Hujan Locale di Ubud, Bali

Hujan Locale, ya nama restoran di kawasan Ubud, Gianyar, Bali ini memang demikian. Entahlah, adakah nama itu terinspirasi dari hujan yang cukup sering turun di kawasan Ubud, ataukah itu makna kiasan yang terdengar unik saja. Namun, ini bisa jadi pilihan untuk nongkrong di Ubud.

Hujan Locale di Ubud

Di tengah keramaian tak jauh dari Pasar Ubud,Bali, saya menemukan juga Jalan Sri Wedari. Tidak terlalu lebar, ukuran dua mobil. Yang saya cari ternyata tidak jauh dari mulut jalan. Berada di sisi kiri, saya pun melihat rumah lawas bertingkat dengan jendela yang terbuka. Ada tulisan jelas “hujan” yang begitu jelas di dindingnya dalam warna putih, kemudian di bagian bawah baru ada tulisan ‘Locale”, yang tidak terlalu tampak karena warna tulisannya cokelat, serupa dengan dinding.

Hujan Locale Ubud, suasana restonya

Hujan Locale, nama yang unik untuk sebuah restoran. Saya pun menerka menu yang akan disajikan. Ubud siang itu terbilang panas hawanya. Meski masih terhitung di musim penghujan. Staf resto yang ramah yang pertama memberi kesegaran, kemudian buah- buahan tropis yang menghiasi dinding dalam warna hitam-putih, interior yang klasik, juga tentu jendela-jendela yang lebar dan terbuka membuat saya segera melupakan udara panas yang menyergap.

Siang itu, tentu saya datang untuk makan siang. Bertemu dengan Dinar dari Sarong Group. Ia telah menunggu di lantai dua, ruangan terbuka dengan lampu-lampu klasik dan kursi rotan di bagian ujung berupa bar. Kehangatan khas lokal pun terasa.

Hujan Locale memang masih kreasi dari Chef Will Meyrick, juru masak yang gandrung berkeliling Asia, sudah tentunya di Indonesia, untuk mencari tahu hidangan asli setempat. Ia lantas mengolah hidangan orisinal dari berbagai daerah ini untuk menu spesial di restorannya. Hujan Locale salah satunya, dan yang satu ini ternyata benar-benar merupakan buah tangannya berkeliling Indonesia. Sebab, menunya mayoritas khas Nusantara.

Dipilih nama “hujan” karena kata ini bermakna pada kemakmuran, masa panen, keberuntungan. “Hujan Locale sebuah apresiasi terhadap para petani yang telah mendukung resto di bawah Sarong Group selama ini. Konsepnya Indonesia sekali,” ujar Dinar.

Pilihan menunya sangat lokal. Anda bisa mencicipi bakso dan bebek Madura, seperti yang saya nikmati siang itu. Bebek yang empuk dengan sambal hijau yang menambah nafsu makan. Diberi label Madura crispy duck with sambal mango sambal hijau ikan asin manis and lemon basil, sajian yang dipatok seharga Rp 150 ribu ini memang terasa segar karena paduan lengkap tersebut.

Masih banyak kreasi lain tentunya di restoran yang dibuka pada akhir 2014 ini. Doyan olahan dari Aceh? Silakan pilih ayam tangkap, ayam dalam balutan daun pandan. Tak hanya itu, ada pula olahan kari khas Aceh, seperti Acehnese curry of sea bass with tomato okra belimbing wuluh asam kandis and curry leaf, selain udang dengan kuah kari. Penggemar daging kambing, bisa mencicipi tengkleng cingcang ala Yogya. Sedangkan penyuka dapur Minang, di sini ada pilihan berupa rendang.

Untuk yang gemar sayuran, ada olahan hijau dengan nama stir fried Asian green alias kumpulan sayuran hijau yang ditumis. Diberi tempat berupa wajan hitam membuat sajian sederhana ini menjadi menarik. Olahan dari Bali tentunya juga tak ketinggalan, seperti Karangasem sambal udang yang lagi- lagi ditata berbeda karena disajikan dalam piring kaleng yang sudah somplak bagian pinggirnya.

Anda datang sekadar untuk ngobrol sambil ngemil? Jagung bakar yang telah dipipil dan disajikan dalam piring kaleng bisa jadi teman yang asik. Bila ingin yang rasa lokal dan dingin, coba kreasi minuman bersantan dari Chef Will Meyrick.

 Diberi label coco lychee crush, minuman seharga Rp 35 ribu ini tergolong unik karena merupakan perpaduan buah leci, lemon, dan santan. Pilihan lain yang berasal dari kelapa adalah mojito coconut, yang merupakan perpaduan rum, air kelapa, lemon, dan dua daun mint. Kelapa memang banyak memberi inspirasi sang juru masak.

Untuk penutup pun Chef Will tak ingin melepaskan ciri khas lokal. Lihat saja kreasinya berupa durian panacota with white sticky rice and vanila ice cream. Idenya kemungkinan dari Sumatera, 
di mana masyarakatnya terbiasa memadukan durian dengan ketan uli. Ehmm… ditambah es krim, tentu rasanya menjadi lebih segar. 


HUJAN LOCALE; Jalan Sri Wedari No 7, Ubud Gianyar, Bali

Operasional : Pukul 12.00-23.00

Rita N./Dok. TL

Yuk bagikan...

Rekomendasi