Alat Musik Sasando, 1 Alat Berbagai Dawai

Alat musik sasando berasal dari Pulau Rote Nusa Tenggara Timur.

Alat musik sasando adalah instrumen asli Nusantara. Ia tepatnya adalah alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sasando merupakan alat musik berdawai yang dimainkannya dengan cara dipetik menggunakan jari.
Dari segi bentuk, sasando sudah bisa menarik perhatian siapa saja yang melihatnya. Karena, alat musik petik ini terbuat dari daun lontar yang melengkung, berbentuk setengah lingkaran.

Alat Musik Sasando

Sasando memiliki bentuk yang unik dan berbeda dengan alat musik berdawai lainnya. Pada bagian utama Sasando berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus. Bagian bawah dan atas bambu terdapat tempat untuk memasang dan mengatur kencangnya dawai.


Pada bagian tengah bambu biasanya diberi senda atau penyangga, di mana dawai direntangkan. Senda sendiri berfungsi untuk mengatur tangga nada dan menghasilkan nada yang berbeda setiap petikan dawai. Sedangkan wadah berfungsi untuk resonansi yang berupa anyaman daun lontar yang sering disebut haik.


Dari segi suara, resonansi yang dihasilkan daun lontar menghasilkan suara yang khas, dan tidak bisa ditemukan pada alat musik lainnya. Petikan sasando menghasilkan suara yang sangat indah, romantis dan sangat khas. Tak heran kalau keunikan bentuk, bahan, dan melodi dari sasando berhasil menarik perhatian banyak wisatawan yang berkunjung ke NTT.

Bermain Sasando shutterstock
Seorang anak sedang belajar memetik sasando. Foto: dok. shutterstock

Dalam beberapa kesempatan kenegaraan, sasando ikut meramaikan kegiatan. Misalnya pada acara KTT ASEAN di Labuan Bajo. Sebelum gelaran acara tersebut, sasando pun telah mendunia karena pernah tampil dalam salah satu side event G20 di Labuan Bajo 2022 lalu.

Pada acara G20 itu, sasando ditampilkan pada ajang Spouse Program yang dihadiri 19 anggota G20, enam negara undangan, dan sembilan organisasi internasional. Alat musik sasando inipun menjadi cendera mata yang diberikan oleh Ibu Iriana Joko Widodo kepada Ibu Negara Tiongkok, Madam Peng Liyuan.

Jika ditarik lebih jauh ke belakang, popularitas sasando di dunia juga pernah dipresentasikan oleh sosok bernama Djitron Pah. Ia  mengenalkan alat musik sasando ke dunia lewat ajang Asia’s Got Talent pada 2015.

Melalui ajang pencarian bakat tersebut, Djitron Pah berhasil membawa sasando mendunia melalui rangkaian tur ke Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Belanda, Italia, Finlandia, Jerman, hingga Taiwan. Melihat dari berbagai aspek, memang sangatlah layak jika sasando mendunia.

Namun, dari mana sesungguhnya alat musik sasando lahir? Menurut cerita yang beredar di masyarakat, Sasando bermula dari kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana dan jatuh cinta dengan putri Raja. Mengetahui Sangguana jatuh cinta terhadap putrinya, sang raja memberikan syarat kepada Sangguana untuk membuat alat musik yang berbeda dari musik lainnya.

Sangguana pun bermimpi, dalam mimpi tersebut ia memainkan alat musik yang berbentuk indah dan memiliki suara yang merdu. Kemudian ia membuat Sasando dan diberikan kepada sang raja. Sang raja lalu mengizinkan Sangguana, menikahkaan putrinya dengan Sangguana.
Sasando sendiri berasal dari bahasa Rote, yaitu Sasandu yang berarti bergetar atau berbunyi. Sasando sering dimainkan untuk mengiringi nyanyian syair,tarian tradisional dan menghibur keluarga yang berduka.

Orang NTT Memainkan Sasando shutterstock
Pemetik tradisional alat musik sasando. Foto: shutterstock


Jika kita mengulik lebih dalam tentang alat musik sasando khas NTT ini, ternyata ada banyak jenisnya. Setidaknya ada tiga jenis sasando yang populer, yaitu sasando gong, sasando biola, dan sasando elektrik.

Pertama, sasando gong khas Pulau Rote, yang merupakan sasando autentik dengan 12 dawai dari tali senar nilon sehingga ketika dipetik akan menghasilkan suara mengalun, lembut, dan merdu. Alat musik sasando jenis ini kerap dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional masyarakat Rote.

Ke dua, jenis sasando biola. Kabarnya, sasando biola mulai berkembang di Kupang pada akhir abad ke-18. Alat musik petik ini merupakan hasil modifikasi dari Edu Pah, pakar pemain sasando. Bedanya dengan sasando gong, sasando biola bentuknya yang lebih besar dan memiliki 48 buah dawai. 

Karena dimodifikasi agar menyerupai biola, sasando jenis ini bisa menghasilkan suara halus dan merdu seperti biola. Biasanya sasando biola dimainkan untuk mengiringi lagu pada tarian tradisional masyarakat NTT.

Mengikuti perkembangan teknologi, kini ada pula jenis sasando elektrik. Alat musik ini pertama kali diciptakan oleh Arnoldus Edon pada 1960-an. Alasannya karena sasando tradisional hanya bisa didengarkan pada jarak dekat saja, sehingga perangkat elektronik ditambahkan agar suaranya bisa didengar lebih jauh.

Umumnya, sasando elektrik terdiri dari 30 dawai. Badan sasando tetap menggunakan daun lontar untuk mempertahankan bentuk aslinya. Perbedaan sasando elektrik terdapat pada spul atau transduser yang mengubah getaran dawai menjadi energi listrik, yang kemudian masuk ke dalam amplifier untuk menghasilkan suara yang lebih kencang.

agendaIndonesia/kemenparekraf

*****

Dodol Picnic, 70 Tahun Oleh-oleh Dari Garut

Dodol Picnic sebagai salah satu merek dodol Garut yang terdepan dan menjadi ikon oleh-oleh Garus.

Dodol Picnic pasti bukan nama yang asing buat orang Indonesia. Ini terutama untuk mereka yang senang melakukan perjalanan lewat jalur darat. Baik dengan menggunakan bis antarkota dan, terutama, menumpang kereta api di pulau Jawa.

Dodol Picnic

Orang suka menyebut dodol Garut merek Picnic atau Dodol Picnic dari Garut untuk menyebut penganan yang satu ini. Ia boleh dikata salah satu legenda buah tangan dari mereka yang melakukan perjalanan, boleh dikata ia sama popularnya dengan wingko Babat. Cuma yang terakhir ini tak menyebut merek.

