
Resto Brick And Barrel Bandung punya interior yang dibubuhi benda-benda vintage, dengan gaya rustic yang hangat. Selain enak untuk nongkrong, juga asyik buat makan malam yang hangat.
Resto Brick And Barrel Bandung
Saya tiba menjelang sore di bistro yang terletak di Jalan Sersan Bajuri, Bandung, ini. Boleh dibilang makan siang yang terlambat. Suasana kafe terlihat sepi, membuat saya dan kawan-kawan ragu masuk. Namun ciri tong kayu besar, sesuai dengan namanya, barrel, di bagian luar memang mengundang untuk menengok lebih dalam. Ternyata, di saat makan siang ataupun sore, area makan dan kongko ini buka meski cenderung sepi. “Sore tamu mulai datang, malam baru ramai,” ujar Dian, salah satu staf.
Bistro ini menjadi tempat nongkrong sembari menikmati ragam minuman hasil kreasi bartender. Bar diposisikan di bagian tengah, di antara tiga ruang yang ada di dalam bistro. Lounge dengan bentuk tong kayu berada di sisi kanan. Di bagian tengah terdapat jendela kaca besar sehingga pengunjung bisa melihat kehijauan, tempat yang asik untuk menyantap makanan. Posisinya lebih tinggi daripada ruang lain, dan ada tangga tepat di depan bar. Di sisi lain, dengan sebagian ruang terbuka, tampaknya banyak dipilih tamu yang datang untuk nongkrong.
Masih terlalu sore, tapi saat itu saya memang berniat mengisi perut yang keroncongan setelah berkeliling Bandung Barat. Jadilah saya langsung melihat daftar hidangan. Dalam menu, untuk sajian yang mengenyangkan ada dua pilihan, olahan lokal dan Barat. Jadi pilih sesuai selera. Menurut salah satu staf, yang menjadi andalan adalah steak, terutama lamb chop steak.
Bila tak doyan kambing, ada beragam steak dengan bahan berbeda, seperti chicken steak, tenderloin steak, sirloin steak, dan T-bone steak. Lantas, ada pula grilled ribs dan grilled salmon. Harga rata-rata berkisar Rp 100 ribu, tertinggi hanya lamb chop steak, yang dipatok Rp 115 ribu. Bagi yang doyan pasta juga ada pilihan berupa spaghetti with meatball and tomato sauce, fettucini carbonara, chili tuna spaghetti, meat lasagna,dan pumpkin lasagna.
Karena perut benar-benar keroncongan, saya memilih yang mengenyangkan, alias sajian dengan kandungan karbohidrat tinggi. Merupakan khas menu Sunda pula, yakni nasi tutug oncom. Ada pula nasi timbel. Untuk penggemar hidangan berkuah, ada sop buntut, atau buntut goreng, juga buntut bakar. Dengan perut kenyang, saatnya duduk santai melihat kehijauan dari balik kaca. Di sekeliling saya ada sofa yang simpel, kursi kayu, dinding tak berlapis semen, dan lantai kayu yang berkesan rustic tapi hangat.
Bila ingin menghabiskan malam hari untuk mengisi perut sekaligus nongkrong, cobalah pilih Senin malam. “Ada promo barbeque hanya Rp 20 ribu, dengan pilihan delapan menu, dari tenderloin, squid (cumi), ayam, sampai kambing,” kata Dian. Ia menambahkan, mulai Senin hingga Kamis, di malam hari ada suguhan yang asyik dinikmati, yakni penampilan para pemain akustik. Di malam-malam tertentu ada juga program musik yang spesial dan lebih menghentak. Semua serba menghangatkan!
Tong Kayu & Batu Bata

Brick & Barrel Bistro, namanya sudah menunjukkan jelas gaya interior dan konsepnya. Salah satu ruangan, yakni lounge, dibentuk seperti sebuah tong kayu yang biasanya pada masa lalu menjadi tempat penyimpanan bir, atau menunjukkan ukuran dari bir seperti halnya galon. Sedangkan brick alias bata merah memang menjadi gaya interior ruangannya. Di sebagian dinding sengaja ditunjukkan bata merah tanpa lapisan semen yang bikin unik.
Sebenarnya bukan area baru buat nongkrong. Label ini baru dibeli pada 2014, tapi sebelumnya sudah muncul dengan nama lain, yakni Balcony. Hanya konsepnya memang jauh berbeda. Konsep Balcony berupa fine dining, sedangkan konsep terbaru lebih padabistro dengan atmosfer lebih santai, nyaman, dan bisa merangkul kalangan lebih luas. Bisa untuk kumpul-kumpul sembari makan, tapi asyik juga untuk tempat nongkrong melepas kejenuhan.
Selain dinding berbatu bata tanpa lapisan semen, ada dinding-dinding dengan papan tulis hitam dan tulisan dari kapur. Juga dinding kaca yang memberi kesan ruangan luas, sehingga tamu bisa melihat kehijauan di luar. Bistro ini banyak menggunakan kayu, seperti pada lantai, juga perangkat kursi dan mejanya, dalam bentuk segi empat dan bundar. Ditempatkan sofa-sofa yang simpel, ditambah hiasan bergaya vintage, seperti tumpukan koper jadul di salah satu sisi.
Brick & Barrel Bistro
Jalan Sersan Bajuri Nomor 100, Bandung
Operasional
Pukul 10.00-24.00
Menu
Lamb Chop Steak
Fettucini Carbonara
Spaghetti with Meatball and Tomato Sauce
Meat Lasagna
Oxtail Soup
Grille Oxtail
Nasi Tutug Oncom
Nasi Liwet
Rita N./Rully K./Dok. TL