Ini 6 sentra batik favorit di Pekalongan, Jawa Tengah. Foto shutterstock

Inia da 6 sentra batik favorit alau berkunjung ke Pekalongan, Jawa Tengah. Rasanya kurang afdol jika main ke kota ini tidak sekalian mencari atau setidaknya melihat-lihat produk batik khas kota batik ini. Sejak dulu, Pekalongan memang sangat identik dengan batik, yang kini industrinya tak hanya mahsyur di level nasional, namun juga sudah merambah level internasional.

6 Sentra Batik Favorit Pekalongan

Menariknya, kultur batik di Pekalongan punya perbedaan cukup mendasar dibandingkan dengan kota-kota seperti Yogyakarta dan Solo. Batik Pekalongan cenderung lebih berani pada kreasinya, dengan motif yang lebih variatif dan lebih terang. Ini disebabkan karena Pekalongan juga merupakan kota pelabuhan yang besar di Jawa Tengah, di mana dulu pengaruh budaya asing dari Tiongkok, India, Jepang dan sebagainya bisa masuk.

Inilah 6 sentra batik favorit di Pekalongan yang menjadi tujuan wisata ke kora di Jawa Tengah ini.
Pekalongan Kota Batik Dunia. Foto: Ada 6 sentra batik favorit di kota ini. Dok. DPMPTSP Kota Pekalongan.

Masuknya pengaruh tersebut membuat batik Pekalongan lebih casual, dibanding batik Solo atau Yogyakarta yang masih banyak terpengaruh adat dan filosofi Keraton. Dan kreatifitas ini tidak berhenti pada keragaman motif saja. Contohnya batik pagi sore, salah satu inovasi dimana ada dua motif batik yang berbeda dalam satu kain. Sehingga, batik bisa digunakan dalam dua kesempatan berbeda dengan dua motif berbeda.

Bahkan, kini terdapat pula Museum Batik Pekalongan yang tidak hanya menjadi tempat edukasi dan destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat riset dan pengembangan kultur serta ilmu membatik. Selain itu, terdapat 6sentra batik favorit yang menjajakan beragam produk batik yang otentik dan menarik untuk diboyong sebagai oleh-oleh, seperti berikut ini.

  1. Pasar Grosir Batik Setono

Tempat belanja batik di Pekalongan yang paling ramai dan favorit adalah Pasar Grosir Batik Setono, yang juga adalah salah satu sentra perdagangan batik di kota ini. Berdiri pada 15 Desember 1941, kemunculan pasar ini dipicu oleh kecenderungan bahwa produk hasil industri batik Pekalongan lebih banyak dikirim dan dijual di kota-kota lain.

Maka dari itu, didirikanlah pasar ini di sebuah bangunan yang dulunya merupakan pabrik tekstil, untuk menampung pengusaha batik kecil dan menengah agar bisa langsung menjajakan produknya. Di sisi lain, konsumen juga lebih dimudahkan dalam mencari produk batik, utamanya mereka yang memang datang ke Pekalongan untuk membeli batik.

Terhitung ada sekitar 550 toko yang berada di salah satu dari 6 sentra batik favorit pasar yang buka setiap hari dari jam 08.00 hingga 21.00 ini. Mayoritas dari mereka adalah penjual kain dan pakaian siap pakai batik, namun ada juga yang menjual aksesoris atau kerajinan tangan bertemakan batik. Lokasinya yang berada di jalan Dr. Sutomo nomor 1-2 juga terhitung strategis, karena langsung berhadapan dengan ruas jalan akses menuju tol Trans Jawa rute Pemalang-Batang.

Untuk produk pakaian sendiri beragam dari kemeja, blouse, celana, daster, sarung, mukena dan lain lain. Harganya bergantung pada jenis kain yang digunakan. Misalnya, kemeja dengan bahan katun harganya berkisar dari Rp 25 ribu sampai 35 ribu. Sementara yang menggunakan bahan lebih premium seperti sutra, harganya bisa di kisaran ratusan ribu, bahkan jutaan.