Dodol garut merupakan salah satu makanan tradisional khas Jawa Barat yang sangat terkenal. Makanan ini biasanya memiliki bentuk memanjang atau bulat dengan tekstur yang lembut dan rasa yang manis. Dodol garut biasanya disajikan sebagai camilan di daerah Jawa Barat, terutama sekitar Garut, Tasik, dan Bandung.

Industri dodol Garut mulai berkembang semenjak 1926. Adalah Ibu Karsinah, tokoh di balik berkembangnya popularitas dodol ini. Ia merupakan pengusaha yang memulai usaha dodol tersebut pertama kalinya.

Penganan ini bahan bakunya terbuat dari santan, tepung ketan, parutan kelapa, dan gula merah. Untuk membuat dodol Garut biasanya pemasaknya mencampur tepung ketan, parutan kelapa, santan, dan gula merah serta sedikit garam lalu dipanaskan. Setelah mengental, tambahkan gula pasir, dan kembali rebus hingga adonan benar-benar kental.

Adonan yang kental ini kemudian dituang ke dalam loyang yang sudah diberi minyak goreng. Proses pemasakannya praktis sudah selesai sampai di sini. Tinggal menunggu hingga adonan mengeras.

Jika awalnya dodol Garut hanya memiliki satu rasa, manis gula jawa yang bercampur dengan santan. Dalam perkembangannya, saat ini sudah terdapat dodol dengan berbagai varian rasa, seperti coklat, strawberi, jambu, durian, dan rasa lainnya. Soal rasa coklat, kini ada juga salah satu produsen dodol yang memadukan coklat dan dodol untuk dijadikan oleh-oleh khas dari kota tersebut yang biasa disebut ‘chocodot’ atau cokelat dodol.

Lalu kenapa dodol Garut ini nyaris identik dengan Dodol Picnic? Setelah lama dodol yang memiliki cita rasa yang khas dan digemari masyarakat luas, adalah H. Iton Damiri yang pada 1949 merintis pembuatan usaha dodol Garut. Pada waktu itu perusahaannya masih berskala rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja sebanyak lima orang dan daerah pemasarannya masih terbatas di sekitar kota Garut saja dan ia masih menggunakan merek yang “Halimah”.

Dodol Picnic adalah perjalanan panjang mengenalkan penganan lokal menjadi oleh-oleh yang khas.
Pendiri Dodol Picnic. Foto: DOk. Dodol Picnic

Dalam perjalanannya, perusahaan dodol ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Untuk mengantisipasi perkembangan dan untuk makin mendorong kemajuan, pada 1957 Haji Iton mengajak adiknya, Aam MAwardi, bergabung mengelola usaha ini. Pada tahun itu, nama perusahaan pun berubah, mereka menggunakan nama ‘Herlinah’, yang diambil dari salah satu nama anggota keluarga.

Kemajuan bukan sesuatu yang mudah. Di 10 tahun pertama itu, dodol Garut bikinan Herlinah masih cukup sulit menembus pasar. Pertama karena masih dianggap makanan lokal, di mana banyak warga Garut yang juga membuatnya. Dan, ke dua, pemasarannya masih lokal saja.

Pada masa-masa itu, produk ini bahkan sulit untuk menembut toko-toko panganan yang ada di Garut. Dari sana kemudian muncul ide untuk menjual dodol mereka ke salah satu pasar ternama di kota Bandung. Toko itu berada di daerah Pasir Koja, bernama Toko Picnic yang memang merupakan toko penjual makanan terbesar di kota kembang pada masanya. Setelah menimbang soal pemberian nama, maka dijuallah dodol mereka dengan nama Dodol Picnic.

Dari kota Bandung inilah dodol Picnic menyebar ke seluruh Indonesia, yakni dari mereka yang ingin membawa buah tangan khas. Seperti disebut di muka, seperti wingko Babat yang menjadi viral karena ditenteng orang saat naik kereta api, bus antarkota, bahkan pesawat terbang. Hingga saat ini ia sudah terkenal hingga mancanegara, seperti Singapura, Malaysia, atau Brunei Darusalam.

Dodol Picnic adalah ikon buah tangan khas Indnoesia yang sudah melewati tantangan zaman.
Pada masanya, bahkan kemasan dan mereknya ditiru kompetitor. Foto: Dok. Dodol Picnic

Zaman terus berkembang, kian lama semakin banyak buah tangan dari kota-kota besar di Indonesia. Pilihan makin banyak, namun dodol Picnic tetap menjadi salah satu ikon buah tangan. Pada masanya, bahkan banyak produk dodol Garut yang meniri kemasan merek ini.

Nah, jika Anda sedang berwisata ke Garut, jangan lupa untuk membeli makanan ini sebagai buah tangan atau disimpan sebagai camilan di rumah. Untuk mendapatkannya sangatlah mudah. Anda bisa menjumpai toko-toko atau warung yang menjual dodol garut di sepanjang jalan kota di Jawa Barat ini, terutama di jalan-jalan dekat pintu gerbang dari Garut menuju daerah lain sekitarnya.

agendaIndonesia

*****

2 Hari Menikmati Merapi Dari Kaliurang

Gunung Merapi shutterstock

2 hari menikmati Merapi dari Kaliurang, Yogyakarta. Cuaca sejuk, obyek wisata yang beragam, dan camilannya memicu wisatawan ingin kembali.

Gunung Merapi, Yogyakarta, selalu memberikan kesan magis yang bikin tamunya rindu. Tampaknya seperti kekuatan alam besar yang muncul tanpa wujud. Bagi yang sudah pernah datang, mereka akan jatuh cinta. Entah terpikat dengan cuaca yang sejuk, penduduk yang ramah, atau lokasi wisata yang bervariasi. Berakhir pekan di seputar Kaliurang pun bisa memupus kangen.

2 Hari Menikmati Merapi

Hari Pertama

Taman Gardu Pandang Kaliurang

Dengan berkendara 60 menit dari titik nol kilometer, tempat untuk “mengintai” Merapi ini sudah bisa dijangkau. Lanskap utamanya ialah Bukit Turgo, yang berdiri gagah di muka Sang Pasak Bumi. Beberapa langkah dari gerbang masuk, ada sebuah bangunan berpola lingkaran dengan atap membentuk payung. Di sana, pengunjung otomatis bakal mengenang erupsi besar yang terjadi pada 2010. Abu vulkanik di patera pepohonan sudah bertolak diri, tapi aromanya tetap lekat. Setelah erupsi, taman sekaligus gardu pandang ini hancur. Wahana-wahana bermain yang berkarat karena panas, kini telah kembali dipoles sehingga siap menjadi tempat wisata lagi. Tiket masuknya hanya Rp 2.000 per orang dewasa dan Rp 1.000 per anak.

