
Pantai Lingal atau Ling’Al di Alor semakin dikenal banyak penggila pantai dengan pasir putih. Sebelum 2018-an, pantai di Nusa Tenggara Timur ini seolah tenggelam dari kebesaran nama pulau Rinca, Labuan Bajo, juga Sumba. Padahal, banyak orang menyebut pantai ini sebagai salah satu pantai terindah di provinsi ini.
Pantai Lingal Alor
Labuan Bajo dan Sumba sudah banyak dikenal dan dikunjungi para wisatawan. Baik lokal maupun mancanegara. Namun, ada pulau di ujung timur NTT, tepatnya di Kabupaten Alor, yang juga menawarkan banyak keindahan alam, terutama lautnya. Selain itu kita juga bisa menikmati wisata budaya dan sejarah di sana.
Kabupaten yang memiliki luas 2.864,6 kilometer persegi ini hanya dapat diakses melalui jalur udara dan laut. Begitupun, transportasi menuju Alor masih terbilang cukup mudah, karena ada penerbangan setiap hari dan kapal laut yang juga hampir setiap hari. Untuk ke sana, kita harus melalui ibukota NTT, Kupang.
Kepulauan di Alor terdiri dari dua pulau besar, Alor dan Pantar, yang mengapit gugusan pulau-pulau kecil di kawasan Selat Kumbang. Selat ini terletak di Desa Alor kecil dan Pulau Kepa. Ada beberapa pulau yang dijejaki di kabupaten yang terdiri atas beberapa pulau ini.
Ada beberapa rute yang bisa dijalani untuk menuju pantai Lingal. Pertama jalan darat dari kota Kalabahi, ibukota kabupaten Alor. Sesungguhnya jaraknya tak terlalu, hanya sekitar 30 kilometer. Namun, karena medannya, jarak itu harus ditempuh dalam waktu 4-5 jam. Hanya saja, harus menggunakan kendaraan yang siap untuk medan berat. Pilihannya mobil dengan penggerak 4 roda.
Pilihan lainnya menggunakan jalur laut dari demaga di Kalabahi. Dengan perahu kita bisa mencapai pantai Lingal kurang lebih 3 jam perjalanan. Bisa juga mengkombinasikan darat dan laut, misalnya jika ingin menikmati pemandangan darat. Dari Kalabahi kita bisa menuju ke Desa Alor Kecil selama 2-3 jam dan menginap semalam di sana. Esoknya disambung dengan kapal menuju pantai Ling’Al selama 1,5 jam.
Pantai Lingal terletak di Desa Halerman, Alor Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Jalur yang manapun yang dipilih, pantai ini tak akan mengecewakan. Panorama pantainya tak akan mengecewakan.
Jika tak punya halangan menikmati perjalanan laut, cobalah menuju ke Ling’Al dengan perahu. Dari Alor Kecil perahu bisa disewa seharga Rp 750 ribu-850 ribu. Perahu bisa dipakai seharian. Perjalanan berperahu dua jaman pun tak terasa jauh, malahan begitu mengasyikkan. Jika berangkat pagi, cuaca tak terlalu panas, kita bisa melanjutkan tidur di perahu yang bisa diisi sekitar 10 orang itu.
Saat mendekati Pulau Pura, kadang kita akan mendapat suguhan bonus, yakni sekawanan lumba-lumba menyambut perahu yang kita tumpangi. Hewan yang tergolong terpintar di laut itu mendongakkan moncongnya ke atas permukaan laut, lalu menghilang lagi ke dalam air. Benar-benar menggoda!
Dari atraksi itu, tak lama, bibir pantai di sisi barat Pulau Alor pun sudah terlihat. Dari jauh, pesona Pantai Lingal sudah terpancar. Hanya ada pasir putih di sepanjang permukaan pantai yang melengkung itu. Kira-kira panjangnya mencapai tiga kilometer. Airnya yang jernih bergradasi ketika perahu semakin mendekat ke pantai, warna biru semakin pudar hingga benar- benar putih tepat di bibir pantai. Dulunya, pantai ini cuma menjadi persinggahan nelayan untuk berteduh sambil menjemur ikan hasil tangkapan.
Di musim tertentu, di mana ombak begitu tenang dengan bentuk bibir pantai seperti teluk, pantai ini terlihat seperti kolam super besar. Satu-dua tahun belakangan, pantai ini mulai populer dan pelancong pun berdatangan. Para pemuda Desa Halerman mengutip Rp 50 ribu dari setiap rombongan yang datang. Menurut salah satu pemuda desa yang hanya dihuni belasan keluarga itu, pungutan mereka serahkan untuk dana kas desa.
Perbukitan hijau di sekeliling pantainya yang biru membuat pemandangan kontras Pantai Lingal ini jadi salah satu yang favorit di Pulau Alor. Pantainya sendiri berbentuk seperti teluk kecil, sehingga tidak memiliki ombak yang besar. Untuk menikmati pantai dari sisi yang berbeda, wisatawan bisa mendaki bukit dan menikmati eksotisme pantai Lingal dari ketinggian. Bukitnya tak terlalu tinggi, hanya sekitar 30-an meter dan bisa didaki sekitar 15-an menit.

Wisatawan bisa menginap di pantai ini. Warga setempat ada yang menyewakan tenda. Tapi jika tidak ingin di tenda, boleh saja menginap di rumah warga setempat.
Jika puas dengan pantai Lingal dan masih punya waktu, wisatawan bisa mengunjungi sejumlah pantai lain di sekitar pantai tersebut. Sebutlah pantai Pasir Panjang yang landai, berbatasan dengan bukit berpadang rumput. Namun, harus hati-hati jika berenang di Pantai Pasir Panjang. Meski dangkal, gelombang lautnya lumayan kencang.
Ada pulau Kepa, pulau kecil di Barat Laut Alor ini pasir pantainya halus serta lautnya yang biru dan jernih menjadi daya tarik tersendiri. Di pulau ini juga banyak disediakan pondok-pondok wisata khas NTT bagi yang mau menginap di sini. Di sekitar Kepa, banyak juga spot snorkeling maupun diving dengan keindahan alam bawah laut yang cantik.
Pilihan lainnya adalah pantai Sebanjar, dengan pasirnya yang berwarna putih-pink dan pemandangan pulau-pulau indah di sekelilingnya ini. Bermalas-malasan di pantai pada sore hari sembari menikmati deburan ombak dan pemandangan matahari terbenam adalah sungguh hal yang tak terlupakan. Di sini juga terdapat penginapan yang cukup nyaman.
Atraksi lain di sekitar pantai Lingal adalah bati-batu karang besar di pantai Batu Lobang. Ini istilah masyarakat setempat untuk karang yang bolong. Melihat bebatuan tinggi menjulang dengan bagian bawahnya berlubang karena dihantam ombak terus-menerus.
*****