Garuda Indonesia Operasikan 120 Pesawat

Garuda Indonesia operasikan 120 pesawat pada 2023.

Garuda Indonesia atau PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) optimistis bisa mengoperasikan 120 unit pesawat pada 2023. Hal ini sejalan dengan rampungnya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan pulihnya keuangan perseroan.

Garuda Indonesia

“Jumlah fleet [pesawat] yang akan dioperasikan sampai saat ini kami masih punya keyakinan bisa dicapai kisaran 120-an baik Garuda maupun Citilink,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam acara Paparan Publik Insidentil, Kamis 20 Oktober 2022. Tetapi, Irfan menyebut terdapat beberapa tantangan yang masih dihadapi untuk mencapai target tersebut. Misalnya, perseroan masih harus terus memonitor ketersediaan slot untuk fasilitas perawatan (maintenance facility) pesawat.


Selain itu, emiten berkode GIAA itu tengah bersaing dengan hampir seluruh maskapai internasional agar bisa mendapatkan slot untuk perbaikan mesin pesawat. “Kami terus menerus berkomunikasi dengan pihak manufacturers untuk bisa memperoleh kecepatan itu, namun demikian jumlah pesawat tentu saja kita berharap tidak terlalu jauh dari angka 120-an,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebagian besar dari unit pesawat yang dimiliki perseroan disimpan (grounded) akibat pembatasan mobilitas yang didorong oleh pandemi Covid-19. Kini, lanjut Irfan, perseroan tengah mendorong upaya restorasi armada yang beroperasi seiring dengan pemulihan mobilitas masyarakat.


Menurutnya, upaya pengoperasian kembali armada pesawat bahkan menjadi perhatian khusus pemerintah. Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu, bahkan meminta langsung Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN untuk mengatasi hal tersebut lantaran turut memicu naiknya harga tiket pesawat.

Kementerian BUMN, kata rfan, secara kontinyu terus menerus menanyakan ke pihaknya soal restorasi pesawai itu karena juga jadi concern Presiden Jokowi terhadap keberadaan atau jumah pesawat Garuda dan Citilink yang dioperasikan. Adapun jumlah pesawat yang dioperasikan perseroan terus berkurang sejak 2021 hingga pertengahan 2022 akibat likuiditas perusahaan yang tergerus oleh pandemi Covid-19.

Garuda Indonesia saat ini menjalankan 29 unit pesawat yang serviceable.
Garuda Indonesia akan di Bandara Udara Internasional Sukarno-Hatta. Foto: unsplash


Jumlah pesawat serviceable turun signifikan dari periode Januari 2021 berjumlah 71 pesawat menjadi 33 pesawat pada Desember 2021. Hal itu lantaran grounding notice dari lessor dan keterbasan dana emiten berkode GIAA itu untuk melakukan maintenance. Kemudian, sejalan dengan keputusan homologasi, jumlah pesawat Garuda berkurang menjadi 61 unit dan hanya sebanyak 29 unit yang serviceable.


Sementara itu, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) akan segera kembali membuka tiga rute penerbangan internasional yakni ke Narita, Jepang dan Melbourne, Australia, sejalan dengan usainya proses restrukturisasi keuangan perseroan. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perseroan akan kembali membuka penerbangan rute Bali–Narita–Bali, Jakarta–Melbourne–Jakarta, dan Bali–Melbourne–Bali.

“Pada 1 November kami akan membuka penerbangan kembali Narita ke Bali sebagian bagian dari menyambut dibukanya kembali border Jepang untuk wisatawan. Juga 23 November membuka penerbangan kembali Jakarta–Melbourne dan akan dilanjutkan Desember Bali–Melbourne,” terangnya pada acara Paparan Publik Insidentil di Jakarta, Kamis.


Dalam paparannya, Irfan menegaskan ke depannya maskapai milik negara itu akan lebih selektif dalam melayani penerbangan internasional. Dia juga menyebut akan lebih fokus untuk meningkatkan frekuensi penerbangan domestik dan sinergi dengan anak usahanya, Citilink.

yulia agnis 6c3OvB6H0dY unsplash
Garuda Indonesia dalam salah satu penerbangannya. Foto: Dok. unsplash


Selain itu, sebagai bagian dari transformasi bisnis, Garuda akan fokus untuk mengoptimalkan pendapatan dari angkutan kargo serta penerbangan umroh. “Salah satu yang paling banyak permintaannya itu sekarang umroh. Kita juga mau siapkan buat haji. Rasanya untuk penerbangan baru lagi belum ada, mungkin surprise,” tuturnya.


