Seven Wonders of Bali

Seven Wonders of Bali atau tujuh keindahan Bali adalah tempat-tempat yang menjadi tujuan wisata utama Bali ketika pulau ini belum semeriah saat ini. Pulau Bali memiliki banyak objek wisata menarik untuk dikunjungi, namun sejak dahulu ada tujuh tempat wisata yang selalu menjadi barometer pariwisata pulau Dewata ini. Ada lokasi atau atraksi yang senantiasa menjadi wajib kunjung.

Agar tak lupa dengan tujuh pesona tujuan wisata tradisional Bali ini, AgendaIndonesia menurunkan kisahnya dalam 2 artikel. Berikut Tulisan pertama.

Seven Wonders of Bali

Seven Wonders of Bali, salah satunya adalah Tanah Lot

TANAH LOT

Pulau Bali telah lama menjadi salah satu destinasi wisata populer di dunia. Destinasi wisata ini pulau ini tidak hanya terletak pada keindahaan alamnya, tetapi juga banyak keindahaan arsitektur serta keunikan budaya. Salah satu keindahaan arsitektur yang dapat anda temukan di pulau Bali adalah pura Tanah Lot di desa Braban, Kabupaten Tabanan.

Keindahan tempat wisata pura Tanah Lot terdapat pada perpaduan keindahan alam yang berpadu dengan keindahan budaya. Di saat liburan ke Tanah Lot, wisatawan akan melihat deruan ombak menerjang tebing batu karang. Menjelang matahari terbenam, sedikit demi sedikit warna langit berubah dramatis dan langit dipenuhi beraneka ragam warna. Keindahan Tanah Lot saat matahari terbenam menjadi daya tarik utama wisatawan berlibur ke sini.

Sejarah Tanah Lot Bali Indonesia berdasarkan legenda. Salah satu legenda mengisahkan pada abad ke -15, Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra melakukan misi penyebaran agama Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali. Menurut kisahnya Dang Hyang Nirartha memindahkan batu karang (tempat bermeditasinya) ke tengah pantai dengan kekuatan spiritual. Batu karang tersebut diberi nama Tanah Lot yang artinya batu karang yang berada di tengah lautan.

Tanah di artikan dataran/tanah, Lot artinya laut, jadi Tanah Lot berarti dataran yang berada di tengah laut. Sebuah bangunan pura Hindu berdiri di atas batu karang besar pada bibir pantai. Sesuai dengan nama tempatnya, pura tersebut diberi nama pura Tanah Lot.

Pura Tanah Lot terletak di atas batu karang, berjarak sekitar 300 meter dari garis pantai. Lokasinya berada di lepas pantai, karenanya untuk dapat mengakses pura pengunjung harus melewati jalan batu pada saat air laut surut. Dari lokasi batu karang, untuk mencapai pura, pengunjung harus menaiki anak tangga dari batu.

Di dalam area batu karang terdapat beberapa goa kecil yang di dalamnya dihuni beberapa ular berwarna belang putih hitam. Ular belang putih hitam ini bagi masyarakat lokal disebut sebagai ular suci Tanah Lot Bali.

Satu pura dibangun diatas batu karang hitam dengan ukuran sangat besar dan berada ditepi pantai sebelah kiri. Pura ini lebih dikenal dengan nama pura Tanah Lot. Pada saat pasang, air laut akan menutup area pantai dan membuat lokasi pura Tanah Lot terlihat seperti berada di tengah lautan. Momen air laut pasang ini juga terlihat seperti sebuah kapal yang terbuat dari batu besar berwarna hitam terapung dipermukaan air laut.

Pura ke dua berada dipinggir tebing karang, yang juga berada di tengah laut di sisi kanan kawasan pantai Tanah Lot. Di bawah tebing karang pada lokasi pura kedua terdapat lubang besar, yang selalu dilewati oleh gelombang ombak besar

Untuk menuju Tanah Lot, jika pengunjung berangkat dari kawasan Kuta, akan memerlukan waktu 1 jam 10 menit untuk mencapai lokasi Tanah Lot. Perkiraan jarak tempuh dari area pantai Kuta ke Tanah Lot sekitar 23 kilometer.