Air Terjun Tlogo Muncar

Berkendara 5 menit dari Gardu Pandang Kaliurang, ada Taman Nasional Kaliurang dengan sejumlah daya tarik. Salah satunya Air Terjun Tlogo Muncar. Lokasinya satu lingkup dengan Terminal Tlogo Putri. Untuk menuju titik gerojokan, pengunjung perlu melewati jalan kecil membelah hutan. Kanan-kiri, beragam pohon besar menyejukkan pandangan. Bertemu dengan puluhan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Setelah berjalan lebih-kurang 300 meter, suara gemericik air akan terdengar. Mendongakkan kepala sedikit ke ujung jalan, air terjun setinggi lebih-kurang 40 meter sudah dapat dipandang. Sayangnya, kala Travelounge bertandang, debit airnya tak besar. Memang, sejak erupsi, air yang mengalir tak selaju dulu.

Jalur ke Puncak Pronojiwo
Jalur ke Puncak Pronojiwo saat 2 hari menikmati Merapi. Dok TL

Puncak Pronojiwo

Prono berarti terpesona, sedangkan jiwo adalah jiwa. Itu artinya, jiwa orang akan terpana ketika sampai di puncak ini karena melihat pemandangan alam yang indah dari ketinggian 1.040 mdpl. Lokasinya masih di kawasan Taman Nasional Kaliurang. Hanya, untuk menjangkau puncak itu, turis harus trekking melewati hutan dengan jalur menanjak. Di sepanjang jalan menuju puncak, selain bakal menjumpai monyet ekor panjang, pengunjung akan menemukan burung sepah gunung (Pericrocotus miniatus). Suaranya lantang dan menebalkan kesan alam.

Warung Ijo

Di tengah perjalanan dari Gardu Pandang Kaliurang menuju Terminal Tlogo Putri, tepatnya di Jalan Pramuka Nomor 58, ada sebuah warung yang berdiri pada 2013. Lebih terlihat seperti galeri ketimbang tempat makan. Meja dan kursinya terbuat dari batu besar yang dipangkas. “Batu ini bekas erupsi Merapi 2010,” tutur Supardi, si pemilik warung. Ada juga kerajinan tangan berupa tas rotan dan sepatu lukis yang dibikin Supardi sekeluarga. Namun menu yang ditawarkan biasa saja, seperti roti bakar dan nasi goreng. Yang bikin betah memang atmosfer seni bercampur alam. Sambil makan, tamu bisa menikmati pemandangan hutan pakis. Harga menu antara Rp 4.000 hingga Rp 16.500.

Taman Lampion

Sejak 2015, setiap akhir tahun tiba, PT Taman Pelangi menghadirkan ratusan lampion di lereng Merapi. Lokasinya satu kompleks dengan gardu pandang. Lahan seluas 3 hektare itu disulap menjadi wahana lampu yang memukau dengan bentuk yang berlainan. Ada yang menyerupai ular naga, istana boneka, candi, bunga-bunga, juga tokoh-tokoh kartun. Tak heran kalau 4.900 pengunjung datang tiap hari. Festival taman lampion hadir sepanjang Desember hingga Februari setiap hari, dari pukul 17.00 sampai 22.00. Harga tiket Rp 15 ribu pada Senin-Kamis dan Rp 20 ribu pada Jumat-Minggu.

Wedang Ronde Taman Kaliurang

Malam tiba, suhu makin turun. Untuk menghangatkan tubuh, cobalah menepi sejenak ke Taman Kaliurang. Di sepanjang jalan di muka lokasi wisata itu, banyak penjual yang menjajakan wedang ronde istimewa. Mereka mulai menjajarkan gerobaknya pukul 19.00 hingga dinihari.

Rasanya nikmat karena disantap di dataran tinggi dengan suhu di bawah 15 derajat.

Hari kedua

Museum Ullen Sentalu

Museum yang “bersembunyi” di pusar Kaliurang ini memiliki bangunan yang menonjolkan unsur seni bernilai tinggi. Gedungnya serupa kastel dengan pagar menjulang jangkung. Akar-akar pepohonan dibiarkan tumbuh liar di dinding, menorehkan kesan heritage’s class version.

Koleksi berupa kebudayaan Jawa lengkap, dari silsilah sampai kesusastraannya, bikin bulu roma berdiri karena teramat membuka jendela pengetahuan. Terdapat juga kampung kambang, yakni rumah di atas kolam, dengan ruang-ruang yang menyimpan beragam koleksi batik tulis dari Yogyakarta dan Surakarta dengan rentang usia 30-80 tahun. Setengah perjalanan, pemandu bakal mengajak pengunjung menikmati wedang ratumas, minuman racikan kerajaan. Tur Ullen Sentalu berlangsung 50 menit. Sayangnya, pengunjung tak diperkenankan mengambil foto di dalam museum.

Museum Gunung Merapi

Dari Ullen Sentalu, museum ini bisa dijangkau dengan berkendara sekitar 15 menit. Lokasinya di Jalan Boyong, Dusun Banteng. Sejak berdiri pada 2009, Museum Gunung Merapi tak pernah sepi pengunjung. Keberadaannya memang tepat sebagai lokasi wisata edukasi lantaran menyajikan informasi mengenai gunung-gunung api di Indonesia secara lengkap. Selain itu, dipaparkan penjelasan khusus tentang Gunung Merapi, termasuk erupsi yang terjadi dari masa ke masa.

Jadah Tempe Mbah Carik

Bertandang ke lereng Merapi, Pakem, juga sekitarnya, rugi rasanya kalau tidak mencicipi dua sejoli jadah dan tempe masakan Mbah Carik. Sejak 1950, warung di simpang lima patung Kaliurang itu melegenda. Jadahnya yang gurih dan legit cocok dipadu dengan tempe bacem. Rasa dan aromanya istimewa, karena dimasak dengan menggunakan kayu bakar. Cara makannya bak melahap burger. Jadah menjadi roti, sedangkan tempe selayaknya patty. Penganan tradisional ini disajikan bersama wedang teh Poci nasgitel atau panas, legi, kentel. Enak juga disandingkan dengan wajik yang manis dan legit. Seporsi jadah-tempe dihargai Rp 20 ribu (berisi 10 jadah dan 10 tempe). Warung ini buka pukul 07.00-18.00.

