
Keju lokal Indonesia pasti sudah banyak yang sering mengkonsumsinya. Mungkin tanpa sadar mengetahui jika itu adalah produk buatan sejumlah daerah di Indonesia, karena membelinya di jaringan supermarket dunia.
Keju Lokal Indonesia
Keju memang bukan makanan asli Indonesia, ia masuk dan dikenal di negeri ini karena dibawa orang-orang Belanda pada zaman kolonial. Produk ini merupakan salah satu makanan yang terbuat dari susu.
Untuk konsumsinya, keju dapat disantap langsung atau dijadikan bahan campuran pada hidangan. Cita rasa keju umumnya manis dan asin. Rasa ini dapat ditemukan di banyak produk pastry dan kue seperti puff pastry, cheese cake, roti isi , atau masakan-masakan pasta Italia.
Bertahun lamanya, masyarakat Indonesia memahaminya kalau keju adalah buatan luar negeri. Produk impor, atau setidaknya jika diproduksi di Indonesia ia menggunakan merek luar negeri.

Ternyata beberapa daerah di Indonesia sudah dikenal memproduksi keju dengan mengandalkan bahan-bahan lokal. Meski mungkin keju Eropa masih mendominasi pasar dunia, tapi keju lokal Indonesia juga merupakan produk berkualitas. Pabriknya tersebar di beberapa daerah.
Keju lokal Indonesia punya kualitas yang tak kalah baik. Produsen keju lokal ini tak main-main soal kualitas dan rasa. Berikut lima keju lokal Indonesia yang patut dicoba dan menjadi pilihan utama.
Keju Indrakila Boyolali
Di Boyolali, Jawa Tengah, selain jadi sentra susu sapi, juga ada produsen keju yang cukup terkenal. Indrakila adalah pabrik keju pertama di Jawa Tengah, pendirinya pemuda asli Boyolali bernama Noviyanto.
Keju Indrakila ini mulai dibuat pada 2009 lalu dan kini produksinya sudah terbilang besar. Dalam sehari, pabrik mampu menghasilkan 50 kilogram keju dari sembilan varian berbeda. Keju Indrakila bahkan membuat keju jenis Boyobert yang berasal dari kata Boyolali Camembert.

Berawal memanfaatkan kelebihan produksi susu sapi di daerahnya, Noviyanto kemudian mengolahnya menjadi produk keju dengan nama Indrakila. Keju Indrakila mempunyai kualitas yang tak kalah dari produk keju buatan luar negeri.
Pembuatan keju Indrakila ini menggunakan 99 persen susu sapi segar lokal yang sudah dipanaskan dicampur dengan garam dan bakteri Lactobacillus untuk mengasamkan susu dan bakteri Streptococcus untuk menggumpalkan susu.
Salah satu varian keju Indrakila adalah jenis mozzarella diakui sebagai keju dengan rasa yang paling mendekati keju mozarella impor.
Keju Baros Sukabumi
Di kawasan Sukabumi juga ada pabrik keju bernama Baros. Keju yang dihasilkan awalnya jenis keju gouda dengan empat varian. Selain memproduksi keju, pabrik ini juga menyediakan paket tur untuk pengunjung yang ingin mengetahui proses pembuatan keju.
Bagipenggemar keju, keju gouda bukan jenis yang asing. Namanya mengacu pada Kota Gouda, Belanda, yang tak lain merupakan asal mula produk keju jenis ini. Keju gouda berwarna kuning tua, termasuk dalam golongan keju semi padat (semi hard cheese) hingga padat (hard cheese).
Rachmantio adalah nama pengusaha keju lokal Indonesia dengan bendera PT Bukit Baros Cempaka di Sukabumi. Pengusaha kelahiran Cirebon ini mengolah dan memproduksi keju gouda dengan masa pemeraman antara 1,5 bulan hingga lebih dari empat bulan.

Berkat ketekunannya, produk keju gouda bermerek Baros sejajar dengan produk-produk keju impor di rak-rak supermarket. Ia mengaku memilih gouda, dan bukan cheddar, karena kualitasnya.
Awalnya, Keju Baros fokus memproduksi jenis keju gouda. Belakangan mereka juga memproduksi keju jenis lain.
Agar rasa dan kualitasnya sama seperti keju asal kota Gouda, perusahaan ini sempat mendatangkan ahli keju Gouda dari Belanda untuk mengajarkan cara pembuatan keju kepada karyawannya. Susu sebagai bahan utamanya berasal dari sapi Friesian Holstein yang didatangkan langsung dari Belanda.
Keju Lembang Bandung
Keju yang diproduksi di Bandung ini punya merek Keju Lembang. Usaha produksi keju skala mikro ini didirikan sejak 2013 di kawasan Lembang yang terkenal sebagai salah satu pusat susu Indonesia.
Produk keju mozzarella di pabrik ini terkenal dengan kualitasnya yang lezat dan mirip seperti keju Italia. Kualitas keju produksi ini bahkan diawasi langsung oleh ahli keju di bawah supervisi akedmisi dari Teknik Kimia, ITB.
Keju Yogyakarta
Dari kota pelajar Yogyakarta ada juga produsen keju artisan yang menarik. Keju dengan label Mazaarat ini mengusung tagline sebagai keju alami yang sehat dan berkualitas. Total ada 14 jenis keju yang dibuat di pabrikan ini. Mulai dari keju mozzarella, halloumi, feta, ricotta hingga keju gouda. Keju di tempat ini diproduksi dalam skala kecil namun tetap mengandalkan kualitas premium.
Bahan utama keju Mazaraat Artisan Cheese adalah susu kambing dan sapi namun organik. Artinya, sapi dan kambing tersebut dipastikan hanya memakan rumput yang bebas pestisida atau pupuk kimiawi serta bebas dari suntikan hormon antibiotik pemacu produksi susu.
Selain itu, keju Mazaraat Artisan Cheese tidak mengandung bahan pengawet, aditif, perasa buatan, pewarna kimiawi atau bahan GMO (genetically modified organism) sehingga tidak bisa disimpan terlalu lama
Keju Rosalie Bali
Rosalie Cheese menciptakan keju spesial dengan sentuhan unik pada rasa lokal. Produsen keju yang pabriknya berada di Denpasar, Bali, ini menggunakan bahan-bahan alami, tanpa pengawet dan pewarna. Susu yang digunakannya pun berasal dari kambing etawa dan saanen yang diambil dari peternak di Kecamatan Negara, Bali.
Salah satu alasan menggunakan susu kambing adalah karena kambing beranak dan melahirkan secara natural dan tidak perlu disuntik seperti sapi.
Selain itu, susu kambing juga lebih mudah dicerna tubuh manusia serta cocok untuk mereka yang intoleransi terhadap laktosa.
Rosalie Cheese menyediakan beberapa varian antara lain black-pepper goat, plain goat feta, black and white cheese, camembert dengan moringa (daun kelor), serta crotting cheese dengan bungkus daun anggur.
Ayo mulai mengkosumsi keju lokal Indonesia yang creamy-nya tak kalah dengan keju impor.
agendaIndonesia
*****