Berdasarkan Ikhtisar Kinerja Operasional Garuda Group semester I/2022, jumlah armada yang kini dimiliki oleh perseroan, yakni 134 unit atau turun dari 2021 sebanyak 203 unit. Namun, tingkat keterisian penumpang pada semester I/2022 naik 11 persen ke 6,5 juta penumpang, dari pada tahun sebelumnya sebanyak 5,8 juta penumpang.


PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) akan menggunakan Rp4,5 triliun atau 60 persen dari total Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk keperluan restorasi pesawat pascapandemi. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio menjelaskan bahwa restorasi armada dibutuhkan setelah sebelumnya disimpan (grounded) selama dua tahun pandemi Covid-19. “Rp7,5 triliun ini 60 persennya akan digunakan untuk restorasi pesawat yang di masa pandemi banyak di-grounding. Banyak yang harus dilakukan maintenance,” jelasnya saat Paparan Publik Insidentil di Jakarta, Kamis (20/10/2022).


Sementara itu, sisa dari alokasi PMN yang setara dengan sekitar US$505 juta tersebut nantinya akan ditujukan untuk modal kerja perseroan serta maintenance pesawat yang dimiliki.


Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pun menyebut Kementerian BUMN terus mendorong restorasi pesawat yang dimiliki dan dioperasikan perseroan. Hal itu, jelasnya, lantaran menjadi perhatian khusus Presiden Joko Widodo apalagi setelah keterbatasan armada yang menimbulkan lonjakan harga tiket pesawat beberapa waktu lalu.

agendaIndonesia

*****

Penerbangan Akhir Tahun 3 Persen Penumpang Garuda Refund

Pesawat udara adalah pilihan satu dari 4 moda transportasi ke Yogyakarta.

Penerbangan akhir tahun sebanyak 3 persen calon penumpang maskapai Garuda Indonesia mengajukan permintaan pengembalian dana atau refund tiket. Kondisi ini seusai pengumuman pemerintah soal syarat terbang adalah dengan melampirkan surat bukti rapid test antigen Covid-19.

Penerbangan Akhir Tahun

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan menyebarnya mispersepsi yang menyangka rapid test antigen Covid-19 sama dengan swab test PCR Covid-19. “Karena tes PCR kan mahal, kalau mereka berlibur satu keluarga jadi khawatir, tapi kami jelaskan bahwa rapid test antigen tidak sama dengan PCR Test,” kata Irfan dalam keterangan pers-nya di Tangerang, Banten.

Di samping refund, permintaan reschedule atau penjadwalan ulang penerbangan juga meningkat. “Permintaan reschedule ada sekitar enam persen,” ucap Irfan. Menurut dia, para calon penumpang memindahkan jadwal penerbangan yang semua dilakukan selama periode libur akhir tahun 2020. “Jadi mereka menjadwal ulang ke penerbangan yang lewat dari tanggal 8 Januari 2021,” ujarnya.

Irfan kemudian menjelaskan bahwa dalam periode libur akhir tahun 2020, banyak calon penumpang yang mudik ke kampung halaman masing-masing karena menunda mudik yang biasanya dilakukan pada Hari Raya Idul Fitri. “Karena yang cukup menarik liburan kali ini bercampur liburan akhir tahun dengan mereka yang menunda mudik, jadi tidak semua ke destinasi wisata,” lanjutnya. Selain itu, ada pula calon penumpang yang batal berangkat karena mendapatkan hasil positif saat menjalankan rapid test antigen Covid-19.

Penerbangan akhir tahun mengalami sejumlah penurunan penumpang. Mereka ada yang melakukan refund, sebagian lainnya menjadwal ulang. Ini efek keputusan pemerintah terkait pemeriksaan Covid-19.
Penerbangan Garuda Indonesia dari Bali. Foto: Ilustrasi–Unsplash


Sementara itu, terkait keputusan pemerintah yang memberlakukan larangan bagi warga negara asing (WNA) untuk masuk ke Indonesia, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya menghormati keputusan tersebut.

