Tuban Creative Hub sebagai salah satu potensi pendukung pertumbuhan ekonomi kreatif.

Tuban Creative Hub bisa menjadi wadah pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Awalnya dimulai di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, namun ini bisa memancing pertumbuhan komunitas serupa di daerah lain. Oleh karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mendukung keberadaan Tuban Creative Hub sebagai wadah pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Tuban Creative Hub

Dalam Focus Group Discussion dengan Tuban Creative Hub yang digelar secara daring, Minggu 14 Februari 2021 malam, Sandiaga mengatakan Tuban sebenarnya memiliki potensi yang kaya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Di antaranya Makam Sunan Bonang dan Pantai Kelapa di sektor pariwisata, serta Batik Gedog yang menjadi ciri khas Tuban di sektor ekonomi kreatif.

“Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tuban ini sudah hadir dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Saya yakin di Tuban gerakan kebangkitan ekonomi kreatif ini sudah dimulai,” kata Sandiaga.

Sehingga, dengan adanya Tuban Creative Hub, Sandiaga berharap potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Tuban bisa digarap dan dikembangkan dengan lebih optimal. “Saya menyambut baik kolaborasi Tuban Creative Hub yang memanfaatkan platform digital sehingga para kreator muda terhubung dan tersambung dengan marketplace,” katanya.

Selain itu, Sandiaga juga mengungkapkan selain mengembangkan potensi wisata dan ekonomi kreatif, Tuban Creative Hub juga diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan seluas mungkin bagi warga masyarakat sekitar. “Mari kita bangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif dan kita ciptakan lapangan kerja bagi generasi muda,” ujar Sandiaga.

Acara ini juga turut dihadiri oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hari Santosa Sungkari; Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Neil El Himam; dan Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Inovasi dan Kreativitas, Josua Puji Mulia Simanjuntak.

Dalam kesempatan itu, Hari Santosa Sungkari mengatakan tujuan pendirian Creative Hub adalah untuk menampung ide-ide dari anggotanya dan juga memperbanyak pendaftaran hak kekayaan intelektual (HKI) dari produk-produk para pelaku ekonomi kreatif. “Saya harap dari Tuban Creative Hub ini nantinya akan ada ribuan hak cipta dan merek baru di bidang kriya, fesyen, fotografi, kuliner, dan lain sebagainya,” kata Hari.

Hari menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Tuban dapat mendaftarkan diri sebagai Kabupaten Kreatif melalui program Kabupaten/Kota Kreatif yang digagas oleh Kemenparekraf/Baparekraf dengan mengakses situs kotakreatif.kemenparekraf.go.id.

“Di situ ada penilaian mandiri semua pentahelix. Dengan adanya ini, kita bisa mengidentifikasi apa saja potensi ekonomi kreatif unggulan di Tuban,” jelas Hari.

Sementara, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf,  Muhammad Neil El Himam menambahkan, perlu ada peran dari berbagai pihak untuk mengembangkan potensi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. “Terutama peran pemerintah daerah yang juga harus aktif dalam mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi keatif, karena jika pemerintah daerah tidak tune in dengan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif maka akan mengurangi efektivitas pelaksanaan program,” ucap Neil.

Digital English Course

Dukungan lain Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) kepada industri parekraf juga diwujudkan melalui kerja sama dengan PT Cerdas Digital Nusantara (CAKAP). Kerja sama ini memberikan pelatihan daring bahasa Inggris bagi pelaku ekonomi kreatif melalui program Digital English Course.

Tuban Creative hub menjadi salah satu model pengembangan perekonomian kreatif dari daerah.
Produk ekonomi kreatif akan semakin bagus pemasarannya jika para pelakunya mampu berkomunikasi dalam bahasa Internasional. Foto: Dok. Kemenparekraf

Digital English Course ini akan dilaksanakan selama tiga bulan. Peserta yang mengikuti pelatihan ini sebelumnya telah mengikuti serangkaian tes seleksi untuk mengukur pencapaian pembelajaran. Tercatat dari 923 calon peserta yang mendaftar, sebanyak 250 orang yang dinyatakan lolos.

Direktur Pengembangan SDM Ekraf Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Ricky Fauziyani, dalam Kick Off Digital English Program secara daring, Senin 15 Februari 2021, mengatakan kemampuan berbahasa asing bagi pelaku ekonomi kreatif merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki, karena pelayanan kepada buyers dapat dilakukan dengan maksimal jika komunikasi terjalin dengan baik.

“Oleh karena itu, Kemenparekraf/ Baparekraf memfasilitasi pelatihan daring gratis untuk upskilling dan reskilling, salah satunya melalui Digital English Course,” kata Ricky.

Peserta program ini merupakan perwakilan dari 17 subsektor ekraf yang berasal dari 33 provinsi. Kuliner menjadi subsektor terbanyak yang mengikuti pelatihan ini, kemudian disusul fesyen, desain produk, aplikasi, dan kriya. Walaupun, pelatihannya dilakukan secara daring, pembelajaran menggunakan metode dua arah secara real time dengan guru profesional.

“Mudah-mudahan para peserta dapat memanfaatkan peluang ini dengan sebaik mungkin. Karena pelatihan ini tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris saja, tetapi sebagai ajang untuk membuka relasi, memperluas jaringan dengan 250 peserta yang datang dari berbagai subsektor ekonomi kreatif Tanah Air,” ujarnya.

agendaIndonesia

****

Yuk bagikan...

Rekomendasi