
Petualangan di Tangkahan dengan fauna seberat 2700 kilogram bisa menjadi semacam perjalanan safari ala Indonesia. Bermain dengan gajah, dan tubing di tengah hutan.
Petualangan Di Tangkahan
Gajah sudah benar-benar ada di depan mata. Ehmmm… bukan di seberang lautan seperti peribahasa. Dengan berat sekitar 2.700 kilogram, gajah itu terlihat begitu jelas. Sekelompok hewan dengan kuping lebar itu tengah mengunyah rumput di halaman kantor Conservation Response Unit di Tangkahan, Langkat, Sumatera Utara.
Seketika lupa perjalanan kemarin sore selama tiga jam dengan jarak 98 kilometer dari Medan. Perjalanan yang meletihkan, sekaligus penuh kebingungan. Bagaimana tidak, ada jalur panjang di tengah kebun kelapa sawit dengan debu beterbangan. Sejenak tak ingat pula, malam penuh kegelapan di homestay Bamboo River. Belum lagi suara-suara binatang di hutan yang begitu nyaring. Salah satunya mungkin orangutan atau monyet ekor panjang.
Area untuk konservasi gajah itu memang sudah dikembangkan menjadi Kawasan Ekowisata Tangkahan. Berada di salah satu sisi Taman Nasional Gunung Leuseur, ada banyak aktivitas yang bisa dijalani. Pagi hari, memandikan gajah tentunya bisa jadi pilihan. Setelah menyeberangi jembatan gantung di atas Sungai Batang Serangan, saya bergabung dengan para mahout atau pelatih gajah. Ada tujuh gajah yang dimandikan pagi itu. Kelompok gajah yang digunakan untuk patroli hutan tersebut mempunyai jadwal mandi dua kali, pukul 08.00 dan pukul 16.00.
Bukan hal yang mudah membawa hewan superberat itu dari kantor Conservation Response Unit turun ke sungai. Namun, manakala sudah masuk ke air, suara kecipak air terdengar tak berhenti-henti. Para mahout membersihkan badan gajah dengan sikat hingga bersih. Bahkan hingga menguras kotorannya dari bagian dubur di tepian sungai hingga tak mengotori sungai. Sungai menjadi sumber air bagi masyarakat Desa Sei Serdan dan Namo Sialang yang tinggal di sekitar Sungai Batang Serangan dan Buluh.

Saya merasakan keriangan bermain air, hingga tak lama saatnya para gajah yang tengah menyemburkan air itu harus beranjak. Giliran saya mencoba menaiki salah satunya dan membawanya ke tempatnya berkumpul sebelum melakukan patroli. Wooow, saya terguncang-guncang perlahan. Perjalanan singkat yang menyenangkan.
Berikutnya, giliran turis-turis asing yang ikut berkeliling hutan dengan para mahout. Mereka memilih tur dengan gajah. Ada paket pendek hanya sekitar satu hingga tiga jam. Ada pula hingga menginap di hutan yang berlangsung tiga hari. Saya lebih memilih trekking setengah hari di dalam hutan. Seusai sarapan, perjalanan ditemani dua pemandu pun dimulai. Kedua pemuda setempat itu membawa ban dalam untuk tubing untuk perjalanan pulang.
Saya tak membayangkan perjalanan yang akan dilalui. Jadilah semua yang ditemui menjadi sederet kejutan. Jalan perlahan menanjak, kemudian menyeberangi sungai, melalui pohon-pohon karet, sejumlah tanaman obat, bertemu dengan babi, dikelilingi pacet yang menyelip di antara jari-jari kaki, juga menempel di tengkuk. Hmmm… yang terakhir ini malah baru saya temukan setelah kembali dari perjalanan.