Objek wisata Tanah Lot Bali buka setiap hari dari pukul 7 hingga 19 sore. Mengenai waktu terbaik berkunjung ke pura Tanah Lot, setiap wisatawan akan memiliki kriteria berbeda akan tujuan liburan. Ada yang menyukai liburan ke Tanah Lot saat kawasan belum ramai dengan kunjungan wisatawan. Ada juga wisatawan yang memprioritaskan untuk dapat melihat pemandangan matahari terbenam.

BESAKIH

Terletak di lereng selatan Gunung Agung, Pura Kahyangan Jagad Besakih menjulang indah di desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Desa Besakih yang namanya berasal dari kata “Basuki”, dalam Bahasa Sansakerta berarti “keselamatan”, terpilih menjadi lokasi pembangunan tempat ibadah yang menjadi pura induk di Bali tersebut karena merupakan desa tertinggi di kaki gunung terbesar di pulau itu. Bangunan yang konon dibangun pada abad ke-14 ini terdiri dari 22 pura yang berjajar di kaki pegunungan, dengan teras yang bertingkat dan anak tangga yang kian menanjak, sesuai dengan filosofi spiritual  untuk terus meningkatkan perjalanan menuju puncak gunung dan Sang Pencipta.

Dari gerbang masuk,  pengunjung akan menuju pada struktur Meru puncak menara utama, Pura Penataran Agung, yang menjadi pura terbesar di dalam kompleks Pura Besakih. Sebagai pura induk, Pura Besakih merupakan jantung kegiatan persembahyangan Agama Hindu Dharma yang menjadi kepercayaan utama warga Bali dimana terdapat lebih dari 70 upacara keagamaan yang dilangsungkan disana setiap tahunnya.

Pura Besakih dapat dicapai dengan satu jam bermobil dari bandar udara Ngurah Rai.

Dari tempat parkir menuju pura,  wisatawan harus melewati deretan pedagang makanan dan suvenir yang cukup panjang dan menjadi penguji rasa sabar karena beberapa diantaranya bersikap berlebihan, memaksakan diri untuk menawarkan dagangannya.

Gunakan sepatu yang nyaman untuk menjelajah pura yang sangat luas dengan ratusan undak anak tangga dan akan sedikit licin pada waktu musim hujan.

Pura Besakih adalah tempat ibadah agama Hindu Dharma, sehingga wisatawan diharap bersikap sopan, tidak bertingkah iseng mengutak-atik benda apa pun di dalam pura, serta mengenakan busana adat berupa sarung dan ikat yang telah disediakan di pintu masuk.

Pengunjung bisa mencapai pura terbesar, namun hanya umat yang hendak bersembahyang yang diperbolehkan memasuki pura lainnya.

Terdapat jasa guide dengan tarif bervariasi yang disediakan di gerbang masuk untuk membantu pengunjung memahami kompleks pura yang luas tersebut, misalnya mengenai ukiran penghias arsitektur pura yang menceritakan fragmen kisah Ramayana dan Mahabrata hingga lukisan-lukisan tua yang bergaya Kamasan.

Seven Wonders of Bali, di antaranya adalah Gunung Agung

GUNUNG AGUNG

Cincin api yang mengelilingi Indonesia mencuatkan gunung berapi tertinggi kelimanya di Pulau Bali dan kita kenal sebagai Gunung Agung. Menjulang setinggi 3,142 meter, Gunung tertinggi di pulau dewata ini terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.  Menjulang dengan dikitari hutan lebat, dimana babi hutan, kera ekor panjang dan aneka burung liar, termasuk Elang Bali yang langka, bersarang. Terdapat tiga jalur untuk mencapai puncak Gunung Agung, namun medan ketiganya cukup berat dan hanya wisatawan yang benar-benar fit saja yang bisa disarankan untuk mendaki. Mengingat pentingnya peran Gunung Agung sebagai salah satu pusat ritual warga Bali, terutama melalui gerbang utamanya di Pura Besakih , maka sangat disarankan untuk menggunakan jasa pemandu jika ingin mengunjungi Gunung Agung. Para pemandu dapat ditemukan pada lokasi pendakian, antara lain Gung Bawa Trekking  dari pos pendakian jalur Besakih dan MG Trekking di Candidasa.

