
Resto J Sparrows memunculkan aneka menu berbahan ikan laut. Mulai dari makanan pembuka hingga utama hingga main course.
Resto J Sparrows
Biasanya matahari berada tepat di atas kepala kala jarum panjang-pendek yang terpampang di jam tangan bertubrukan. Namun kali ini tidak. Langit bulan kesepuluh di Ibu Kota ibarat padang guram yang hanya menyimpan mega serta halimun. Sekali ditegur angin, titik-titik air tumpah membasahi tanah.
Di luar gedung-gedung gergasi kawasan Mega Kuningan, orang-orang kantoran bergegas mencari tempat berteduh. Padahal baru beberapa langkah menjamah jalanan. Cuaca demikian membuat pekerja gamang bepergian, apalagi sekadar untuk makan siang. Saya pun begitu. Malas basah-basahan, restoran terdekat dari tempat berjejak lantas menjadi incaran—kala itu saya sedang berada di gedung Noble House.
Kebetulan ada restoran anyar yang belum genap sebulan buka. Dari dekat, nama restoran terpampang jelas: J Sparrow’s. Sekilas mirip-mirip dengan nama tokoh bajak laut dalam film trilogi Pirates of the Caribbean. Namun, alih-alih menemukan properti para perompak kapal, yang saya temukan deretan botol wine tertata apik.
Ruangan berkapasitas lebih dari 100 orang itu tak jua terlihat seperti kapal yang dijarah. Malahan terpandang rapi, klasik, nyaman, dan asri. Kursi-kursi kayu ditata acak di tengah ruangan. Di bagian pinggir, terdapat bar membujur lurus ke counter rum—minuman beralkohol hasil fermentasi dan distilasi molase. Sedangkan di bagian pojok, sejumlah sofa abu-abu disusun berhadapan. Warna cokelat akrab menyapa sejauh mata memandang.
Saya kemudian memilih duduk di sofa agar bisa menikmati pemandangan luar. Namun tak jarang kepala menuruti hasrat untuk tur visual: menengok ke belakang, kanan-kiri, dan atas-bawah. Bila dicermati, bagian atapnya mirip bentuk langit-langit Kapel Sistina karya Michelangelo. Bedanya, tak terdapat lukisan di sini.
“Desainer interiornya Martha dan Andrew, yang juga mendesain Bluegrass Bar and Grill di Bakrie Tower Rasuna Said. Kebetulan Bluegrass dan J Sparrow’s satu manajemen,” tutur staf public relations untuk manajemen tersebut, yang kebetulan mendampingi kala itu. J Sparrow’s memang dibangun dengan konsep Eropa klasik.
Tak lama duduk di salah satu sudut restoran, bau olahan dari penghuni laut menggoda penciuman. Wanginya khas dan memantik hasrat untuk segera memesan makanan. Staf resto begitu tanggap, dan buku menu pun lantas dengan cepat mendarat di hadapan. Ternyata sajian andalan di restoran ini memang berbahan ikan laut. Ada yang berbahan dasar kepiting, cumi-cumi, udang, hingga lobster.
Untuk pembuka pilihan saya jatuhkan pada Tuna Tartare. Hadir dalam cetakan bulat. Dari luar tampak seperti puzzle daging tuna berwarna pink segar bercampur mangga kecil-kecil. Di lidah, rasanya amat segar. Perpaduan asam dan manis mendominasi. Bikin selera makan langsung melonjak.
Selanjutnya, giliran Frutti di Mare yang ada di depan mata. Sepintas seperti carbonara, hanya rasanya lebih datar. Pasta yang digunakan dibuat sendiri—disebut pasta signature—rasanya lebih empuk dan tidak terlalu kenyal. Tambah nikmat ketika disantap dengan daging udang yang segar.
Sajian selanjutnya yang mendarat di meja saya adalah Killpatrick. Bahan utamanya kerang dengan cangkang berkapur. Kerang itu dimasak menggunakan saus worcestershire dibubuhi daun peterseli. Yang satu ini, ada yang ditambah bacon atau daging babi asap, ada juga tanpa potongan daging yang satu itu.
Hidangan andalan cukup berlimpah. Satu lagi adalah New York Shower, yang wujudnya seperti menara tiga tingkat. Ada udang segar di atas tumpukan bongkahan-bongkahan es bercampur potongan lemon. Yang satu ini, khusus bagi penyuka hidangan laut mentah.
Setelah itu, datang Cajun Mud Crab. Menelusup daging kepiting yang bersembunyi di balik cangkang jadi kenikmatan sendiri. Asyiknya disantap beramai-ramai jadi seru. Kepiting berukuran jumbo itu dilengkapi dengan sosis ayam dan sapi. Satu lagi yang tak kalah menggoda adalah The Lobster. Daging lobster dibiarkan merekah di balik cangkang yang dibiarkan terbuka. Warnanya keemasan, sedangkan cangkangnya berona merah matang. Harumnya merayu minta segera disantap. Saya mengiris daging itu dengan pisau. Ternyata, daging di bagian dalam berwarna putih bersih. Bumbu yang pas tidak merusak rasa aslinya. Juga teksturnya.
Beragam menu yang mengenyangkan ini enaknya ditutup dengan yang manis. Royal Bermuda Yacht Club jadi pilihan yang tepat, konsepnya seperti kapal karam. Bongkahan cokelat lokal yang manis berbentuk kapal akan cair kala disiram white spicy chocolate sauce. Rasanya nano-nano, manis dan mint bercampur jadi satu. Petualangan kuliner saya kali ini pun diakhiri dengan sajian cocktail yang segar. Rum yang menjadi andalan mengalir dalam kerongkongan, menghangatkan badan dan menyelimuti dari udara yang dingin siang itu. l
J Sparrow’s
Noble House Building, Lantai Dasar
Jalan Mega Kuningan Barat, Kuningan, Jakarta
F. Rosana/Dhemas RA/Dok TL