Terbanyak tentunya hewan kecil itu mendekam di sekitar jari-jari kaki, seakan minta diajak menjelajah sisi lain taman nasional ini. Bagian lain yang menjadikan perjalanan kali ini sebuah petualangan tentu saja masuk ke gua kelelawar. Di sepanjang gua, saya harus berjalan dengan berjongkok. Gua terasa lembap, dan ada aroma khas begitu kuat tercium. Hewan malam itu tergantung di langit-langit gua. Penyusuran berakhir setelah saya menemukan sebersit cahaya yang kemudian membesar. Saya keluar dari gua dan dihadapkan pada sebuah sungai. Luar biasa!
Setelah hilang rasa kaget sekaligus heran, saya turun ke sungai. Ajakan berendam di air panas di seberang sungai tak saya tolak. Rupanya di seberang ada gua kecil yang memiliki mata air panas. Setelah rasa air dingin, saya langsung merasakan kehangatan. Duduk manis di air hangat yang jernih, saya benar-benar menikmatinya. Tak lama, sang pemandu memanggil, ban-ban sudah tersambung. Barang pun sudah dikemas dan dibalut plastik. Saatnya mengalun mengikuti aliran sungai. Kupu-kupu warna-warni di tepi sungai hinggap sejenak di tangan, dan suara burung nan nyaring seperti ingin mengucapkan selamat jalan.
Tak perlu lagi melangkah menyusuri bukit. Bokong saya benamkan di tengah ban, sementara kedua kaki di luar menahan badan. Saatnya meluncur, wrrr… dinginnya air sungai mulai merendam sebagian badan. Sungai cukup lebar, antara 8-10 meter, tapi tak membuat saya cemas karena arusnya tergolong tenang. Apalagi semakin jauh mengalun, sungai semakin datar. Aha, rupanya aksi tubing saya berakhir di tempat pemandian gajah tadi pagi.
Sang pemandu menarik ban ke tepian, saya pun segera turun. Lalu melangkah ke warung untuk mengisi perut. Menjelang sore, saatnya kembali ke penginapan untuk membasuh badan yang penuh keringat, juga kotoran kelelawar, tanah, dan tentu saja pacet yang menempel di tengkuk. l
Dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Penerbangan yang harus diambil tentunya menuju Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Ada banyak maskapai yang melayani rute dengan penerbangan 2 jam 20 menit ini, seperti Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air. Kemudian, lanjutkan dengan perjalanan darat sekitar empat jam atau berjarak 143 kilometer dari Kualanamu menuju pusat konservasi gajah di Tangkahan, Langkat.
Catatan Kecil
1. Konservasi Gajah. Berjarak sekitar98-100 kilometer dari Medan,kawasan ekowisata Tangkahan ini merupakan tempat konservasi gajah. Karena itu, saat datang, pengunjung harus lapor terlebih dulu ke Visitor Center. Kawasan Ekowisata Tangkahan dikelola Lembaga Pariwisata Tangkahan.
2. Homestay sederhana. Tidak ada akomodasi mewah di sini. Kebanyakan berupa homestay sederhana dengan tarif Rp 100-350 ribu per malam. Baik akomodasi maupun paket tur dikelola masyarakat di bawah Community Tour Operator.
3. Bermalam. Bukan liburan yang bisa dilakoni dalam waktu singkat. Jadi Anda tentu saja harus bermalam, luangkan setidaknya dua hari semalam.
4. Perlengkapan. Berada di lingkungan hutan, siapkan losion antinyamuk, jas hujan, dan sepatu yang nyaman untuk berjalan kaki.
Aktivitas
1. Trekking. Menyusuri bukit, masuk ke gua kelelawar, menuju air terjun, hingga tubing. Bisa pilih paket pendek sekitar dua jam hingga perjalanan setengah hari selama tujuh jam.
2. Menginap di Gua Kambing. Tersedia juga paket trekking dengan menginap di Gua Kambing.
3. Tur gajah. Menaiki gajah menuju sisi hutan terdekat hingga bermalam dan tiba di Bukit Lawang, Bahorok, di sisi lain taman nasional ini. Bukit Lawang merupakan konservasi orangutan. Paket dari tiga jam hingga tiga hari.
Rita N./Toni H/Dok TL