Puncak Gunung Agung dapat dicapai dari berbagai arah. Jalur selatan pendakian melalui Klungkung dan Candidasa, Jalur  Barat melalui Pura Besakih, Timur melalui Tirta Gangga dan Karangasem. Jalur yang sedang digemari adalah dari arah pantai timur, melalui sebelah utara Amed menuju Tulamben dan Singaraja . Sisi timur Gunung Agung cenderung kerontang sedangkan pemandangan dari sisi barat jauh lebih menghijau. Keelokan puncak gunung Agung adalah pemandangan sekelilingnya, yang berliku dikelilingi  Gunung dan Danau Batur serta mencapai puncaknya ketika di seberang lautan terlihat matahari pagi muncul dari balik Gunung Rinjani di Pulau Lombok.

Para pendaki dianjurkan mendaki pada musim kemarau (April – Oktober) sedangkan Januari sangat dihindari mengingat tingginya curah hujan yang berakibat pada jalur pendakian yang licin dan berbahaya.  Pada bulan Januari dan Februari dianggap paling berbahaya karena adanya kemungkinan jalur yang longsor. Pada bulan April terdapat banyak upacara keagamaan sehingga tidak leluasa untuk melakukan pendakian.

Para pendaki mengincar sunrise di puncak gunung sehingga berangkat pada tengah malam. Lantaran cahaya bulan yang temaram, disarankan membawa senter, atau head lamp yang terang.

Pendakian pada umumnya dimulai pada pukul 23.00 WITa, selama sekitar enam jam untuk mencapai puncak.Tak lama setelah matahari terbit, kabut akan kembali muncul, menghalangi pemandangan.

Pendaki pemula disarankan melalui jalur utara, melalui Duku Bujangga Sakti dan membawa peralatan camping. Meski memutar dan menghabiskan waktu dua kali lebih banyak, jalur  ini lebih landai dan memungkinkan untuk beristirahat.

BEDUGUL

Kawasan wisata Bedugul terletak sekitar 50 km di sisi utara kota Denpasar, atau sekitar satu hingga dua jam perjalanan bermobil, tergantung tingkat kemacetan hari itu, dari kawasan turis di Kuta.  Wisatawan yang berkunjung ke Bedugul biasanya menyempatkan diri mengunjungi Pura Ulun Danu di pinggir Danau Bratan yang sangat unik. Pura yang seolah menyembul dari tengah danau itu dikelilingi taman yang sangat asri dan hijau, tak heran Ulun Danu menjadi salah satu pura yang paling banyak menjadi obyek pemotretan.

Di Danau Bratan terdapat banyak aktivitas olahraga air untuk seluruh keluarga, dari parasailing, jetsky, berperahu hingga sekadar memancing. Selain olahraga air, Bedugul juga memiliki lapangan golf yakni pada Bali Handara Kosaido Golf and Country Club. Terdapat juga jalur yang cukup sohor untuk melakukan trekking melalui dua danau yang berdampingan; Danau Buyan dan Danau Tamblingan, menuju Gua Jepang dan Pura Puncak Mangu. Trekking dan bersepeda melalui persawahan Jatiluwih juga menjadi rute yang disukai para pelancong.  Jika lelah, pengunjung bisa mampir ke Restoran Batukaru di Jatiluwih yang menyajikan masakan kontemporer di hadapan hamparan sawah bersubak yang menawan. Jika ingin menu yang berbeda bisa mencoba Restoran Bukit Hexon, di Wanagiri, yang menawarkan hidangan organik atau Strawberry Stop, kebun strawberry di antara Danau Buyan dan Danau Bratan yang menyediakan tak hanya menyediakan strawberry melainkan juga milkshake dan aneka jajanan.

Bedugul juga memiliki kebun raya yaitu Kebun Raya Eka Karya yang terletak di kawasan Candi Kuning. Kebun raya yang lebih dikenal sebagai Bedugul Botanical Garden ini sohor  dengan koleksi anggreknya yang memukau. Untuk menghibur keluarga, terdapat juga Bali Tree Top yang menyediakan arena permainan di alam bebas seperti flying-fox dan jembatan a la Indiana Jones. Tak seberapa jauh ke timur juga terdapat lokasi wisata alam yang menakjubkan seperti air terjun Gitgit,  Munduk dan Air Terjun Kembar.  hingga pemandian air panas Angseri serta Penatahan.

…(Bagian 2)…

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi