
Keindahan 3 danau di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, rasanya masih banyak yang belum mengetahuinya. Apalagi menyambangi tempat ini. Luwu Timur memang cukup jauh untuk ditempuh dari Makassar. Sekitar 13 jam, namun rasanya perjalanan panjang itu terbayarkan dengan keindahan 3 danau yang alami.
Keindahan 3 Danau
Salah satu yang sering dituju pengunjung di Luwu Timur tentu saja adalah Danau Matano. Danau ini terletak di Kecamatan Nuha. Desa Soroako, yang terletak di sisi barat danau. Kecamatan itu sendiri telah berkembang menjadi kota yang rapi. Pendorong utamanya karena sebagian besar daerah ini dikelola PT Vale Indonesia (dulu PT Inco), perusahaan tambang nikel yang beroperasi sejak 1968.

Danaunya memang tak sebesar Toba di Sumatera Utara, namun kecantikannya, sebagai bagian dari keindahan 3 danau, tidaklah kalah. Yang pasti, ini adalah danau terdalam di Indonesia. Begitupun di sini anak-anak remaja tak sungkan bermain air.
Biasanya, dari dermaga kayu kecil yang menjorok sekitar 20 meter ke tengah danau anak-anak muda terjun menukik. Mereka melesat ke dalam air yang jernih dan tenang. Dari pingiran terlihat pula serombongan opudi, ikan kecil endemis di danau ini, berenang lamat-lamat di sela tiang penyangga kade. Sementara di kejauhan terlihat jajaran bukit Torukuno Lela.
Keindahan 3 danau di sini bisa dinikmati sejak fajar. Matahari perlahan muncul dari celah-celah bukit tersebut. Danau Matano, pada fajar itu, sungguh pemandangan yang layak diperjuangkan.
Air danaunya sungguh dingin. Dasar danau dipenuhi tumbuhan air berwarna cokelat. Juga ikan-ikan yang berkeliaran. Penduduk Soroako, ibukota Luwu Timur, menyebut kawasan ini Pantai Ide, meski tak ada laut di sini. Satu kilometer ke arah barat laut, ada Pantai Salonsa, tanpa dermaga dengan tepian dangkal yang lebih luas. Kedua kawasan wisata ini terawat baik dan terbilang bersih.
Dengan kedalaman sekitar 590 meter, Matano menjadi danau terdalam di Asia Tenggara, juga terdalam kedelapan di dunia. Danau ini tersambung oleh sungai dengan Danau Mahalona dan Danau Towuti di bagian selatan. Sungguh keindahan 3 danau.
DanauTowuti, yang luasnya 561 kilometer persegi, merupakan danau terluas kedua di Indonesia. Ketiga danau ini, menurut riwayatnya, terbentuk akibat kegiatan tektonik jutaan tahun silam.
Soroako dapat ditempuh dengan angkutan udara dan darat dari Makassar. Ada penerbangan khusus dari ibukota Sulawesi Selatan it uke bandara Soroako.
Tak ada angkutan umum di desa ini. Ojeklah yang bisa membawa wisatawan ke hotel yang menghadap ke Danau Matano. Jika tiba lepas tengah hari, habiskan sisa hari untuk menikmati Pantai Ide dan Pantai Salonsa. Pantai tanpa dermaga dengan air tak dalam.
Tujuan utama menikmati Matano adalah mengunjungi dua desa di seberang danau. Melaluinya dari Dermaga Soroako, yang merupakan gerbang utama menuju dua desa di seberang danau: Desa Matano dan Desa Nuha, Kecamatan Nuha. Wisatawan bisa menyewa ketinting, sejenis perahu bermotor, yang disewa untuk menyusuri danau.
Biasanya perahu bercadik itu bergerak tak jauh dari tepi danau, sehingga pengunjung bisa menikmati Pantai Ide dan Salonsa serta perumahan milik Vale, yang semuanya dari kayu dan tanpa pagar.
Tak jauhh dari dermaga, sekitar seperempat jam, perahu merapat ke tebing karang. Persis di bawah tebing itu, tampak sebuah lubang yang sebagian tenggelam dalam air. “Ini gua bawah air. Anda bisa menyelam dan muncul di dalam gua sana atau melompat dari lubang di atas,” cerita pemilik perahu.
Dari daratan, pemandangan ke bawah lubang tampak air yang tenang dan hijau berkilauan. Tinggi lubang ini 10-15 meter. Gua di bawah air luasnya kira-kira separuh lapangan badminton. Airnya jernih. Kolam itu hijau ditimpa cahaya matahari dari lubang tadi dan lubang kecil yang menghadap ke danau. Betul-betul gua rahasia. Kecantikannya hanya bisa dinikmati dengan memasukinya.
Banyak gua di sepanjang tepian danau. Hanya beberapa menit dari gua bawah air, pengunjung bisa tiba di gua lain. Gua umumnya, kering dan berbatu. Tak seberapa luas, tapi ada tulang berserakan. Penduduk menyebutnya Gua Tengkorak. Tulang-belulang manusia konon sudah ada di sini sejak masa pra-Islam.
Selain itu, ada obyek wisata menarik lain, seperti Pulau Kucing, gugusan karang kecil dengan dua pohon mangga besar, dan Kali Dingin, yang airnya tetap dingin hingga bertemu dengan air danau yang hangat.
Air Danau Matano mengalir ke Danau Mahalona melalui Sungai Petea hingga Danau Towuti. Towuti merupakan danau terluas kedua di Indonesia. Danau ini dipenuhi rumah penduduk dan hutan.
Sementara untuk menuju Danau Mahalona bisa dicapai dengan menuju Towuti terlebih dulu, sekitar satu jam dari Soroako. Dari sana pengunjung bisa berkendara ke Desa Timampu. Jalanannya menanjak dengan hutan di kiri-kanan. Selama satu jam kendaraan pengunjung menyusuri jalan itu. Hingga akhirnya bertemu dengan jembatan beton dan desa di seberangnya.

Desa Tolu menjadi desa pertama dari deretan lima desa, sementara Desa Mahalona sebagai desa induk di paling ujung. Penduduknya kebanyakan berkebun merica.
Dari sana kita bisa menggunakan perahu menyusuri Sungai Tominanga menuju Danau Mahalona. Danau terkecil dari tiga danau di Luwu Timur ini. Perahu berlabuh di daratan yang agak luas dengan lantai dari batu yang nyaris rata.
Air danau itu jernih dan biru. Tepiannya banyak ditumbuhi semak dan bakau. Permukaan airnya tenang. Warga desa sering piknik ke sana bila air sedang surut. Ketiga danau di Luwu Timur ini memang sulit dicapai. Namun keindahan 3 danau tersembunyi itu tentu menggoda untuk dikunjungi.
agendaIndonesia/TL
*****