Slondok Renteng Pak Mul

Saatnya berburu buah tangan, dan bila mencari yang autentik, Slondok Renteng Pak Mul adalah pilihan tepat. Slondok dirangkai menggunakan bambu yang disayat tipis. Kebiasaan itu diadopsi Pak Mul mulai 1965 hingga generasi ketiganya sekarang. Sebungkus slondok berisi 30 rangkai dihargai Rp 13 ribu. Wisatawan bisa berkunjung langsung ke rumah produksinya, yakni di Boyong RT 01 RW 10, Hargobinangun. Bila hari libur, jangan berkunjung setelah makan siang karena sudah ludes diburu.

F. Rosana/TL

Tenun Sekomandi, Persaudaraan 480 Tahun

Tenun sekomandi berusia sekitar 480 tahun, ternasuk tenun tertua di dunia.

Tenun sekomandi adalah warisan leluhur masyarakat Kalumpang-Mamuju di Sulawesi Barat. Tenun ini  dipercayai sebagai salah satu tenun tertua di dunia dengan rentang usia lebih dari 480 tahun.

Tenun Sekomandi

Nama tenun ini terdiri dari dua kata, yaitu “seko” yang artinya persaudaraan atau kekeluargaan, serta “mandi” yang artinya kuat atau erat. Secara garis besar, tenun sekomandi bermakna ikatan persaudaraan yang kuat. Setiap corak dan warna benang dari tenun sekomandi mengandung makna spiritual. 


Meski sudah berusia ratusan tahun, masih cukup banyak masyarakat yang belum mengenalnya. Padahal, tempat perajin kain tenun sekomandi di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, sudah menjadi salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan. Di sana, para pelancong dapat menyaksikan langsung proses pewarnaan dan pemintalan benang yang kemudian dijalin menjadi kain tenun sekomandi.

Sesungguhnya ada tiga jenis kain tenun yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Barat. Ke tiganya masing-masing adalah kain tenun sekomandi yang merupakan warisan masyarakat Kalumpang, Kabupaten Mamuju. Kemudian ada kain tenun Sutera Suku Mandar, dan ke tiga adalah kain tenun Sambu (sarung) dari Kabupaten Mamasa. Ketiganya cukup popular, namun memang masih jarang yang membahas tenun ini.

Tenun sekomandi dari masa ke masa memiliki 11 macam motif.  Namun, motif tenun Mamuju ini yang paling popular ialah motif Ulu Karua. Ada pula motif Baba Deata, atau motif Ulu karua lepo, dan motif lelen sepu.

Motif Ulu Karua bermakna delapan ketua adat atau delapan pemangku adat. Menurut sejarah atau mitosnya, penamaan “Ulu Kalua” berasal dari sejak zaman dahulu, saat nenek moyang mereka pergi berburu dengan anjingnya, lalu masuk ke dalam gua. Ketika keluar gua, anjing itu menggigit daun bermotif. Itulah asal mula motif pertama tenun sekomandi, Ulu Karua.

Proses pembuatannya pun cukup unik. Tenun ini berasal dari kulit kayu yang diproses dengan cara ditumbuk, lalu diolah untuk dipintal. Selanjutnya, bahan tersebut diberi pewarna alami, seperti tanaman cabai yang terlebih dahulu diracik kemudian dicampurkan dengan pewarna lainnya untuk memperindah kain tenun masyarakat Mamuju ini.

Tenun Sukomandi sudah berusia sekitar 480 tahun dan merupakan salah satu tenun tertua di dunia.
Tenun ikat Sukomandi khas Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Dok. Kemanparekraf

Selanjutnya, proses pembuatan kain sekomandi dimulai dengan pemintalan benang yang berasal dari biji pohon kapas yang kadang juga menggunakan kapuk. Benang-benang yang sudah terpintal tersebut kemudian diberi warna sesuai pesanan. Dahulu pemberian warna pada benang sekomandi menggunakan pewarna alami yang berasal dari alam.

Untuk warnanya sendiri, kain tenun Sekomandi didominasi oleh warna coklat, merah dan krem, dengan warna dasar hitam. Pembuatan sehelai kain tenun Sekomandi bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Tenun ikat Sekomandi diperkirakan mulai diproduksi oleh masyarakat adat di wilayah kalumpang yang kini tersebar di kecamatan Bonehau dan Kecamatan Kalumpang Kabupaten Mamuju. Sekomandi oleh masyarakatnya dahulu dipakai untuk acara adat seperti ritual, pesta pernikahan, alat tukar/barter, seserahan mempelai pengantin dan lain sebagainya.

Seiring dengan perkembangan zaman, kain tenun ini kemudian dibuat ke dalam berbagai model fashion, salah satunya jaket bomber yang akan dipakai Menparekraf Sandiaga dalam acara Manakarra Fair 2022 Kamis malam, 14 Juli 2022. Ini adalah berkat inovasi dan kolaborasi yang dilakukan oleh para perajin di Rumah Tenun Sekomandi. Dengan demikian penghasilan para penenun bisa lebih meningkat.

Harga kain tenun sekomandi saat ini semakin tinggi seiring dengan meningkatnya minat masyarakat. Kain tenun sekomandi dengan motif sambo tanete, misalnya, untuk yang ujuran panjang 12 meter bisa dihargai hingga Rp 12 juta.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berharap dengan bantuan semua pihak, termasuk perbankan dan Kemenparekraf, masyarakat bisa memasukkan Rumah Tenun Ikat Sekomandi ini dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. “Jadi nanti ke depan baju hari Kamis-nya Pak Gubernur ini mungkin diselipkan ada ornamen Sekomandi. Ini sebagai bagian dari penghargaan kita kepada produk produk tenun lokal kita,” kata Menparekraf Sandiaga.

Buat para pecinta kain tenun tentu bisa langsung datang ke tempat pembuatan kain tenun ini di Kalumpang. Desa itu merupakan salah satu pusat tenun Sekomandi khas Mamuju. Bagi Wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat tersebut, dapat menempuh perjalanan sekitar 12 Km dari pusat Kota Mamuju, dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

agendaIndonesia

*****

Kapal Phinisi Komodo, Asyik 3 Hari 2 Malam

Kapal phinisi komodo, liburan menikmati Labuan Bajo dengan kapal pribadi.