Interior Museum Batik Pekalongan, kunjungan lain selain ke 6 sentra batik favorit di Pekalongan.
^ sentra batik favorit di pekalongan. Museum Batik Pekalongan. Foto: Dok Wikimedia Common
  • International Batik Center

Sentra perdagangan batik lainnya dari 6 sentra batik favorit di Pekalongan yang menjadi rekanan bagi wisatawan yang berburu batik adalah International Batik Center, atau yang biasa dipanggil dengan singkatan IBC. IBC merupakan sebuah kompleks terpadu yang menyatukan kegiatan perdagangan, eksibisi serta edukasi tentang batik, khususnya batik Pekalongan.

Berlokasi di jalan Ahmad Yani nomor 573, IBC menawarkan beberapa fasilitas di samping fungsinya sebagai sentra jual beli batik. Seperti misalnya area galeri yang menampilkan beragam koleksi batik, dari yang tradisional sampai yang kontemporer. Karya-karya pengrajin batik lokal juga ditampilkan di sini.

Terdapat pula area workshop, dimana pengunjung dapat menonton atau ikut belajar langsung tentang teknik membatik, mulai dari pewarnaan hingga mencanting. Lewat fasilitas dan kegiatan tersebut, IBC aktif menjalin hubungan dengan berbagai lembaga dan komunitas seni budaya internasional, dalam upaya meningkatkan kesadaran dan membuka peluang pasar bagi batik Pekalongan di level global.

Meski demikian, tak perlu khawatir dengan harga produk-produknya. Harga produk batik di sini masih tetap tergolong bersahabat, seperti daster yang berkisar dari Rp 35 ribu, atau kemeja yang harganya sekitar Rp 50 ribu. Berada di jalur rute Pantura, ia juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti food court dan area parkir yang luas.

  • Kampung Batik Kauman

Pekalongan juga dikenal dengan beberapa kampungnya yang warganya berbudi daya batik. Contohnya adalah Kampung Batik Kauman, di mana kampung ini disinyalir sudah eksis sejak abad 19 silam. Ini terlihat pada nuansa arsitektur yang tampak banyak terpengaruh oleh gaya arsitektur Eropa, Tiongkok dan Arab tempo dulu. Ini adalah satu dari 6 sentra batik favorit.

Sebagai salah satu kampung yang pertama muncul di wilayah Pekalongan, banyak dari warganya yang kemudian juga berprofesi sebagai pengrajin batik. Dan yang menarik, jika menilik dari ragam motifnya, beberapa produk batik mereka juga turut terpengaruh oleh seni dan budaya dari wilayah-wilayah pendatang tersebut.

Seperti batik encim yang merupakan hasil leburan budaya lokal dan Tiongkok, atau batik jlamprang yang mengambil inspirasi dari budaya Arab dan India. Produk-produk tersebut kemudian menjadi ciri khas dari pengrajin batik di Kauman, yang diresmikan sebagai kampung batik pada 2007.

Hingga kini, terdapat puluhan showroom dan workshop milik warga setempat yang sehari-harinya menerima pengunjung dan memproduksi beragam produk dari batik, seperti kain, kemeja, sarung, serta aksesoris seperti tas dan dompet. Produk-produk tersebut sudah dipasarkan tidak hanya di taraf nasional saja, tapi juga internasional.

Berlokasi di jalan Hayam Wuruk, tidak jauh dari alun-alun kota Pekalongan, terdapat sebuah gapura di depan jalan masuk sebagai penanda, sehingga tidak terlalu sulit untuk mencari lokasinya. Selain berbelanja batik, suasana di sekitar kampung yang terlihat tua nan antik juga menjadi spot menarik untuk berfoto.

  • Kampung Batik Pesindon

Kampung batik lainnya sebagai satu dari 6 sentra batik favorit di Pekalongan yang tak kalah menarik untuk dikunjungi adalah Kampung Batik Pesindon. Lokasinya tak jauh dari Kampung Batik Kauman, dapat diakses lewat jalan Hayam Wuruk, dan terletak di tepi kali Pekalongan. Kampung ini ditetapkan sebagai kampung batik sejak 2020.

Disebut-sebut bahwa kampung ini mayoritas berisi warga pengrajin batik dan peternak ayam. Industri rumahan pengrajin batik di sini sudah ada sejak sekitar 1950-an. Kini, kurang lebih terdapat sekitar 33 showroom yang setiap harinya memproduksi batik dan melayani pengunjung.

Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses produksi batik di berbagai studio batik yang berada di hampir tiap sudut gang kampung tersebut. Baik batik tulis maupun batik cap dapat ditemukan di sini, dengan varian produk batik meliputi kain, kemeja, syal, tas serta aksesoris lainnnya.

Terdapat pula workshop yang menawarkan kelas singkat dalam teknik dan proses pembuatan batik. Satu keunikan lainnya, karena di kampung ini terdapat banyak gang, maka di sekitar area kampung akan ditemui penanda arah ke masing-masing showroom dan workshop pengrajin batik, sehingga tak perlu khawatir tersesat.

Salah satu motif batik Pekalongan
Salah satu motif batik Pekalongan. Foto shutterstock
  • Qonita Batik Boutique

Kalau ingin mencari produk batik di Pekalongan yang lebih premium dan fashionable, Qonita Batik Boutique jadi salah satu rekomendasi. Merek batik Pekalongan yang sudah eksis sejak 1995 ini berfokus pada produk batik siap pakai, dengan gaya yang modern dan penggunaan bahan yang premium, utamanya sutra.

Semisal gaun sutra yang kisaran harganya dari Rp 2,25 juta hingga 3 juta, blouse yang harganya berkisar dari Rp 190 ribu sampai 260 ribu, serta produk-produk lain seperti kemeja sutra, daster, mukena, hingga sprei. Harga produk-produk tersebut bergantung dari bahan serta jenis batiknya, baik batik tulis maupun cap.

Meski harganya premium, namun kualitasnya sudah teruji. Bahkan mereka sudah rajin menampilkan beragam kreasi mereka di acara-acara fashion week nasional. Jika tertarik berkunjung, Qonita Batik Boutique berlokasi di jalan Gajah Mada nomor 49, dan buka setiap hari dari jam 08.00 sampai 21.00.

  • Batik Unggul Jaya

Merek batik Pekalongan lainnya yang terbilang cukup populer adalah Batik Unggul Jaya. Terletak di jalan Angkatan 45 nomor 39, Batik Unggul Jaya juga berfokus pada produk batik siap pakai dengan bahan katun berkualitas yang lembut dan adem dipakai, namun dengan harga yang cukup terjangkau.

Masuk ke dalam toko, pengunjung akan disambut dengan puluhan pegawai yang siap membantu memilihkan produk yang diinginkan, dengan deretan produk batik yang dipamerkan, berjejer dari luar hingga ke dalam. Pengunjung dapat berkeliling melihat-lihat dan memilih beragam jenis produk dengan banyak pilihan motif.

Produk-produk tersebut meliputi kemeja, gamis, blouse, blazer, kaftan, celana, rok, daster, dan sebagainya. Bahkan mereka juga menyediakan produk-produk spesifik tertentu untuk memenuhi kebutuhan konsumen, seperti pakaian ukuran jumbo atau big size, serta pakaian untuk ibu menyusui.

Harga produk-produk tersebut pun terbilang cukup reasonable. Kemeja misalnya, dihargai Rp 80 ribu untuk lengan pendek dan Rp 95 ribu untuk lengan panjang. Atau daster yang harganya mulai dari Rp 70 ribu hingga 77,5 ribu. Bagi yang tertarik berkunjung dan melihat sendiri keragaman produknya, Batik Unggul Jaya buka setiap hari dari jam 08.00 hingga 18.00.

agendaIndonesia/audha alief praditra

Yuk bagikan...

Rekomendasi