Pantai Jember

2 hari berlibur di Jember apa saja yang bisa dikunjungi dan dilakukan? Kota di Jawa Timur ini praktis mulai ramai dibicarakan publik setelah ada penyelenggaraan Jember Fashion Carnaval (JFC). Namun, sebagai kota pariwisata ia belum banyak dilirik.

2 Hari Berlibur di Jember

Dari ukuran kotanya sendiri, Jember termasuk kota yang besar di provinsi ini. Ia dikenal sebagai kota perdagangan. Dan sesungguhnya kota ini mempunyai sederet atraksi untuk dikunjungi, mulai dari kebun kopi, pantai, museum, dan kampung wisata. Tentu, ia akan sangat menarik jika dikunjungi saat berlangsungnya JFC. Namun, di sela-sela menyaksikan karnaval, ada sejumlah spot yang bisa dinikmati pula. Berikut kunjungan yang bisa dilakukan wisatawan jika berkesempatan datang ke sini.

Hari 1: Kebun Kopi dan Pantai

Coffee Cacao Science and Techno Park

Setelah menempuh perjalanan 200 kilometer dari Surabaya, mungkin pagi bisa dimulai dengan menikmati suasana pedesaan sambil belajar tentang kopi dan cokelat. Untuk ini pilihannya adalah ke Desa Kaliwining, Rambipuji, sekitar 18 kilometer dari pusat kota. Nama tempatnya Coffee Cacao Science and Techno Park, atau lebih dikenal dengan institusi yang menaunginya, Puslitkoka atau Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.

Untuk ikut tur ke kebun kopi dan cokelat, juga fasilitas pengolahan kedua komoditas tersebut, setiap pengunjung dikenakan biaya Rp 10 ribu. Berkonsep eduwisata, peserta tur mendapat info tentang bermacam proses dalam pemanfaatan kopi dan kakao, dari hulu sampai hilir. Di pengujung tur, pengunjung dapat menikmati langsung hasil olahan akhir berupa aneka produk kopi dan cokelat yang dijual di kafetaria. Coffee Cacao Science and Techno Park juga menyediakan guest house yang dapat disewa pengunjung untuk menginap dan merasakan hawa segar perkebunan lebih lama.

Pantai Payangan

Puas menikmati perkebunan, wisatawan bisa bergerak ke daerah pantai yang cukup digandrungi, yakni Pantai Payangan. Berlokasi sekitar 36 kilometer dari pusat kota, tepatnya di Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu. Pantai ini diapit dua bukit sehingga memunculkan perairan yang menyempit. Itulah andalan utama Payangan, atau yang dikenal Teluk Love, karena bentuknya menyerupai hati. Titik terbaik untuk melihat teluk ini berada di bukit sisi timur yang oleh warga sekitar dinamai Bukit Domba. Menyaksikan nelayan melaut di sore atau pulang di pagi hari juga menjadi tontonan yang menarik. Tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbenam ada di bukit sisi barat yang dinamai Bukit Seribu Janji.

Pantai Pancer

Di jajaran Pantai Payangan, ada Pantai Pancer yang tidak boleh dilewatkan. Berada di Kecamatan Puger, sekitar 40 kilometer barat daya dari pusat kota, dari Payangan sekitar 25 kilometer. Di sore hari akan tampak keindahan matahari terbenam, di atas deretan pemecah ombak. Atraksi kapal nelayan melawan ombak saat melaut juga menjadi daya tarik tersendiri.

Tak jauh dari Pantai Pancer, terdapat TPI Puger yang berfungsi sebagai pasar ikan. Kumpulan kapal nelayan yang bersandar juga menjadi obyek yang menarik. Selain itu, di sini terdapat tempat pembuatan kapal nelayan. Tidak ada tiket masuk untuk dua obyek wisata ini.

Hari Kedua: Museum Tembakau dan Kampung Wisata


Museum Tembakau

Hari kedua, dimulai dari pusat kota. Dimulai dengan mengunjungi Museum Tembakau. Jember dikenal sebagai kota tembakau karena si daun emas tersebut telah lama menjadi denyut utama perekonomian setempat. Museum berada di Jalan Kalimantan Nomor 1, menyatu dengan kantor pemiliknya, UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau. Nama resminya adalah Tobacco Information Center (TIC). Didirikan sebagai sarana edukasi dan wisata bagi masyarakat.

Pengunjung dapat melihat berbagai koleksi museum, seperti aneka peralatan yang dipakai untuk pengolahan pra dan pascapanen, miniatur gudang pengeringan, dan sejumlah dokumentasi industri tembakau Jember di masa lalu. Beberapa contoh produk diversifikasi tembakau selain rokok dan cerutu dihadirkan, seperti parfum, pestisida alami, dan minyak tembakau. Pengunjung tidak dipungut biaya, museum dibuka dari Senin sampai Jumat, pada pukul 09.00-11.00. Namun, jika ada pengunjung yang datang sebelum jam kantor usai, yakni pukul 16.00, masih tetap akan dilayani.

Kampung Wisata Tanoker

Anomali dengan hawa panas Jember yang mendominasi, kampung wisata ini berada di kaki Gunung Raung yang sejuk. Tempat ini berada 46 kilometer arah timur pusat kota, tepatnya di Desa Ledokombo, Kecamatan Ledokombo. Selain menikmati hawa sejuk khas perdesaan, pengunjung bisa mengikuti berbagai kegiatan berbasis permainan tradisional, seperti polo lumpur dan egrang. Bahkan kampung ini telah tujuh kali mengadakan acara tahunan Festival Egrang yang mampu menyedot wisatawan lokal, nasional, bahkan internasional.

Nama Tanoker dicuplik dari bahasa Madura, suku yang banyak tinggal di sini, artinya kepompong. Ini sesuai dengan sasaran utamanya, yaitu anak-anak dan remaja, walaupun dewasa juga bisa ikut menikmati. Pemberdayaan anak-anak sekitar, yang kebanyakan orang tuanya bekerja sebagai TKI atau buruh, juga menjadi ide pengambilan nama kampung wisata ini. Selengkapnya tentang Tanoker bisa dilihat di www.tanoker.org.

Kafe Kolong

Kembali ke pusat kota, mungkin Anda ingin menikmati suasana malam di kota ini. Belum banyak pilihan, tapi bolehlah mampir ke Kafe Kolong di Jalan Mastrip. Sesuai dengan namanya, kafe ini berada di bawah Jembatan Bedadung, dan inilah yang membedakannya dengan tempat nongkrong lain sekaligus menjadi daya tarik utama. Pengunjung Kafe Kolong sebagian besar anak muda Jember, seperti halnya anak muda di kota lain, yang gemar menghabiskan waktu malam bersama teman sebaya.

Kafe ini wujud ide kreatif pemiliknya mengubah kolong jembatan yang identik dengan kesan kumuh dan negatif menjadi destinasi rekreasi. Sebelumnya, tempat ini sering digunakan untuk membuang sampah, mabuk-mabukan, mesum, dan lain-lain. Kini kafe yang berdiri pada 2012 ini setiap malam selalu ramai. Beragam kegiatan nonformal juga sering digelar di Kafe Kolong.

Rita N./Alfian/Dok. TL

******

Yuk bagikan...

Rekomendasi