Kapal phinisi Komodo atau orang juga suka menyebutnya kapal Phinisi Labuan Bajo dua tahun terakhir semakin popular untuk menikmati tur di kawasan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Pilihan tripnya bisa disesuaikan keinginan wisatawan.

Kapal Phinisi Komodo

Ada sejumlah operator kapal phinisi Komodo yang umumnya kesemuanya bisa dikontak di Labuan Bajo. Bisa juga menghubungi melalui tur operator, baik di Labuan Bajo atau di Denpasar.

Kapal phinisi Komodo ini adalah pelayaran pribadi, jadi perjalanan dilakukan dengan cara mencarter satu kapal untuk satu grup pelancong. Kapalnya mulai dari yang berkapasitas enam orang, hingga yang bisa dipakai untuk 40 orang. Tentu harganya bervariasi.

Kapal yang untuk enam orang, misalnya, tarif untuk carter dua hari satu malam mulai dari Rp 12 juta. Sementara untuk yang berkapasitas 40 orang atau biasa disebut 40 pax, harganya mulai dari Rp 90 jutaan. Tapi itu bukan harga yang termahal, sebab ada juga yang tarifnya Rp 90 juta untuk 10 pax.

Kapal Phinisi Komodo bisa dipilih jika ingin mengunjungi kawasan Labuan Bajo

Perbedaan harga tersebut bukan sekadar jumlah kapasitas kapalnya, namun juga terkait jumlah kamar di dalam kapal, kemewahan interior, jenis fasilitas dan menu makan yang dipesan. Juga aktifitas yang dilakukan selama tur.

Jadi tarif tersebut termasuk, kapal Live on Board selama paket waktu yang dipesan dengan kapal Phinisi, kamar termasuk kamar mandi di dalam kamar, makan selama perjalanan, welcome drink, snack sore, air mineral, teh dan kopi. Termasuk pula pemandu wisata, life jacket, asuransi, alat snorkeling, penjemputan di bandara atau hotel. Yang asyik, termasuk dokementasi penuh sepanjang tur, foto dan aerial video (drone).

Perjalanan dengan kapal phinisi komodo ini wisatawan berkesempatan menjelajahi keindahan Labuan Bajo dengan mengunjungi 12 destinasi wisata di sepanjang perjalanan. Snorkeling sambil menjelajahi ekosistem laut yang indah seperti Manta Ray.

Atau trekking mengelilingi bukit-bukit asri sambil ditemani hewan endemik warisan dunia, Komodo. Mengunjungi berbagai destinasi pantai dengan keindahan yang unik, seperti Pink Beach.

Tak kalah menariknya adalah mengamati sunrise dan sunset di atas geladak kapal sambil menikmati hidangan lokal yang ditemani keindahan pantai. Dan yang pasti menikmati indahnya panorama eksklusif sepanjang perjalanan di kapal Phinisi.

Lalu apa saja yang bisa dilakukan sepanjang liburan dengan kapal phinisi Komodo tersebut. Berikut agendaIndonesia pilihkan tur tiga hari dua malam.

HARI PERTAMA

Meeting Point di bandara atau hotel di Labuan Bajo. Biasanya sekitar jam 9 pagi setelah sarapan. Rutenya hari pertama itu adalah Labuan Bajo–Manjarite–Pulau Kelor-Pulau Kalong.

Kapal Phinisi Pelita Arunika Pelni
Kapal phinisi Pelita Arunika milik Pelni ikut berlayar di kawasan Labuan Bajo. Foto: dok Pelni

Dari dermaga perjalanan dimulai menuju Pulau Kelor. Di pulai ini aktifitas yang dilakukan adalah trekking ke puncak bukit dan menikmati pemandangan dari puncak bukit.

Dari Pulau Kelor perjalanan dilanjutkan menuju Manjarite untuk snorkeling menikmati pemandangan bawah laut dan terumbu karang. Dari Manjarite perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Kalong untuk menikmati sunset dengan view jutaan kelelawar yang terbang menutupi langit. Makan malam lalu istirahat.

HARI KE DUA 

Setelah sarapan pagi yang asyik dengan pemandangan laut, perjalanan hari ke dua dimulai ke Pulau Padar. Dari sana dilanjutkan menuju ke Pulau Komodo untuk bertemu dengan komodo, trekking sesuai dengan pilihan rute.

Puas kangen-kangenan dengan komodo, dilanjutkan  menuju Pink Beach untuk foto-foto dan bersnorkeling ria di pantai cantik ini. Sebelum malam singgah di Manta Point untuk bertemu dengan ikan pari manta yang besar. Setelah itu makan malam dan istirahat atau santai di kapal.

Kapal phinisi komodo bisa hop in-hop off, salah satunya ke Pulau Kenawa
Pulau Kenawa. Foto: shutterstock

HARI KE TIGA

Setelah sarapan ur dilanjutkan langsung menuju Taka Makassar, dan foto-foto di pulau pasir kecil di tengah laut ini. Puas foto-foto, perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Kenawa untuk snorkeling dan menikmati keindahan pulau yang memiliki satu resort ini.

Setelah puas bermain air dan foto-foto di Pulau Kanawa kita siap untuk kembali ke Labuan Bajo. Jika waktu masih memungkinkan kita bisa singgah di Pulau Bidadari untuk santai di pantai dan snorkeling lagi.

Tiba di Labuan Bajo petugas akan mengantarkan tamunya menuju bandara atau hotel tempat menginap masing-masing.

Seluruh pejalanan dengan kapal phinisi Komodo adalah pelayaran pribadi , sehingga bisa saja wisatawan mengajukan opsi lain untuk mengunjungi seluruh destinasi wisata di Labuan Bajo. Semua bisa dilakukan sesuai keinginan perjalanan pelancong.

Bisa saja ada hari yang sepenuhnya berada di Taman Nasional Komodo. Terkenal sebagai warisan dunia, Taman Nasional Komodo menjadi daya tarik yang tidak boleh terlewatkan jika wisatawan berada di kawasan Labuan Bajo.

Wisata dengan kapal phinisi komodo umumnya bersifat  fleksibel sehingga wisatawan dapat menyesuaikan waktu, durasi trip, anggaran, jenis kapal phinisi, jumlah peserta, dan destinasi wisata sesuai keinginan.

agendaIndonesia

*****

4 Acara Malam Seru di Yogyakarta

Kunjungan wisatawan ke Yogyakarta salah satunya ke Pasar Malam Yogyakarta turun sepanjang pelaksanaan PPKM.

4 acara malam seru di Yogyakarta, selain nongkrong di angkringan, atau menikmati Malioboro dengan ribuan dagangan asongan, ini bisa jadi alternatif saat harus menghabiskan malam-malam di kota ini.

4 Acara Malam Seru di Yogyakarta

Namun, keseruan malam di Kota Pelajar itu tak habis di sana. Bila Anda sedang liburan di Jogja dan mencari keasyikan di petang hari selain nongkrong di angkringan, empat aktivitas ini bisa dijajal dilakukan.

Titik 0 Yogyakarta naufal hilmiaji unsplash
Wisata Yogyakarta pada malam hari.

Photo by Naufal Hilmiaji on Unsplash

Menyaksikan Milkyway Sambil Berkemah

Milkyway atau Bima Sakti bisa disaksikan dengan jelas di tempat yang gelap tanpa lampu. Salah satu lokasinya adalah di pantai. Anda bisa menikmati milkyway di pantai selatan Yogyakarta sambil berkemah bersama kerabat. Pantai yang seru untuk menggelar tenda adalah Pantai Pok Tunggal di Kabupaten Gunungkidul.

Waktu tempuhnya 2 jam dari Kota Yogyakarta dengan berkendara. Di sana tersedia penyewaan tenda dengan tarif berkisar Rp 50 ribuan untuk kapasitas empat orang.

Menikmati Lampu Taman Pelangi

Taman Pelangi di kawasan Monumen Jogja Kembali (Monjali), Jalan Ring Road Utara, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, bisa menjadi salah satu alternatif menikmati malam yang berbeda di Jogja. Apalagi, taman tersebut buka sampai malam, yakni mulai pukul 16.30 hingga 23.00.

Ada sekitar seratusan lampion dengan beragam jenis bisa menjadi latar berfoto. Di antaranya menggambarkan karakter tooh-tokoh kartun dan bebungaan. Harga tiket masuk untuk semua wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, ialah Rp 20 ribu.

Wedang Ronde di Alun-alun Kidul

Alun-alun Kidul menjadi salah satu tempat pelancongan favorit kala malam hari di Jogja. Selain bisa mengayuh sepeda warna-warni yang sudah populer itu, kegiatan yang menyenangkan ialah menyeruput wedang ronde.

Sejumlah penjaja wedang ronde dapat dengan mudah dijumpai di kawasan Alkid—singkatan Alun-alun Kidul. Di tepi lapangan, bila petang, pedagang sudah bersiap menggelar lapak kaki lima di sana. Harga wedang ronde pun bermacam-macam. Rata-rata berkisar Rp 10 ribu.

Antre di Dapur Gudeg Pawon

Kuliner gudeg tengah malam memang sudah menjadi budaya yang melekat di Jogja. Salah satu yang banyak diburu ialah gudeg Jogja. Anda dapat menikmati makan nasi gudeg langsung di pawon atau dapur pemilik warung.

Gudeg Pawon beralamat di Jalan Janturan Nomor 36, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta. Warung sederhana ini buka mulai pukul 22.00 hingga dinihari. Bila enggan mengantre, sebaiknya Anda datang lebih awal. Sebab, menjelang tengah malam, pengunjung biasanya akan membeludak.

F. ROSANA

Amplang Samarinda, Kriuk Sejak 1970

Amplang Samarinda menjadi oleh-oleh khas dari ibukota Kalimantan Timur.

Amplang Samarinda menjadi oleh-oleh wajib jika ada kerabat atau kawan yang habis liburan dari Samarinda atau Balikpapan, Kalimantan Timur. Meskipun kini amplang atau kadang juga disebut sebagai kuku macan bisa diperoleh di mana saja, namun buatan Samarinda tetap istimewa.

Amplang Samarinda

Amplang sendiri sebenarnya adalah makanan ringan tradisional yang juga dapat disamakan dengan kue kering ataupun juga sejenis kerupuk. Bisa pula disamakan dengan jenis cracker tradisional lainnya seperti rengginang.

Sejatinya, amplang Samarinda adalah makanan yang terbuat dari campuran tepung tapioka, bumbu rempah, dan ikan air tawar sebagai bahan utamanya. Disebut amplang Samarinda karena awalnya makanan ini memang merupakan makanan khas yang berasal dari Samarinda, dan juga Balikpapan, Kalimantan Timur.

akargurita 8 FzCty5W3U unsplash 2
Jembatan Mahakam di Samarinda. Foto: unsplash

Bahan utama amplang Samarinda yang juga biasa populer disebut sebagai kerupuk kuku macan ini adalah ikan tenggiri. Ikan ini merupakan ikan khas yang hidup di perairan sungai Mahakam ataupun juga sungai Karang Mumus di Samarinda.

Jenis ikan yang dianggap terbaik untuk bahan amplang Samarida adalah ikan belida atau dalam bahasa lokal disebut sebagai ikan pipih, karena rasa gurihnya yang lebih enak dan tekstur daging yang lembut saat dihaluskan. Rasa amplang yang gurih dan bertekstur renyah itu Ini merupakan perpaduan rasa dari ikan dan rempah-rempah pilihan tadi.

Secara tradisi, sebenarnya amplang Samarinda memang dibuat menggunakan bahan utama ikan pipih atau ikan belida, namun karena jenis ikan tersebut sudah semakin jarang. Untuk mengatasinya maka bahan ikan tersebut diganti menjadi ikan tenggiri atau juga bisa ikan gabus atau dalam bahasa lokal disebut ikan haruan.

Tidak ada informasi yang cukup sahih kapan amplang Samarinda ini mulai diproduksi oleh masyarakat setempat. Tidak ada pula catatan mengenai siapa pembuat awalnya.

Begitupun, menurut berbagai sumber referensi, secara historinya, amplang memang lebih kuat sejarahnya berasal dari Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Ini terkait dengan bahan utama ikannya tadi. Sementara soal waktunya, dari mulut ke mulut amplang ini sudah dibuat dan sudah ada sejak tahun 1970-an.

Amplang Samarinda aslinya menggunakan ikan pipih atau belida.

Sejak tahun 70-an itu, masyarakat setempat hanya mengetahui saat itu amplang telah menjadi usaha industri rumahan yang sudah berkembang. Usaha produksi amplang ini kemudian diwarisi secara turun-temurun hingga hari ini.

Saat ini, amplang atau kuku macan sudah diproduksi di banyak daerah. Setelah menjadi terkenal dan popular sebagai oleh-oleh khas  Samarinda, produksi pembuatan amplang semakin menyebar hingga ke beberapa daerah.

Di pula Kalimantan sendiri makanan ini gampang ditemui di Balikpapan, Banjarmasin di Kalimantan Selatan, Pontianak di Kalimantan Barat, bahkan bisa ditemui sebagai oleh-oleh dari Pangkalan Bun di Kalimantan Tengah.

Meski rasanya agak berbeda, kuku macan atau amplang juga bisa ditemui di Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Juga karena secara geografis masih satu pulau, amplang sampai pula ke negara tetangga, yaitu Sabah dan Sarawak di Malaysia.

Saat ini siapa yang tidak mengeenal amplang? Makanan ringan ini telah menjadi makanan ikonik khas Kalimantan Timur, dan toko yang menjual amplang Samarinda sebagai oleh-oleh  pun sudah menjamur di kota-kota di Kalimantan Timur. Utamanya tentu di Samarinda.

Makanan ringan ini sangat cocok untuk dijadikan camilan saat bersantai, ataupun dijadikan oleh-oleh saat akan bepergian keluar kota. Jika ada wisatawan mempunyai kesempatan untuk jalan-jalan ke Samarinda, maka akan melihat banyak sekali penjual amplang yang ada di berbagai sudut kota ini.

Begitupun bagi para pelancong bila akan membeli untuk oleh-oleh, lebih gampang menemui camilan ini pada saat melintas di Jalan Slamet Riyadi di Kelurahan Karang Asam. Hal ini dikarenakan, di sepanjang pinggiran jalan ini memang terdapat berbagai outlet yang menjual amplang serta berbagai camilan lain yang menjadi ciri khas kota Samarinda.

Toko Oleg oleh Penjual Amplang Pemprovkaltim.jpg
Gerai oleh-oleh amplang Samarinda di Jalan Slamet Riyadi, Samarinda. Foto: Dok. pemprovkaltim.go.id

Di Samarinda ataupun Balikpapan, sebenarnya gampang sekali untuk menemukan camilan renyah amplang kuku macan, entah itu di kios-kios, toko, juga outlet-outlet karena amplang memang menjadi oleh-oleh khas kota ini. Amplang Samarinda atau kuku macan biasanya dijual di dalam bentuk kemasan dengan berat yang beraneka dimulai dari 200 gram, satu kilogram bahka sampai yang lima kilogram.



agendaIndonesia/audha alief P

*****

Lurik Motif 3-4, Lurik Khas Abdi Dalem

Motif kain lurik

Lurik motif 3-4, lurik khas abdi dalem Kraton Yogyakarta. Mungkin ini jarang ada yang tahu. Motif 3-4, dalam narasi aslinya disebut motif telu pat, ini artinya tiga-empat.

Lurik Motif 3-4

Kain lurik, sejak lama seakan diidentik sebagai bahan pakaian yang dipakai oleh para bangsawan dan abdi dalem di kalangan kraton Yogyakarta. Motif telu pat yang disebut di muka adalah yang biasa dipergunakan oleh para abdi dalem. Biasanya menggunakan pewarnaan biru dengan kombinasi hitam atau putih.

Motif telu pat, yang berarti tiga-empat, itu disebut demikian karena merujuk pada jalinan tenunan benang. Tiga garis benang berjejeran dengan empat garis benang warna lainnya.

Ini tak sembarangan jejeran benang. Ada filosofinya. Pola jejeran benang itu konon menandakan kedekatan antara sinuhun atau raja dan rakyatnya. Seperti layaknya motif kain-kain tradisional yang berasal dari dalam kraton-kraton di Jawa, motif lurik juga diciptakan para sultan melalui proses perenungan yang dalam. Ada harapan dan cita-cita dari sang sultan dalam setiap tarikan benangnya.

Lurik konon berasal dari kata dalam bahasa Jawa lorek yang berartigaris atau garis-garis. Bentuknya sederhana seperti pagar. Harapannya supaya para pemakai lurik selalu terlindungi hidupnya dalam kesederhanaan.

Saat ini boleh dikata hanya dalam hitungan jari industri rumahan di Yogyakarta yang menghasilkan kain lurik secara tradisional menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Selebihnya sudah dikelola perusahaan kain dengan mesin tekstil. Yang memprihatinkan, para penenun kain lurik ini rata-rata mereka yang sudah berumur. Jarang sekali terjadi regenerasi penenun kain lurik di Yogyakarta.

Saat ini, usia penenun kain lurik paling muda sekitar 40 tahunan. Cukup banyak yang berusia 50-60. Dari generasi sebelumnya, masih ada yang berumur 80 tahunan, tapi mereka biasanya menenun dari rumah. Pemilik pekerjaan yang datang ke rumah mereka memberikan order dan petunjuk. Jika ada yang baru. Namun biasanya mereka menenun motif-motif yang sudah lama mereka kerjakan.

Awal tahun 60-an adalah masa-masa kejayaan penenun kain lurik. Di desa Krapyak Wetan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, cukup banyak penenun yang mengerjakan kain lurik di rumah. Di desa itu, di daerah Sewon Bantul, saat ini masih dapat ditemui sejumlah perajin kain lurik. Tapi jumlahnya sangat sedikit.

Hingga akhirnya tiba masanya kain lurik bisa dihasilkan mesin tekstil. Selain efisiensi dari rantai produksi dan waktu pengerjaan, kain lurik hasil mesin harus diakui hasilnya lebih halus. Proses produksinya pun sangat cepat. Akibatnya bisa diduga, jumlah perajin lurik tradisional di kampung-kampung di Bantul pun anjlok. Kalah melawan kerasnya persaingan dengan mesin.

Tentu, ada yang masih mencoba bertahan dengan menghasilkan lurik-lurik dari ATBM. Mereka menggunakan bagian depan rumahnya menjadi ruang pamer kain-kain lurik siap jual buatan pekerjanya. Sedangkan produksi mengunakan bagian belakang rumah.

Tenun lurik hasil ATBM umumnya memiliki dua lebar yang berbeda, yaitu 70 dan 100 sentimeter. Ini tergantung panjang alat tenun. Panjang satu gulungan motif bisa mencapai 100 hingga 150 meter. Keseluruhan proses penenunannya bisa mencapai waktu satu bulan. Semua tergantung tenaga penenun. Ada juga yang sanggup mengerjakan10 meter dalam waktu sehari saja. Kain-kain lurik yang sudah jadi siap dijual dalam kisaran harga Rp 30-50 ribu per meter.

