labuan bajo2 andi prasetyo IMG 6243

Ibu kota Kabupaten Manggarai Barat dengan suguhan senja berupa siluet pulau-pulau berbentuk kerucut dan dataran. 

Sebagai tempat persinggahan sebelum menuju Pulau Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sesungguhnya memberi tawaran wisata yang tak kalah menarik. Dari objek wisata berupa bukit, pantai, gua, sampai kehidupan masyarakatnya. Penjelajahan kota ini membutuh waktu sekitar dua hari. 

Labuan Bajo Hari Ke Dua

Pulau Kelor

Awak kapal mulai menarik tali jangkarnya. Biduk besar yang saya tumpangi akan berderu selama satu jam, meninggalkan daratan Labuan Bajo menuju Pulau Kelor. Pulau ini termasuk satu dari gugusan pulau kecil yang ada di sekitar kota di barat Nusa Tenggara Timur tersebut. Tak banyak orang tahu keindahannya lantaran jarang disinggahi turis. Padahal, ada dua lanskap yang menawan ditawarkan, yakni di laut dan di bukit. Pulau Kelor terdiri atas bukit berbentuk kukusan dengan bibir pantai yang cukup luas. Dari atas, tampak hamparan laut bersama gradasinya yang memukau. Di bibir pantai, orang bisasnorkelingmenyaksikan koral warna-warni menari. 

Ciao Hostel & Resto

Kala matahari meninggi di pulau, ide yang paling baik adalah kembali ke darat untuk mengisi perut. Ada sebuah restoran dengan masakan western cukup ternama tak jauh dari Pelabuhan Labuan Bajo. Lokasinya berada di lantai dua Ciao Hostel. Pilihannya berupa spageti atau pasta lainnya yang dimasak dengan beragam cara. Harganya berkisar Rp 43-73 ribu. Selain itu, ada aneka jus. Di semua sudut Restoran Ciao ini, tamu bisa langsung menghadap ke laut lepas. Ada gugusan pulau-pulau kecil di sekitarnya. 

Pelabuhan Labuan Bajo

Menjelang senja, beranjak ke Pelabuhan Labuan Bajo di Jalan Soekarno Hatta adalah ide menarik. Di sana, terlihat surya pulang ke peraduannya diiringi suara mesin kapal yang masih melaut. Pulau-pulau berbentuk kerucut dan dataran Flores yang tak ada putusnya mulai berubah warna jadi hitam, mengabarkan siluet. Pendar-pendar lampu mercusuar menyala, mengesankan alam pada malam yang romantis. Di situ pula, tergambar keaslian kehidupan masyarakat sekitar. Tak perlu mengeluarkan bujet untuk menikmati sore menjelang petang yang syahdu di sini. 

La Cucina

Kembali malam, suasana Kampung Tengah sebagai sentra berkumpulnya para turis mulai menampakkan kehidupannya. Kafe-kafe berjajar di sepanjang jalan. Namun ada satu yang paling menarik lantaran interiornya banyak menggambarkan pernik bahari. Namanya La Cucina. Konsepnya fusi Italia-Nusantara. Warna yang diangkat dominan putih dan biru. Kafe ini dulu pernah disinggahi Valentino Rossi ketika ia menyambangi Labuan Bajo. Ada tulisan tangan pembalap kesohor itu di salah satu sudut ruangan disertai tanda tangannya. Harga per porsinya tak terlampau mahal mulai Rp 20 ribu. l

Rosana & Andi Prasetyo 

******

Yuk bagikan...

Rekomendasi