah Batak Toba, makam raja, serta seperangkat meja dan batu. Yang terakhir inilah yang disebut Batu Persidangan. Di kursi batu itulah raja bersama penasihat membahas hukuman untuk seseorang yang berbuat kejahatan. Hukumannya bisa berupa hukuman pancung. Siallagan tak lain adalah nama sebuah marga. Pemimpinnya Siallagan. Huta atau kampung Siallagan di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, dikelilingi oleh batu besar, yang juga berfungsi sebagai benteng.

Puas melihat detail rumah Batak dan sejarah panjang Raja Siallagan, Anda bisa melangkah ke rumah penenun ulos, yang tersebar di beberapa desa. Kebanyakan berada tak jauh dari Pangururan, seperti Desa Lumban Suhi-suhi. Selain itu, di sepanjang jalan menuju Pangururan, bisa ditemukan penenun perorangan. Bila ingin berbelanja ulos, bisa langsung ke perajin di sini. Sore hari saatnya menikmati kembali Danau Toba. Ada beberapa sisi dari Danau Toba yang muncul seperti landai sehingga tak salah jika penduduk setempat menyebutnya pantai. Ada Pantai Pasir Putih dan Pantai Ambarita. Silakan menikmati pantai berair non-asin!

Hari Kelima, setelah kembali menikmati mentari terbit dari pinggir danau dan sarapan, saatnya bersiap-siap meninggalkan Samosir. Ada banyak obyek wisata alam yang belum sempat disinggahi, tapi mungkin untuk kunjungan berikutnya. Penyeberangan feri berlangsung sekitar satu jam. Kali ini jalur kembali tidak lewat Berastagi, melainkan melalui Pematang Siantar. Dengan pemandangan kiri-kanan kebun karet dan kelapa sawit. Melewati Serdang Bedagai, lalu Medan. Perjalanan sekitar empat jam. Lebih singkat, jalan lebih datar, dan pilihan obyek untuk disinggahi pun tak beragam. Tiba di Medan, Anda bisa langsung mengambil penerbangan sore menuju Soekarno-Hatta.

Rita N./Toni H./Dok TL

Mutiara Lombok, Salah 1 Yang Terbaik

Mutiara Lombok kabarnya merupakan salah satu yang teraik di dunia. Foto: shutterstock

Mutiara Lombok adalah salah satu yang diminta menjadi oleh-oleh jika ada kerabat atau sahabat liburan ke Nusa Tenggara Barat, khususnya Pulau Lombok. Tahukah Anda bahwa mutiara Lombok diakui sebagai salah satu jenis mutiara paling indah di dunia? Budidaya lokal satu ini telah berhasil menarik perhatian begitu banyak peminat tak hanya dari dalam, namun juga luar negeri.

Mutiara Lombok

Sejak lama, mutiara dianggap sebagai simbol kemurnian dan kesempurnaan. Dari peradaban Roma hingga Hindu kuno, memiliki atau menggunakan barang yang terbuat dari mutiara punya nilai gengsi tersendiri.

Selain keindahan wujudnya, ia tergolong barang mahal karena tak mudah menemukannya. Di masa lalu, para pencari mutiara bertaruh nyawa menyelam hingga ke dasar laut mencari kerang-kerang. Itu dilakukan dengan minimnya teknologi dan perlengkapan penunjang.

Oleh karena itu, bagi pemiliknya, mutiara lebih banyak digunakan untuk acara dan keperluan spesial, atau bagi golongan tertentu. Misalnya perhiasan bagi kaum kerajaan dan bangsawan, atau perhiasan yang digunakan pada adat pernikahan Hindu kuno.

Mutiara sendiri terbuat dari proses alami kerang yang memiliki sistem pertahanan diri dari partikel-partikel mikro yang masuk ke dalam tubuh (cangkang) mereka, misalnya pasir, plankton dan lain-lain. Caranya, kerang akan mengeluarkan cairan yang mengandung kalsium karbonat, yang kemudian akan menyelimuti partikel tersebut hingga berkristalisasi.

Mutiara Lombok saat ini lebih banyak hasil budidaya, baik di darat dan di air laut. Keduanya merupakan mutiara yang bagus.

Proses itu dapat berlangsung lama, bahkan hingga bertahun-tahun. Itulah sebabnya, seekor kerang biasanya hanya dapat membuat sebutir mutiara. Bahkan dari setiap seribu kerang, mungkin hanya hitungan jari saja yang dapat ditemukan dengan mutiara.

