Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 mulai digelar.

Indonesia fokus selamatkan 2 juta lapangan kerja yang hilang akibat pandemik yang telah berjalan selama dua tahun ini. Dalam 34th Joint Meeting of the UNWTO Commission for East Asia and the Pacific and the UNWTO Commission for South Asia, 14 Juni 2022, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf), Angela Tanoesoedibjo, mengatakan pada masa pandemi COVID-19juga bergerak untuk memulihkan dampak sosio-ekonomi sektor parekraf bagi masyarakat yang terdampak oleh pandemi.

Indonesia Fokus Selamatkan 2 Juta Lapangan Kerja

“Dampak ini terutama mengurangi ketimpangan dengan mendistribusikan pemerataan keuntungan, investasi, infrastruktur, dan capacity building,” kata Angela.

Indonesia fokus selamatkan 2 juta lapangn kerja di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata.
Perajin sebagai bagian dari industri dan ekonomi kreatif. Foto: DOk. Kemenparekraf

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, memaparkan upaya pemulihan sektor parekraf Indonesia dalam forum rapat bersama Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) di Maladewa.

Ia menambahkan, sektor pariwisata di Indonesia juga memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pengembangan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yaitu melalui pengembangan ecotourism, penguatan identitas kebudayaan, dan perkuatan komunitas lokal. “Selain itu pada masa pandemi COVID-19, Kemenparekraf juga bertugas untuk membantu manajemen pandemi dan mempersiapkan sektor pariwisata yang tangguh, berkelanjutan, dan berkualitas,” katanya.

Angela menjelaskan, Indonesia fokus selamatkan 2 juta lapangan kerja, salah satu upayanya adalah mempersiapkan sektor pariwisata pascapandemi adalah sertifikasi bagi para pelaku parekraf di Indonesia. Di mana, sudah ada sekitar 12 ribu pelaku parekraf yang tersertifikasi.

Selain itu, Kemenparekraf juga mempromosikan pengembangan blue and green economy di sektor pariwisata dengan mengemukakan pengembangan ecotourism, penggunaan transportasi ramah lingkungan di sektor pariwisata, program manajemen limbah di destinasi wisata, dan carbon footprint oddsetting platform bagi wisatawan.

Indonesia fokus selamatkan 2 juta lapangan kerja salah satunya dengan blue and green economy
Mobil listrik di kawasan wisata sebagai bagian pengembangan bluw dan greem economy. Foto: Dok. Kemenparekraf

Dalam kesempatan tersebut, Angela mengungkapkan saat ini wisatawan mancanegara sudah memperoleh berbagai kemudahan. Di mana, saat ini tersedia visa kedatangan untuk 72 negara, dan semua pelancong yang sudah divaksinasi bebas dari karantina, pra-keberangkatan, dan tes masuk.

Saat ini, pariwisata Indonesia sedang menuju ke arah yang baik, dengan permintaan pasar domestik yang signifikan untuk bepergian dan kemudahan kebijakan untuk kedatangan internasional. Seiring dengan kemudahan dan stabilitas dalam kebijakan perjalanan, kami melihat pertumbuhan 350 persen dari pos kedatangan internasional sejak Januari tahun ini dibandingkan tahun lalu,” kata Angela.

Meski demikian, Angela mengatakan masih ada beberapa hal terkait ketersediaan konektivitas yang terbatas dan adanya peningkatan harga. Namun, dengan adanya tantangan ini, Angela menyatakan Indonesia berkomitmen untuk senantiasa melakukan perbaikan di sektor parekraf, terutama terkait persiapan Presidensi G20.

“Indonesia berkomitmen untuk memulihkan pariwisata dengan menyelenggarakan acara internasional termasuk serangkaian acara sampingan untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia di mana kami bekerja sama dengan UNWTO untuk agenda pariwisata,” kata Angela menjelaskan soal Indonesia fokus selamatkan 2 juta lapangan kerja..

Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sestama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani memaparkan upaya pengembangan desa wisata Indonesia dalam acara High Level Debate UNWTO di Maladewa.

Dalam UNWTO High-Level Debate on Community Based Tourism, Sesmenparekraf Ni Wayan Giri menyampaikan bahwa desa wisata telah terbukti menjadi bentuk terbaik wisata berbasis masyarakat yang inklusif.

Pada program desa wisata kami mengintegrasikan akomodasi lokal, daya tarik, dan saling melengkapi di bawah tata kelola desa dengan kearifan lokal. Program ini telah terbukti meningkatkan mata pencaharian masyarakat desa, seperti yang ditunjukkan di Desa Wisata Penglipuran di Bali, di mana desa tersebut mampu menghasilkan lebih dari 1,45 juta dolar AS pendapatan pada 2020,” kata Sesmenparekraf Ni Wayan Giri.

Indonesia fokus selamatkan 2 juta lapangan kerja.
Penari Bali. Foto: Dok. Kemenparekraf

Pengembangan desa wisata merupakan amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 sebagai upaya menuju pengalaman pariwisata yang berkualitas yaitu untuk pengembangan pariwisata yang lebih baik.

Kemenparekraf pun berkomitmen untuk mendorong implementasi pariwisata berbasis masyarakat melalui pengembangan desa wisata.

Sesmenparekraf menjelaskan ada berbagai langkah yang dilakukan Kemenparekraf dalam menggenjot pembangunan desa wisata, diantaranya program bantuan untuk 244 desa wisata mandiri dari 2021 hingga 2024; Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan yang sesuai dengan Standar Destinasi Pariwisata Berkelanjutan serta diakui oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC); dan program Indonesia Tourism Village Award.

“Sehingga program desa wisata ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan desa, mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi desa, mendukung pemerintah daerah yang berkomitmen untuk mengembangkan desa wisata untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, memberantas kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan,” kata Sesmenparekraf.

Pada kesempatan itu, Sesmenparekraf juga menyampaikan bahwa Community Based Tourism (CBT) atau biasa disebut sebagai pariwisata berbasis masyarakat ini dinilai menjadi salah satu media untuk belajar dan berbagi pengalaman bersama dalam mendorong dan mewujudkan masyarakat setempat menjadi pelaku dan terlibat dalam pengembangan pariwisata di daerahnya.

Oleh karena itu, dari segi kapasitas, diperlukan sumber daya manusia yang terampil dalam rangka mengelola kegiatan terkait pariwisata sekaligus menentukan jenis pengembangan pariwisata yang sesuai untuk masyarakat,” ujar Ni Wayan Giri.

Kemenparekraf pun mendorong peningkatan kapasitas SDM yang terampil melalui program reskilling, upskilling, sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik dan dapat bersaing.

“Kami juga dari Kemenparekraf bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan yaitu masyarakat (lembaga masyarakat/masyarakat), pemerintah, industri, akademisi, dan media (sebagai katalisator) untuk terus meningkatkan kualitas SDM pariwisata,” ujar Ni Wayan Giri.

agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi