
Jogja Travel Mart atau Jogja International Travel Mart (JITM) kembali digelar tahun ini secara offline atau luring. Dua tahun sebelumnya, 2020 dan 2021, JTM dilaksanakan secara hybrid karena situasi pandemik Covid19.
Jogja Travel Mart
Jogja Travel Marr 2022 dilaksanakan selama empat hari pada 12-15 September 2022 dan berpusat di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Mengusung tema Stronger Recovery of Tourism, pelaksana program berharap pariwisata DIY segera pulih dan bangkit lebih kuat.
Ajang ini menjadi pertemuan para pelaku Industri pariwisata tanah air dan mancanegara untuk menawarkan sejumlah paket promosi wisata menarik.

Kegiatan Jogja Travel Mart kali ini diikuti 50 buyer luar negeri serta 60 seller dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang berasal dari agen perjalanan wisata, hotel, serta destinasi wisata dan sejumlah perusahaan. Pembeli dari luar negeri berasal dari 10 negara di Eropa, Amerika, serta Asia. Seperti Perancis, Spanyol, Malaysia, Singapura, Thailand, India, dan juga Kanada.
“Event ini salah satunya untuk menggaet lagi pangsa wisatawan mancanegara pasca pandemi Covid-19 mereda,” kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo di sela perhelatan itu di Yogyakarta, Selasa 13 September 2022.
Meski mengundang buyer dari 10 negara, Jogja Travel Mart kali ini belum sebesar jika dibandingkan dengan perhelatan pada 2019 silam. Event ini sebelum pandemi melibatkan buyer dari 18-20 negara. Untuk tahun ini, di antara dari 10 negara yang hadir terdapat pasar wisata paling potensial untuk Yogyakarta, seperti Filipina, Vietnam, dan Malaysia.
Manfaat utama dari ajang itu, kata Singgih, akan memberikan kesempatan kepada buyer luar negeri yang diundang agar ‘kulakan’ paket-paket wisata yang ada di Yogyakarta. “Di ajang ini para buyer dan seller bertemu dan bernegosiasi soal paket wisata unggulan di Yogyakarta, khususnya untuk kunjungan ke desa-desa wisata,” kata Singgih
Ketua Panitia JITM 2022, Edwin Ismedi Himna menargetkan dalam ajang ini bisa tercapai transaksi Rp 50 hingga Rp 60 miliar. “Target itu dari asumsi satu hotel bisa menjual paket Rp 1 Miliar, target ini sebenarnya cukup kecil kalau melihat kondisi transisi pasca Covid-19 saat ini, kenaikan baru akan terasa mungkin pada 2023 nanti, ketika penerbangan normal sepenuhnya,” kata Edwin.
Edwin mengatakan, event yang penyelenggaraannya memasuki tahun ke 13 ini untuk kali pertama kembali melibatkan buyer mancanegara. Perhelatan terakhir yang melibatkan buyer mancanegara terakhir 2019 silam karena 2020-2021 pandemi Covid-19 masih tidak memungkinkan situasinya.
Sekretaris Jenderal DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) DIY Mira Dhanisari menyatakan event ini menjadi peluang pelaku industri wisata untuk menawarkan produknya sehingga bisa meningkatkan lama tinggal wisatawan mancanegara. “Harapannya pasca-pandemi Covid-19 mereda ini, kunjungan wisatawan mancanegara ke Yogya tidak hanya 2-4 hari, tapi kami mulai tawarkan bisa menginap minimal enam hari,” kata dia.
Sekretaris Jenderal DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) DIY Mira Dhanisari menyatakan event ini menjadi peluang pelaku industri wisata untuk menawarkan produknya sehingga bisa meningkatkan lama tinggal wisatawan mancanegara. “Harapannya pasca-pandemi Covid-19 mereda ini, kunjungan wisatawan mancanegara ke Yogya tidak hanya 2-4 hari, tapi kami mulai tawarkan bisa menginap minimal 6 hari,” kata dia.
Tentu saja untuk meningkatkan lama tinggal itu, paket wisata yang disiapkab biro perjalanan lebih komplet. Tak sekadar mengunjungi ikon utama seperti Candi Borobudur, Prambanan, Kraton Yogyakarta, Tamansari, dan Candi Ratu Boko. “Tapi bisa kami tawarkan di sela rute itu mengunjungi desa- desa wisata,” katanya.,
Pada JITM kali ini, pihaknya mendorong agar paket desa wisata menjadi salah satu yang ditawarkan. Sebab, “DIY sendiri memiliki 143 desa wisata dengan berbagai macam jenis atraksi,” kata Mira seraya berharap desa wisata ini menjadi salah satu keunggulan pariwisata di Yogyakarta.
Adapun Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo mengatakan untuk mendukung percepatan pemulihan wisata di Yogya terutama dari pasar wisatawan manca negara, butuh dukungan penuh dari pemerintah. “Misalnya komitmen pemerintah membuka rute rute internasional melalui bandara Yogya, ini butuh keseriusan agar rutenya lebih banyak,” kata dia.
agendaIndonesia
*****