Keputusan pemerintah tersebut dikeluarkan menyusul munculnya varian mutasi baru virus corona. Langkah ini juga dilakukan sejumlah negara, menyusul ditemukannya varian baru virus corona dengan label nama “VUI-202012/01”, di Inggris. Larangan masuk bagi WNA di Indonesia untuk sementara diberlakukan mulai 1 Januari hingga 14 Januari 2021.

“Kami tentunya menyikapi secara positif upaya yang dijalankan pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 serta akan senantiasa patuh terhadap aturan dan upaya preventif yang telah ditetapkan,” tutur Irfan dalam keterangan tertulis untuk media, Selasa 29 Desember 2020.

Untuk memfasilitasi hak penumpang yang terdampak, maskapai penerbangan tersebut menyediakan opsi penjadwalan ulang atau reschedule penerbangan. “Kami harapkan dapat memberikan keleluasan bagi penumpang Garuda yang terdampak pelarangan masuk WNA ke Indonesia untuk dapat kembali merencakan perjalanan dengan sebaik sesuai dengan perkembangan situasi pandemi yang terjadi saat ini,” ujarnya.

Irfan menegaskan, pihaknya akan tetap memprioritaskan mandatnya untuk memfasilitasi moda transportasi masyarakat. “Adapun saat ini kami terus berkoordinasi dengan otoritas terkait guna memastikan hal hal yang perlu diantisipasi terkait kebijakan operasional yang dijalankan perusahaan”, ucap dia.

Garuda Indonesia, kata Irfan, akan terus memantau perkembangan negara-negara yang menjadi tujuan penerbangan di rute internasional, sebagai bentuk antisipasi di tengah pandemi. “Untuk internasional, kita tentu harus selalu waspada mengamati perkembangan yang ada di masing-masing negara yang saat ini jadi tujuan penerbangan Garuda,” kata Irfan.

Dengan berbagai kondisi yang ada saat ini, PT Garuda Indonesia akan mengkaji frekuensi dan rute baru pada 2021. Namun, Irfan tidak menjelaskan rute mana yang kemungkinan akan diubah, bahkan dihapus. Adapun untuk penerbangan domestik, Irfan mengatakan bahwa Garuda Indonesia akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Kementerian BUMN.

Irfan juga memastikan maskapai atau penerbangan menggunakan Garuda Indonesia tidak memperbesar jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19. “Kami juga selalu ikut dan selalu akan patuh terhadap kesepakatan yang dibuat secara bersama-sama di dalam kaitan dengan penerbangan,” kata dia seraya

Memastikan pihaknya mendukung penuh upaya pemerintah untuk menegakkan protokol kesehatan dalam penerbangan.

Oleh karena itu, Garuda Indonesia menyikapi positif soal perubahan dokumen perjalanan yang dibutuhkan untuk bisa melakukan perjalanan udara karena keselamatan dan kesehatan penumpang merupakan prioritas utama. Ia mengatakan, perubahan syarat dokumen perjalanan dilakukan pemerintah untuk menekan peningkatan kasus Covid-19 terutama di masa libur akhir tahun.


“Kami mendukung penuh, kami juga informasikan penumpang, kami beri pemahaman dan pengertian, kami minta penumpang sama-sama taat bukan hanya untuk mereka tapi juga buat kita semua,” ucap Irfan. “Mohon jangan lihat ini sebagai aturan (syarat dokumen perjalanan) yang hambat perjalanan tapi untuk memastikan semua dalam protokol kesehatan terbaik,” kata dia.

agendaIndonesia

*****

Garuda Indonesia Dukung Repatriasi 11 Orang Utan

Garuda Indonesia mendukung upaya proses repatriasi satwa yang dilindungi. Maskapai penerbangan nasional Indonesia ini di minggu ke-3 Desember 2020 menerbangkan 11 (sebelas) orang utan dari Malaysia dan Thailand kembali ke Indonesia.

Garuda Indonesia

Penerbangan repatriasi satwa liar yang dilindungi tersebut tiba di Jakarta pada Kamis 17 Desember 2020 melalui dua jalur penerbangan, yakni Bangkok – Jakarta dan Kuala Lumpur – Jakarta.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan bahwa merupakan sebuah kehormatan bagi Garuda Indonesia ketika mendapatkan kesempatan turut serta mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam pelestarian satwa langka. “Melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Garuda Indonesia mendukung pelestarian satwa langka di Indonesia sekaligus memerangi perdagangan satwa ilegal,” katanya di Jakarta.

Irfan menyebutkan, proses penerbangan repatriasi ke-11 orang utan tersebut dilakukan dari dua tempat. Sembilan orang utan dari National Wildlife Rescue Centre (NWRC), Perak, Malaysia National  dan dua orang utan dari Khao Prathap Chang Wildlife Breeding Centre, Provinsi Ratchaburi, Thailand

Untuk proses repatriasi 11 orang utan tersebut, kata Irfan, Garuda Indonesia memastikan seluruh dokumen persyaratan maupun prosedur pengangkutan orang utan yang dalam hal ini adalah live animal, telah memenuhi regulasi internasional dari International Air Transport Association (IATA). “Termasuk juga peraturan karantina dan kepabeanan di Indonesia,” katanya.

Kesembilan orang utan dari Kuala Lumpur, yang dibawa dengan penerbangan GA 821, telah tiba di Jakarta dengan selamat pada Kamis siang, tepatnya pada pukul 14.00 WIB. Penerbangan ini dilayani dengan armada Airbus A330-900 neo. Sementara itu, dua orang utan lainnya, yang diberangkatkan dari Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, dengan penerbangan GA 867 yang dilayani dengan armada A330-300 tiba di Jakarta pada Kamis sore pukul 17.45 WIB.

Sebelumnya Garuda Indonesia juga telah melaksanakan koordinasi secara intensif dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait dengan kesiapan ruangan (live animal room) untuk orang utan selama transit di Jakarta serta prosedur pengecekan kesehatan yang dilakukan oleh petugas karantina dan kesehatan satwa sebelum diberangkatkan kembali keesokan harinya menuju ke kota tujuan, yakni masing-masing Jambi dan Medan.

Penerbangan repatriasi orang utan kali ini memiliki arti penting bagi hubungan bilateral Indonesia dan Thailand, juga Indonesia dan Malaysia. Momentum repatriasi orang utan dari Thailand ini bertepatan dengan peringatan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Thailand yang telah genap berusia 70 tahun pada tahun 2020 ini.

Garuda Indonesia dukung repatriasi orang utan
Orang Utan di salah satu habitat aslinya di Indonesia, yakni di Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Foto: ilustrasi

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementrian pertanian republik Indonesia, Ali Jamil, menyampaikan apresiasi atas pemulangan kembali orang utan Sumatera yang merupakan satwa endemik pulau Sumatera dan hanya menempati di bagian sisi utara yakni Timang Gajah Aceh Tengah hingga daerah Sitinjak Tapanuli Selatan.

“Repatriasi satwa ini merupakan salah satu bukti konkret kerja sama Pemerintah Indonesia -Malaysia dan tekad yang kuat untuk terus menjaga kelestarian satwa tersebut di habitatnya,” kata Jamil di Jakarta, Jumat 19 Desember 2020.

Jamil menyebutkan, hal itu sejalan dengan Kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo soal sinergitas dengan berbagai entitas. Tidak hanya di dalam negeri, namun juga dengan pihak negara-negara lain. “Ini dalam mendukung pengawasan sekaligus perlindungan sumber daya alam hayati untuk kesejahteraan bersama terus ditingkatkan,” ujarnya.

Sebelumnya, sembilan ekor orangutan dari Malaysia, diselundupkan melalui jalur perairan laut yang ilegal ke Malaysia dan berhasil diamankan oleh otoritas Karantina Malaysia.

Ke-9 ekor satwa yang termasuk dalam kategori dilindungi ini diberangkatkan dari Malaysia menggunakan fasilitas kargo pada pesawat Garuda transit di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng sebelum akhirnya tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Jumat 18 Desember.

Satwa tersebut dilalulintaskan melalui pintu ke luar yang tidak ditetapkan oleh pemerintah, sehingga tidak ada pejabat, khususnya dari petugas karantina pertanian yang menjaganya. Namun dengan kerja sama yang baik dengan Pemerintah Malaysia, kita dapat mengembalikan satwa langka ini.

Kerja sama Indonesia dengan Malaysia dalam pencegahan dan pengembalian satwa langka dimungkinkan.Dikarenakan Indonesia dan Malaysia merupakan para pihak dan menjadi anggota dari Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES).

agendaIndonesia

*****