
KRL Yogya-Solo akan beroperasi normal mulai 10 Februari 2021 setelah selesainya uji coba. Kereta rel listrik atau KRL Jogja-Solo ( KRL Yogyakarta-Solo) diuji coba hingga 7 Februari 2021.
KRL Yogya-Solo
“Insya Allah tanggal 10 Februari sudah melakukan perjalanan untuk umum. Untuk tarif normal, flat Rp 8.000, sama dengan tarif KA Prameks, waktu tempuh lebih cepat dan kereta baru,” kata Direktur Operasi dan Pemasaran PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Wawan Ariyanto dilansir Antara, Jumat 22 januari 2021.
Wawan mengatakan untuk jumlah kereta yang akan dioperasikan nantinya sebanyak 10 rangkaian. Saat ini, sudah siap enam rangkaian kereta. “Masing-masing rangkaian KA ada empat gerbong, tetapi bisa saja dijalankan delapan gerbong,” jelas dia.
Ia mengatakan mengingat saat ini masih ada protokol kesehatan yang harus diterapkan, untuk kapasitas masing-masing gerbong hanya dibatasi maksimum 74 penumpang. “Itu sudah menerapkan jaga jarak, kalau normalnya sebanyak 200 penumpang. Untuk jadwalnya sementara kami menggunakan seperti KA Prameks dulu,” kata Wawan.
Ia mengatakan nantinya untuk Solo-Yogyakarta akan dilakukan perjalanan sebanyak 20 perjalanan atau 10 perjalanan pulang-pergi (PP). Menurut dia, waktu tempuh KRL Solo-Yogyakarta 68 menit atau lebih cepat 20 menit dibandingkan KA Prameks yang mencapai 88 menit.

“KRL Yogyakarta-Solo ini berhenti di 11 stasiun, sedangkan Prameks hanya berhenti di enam stasiun,” tutur Wawan. Sementara itu, pada uji coba yang sudah dimulai sejak Rabu (20/1/2021), pihaknya sekaligus memberikan edukasi terkait cara menumpang KRL Jogja-Solo. “Perlu edukasi, biasanya pakai tiket KAI Access sekarang tap in dan out, seperti di jalan tol harus sepasang, baik tap in maupun out. Semua penumpang yang berangkat dari Solo, tap in, sampai di Jogja, harus keluar gate dulu untuk tap out. Kalau mau ke Solo lagi harus tap in dan tap out saat tiba di Solo,” kata Wawan.
Sementara itu, Direktur Utama PT KCI Wiwik Widayanti menjelaskan, untuk panjang yang dilintasi jaringan KRL Solo-Yogyakarta sendiri lebih kurang 60 kilometer. Sedangkan untuk total perjalanan rencananya sebanyak 20 perjalanan per hari dengan waktu tempuh masing-masing sekitar 58 menit.
Untuk stasiun operasional, lanjutnya, pada rute tersebut ada sebanyak 11 stasiun, yaitu Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Prambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan Solobalapan (stasiun KRL Jogja-Solo). Untuk melengkapi pelayanan KRL, kata dia, PT KAI kembali membuka sejumlah stasiun yang sebelumnya tidak melayani pengguna. “Ini diharapkan mampu mendorong perekonomian di wilayah stasiun di tengah upaya pulih dari pandemi,” kata Wiwik.
Dengan beroperasinya KRL dari Jogja hingga Solo, praktis kereta berbasis listrik ini akan menggantikan operasional KA Prambanan Ekspres atau KA Prameks. Rangkaian KA Prameks rencananya direlokasi ke daerah lain sebagai moda transportasi kereta lokal. Nantinya, dengan menggunakan KRL Jogja-Solo (KRL Yogyakarta-Solo), mobilitas warga sepanjang Jogja-Solo akan lebih meningkat dan meningkatkan roda perekonomian di Yogyakarta dan Solo Raya. KRL memiliki beberapa keunggulan di antaranya kapasitas angkut yang lebih banyak dan efisiensi operasional karena listrik yang dianggap lebih murah. Headway kedatangan kereta juga bisa ditingkatkan.
Untuk mengoperasikan KRL ini, disebutkan ada investasi elektrifikasi Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo mencapai Rp1,2 triliun. KRL ditargatkan akan beroperasi pada Februari ini. “Anggaran pembangunan elektrifikasi Rp1,2 triliun dengan kontrak tahun jamak sejak 2019,” ujar Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Tengah Putu Sumarjaya dalam diskusi virtual yang bertajuk “Hadirnya KRL Yogya-Solo” di Jakarta, Selasa 19 Januari 2021.
Anggaran tersebut untuk pekerjaan yang meliputi pengadaan peralatan dan scada, pengadaan bangunan sipil gardu, serta pekerjaan instalasi. Adapun untuk pekerjaan Listrik Aliran Atas (LAA) yakni material peralatan, instalasi, serta uji coba KRL
Selanjutnya, pekerjaan modifikasi sinyal elektrik Yogyakarta – Lempuyangan dan penggantian persinyalan elektrik di Stasiun Solo Balapan yang elektrifikasi dilakukan sepanjang 60 kilometer jalur Yogyakarta – Solo meliputi 11 stasiun. Secara keseluruhan mulai 2019, dan bisa dioperasikan pada 2021.”Dengan progres fisik mencapai 91 persen menyisakan pekerjaan finishing fasilitas pendukung operasi,” katanya.
KRL Yogyakarta – Solo akan menggantikan operasi kereta api Prambanan Ekspress atau Prameks yang bergerak dengan mesin diesel sejak 1994. Pembangunannya juga menjadi rencana induk kereta api dengan penggunaan energi listrik sebagai penggerak yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Dengan hadirnya 11 stasiun, diharapkan dapat menambah aksesibilitas dan memudahkan masyarakat sebab pada lintas KA Prameks hanya ada enam stasiun.
agendaIndonesia/antara
*****