
Mulang Pekelem 1 ritual pemeluk agama Hindu di Segara Anak, Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Mungkin belum banyak yang tahu, dan ini bisa dipahami. Sebab ritual ini digelar lima tahunan oleh umat Hindu dan dilakukan tepat di Segara Anak.
Mulang Pakelem 1 Ritual di Gunung Rinjani
Segara Anak adalah danau maar yang berada di ketinggian 2.008 mdpl. Pesona Segara Anak biasanya akan membuat pendaki terpukau lantaran airnya biru seperti laut. Namun tiap lima tahun sekali, Rinjani dan Segara Anak tak cuma pesona alamnya yang menarik. Ritual sakral umat Hindu yang sakral turut menjadi pemandangan yang menyita perhatian.
Umat Hindu, khususnya warga Lombok dan Nusa Tenggara Barat, yang menggelar ritual di Segara Anak membawa hantaran berupa benda berharga dan hewan peliharaan. Misalnya emas, ayam, kambing atau kepala kerbau. Benda dan hewan itu dilarutkan di danau Segara Anak setelah pemangku adat membawanya ke tengah menggunakan getek.
Uniknya, benda-benda berharga, khususnya emas, tak akan bisa dicari setelah dihanyutkan. Sebab, emas telah tenggelam di kedalaman 230 meter air danau.
Ritual pekelem dihelat untuk merefleksikan konsep Tri Hita Karana. Konsep tersebut menggambarkan harmonisasi antara makhluk hidup, alam, dan Sang Pencipta. Sejumlah umat Hindu, pada upacara tersebut, akan menggelar ritus di tempat tertentu yang diyakini merupakan tempat bersemayamnya para dewa, termasuk Segara Anak.
Sejatinya, ritual Mulang Pekelem adalah perjalanan panjang. Pasalnya, selama tiga hari umat Hindu akan mendaki Gunung Rinjani lalu turun ke Danau Segara Anak, yang diyakini sebagai pusat spiritual di Tanah Sasak. Di tempat-tempat yang sudah ditentukan umat akan menjalankan upacara keagamaan.
Gunung Rinjani adalah gunung tertinggi ketiga di Tanah Air dengan ketinggian mencapai 3.726 meter dari permukaan laut. Bagi umat Hindu, gunung ini mempunyai nilai spiritual yang tinggi. Seperti halnya Gunung Himalaya di India atau Gunung Semeru di Pulau Jawa, Rinjani menjadi sebuah tempat yang dianggap mempunyai getar kesucian yang tinggi. Tempat para Dewa kerap berkumpul untuk memberikan anugerah kehidupan.
Di kawasan ini, tumbuh-tumbuhan dan binatang hidup dengan penuh vitalitas. Itu semua dipercaya berkat dukungan energi dari Sang Gunung. Air dari Danau Segara Anak mengairi sebagian besar sawah di Pulau Lombok dan menjadi sumber kehidupan bagi orang Sasak. Tak heran, Gunung Rinjani kerap disebut sebagai gunung kehidupan.
Konon, kesucian Gunung Rinjani telah diyakini umat Hindu sejak abad XVI. Pada kurun waktu itulah Yadnya Mulang Pekelem dan Bumi Sudha pertama kali digelar. Sejak itulah, upacara tersebut hingga kini tetap diteruskan para penganut agama Hindu di Lombok. Kepatuhan dan kesetiaan mutlak atas adanya kehidupan yang lebih agung di luar kehidupan manusia membuat mereka mempertahankan tradisi ini.
Saat ini, setiap kali upacara Pekelem digelar, ada sekitar 5.000 umat Hindu naik melewati jalur pendakian. Mereka berjalan sembari memakai pakain upacara lengkap. Benda-benda hantarannya turut dibawa. “Bahkan kambing pun dituntun naik ke atas gunung,” ujarnya.
Di sepanjang jalan, ia akan mendengarkan gemerincing lonceng sembahyang. “Tepat tengah malam saat gelap gulita, orang-orang akan sembahyang,” katanya. Suasana sakral menderap sepanjang ritual itu berlangsung.
Meskipun upacara ini milik penganut agama Hindu, namun setiap kali ritual ini digelar, ratusan orang akan ikut naik ke Rinjani dan ikut menyaksikan jalannya upacara.

Perjalanan ke danau Segara Anak yang memakan waktu dua hari dari Mataram akan ditempuh. Jika ikut menyaksikan upacara, maka akan memakan waktu 4-5 hari. Umumnya mereka yang menyaksikan adalah para penikmat petualangan di alam bebas dan pecinta alam. Lelah perjalanan rasanya terbayarkan, danau Segara Anak yang begitu luas, cantiknya pemandangan Rinjani, serta pengalaman menjadi saksi ritual lima tahunan menjadi obat.
Beberapa hari sebelum upacara Pekelem berlangsung, biasanya di pinggiran danau Segara Anak sudah banyak berdiri tenda yang digunakan umat Hindu yang akan melaksanakan Mulang Pekelem. Ada ratusan tenda yang tersebar di berbagai tempat t di sekitar danau. Selain tenda untuk menginap, ada pula tenda-tenda yang menjual makanan dan minuman. Sementara itu, pengunjung yang hanya menyaksikan, biasanya membangun tendanya di punggung-punggung bukit.
Buat pengunjung, prosesi upacara adatnya sendiri mungkin biasa saja. Seperti jika mengikuti upacara Kesada di gunung Bromo, Jawa Timur. Begitupun kesakralan yang meruao dari lembah Segara Anak adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan.
Seperti disebut di muka, yang menarik adalah peristiwa keesokan harinya, ketika pemangku adat dan peserta upacara membawa begitu banyak ragam benda berharga seperti emas, perak, tembaga dan uang logam yang dikumpulkan umat Hindu yang akan ditenggelamkan ketengah danau Segara Anak. Ritual penenggelaman benda-benda berharga ini memiliki makna sebuah pengorbanan umat Hindu kepada Dewata.
Seusai upacara, orang-orang akan turun dari Rijani, tentu setelah mendaki dari lembah danau terlebih dahulu. Mereka kembali ke kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Aktivitas pendaki pun kembali seperti semula. Yang unik, biasanya setelah upacara seperti itu, Danau Segara Anak bakal menjadi tempat mancing favorit lagi bagi para pendaki. Sebab di danau itu hidup ikan-ikan mujair. Kalau beruntung, konon, pendaki akan memperoleh mujair yang di dalam perutnya terdapat perhiasan emas.
Buat Anda, Rinjani bisa menjadi salah satu pilihan agenda perjalanan untuk menikmati indahnya pulau Lombok. Ayo agendakan Indonesia mu.
F. Rosana