Penyu Belimbing atau dikenal dengan nama latin Dermochelys coriaceadi ternyata punya tempat favorit untuk bertelur, dan itu di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Taman Pesisir Jeen Womom, yang meliputi wilayah Pantai Jamursba Medi (Jeen Yessa) dan Pantai Warmon (Jeen Syuab), menjadi satu-satunya tempat bertelur rutin penyu Belimbing di Indonesia.
Penyu Belimbing
Berdasar data World Wide Fund for Nature (WWF), misalnya, sepanjang 2017 tercatat 1.240 sarang penyu belimbing ditemukan di pesisir tersebut. Peneliti penyu senior Universitas Udayana, Ida Bagus Windia Adnyana, menyebut jumlah itu tercatat sebagai salah satu yang terbesar di dunia.
Penyu Belimbing yang ditemukan di pesisir Jeen Womom umumnya hanya yang berjenis kelamin betina dan berusia 15-30 tahun. Sepanjang tahun 2019, 281 ekor mendarat di sana untuk menetaskan tukik-tukiknya.
Biasanya setelah bertelur, penyu Belimbing akan kembali ke perairan Samudra Pasifik dan berenang sampai perairan California, Amerika Serikat, tepatnya di Pantai Monterey. Di sana mereka memburu makanan utamanya, yakni ubur-ubur jelly blubber atau Catostylus mosaicus.
Keberadaan penyu belimbing di perairan California itu disebut membantu mengontrol lonjakan populasi ubur-ubur yang sering menguasai kawasan perairan wilayah itu. Karena itu, masyarakat California mesti ikut menjaga kelangsungan hidup penyu belimbing karena kalau punah, lonjakan populasi ubur-ubur tidak terkendali.
Setelah makan dan bereproduksi, penyu Belimbing akan berenang kembali mengikuti arus menuju Pantai Jeen Womom. Mereka berenang kira-kira enam bulan untuk sampai ke perairan Papua Barat. Dalam perjalanannya, penyu itu akan mampir ke feeding ground atau tempat mencari makan. Salah satunya di Pulau Kei, Maluku Tenggara.
Sesampainya di Jeen Womom, penyu belimbing bakal berputar-putar mencari tempat untuk bertelur. Konon, pantai tersebut mereka pilih karena memiliki kualitas pasir yang lembut dan cocok untuk penetasan tukik penyu Belimbing.
Dalam proses bertelur, penyu akan menggali lubang sedalam satu meter. Sekali bertelur, telur penyu belimbing berjumlah lebih-kurang 80 butir. Tukik akan menetas setelah 60 hari.
Penyu Belimbing memiliki ciri unik. Utamanya tentu soal ukuran tubuhnya yang berukuran paling besar dibanding penyu jenis lainnya. Panjang lengkungan punggungnya mencapai sekitar 1,2-2,4 meter.
Penyu ini juga merupakan penyu satu-satunya yang tidak memiliki karapas keras. Sedangkan bentuk punggungnya menyerupai belimbing yang memiliki uliran tajam.
Adapun rahang penyu sangat lunak. Inilah yang membuat penyu harus menyantap makanan yang juga lunak, seperti ubur-ubur. Telur penyu Belimbing abnormal karena tidak memiliki kuning telur. Ukuran telurnya sebesar bola tenis.
Telur penyu belimbing menjadi incaran utama predator darat. Manusia, babi, dan anjing hutan menjadi ancaman terbesar punahnya penyu belimbing dan tukik-tukiknya.
Di Indonesia, penyu belimbing pernah bertelur di sejumlah tempat. Misalnya di Aceh dan kawasan Sukamade di Jember, Jawa Timur. Namun tidak terprediksi dan tidak rutin. Bisa jadi mereka hanya terbawa arus karena penyu kan berenang mengikuti arus. Jumlah penyu Belimbing di Aceh tak sampai 10 persen. Itupun tak terprediksi selalu ada.
Banyak wisatawan tertarik menyaksikan penyu yang konon telah langka itu. Penyu ini bertelur sepanjang tahun. Pada Januari sampai Juni, penyu akan bertelur di Pantai Jamursba Medi. Sedangkan pada Juli sampai Desember, penyu akan bertelur di Pantai Warmon.
Dinas Perikanan Kabupaten Tambrauw menerapkan aturan khusus apabila ada wisatawan ingin mengamati penyu bertelur. Sebab, penyu sangat sensitif. Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan, seperti berikut ini.
- Menggunakan Senter Merah
Wisatwan wajib menggunakan senter atau lampu berwarna merah. Lampu itu hanya dinyalakan seperlunya. Adapun cahaya lampu tak boleh langsung ditembakkan ke wajah penyu. Bila terkena cahaya, penyu akan kehilangan orientasi arah.
- Mendekat dari Belakang
Cara mendekati penyu adalah dari belakang dengan mengikuti bekas jejaknya. Usahakan merunduk dekat pasir. Anda harus menjauh apabila penyu menunjukkan tanda-tanda terganggu.
- Waktu Mengamati
Waktu mengamati penyu tak boleh lebih dari 30 menit. Selama mengamati itu pula, Anda tidak boleh bersuara dan harus bergerak sangat pelan.
- Etika Memotret
Anda tidak diperkenankan memotret penyu yang sedang mengeluarkan telur. Pemotretan hanya boleh dilakukan ketika penyu telah selesai bertelur. Hindari pemotretan yang terlampau lama karena akan membuat penyu tidak nyaman.
- Etika melihat Tukik yang menetas
Tukik yang baru menetas harus terhidar dari lampu senter dan blitz kamera. Maka itu, wisatawan tidak dibolehkan menyalakan lampu selama tukik berjalan di pantai hingga masuk ke laut.
- Cara bertemu Penyu di Laut
Saat di laut, wisatawan harus menjaga jarak aman dengan penyu. Mereka tidak boleh mengganggu penyu yang sedang istirahat, kawin, atau makan. Penyu harus didekati dengan pelan-pelan. Anda juga harus menjauh bila penyu merasa terganggu. Selain itu, dilarang melempar, menembak, menangkap atau menunggangi penyu. Penyu juga tak boleh diberi makan.
- Berkemah di Pantai Tempat Penyu Bertelur
Bila wisatawan membuka tenda di wilayah tempat bertelurnya penyu, mereka tidak boleh menyalakan api unggun. Sampah pun tidak boleh ditinggalkan. Semua harus dibawa pulang kembali karena dapat mengancam ekosistem penyu.
agendaIndonesia/Rosana