Gedong Songo, kompleks 9 candi Hindu di Gunung Ungaran

Gedong Songo, kompleks 9 candi bersembunyi dalam kesejukan dan kehijauan di Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Terletak di ketinggian pegunungan, kompleks candi ini merupakan candi-candi dari agama Hindu.

Gedong Songo

 Menuju ke kompleks Candi Gedong Songo di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, biasanya dicapai dari kota Semarang. Selalau disarankan untuk berangkat pagi-pagi, bahkan sebisa mungkin sesudah subuh. Atau setidaknya sesudah sarapan. Ini dilakukan untuk menghindari kemacetan yang mengular, terutama di musim liburan. Sesungguhnya jarak dari pusat Kota Semarang menuju candi ini hanya sekitar 40 kilometer, tak sampai satu jam berkendara. Terlebih saat ini sudah ada jalan tol ke arah Solo, dan kita bisa exit di Ungaran,

 Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut. Kebun-kebun sayur bertebaran di kanan-kiri jalan. Bunga-bunga hias pun tumbuh subur. Selama perjalanan, beberapa kali terlihat petani sayur yang siap menjajakan hasil panen. Sawi, bawang daun, dan tomat tampak segar di dalam karung-karung. Meskipun letaknya tak terlalu tinggi, suhu pada pagi hari umumnya tercatat sekitar 17-18 derajat Celsius. Dingin dan sejuk.

Gedong Songo merupakan candi Hindu yang awalnya terditi dari sembilan kompleks candi.
Kompleks candi Gedong Songo di kawasan Gunung Unharan, Kabupaten Semarang. Foto: Dok. shutterstock

 Dalam bahasa Jawa, Gedong Songo berarti Sembilan Gedung. Dinamakan demikian arena candi-candi Hindu di sini dahulu terpisah-pisah dalam sembilan kompleks. Saat ini pengunjung hanya bisa menikmati lima kompleks candi, karena empat lainnya hanya tinggal puing.

 Dari segi ukuran, candi-candi di sini tak terlalu besar dan lebih mirip dengan Candi Arjuna di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo. Karena kesamaan ukuran dan topografi alam, banyak orang menyebut Candi Gedong Songo “bersaudara” dengan Candi Arjuna. Dibangun pada masa Dinasti Sanjaya, sekitar abad ke-8, relief dewa-dewi di dinding batu candi ini sudah tak terlalu kelihatan akibat dimakan usia. Meskipun demikian, Candi Gedong Songo masih memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama mereka yang jenuh tersengat terik mentari di Semarang dan sekitarnya.

 Dari kompleks Candi Gedong pertama hingga kelima, pengunjung bisa melangkah di jalan setapak yang telah disediakan dengan rapi oleh pengelola. Candi Gedong pertama tercatat berdiri pada ketinggian 1.208 meter di atas permukaan laut. Semakin lama memang semakin menanjak dan menguras tenaga, tapi wisatawan dapat beristirahat di warung-warung yang ada di tengah rimbunnya hutan pinus. Kita bisa menghangatkan diri dengan segelas teh panas dan sepiring mi rebus, sembari menikmati pemandangan kebun lombok, kubis, dan sawi yang berada di sekitar candi.

 Candi Gedong kelima berada di area tertinggi, yaitu 1.300 meter di atas permukaan laut. Dari atas sini, pengunjung bisa melihat Candi Gedong ketiga, yang tampak cantik berlatar belakang hutan pinus penuh kabut. Masing-masing kompleks candi memiliki jumlah candi berbeda-beda, walaupun hanya satu hingga tiga candi yang masih berdiri dan sisanya berupa puing-puing. Candi Gedong keempat, misalnya, seharusnya terdiri atas sembilan candi. Bisa dibayangkan ramainya Candi Hindu di lereng Gunung Ungaran ini belasan abad lalu. Apabila dijumlahkan, mungkin saja terdapat puluhan candi di kompleks Gedong Songo ini.

 Tak banyak kompleks Candi di Jawa yang lengkap dengan suguhan pemandangan alam dataran tinggi ditambah embusan angin sejuk seperti di Gedong Songo. Di antara kompleks Candi Gedong ketiga dan keempat, pengunjung akan melewati sumber air panas belerang yang dikelola menjadi pemandian mini. Konon, airnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit, seperti jerawat dan gatal-gatal karena jamur.

Gedong Songo merupakan kompleks candi agama Hindu. Awalnya ada 9 kompleks candi, kini tinggal 5 yang masih utuh.
Naik kuda salah satu opsi untuk berkeliling ke semua kompleks candi Gedong Songo. Foto: Dok. shutterstock

 Bagi yang tak kuat berjalan jauh dan menanjak, ada opsi menggunakan jasa naik kuda. Tarifnya sekitar Rp 100 ribu untuk rute Candi Gedong pertama hingga terakhir, lantas kembali ke pintu masuk. Pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya alam di Candi Gedong Songo lumayan bagus. Taman-taman di kompleks candi sangat terawat, begitu pula area warung makan dan penjaja suvenir. Untuk kuliner yang populer di sini, pengunjung bisa menyantap sate kelinci. Hidangan ini bisa ditemukan pada hampir semua warung di Gedong Songo.

 Setelah puas menikmati kompleks Candi ke lima, pengunjung bisa kembali turun atau menikmati makan siang di area kompleks. Warung yang mana sesuai selera.

Waktu kunjung pada pagi hari juga membawa keunikan tersendiri. Perjalanan dari candi ke candi kadang akan diltemani kabut tebal, ini malah menambah efek mistis cagar budaya tua tersebut. Selain itu, di akhir pekan, semakin siang pengunjung yang datang semakin membeludak. Beberapa keluarga menyewa tikar dan asyik piknik di taman-taman candi. Untuk sekadar memarkir mobil pun pengunjung harus sabar menunggu ada tempat kosong setelah mobil lain meninggalkan area. Karena itu, datang sepagi mungkin adalah tips terbaik menunjungi Gedong Songo.

TL/agendaIndonesia

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi