
Google Trends menyampaikan sebuah laporan tentang kondisi minat pariwisata di Indonesia yang memperlihatkan peningkatan sebesar 17 persen. Angka ini diperoleh jika dibandingkan dengan kondisi dan periode yang sama pada 2019.
Google Trends 2022
Minat orang Indonesia untuk berwisata sudah kembali bahkan kini lebih tinggi dari 2019. Data tersebut menurut perhitungan Google Destination Insights yang menampilkan data pengguna Google Search di Indonesia. Adapun penelusuran travel ke semua daerah tujuan wisata, baik domestik maupun luar negeri, yang dilakukan pengguna Google Search di Indonesia naik hingga 17 persen dibanding periode yang sama pada 2019.
Orang Indonesia terlihat akan jalan-jalan ke mana saja, itu kalau dihitung periode Juli – Agustus 2022 dibandingkan 2019. “Indonesia sudah positif, sudah lebih tinggi dari saat sebelum pandemi,” kata Travel Industry Analyst Google Indonesia, Vania Anindiar, dalam Press Briefing Google World Tourism Day 2022 virtual, Senin 26 September 2022.
Peningkatan pencarian 17 persen tersebut, kata Vania, menunjukkan bahwa minat masyarakat tanah air terhadap pariwisata telah bertumbuh secara positif.

Masih berdasar laporan yang sama, menurut Google Trends, penelusuran topik travel yang mengandung kata “healing” naik 500 persen pada 2022 ini dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini menunjukkan ada banyak konsumen di Indonesia yang mencari tempat untuk bersantai untuk melepas stres.
Pada 27 Juli 2022 yang ditetapkan sebagai World Tourism Day tampaknya tidak hanya mengingatkan publik terhadap kebutuhan untuk bepergian dan mengeksplorasi. “Tapi juga menemukan berbagai destinasi untuk bersantai dan melarikan diri sejenak dari stres dan hiruk-pikuk kehidupan kota besar,” ujar Vania.
Menurutnya, makna bepergian kini jadi lebih dalam, tak lagi sekadar menjadi aktivitas untuk melihat tempat-tempat baru. “Ini adalah bentuk perawatan diri, momen menenangkan untuk melakukan refleksi diri, dan menjadi me time yang sangat berharganya,” ujarnya.
Vania menjelaskan dalam periode yang sama, penelusuran sejumlah kata kunci mengalami kenaikan. Misalnya, penulusuran terkait “hotel” naik 30 persen; penelusuran terkait “pantai” naik 26 persen; penelusuran terkait “taman” naik 19 persen; penelusuran terkait “danau” naik 13 persen; dan penelusuran terkait ”gunung” naik 7 persen.
Selain itu, Google juga melacak terjadinya peningkatan minat bepergian pada masyarakat Indonesia. Dari 17 persen pertumbuhan itu, kata Vania, pencarian terkait penginapan dan tiket pesawat juga tentunya ikut meningkat. Adapun pada periode Juni – Agustus 2022 jika dibandingkan pada 2019, pencarian terhadap akomodasi naik hingga 21 persen. Sementara itu, pencarian tiket pesawat naik hingga 11 persen, disbanding dengan periode yang sama.

Untuk bersantai, tren pada 2022, cara lain yang biasanya dilakukan adalah merencanakan rekreasi ke “desa wisata” terdekat, yang terlihat dari naiknya penelusuran untuk desa-desa wisata sebesar 68 persen dari periode yang sama.
Dalam periode yang sama juga penelusuran terkait “Kintamani” naik 64 persen, penelusuran terkait “Lombok” naik 34 persen, penelusuran terkait “Singkawang” naik 33 persen, penelusuran terkait “Ijen” naik 30 persen, penelusuran terkait “Danau toba” naik 26 persen, penelusuran terkait “Bunaken” naik 23 persen, dan penelusuran terkait “Sabang” naik 22 persen.
Vania mengatakan, data itu memperlihatkan tingginya antusiasme wisatawan domestik terhadap kota-kota kecil di Indonesia. Oleh karena itu, “Hotel-hotel perlu belajar untuk menggaet para wisatawan yang sudah semakin nyaman mencari informasi di dunia online,” ujarnya.
Atas laporan Google Destination Insights, Gaery Undarsa Co-Founder & CMO tiket.com juga sependapat dengan tren “healing” yang terjadi di masa pandemik. Menurutnya, pada masa pandemi, mobilitas masyarakat dibatasi dan harus melakukan aktivitas sehari-hari kebanyakan dari rumah. “Bepergian ke luar negeri juga dibatasi, menjadikan masyarakat Indonesia hanya wisata di dalam negeri,” kata Gaery.

Menurutnya, Bali adalah tempat liburan paling populer di Indonesia, tetapi Indonesia memiliki lebih banyak lagi tujuan wisata lain yang menawarkan keindahan alam, keberagaman budaya, dan berbagai aktivitas liburan.
Saat itulah tren staycation dan “liburan dekat rumah” menjadi populer sebagai bentuk “healing” masyarakat dari lelahnya terkungkung dan ingin menemukan lebih banyak lagi hidden gem Indonesia.
Sementara itu, hasil penelusuran Google Destination Insight menyatakan bahwa minat perjalanan wisatawan luar negeri ke Indonesia naik 36 persen pada Juni-Agustus 2022, dibandingkan periode yang sama pada 2019. Hal ini merupakan salah satu tanda akan bangkitnya industri pariwisata Indonesia setelah pandemi Covid-19. Para wisatawan global yang memiliki minat untuk melakukan perjalanan liburan ke Indonesia, rata-rata memilih Bali sebagai tempat destinasi. Pernyataaan itu tercermin dari Google Trends, dengan hasil penelusuran terkait “Kintamani” naik sebesar 64 persen.
agendaIndonesia
*****