Kampung Daun Bandung terselip di antara perumahan, meskipun langsung berhadapan dengan alam.

Kampung Daun Bandung tengah berjalan menjadi legenda wisata kuliner di ibukota Jawa Barat ini. Spot wisata yang terletak di kawasan Lembang ini telah lama menjadi pilihan bagi para pelancong yang ingin menikmati makanan enak dengan suasana tradisional seperti di pedesaan.

Kampung Daun Bandung

Tempat ini awalnya memang merupakan daerah pedesaan asli, yang berada di antara desa Cigugur dan Cihideung. Kalau digambarkan, lokasi ini secara umum merupakan lembah dan hutan yang berada di sekitar area perbukitan setempat. Belakangan lokasi resto ini memang menjadi di dalam sebuah komplek pemukiman.

Pada 1999, lokasi ini kemudian diubah menjadi kafe tempat berkumpul sambil menikmati alam pedesaan. Oleh para pendirinya, Kampung Daun didesain dengan tema Culture Gallery and Café, dengan empat saung utama yang dibuat saat pertama berdiri.

Kampung Daun Bandung tadinya lebih fokus sebagai tempat nongkrong, kini semakin cocok untuk tempat kumpul keluarga.
Salah satu saung di Kampung Daun Bandung. Foto: dok. agendaIndonesia

Kesan yang akan timbul pertama kali adalah nuansa pedesaan yang tradisional, asri dan nyaman dengan pemandangan alam lembah dan hutan. Akan terlihat tebing-tebing berbatu dengan suara latar air terjun yang bergemericik di sekitarnya.

Tak hanya itu, saat cuaca cerah akan terlihat pemandangan gunung Tangkuban Perahu yang tak terlalu jauh dari lokasi tersebut. Dan pada saat malam hari dapat terlihat pula pemandangan kerlap-kerlip sinar kota Bandung.

Ditambah pula, pengunjung akan melihat lampu-lampu bergantungan di sepanjang jalan menuju saung-saung tempat makan. Dulunya di sepanjang jalan ini berjejer di samping kanan kiri lampu oncor atau obor, serta api unggun di area tengah tempat ini. Ini membuat tempat ini semakin indah dan menghangatkan suasana, serta tentunya semakin memberikan nuansa tradisional.

Saat masuk, pengunjung dapat menemukan booth penjual penganan tradisional seperti dodol, kembang gula, serta kue-kue tradisional lainnya. Terdapat pula wahana permainan tradisional seperti congklak.

Sekarang ini ada sekitar 50 saung-saung yang terdapat di tempat ini, yang dibuat dengan detail-detail ornamen bernuansa tradisional. Ukuran tiap saung pun berbeda-beda, sehingga dapat mengakomodasi pengunjung yang datang dalam jumlah kecil maupun besar.

Ini membuat Kampung Daun Bandung juga kerap menjadi tempat pilihan untuk acara-acara gathering seperti arisan, reuni, kumpul keluarga besar dan lain-lain. Maka biasanya kalau penunjung ingin mampir ke tempat ini, direkomendasikan untuk booking terlebih dulu agar kebagian tempat.

Menu makanan dan minumannya pun sekarang semakin beragam. Bila saat pertama kali buka dulu Kampung Daun Bandung hanyalah sebuah kafe tempat nongkrong dengan hidangan cemilan seperti serabi Bandung dan poffertjes, kini sudah ada banyak pilihan makanan yang tersedia.

Kampung Daun Bandung sering dipakai untuk arisan atau acara-acara korporat.
Ada pula gaya makan lesehan dengan menu tradisional Sunda di Kampung Daun Bandung. Foto: dok agendaIndonesia

Mayoritas menu-menu yang disediakan adalah masakan tradisional seperti ayam bakakak goreng dan bakar, nasi tutug oncom, nasi kukus, ikan gurame bakar dan goreng dengan sambal dabu, tumis keciwis bawang putih, tumis toge asin jambal, dan lain sebagainya.

Setiap bulannya mereka juga kerap menghadirkan menu-menu spesial khusus di bulan tersebut, semisal ikan gurame goreng dengan sambal kecombrang, sate ayam dan kambing dengan sambal dabu, hingga dessert seperti es krim cincau hijau.

Selain menu-menu tersebut, tersedia juga ragam pilihan masakan pasta dan pizza. Dan bagi yang hanya ingin makanan ringan, masih tersedia poffertjes, serabi Bandung, cireng, serta gorengan seperti tahu, bakwan dan tempe mendoan.

Menu minuman tradisionalnya yang menghangatkan tubuh pun juga tak kalah menarik. Ada wedang uwuh, wedang bunga telang, wedang jahe serai, bandrek, bajigur, bir pletok, kopi tubruk, kopi bakar dan lainnya.

Namun yang menjadi catatan, harga makanan di tempat ini tak bisa dikatakan terlalu murah. Harga makanan memang mulai dari Rp 15 ribu bagi beberapa pilihan makanan cemilan, tetapi bagi beberapa pilihan main course bisa berkisar dari Rp 40 ribu hingga Rp 150 ribu.

Sambil berkumpul dan menyantap hidangan, biasanya akan ada lantunan musik tradisional khas Sunda. Pada saat malam hari, terkadang juga diadakan pertunjukan live music yang menambah ramai suasana.

Kampung Daun Bandung menyediakan pernak-pernik untuk anak-anak hingga remaja.
Galeri pernak-pernik di Kampung Daun Bandung. Foto: Dok. agendaIndonesia

Dan sesuai dengan konsepnya sebagai Culture Gallery and Café, Kampung Daun Bandung juga menyediakan galeri yang memamerkan dan menjual berbagai jenis souvenir. Bagi pengunjung yang ingin mencari oleh-oleh bisa mendatangi dan melihat-lihat galeri tersebut.

Saat ini, Kampung Daun kini juga menyediakan layanan bagi mereka yang ingin menyelenggarakan sesi foto prewedding maupun perhelatan private wedding. Untuk acara private wedding,tempat ini menyediakan kuota maksimal 150 orang undangan.

Satu hal yang layak untuk dipertimbangkan, direkomendasikan untuk datang ke tempat ini pada sore atau malam hari. Karena selain nuansa pedesaannya, salah satu daya tarik utama tempat ini adalah suasananya di malam hari, dihiasi obor dan api unggun yang terasa indah dan syahdu.

Selain itu, mengingat lokasinya berada di kawasan perbukitan, suhu di tempat ini biasanya cukup dingin, terlebih pada saat malam hari. Sehingga pengunjung disarankan untuk menggunakan pakaian yang hangat agar tak kedinginan.

Kampung Daun Bandung buka setiap hari dari jam 11.00 hingga jam 23.00 pada hari biasa dan jam 00.00 kala weekend. Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi (022) 2787915, atau via email cafekampungdaun@gmail.com serta mengunjungi situs resmi kampungdaun.id dan akun resmi Instagram @kampungdaun.

Kampung Daun

Jl. Sersan Bajuri no. 88, Perumahan Villa Triniti, Bandung

agendaIndonesia/Audha Alief P.

*****

Yuk bagikan...

Rekomendasi