Oleh sebab itu, orang kemudian membudidayakan mutiara dengan cara memasukkan partikel mikro tersebut secara sengaja ke dalam kerang, agar ia dapat membuahkan mutiara. Dengan demikian, proses dapat dipersingkat dan probabilitas panen mutiara menjadi lebih besar.

Dari situ, mutiara kemudian dibedakan menjadi mutiara jenis laut dan air tawar. Jenis laut biasanya lebih jarang ditemukan, dan kerang biasanya hanya membuat satu butir saja. Proses terbuatnya pun bisa hingga bertahun-tahun. Maka populasinya jarang dan jika dijual harganya mahal.

Sedangkan jenis air tawar biasanya punya jangka waktu panen yang lebih singkat. Selain itu, kerang bisa memproduksi mutiara lebih dari satu. Populasinya pun lebih banyak dan harganya lebih murah.

Mutiara jenis laut secara asalnya terbagi lagi menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah mutiara laut Tahiti, yang terdapat di perairan pulau Tahiti dan French Polynesia. Kemudian ada juga mutiara laut Akoya, yang terdapat di area perairan Jepang.

Terakhir adalah mutiara laut selatan, yang kebanyakan berada di kawasan perairan Asia Pasifik seperti Filipina, Australia dan Indonesia, termasuk di Lombok. Selain Lombok, lokasi budidaya lainnya meliputi Sumbawa dan Papua.

Di Lombok, budidaya mutiara dilakukan baik di laut maupun air tawar. Kendati jenis laut rata-rata berkualitas lebih bagus dan lebih mahal, secara umum mutiara Lombok dikenal dengan butirannya yang berukuran besar dan kilaunya yang khas. Inilah alasan mengapa mutiara Lombok dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

Ciri khas lainnya adalah warnanya secara alami. Jenis air tawar biasanya berwarna alami putih, merah muda dan ungu. Sedangkan jenis laut memiliki warna alami putih, emas, silver, dan kadang-kadang hitam.

Mutiara Lombok kemudian dijual sebagai perhiasan, atau dijual per butiran. Misal, jenis air tawar biasanya dihargai sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per butir. Sedang jenis laut bisa mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Biasanya mutiara dijual butiran berdasarkan bobot per gramnya.

Harga jual per butirannya juga tergantung dari grade mutiara tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, seperti luster (kilau), shape (bentuk), surface (permukaan), size (ukuran) dan nacre (lapisan warna).

Dari situ, grading biasanya dibagi menjadi beberapa kategori, dari yang terbaik sampai yang kurang baik. Misalnya, grade AAA punya kilau bagus, bentuk sempurna, tingkat cacat permukaannya maksimal 10 persen.

Kemudian grade AA berkilau sedang, bentuk hamper sempurna dan tingkat cacat permukaannya maksimal 25 persen. Dan di bawahnya ada grade A dengan kilau rendah, bentuk kurang sempurna dan tingkat cacat permukaan maksimal 50 persen.

Selain itu, tentu mutiara juga dijual sebagai beragam jenis perhiasan, seperti kalung, gelang, cincin, bros dan lain-lain. Harganya pun beragam, dari kisaran Rp 200-250 ribu hingga jutaan, bahkan puluhan juta rupiah.

Yang perlu dicatat, saat ini penting untuk mengetahui ciri-ciri utama mutiara yang asli. Hal ini disebabkan makin maraknya mutiara imitasi yang terbuat dari plastik, kaca atau keramik yang beredar di pasaran.

Ada beberapa cara untuk mengecek keaslian mutiara. Contohnya, mutiara asli jika disentuh awalnya akan terasa dingin. Barang imitasi tidak terasa demikian, bahkan sudah cenderung hangat sejak pertama disentuh.

Cara lainnya, jika digosok atau dikikis mutiara yang asli akan terasa berpasir, yang palsu hanya akan terasa licin dan halus. Yang asli juga akan memiliki bobot yang lebih berat dan variatif per butirnya. Kilau dan refleksi cahayanya pun lebih alami ketimbang yang palsu.

Bagi yang berminat, penting untuk memperhatikan ciri-ciri tersebut agar tak tertipu produk palsu. Mutiara Lombok juga biasanya disertakan dengan sertifikat resmi dari asosiasi penjual mutiara Lombok.

agendaIndonesia/Audha Alief P.

*****