Kota batu dan Apel, wisata sambil memetik apel

Kota Batu dan apel rasanya seperti dua hal yang tak terpisahkan. Anggapan ini tidaklah berlebihan jika melihat tumbuhnya parwisata di kota Batu, yang secara administratif ditetapkan pada 6 Maret 1993 lalu menjadi kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang pada 17 Oktober 2001.

Kota Batu dan Apel

Batu, selain memiliki potensi keindahan alam tersendiri, sejak lama menjadi ikon buah apel di Indonesia. Kota Batu sendiri adalah sebuah kota di Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 kilometer sebelah barat daya Surabaya atau 15 kilometer sebelah barat laut kota Malang.


Buah ini baru muncul di sekitar Malang pada sekitar 1934.  Ini seiring dengan dibawa masuknya bibit apel ke Indonesia pada sekitar 1930-an oleh Belanda. Sesungguhnya, wilayah pertama yang menjadi tempat penanaman apel justru bukan daerah Malang Raya, tapi di Nongko Jajar di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.


Di Malang, apel pertama kali masuk pada tahun 1929 dan pertama ditanam di desa Nglebo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Terdapat 20 varietas apel yang dibawa dan semuanya berasal dari Australia. Dekade sekitar tahun 50-an dan 60-an merupakan masa-masa apel mulai banyak dikenal dan ditanam petani di wilayah ini.

Pada awal persebarannya, petani dan penanamnya hanya terbatas pada orang-orang Belanda yang menjadi tuan tanah. Pada tahun 1934 mulai ada petani etnis Tionghoa di Batu yang juga menanam apel walaupun dengan varian yang berbeda.

Tanaman apel mulai banyak dibudidayakan di wilayah Batu sejak sekitar 1950-an sebagai pengganti jeruk yang banyak mati diserang penyakit. Mulai saat itulah wilayah Malang semakin identik dengan apel terutama ketika tanaman ini juga mulai dikembangkan di daerah Poncokusumo.


Tahun 1970-an merupakan saat-saat produksi apel Malang mulai jauh meningkat baik dari segi kualitas dan kuantitas. Sejak tahun 70-an hingga 90-an, apel menjadi produk andalan wilayah sekitar Malang, terutama Batu dan Poncokusumo. Kerena jumlah yang banyak serta buah yang lezat dari apel Malang ini, sampai muncul sebutan Malang kota apel. Meskipun aslinya sentra apel ada di Batu.

Sejak akhir tahun 80-an di Batu tumbuh semangat mengembangkan perkebunan apel tidak sekedar produksi buah, namun juga sebagai pusat wisata. Di sejumlah perkebunan pengunjung bisa berwisata sambil memetik apel langsung dari pohonnya. Di sana juga ada banyak pilihan tempat wisata petik apel yang bisa dikunjungi.


Jenis apel yang ditanam di Malang dan Batu, ada lima jenis, yaitu Apel Manalagi, Apel Rome Beauty, Apel Granny Smith, Apel Anna, dan Apel Wanglin. Tiap jenis apel memiliki rasa dan tekstur daging buah yang berbeda.

Jika ingin main ke Batu dan mampir ke perkebunan apel yang menyediakan kesempatan memetik buahnya langsung dari pohonnya, berikut ada tiga perkebunan yang bisa dijadikan referensi.

Pertama Wisata Petik Apel Agro Rakyat. Letaknya di Jalan raya Sidomulyo, Kecamatan Batu dan buka setiap hari antara jam 7 pagi hingga 6 sore. Tempat wisata petik apel ini hanya memiliki 4 dari 5 jenis apel yang umumnya ada di Batu.


Wisata Petik Apel Agro Rakyat ini menawarkan harga tiket masuk kebun apel malang sekitar Rp 25 ribu per orang dan bila ingin membungkus hasil petikan apel kamu harus mengeluarkan uang sekitar Rp 12 ribu per kilonya. Umumnya, dalam berwisata petik apel ini wisatawan bisa makan apel sepuasnya di tempat dan hanya boleh memetik apel sesuai area yang telah ditentukan petugas kebun.


Pilihan ke dua adalah Agro Wisata Petik Apel Kelompok Tani Makmur Abadi atau KTMA. Di sini pengunjung bisa datang kapan sepanjang tahun alias tidak memiliki musim. Ini karena mereka menyediakan area lahan pohon apel yang dikhususkan untuk menjaga ketersediaan buah apel bagi para pengunjung.


Terletak di Jalan Pangeran Diponegoro kawasan Tulungrejo, Bumiaji, Batu. Mereka mengenakan tiket masuk Rp 20 ribu per orang saat hari-hari biasa dan Rp 25 ribu per orang di akhir pekan. Dengan harga segitu, selain bebas makan di kebun, pengunjung juga mendapatkan

welcome drink. Untuk membawa hasil petikan apel, pengunjung harus menebusnya sebesar Rp 20 ribu per kilogramnya. Selain itu, pengunjung bisa menikmati beberapa fasilitas berbayar, seperti memeras susu sapi, permainan anak dan outbond.


Pilihan lainnya untuk memetik apel ada di Kusuma Argowisata. Uniknya, Kusuma tidak hanya menyediakan wisata petik apel ,tetapi juga buah strawberry. Jika pengunjung berencana datang bersama rombongan, sebaiknya mengambil paket yang disediakan pihak pengelola, yaitu paket agro edukasi dan paket study tour yang minimal terdiri dari 30 orang.

Rombongan akan didampingu seorang pemandu wisata saat mengelilingi perkebunan. Di sini pengunjung diwajibkan membeli tiket seharga Rp 85 ribu per orang. Meskipun cukup mahal, tapi pengunjung bisa menikmati berbagai keuntungan, selain memetik dan makan apel, strawberry dan jambu biji di tempat, mereka juga mendapatkan bonus 1 porsi Pancake Strawberry Ice Cream dan 1 botol Yoghurt buah produksi Kusuma Agrowisata yang berada di Jalan Abdul Gani Atas di kawasan Ngaglik, Batu.

Tertarik? Ayo agendakan petik apelmu.

******

Yuk bagikan...

Rekomendasi