
Perjalanan 3 hari di 3 kampung Sunda bisa diagendakan jika kondisi pandemi sudah mulai reda namun belum cukup aman untuk pergi jauh. Wisata tiga hari ini bisa untuk menelusuri peninggalan Kerajaan Pajajaran dan mengenal seni budaya Sunda.
Perjalanan 3 Hari
Liburan sambil mengenal sejarah, budaya, seni, adat, dan kehidupan sosial di kampung layak dicoba. Bukan hanya wawasan semakin bertambah, tapi udara segar pun puas dinikmati. Di seputar Bogor, pilihannya bisa di Kampung Budaya Sindangbarang, Kampung Urug, dan Kampung Ciptagelar. Jaraknya relatif dekat dari Jakarta meski perlu sedikit membangkitkan jiwa bertualang.
Hari Pertama : Kampung Urug
Berada di Desa Kiara Pandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Jarak tempuh Kampung Urug dari Kota Bogor sekitar 48 kilometer. Kondisi jalan dari kantor Kecamatan Sukajaya ke Kampung Urug berbelok-belok dan naik-turun mengikuti lereng bukit dengan badan jalan yang sempit. Turis dapat menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Jadi, persiapkan mental Anda!
Masyarakat di Kampung Urug menganggap diri mereka berasal dari keturunan Prabu Siliwangi—raja dari Kerajaan Pajajaran. Seorang ahli yang pernah memeriksa konstruksi bangunan rumah tradisional di Kampung Urug memang menemukan sambungan kayu tersebut sama dengan sambungan kayu yang terdapat pada salah satu bangunan di Cirebon, yang merupakan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Pajajaran.
Sebagai desa adat, Kampung Urug masih memegang teguh tradisi, baik dalam seni bangunan, kekerabatan, maupun kepemimpinan. Acara Seren Taun dilakukan tiga kali dalam setahun. Keramaian berpusat di Bumi Ageung. Selain Bumi Ageung sebagai pusat kegiatan, ada pula rumah panggung dan Bumi Alit. Bumi Ageung, rumah panggung, dan Bumi Alit terletak simetris dalam satu garis lurus. Selain itu, ada pula beberapa leuit (lumbung padi). Setelah mengenal desa adat, sore hari kembali ke pusat Kota Bogor untuk menikmati wisata sajian kuliner dan bermalam di sini.
Hari Kedua: Kampung Budaya Sindangbarang
Hari kedua, giliran Kampung Budaya Sindangbarang yang menjadi sasaran. Yang satu ini mudah dijangkau dari pusat kota karena hanya berjarak sekitar 7 kilometer dari Kota Bogor. Tepatnya berada di Jalan E. Sukmawijaya, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Hanya, bus pariwisata berukuran besar tidak bisa melintasi jalan tersebut. Wisatawan harus berganti transportasi dengan kendaraan yang berukuran lebih kecil.
Tak jauh dari lahan parkir, pengunjung langsung disajikan dataran yang lebih tinggi dengan lapangan rumput luas nan hijau. Hiruk-pikuk Kota Bogor langsung terasa sirna saat tiba di kampung ini. Suasana pedesaan benar-benar terasa. Di pinggir lapangan terdapat beberapa bangunan seperti lumbung padi, penginapan berbentuk rumah adat tradisional Sunda dengan dinding bilik dan atap rumbia, imah gede (rumah besar), lumbung padi, serta lainnya.
Pada 2007, Kampung Sindangbarang, yang dikenal dengan agenda tahunan Seren Taun ini, dikelola lebih profesional dengan menyediakan paket-paket wisata. “Dari beberapa paket wisata yang ditawarkan, pengunjung biasanya mengambil paket mulih ka lembur (pulang ke kampung) atau sawengi di kampung budaya (semalam di kampung budaya),” kata Maki Sumawijaya, Pupuhu atau Kepala Adat Kampung Budaya Sindangbarang, kepada TL.
Menurut pria yang disapa Abah itu, ada delapan kegiatan yang ditawarkan bila pengunjung menginap di Kampung Budaya Sindangbarang, yakni pengenalan bangunan adat, belajar menanam dan menumbuk padi (nandur), mengenal pasar tradisional, menangkap ikan dengan tangan langsung dari kolam dan sungai (marak lauk), mengunjungi situs purbakala, serta situs Taman Sri Baginda Jala Tunda, yakni sumber air peninggalan zaman Kerajaan Sunda. Semalam di kampung ini tentu menawarkan pengalaman yang berbeda.
Hari ketiga: Kampung Budaya Ciptagelar
Hari ketiga, sebaiknya berangkat dari Sindangbarang tidak terlalu sore karena perjalanan ke kampung berikutnya cukup lama, yakni sekitar 6 jam. Kampung Budaya Ciptagelar secara administratif termasuk Kabupaten Sukabumi. Tapi masih dekat dari Kota Hujan. Lokasi persisnya berada di Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Kampung Ciptagelar dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Jenis kendaraan roda empat harus dalam kondisi prima. Sebab, wisatawan akan melalui jalan yang berkelok dan menanjak. Kondisi fisik juga harus terjaga karena harus menempuh kampung ini dengan berjalan kaki.
Di kampung ini, wisatawan dapat menjumpai situs Megalitikum, batu jolang (tempat pemandian), salak datar, tugu gede, cungkuk, serta batu kursi dan batu dakon (alat penghitungan tanggal).
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke tempat ini, agendaIndonesia menyarankan sebaiknya menginap saja. Selain dapat beristirahat setelah menempuh perjalanan jauh, lingkungan yang masih alami akan menyegarkan diri dan melepaskan kepenatan. Hingga hari keempat, Anda kembali ke Jakarta.
agendaIndonesia/Andry T. Untuk TL
*****