Seiring dengan perkembangan zaman, para penenun kain lurik kini tidak hanya menggarap motif-motif tradisional milik kraton. Banyak desain dan motif baru. Upaya pemerintah melestarikan jenis kain ini, memunculkan kreasi desain-desain baru. Terlebih saat ini, banyak sekolah dan kantor yang menggunakan kain lurik sebagai seragam pada hari-hari tertentu. Tiap lembaga kadang menginginkan desain sendiri.

Di Yogyakarta sendiri kain lurik kalah populer cengan batik. Para penenun luriknya pun tak sebanyak pemegang canting batik. Meski banyak sumber sejarah menyebutkan bahwa kain lurik usianya lebih tua dari batik dan bahkan dikenal masyarakat Jawa sejak zaman

Salah satu relief di Candi Borobudur pun ada yang menggambarkan perempuan sedang menenun. Ada pula prasasti Raja Erlangga yang pernah menyebutkan salah satu motif kain lurik sebagai Tuluh Watu. Dari berbagai penemuan sejarah itu, diketahui bahwa lurik tidak hanya dikenal masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Jika memiliki kesempatan berkunjung ke perajin tenun lurik, Anda akan tertarik melihat proses skir, yaitu proses penyusunan motif untuk selembar kain lurik. Benang-benang yang akan digunakan, disusun menyerupai bentuk rak. Melihat proses skir layaknya tarian ribuan benang warna-warni.

Biasanya para penenun menggunakan benang katun putih yang kemudian diberi pewarna sintetis. Setelah motif disusun dalam proses skir, benang-benang tersebut akan ditenun melalui ATBM.

Selain didesak modernisasi teknologi tekstil, jumlah perajin kain lurik ATBM yang jumlahnya tidak banyak, juga semakin berkurang. Ini terjadi di saat tiba musim tanam dan panen di sawah. Para perajin lurik beralih menjadi buruh tanam di sawah-sawah yang penghasilannya lebih cepat.

Jumlah penenun lurik memang semakin sedikit, meski kain lurik pamornya masih lumayan moncer seiring kampanye pelestarian jenis kain ini. Namun, jika melihat dari perajinnya, kini hanya hitungan jari. Jika berkunjung ke sentra perajin lurik, kini ruangan produksinya praktis sepu. Suara alat tenun yang beradu pun nyaris seperti gending monggang. Gending kematian.

Dari Liputan TL.

Kurnia Lurik

Krapyak Wetan RT 05 Nomor 133 Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta

Tak jauh dari cagar budaya Panggung Krapyak

Produk-produknya sudah bisa dipesan lewat media online di Instagram @kurnialurik_jogja

Sari Puspa Lurik

Desa Wisata Kerajinan Sangubanyu, Sumberrahayu, Moyudan, Sleman

Sekitar 15 kilometer dari pusat kota Yogyakarta

Bisa dicapai melalui Jalan Godean ke arah Selatan atau dari Jalan Wates ke arah Utara

Jazz Di Alam Terbuka, 3 Yang Unik

Jazz di alam terbuka salah satunya Jazz Atas Awan di Dieng sebagai bagian dari .Dieng Culture Festival

Jazz di alam terbuka pasti menjadi tontonan yang asyik. Lepas dari ruang yang serba terbatas, music dinikmati seraya menikmati alam terbuka. Tentu ada tantangannya, mungkin tata suara perlu penanganan khusus agar keindahan musik tetap asyik menyusuk ke telinga.

Jazz Di Alam Terbuka

Di Indonesia menikmati musik jazz sambil merasakan sejuknya udara pegunungan dan indahnya lanskap alam punya beberapa pilihan. Penggemar musik jazz bisa menjadikannya salah satu itenarary dari rangkaian agenda liburannya.

Berikut ada beberapa pilihan menikmati jazz di alam terbuka.

Jazz Gunung Bromo

Ternyata pertunjukan musik jazz tidak hanya enak ditonton di dalam gedung bermesin penJazzdingin. Musik jazz juga asik dinikmati di tengah sejuknya udara pegunungan. Jazz Gunung salah satunya. Pergelaran rutin tersebut biasanya diadakan pada pertengahan tahun ke dua alias antara Juli hingga Desember.

Jazz di alam terbuka salah satunya jazz gunung Bromo di Jawa Timur yang sudah berjalan selama 13 tahun.
Jazz Gunung Bromo di Jawa Timur. Foto: Dok. TL/Rosana

Tahun 2022 ini perhelatan tersebut memasuki penyelenggaraan yang ke 13. Perjalanan yang pendek, ibarat manusia ia sudah masuk masa akil balik. Tahun ini rencananya akan digelar pada Jumat dan Sabtu, 22 dan 23 Juli 2022.

Pentasnya yang kesohor mampu memikat wisatawan internasional. Setiap tahun, ada sekitar 4.000 pengunjung hadir menikmati pergelaran tersebut. Tahun ini akan diselenggarakan di Amphitheater, Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.

Pertunjukan jazz di alam ini pasti unik. Panggungnya hanya beratapkan awan. Penonton duduk di kursi bebatuan dan beralaskan rumput. Sambil menikmati artis-artis ternama, penonton bisa melihat panggung amphitheater terbuka di Jiwa Jawa Resort Bromo dengan latar belakang keindahan Pegunungan Tengger. Jadi penonton akan mendapatkan dua keindahan sekaligus.

Jazz di alam terbuka ini diinisiasi tiga serangkai: Sigit Pramono, Butet Kertarajasa, dan almarhum Djaduk Ferianto. Nikmati musiknya, dan jika beruntung bisa dapat bonus matahari terbit di Bromo.

Sesungguhnya, Jazz Gunung ini akan punya “saudara kembar”, yakni Jazz Gunung Ijen. Namun pelaksanaanya belum seperti yang diselenggarakan di Gunung Bromo.

Jazz Atas Awan Dieng

Pertunjukan musik jazz bertajuk “Jazz Atas Awan” kembali digelar di dataran tinggi Dieng pada 2022. Pertunjukan yang dimulai diselenggarakan pada 2010 ini digelar di seputaran Kompleks Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, sebagai bagian dari Dieng Culture Festival.

Dieng Culture Festival atau DCF sudah menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara. Gelaran jazz ini merupakan ruang apresiasi terhadap musikus-musikus muda lokal yang menggeliat di dunia pertunjukan jazz di Indonesia.

Ciri khas Jazz Atas Awan ialah panitia tidak memberi tahu siapa saja artis yang akan tampil. Mereka menyimpan rapat-rapat bintang tamu. Panitia ingin orang hadir ke Dieng Culture Festival bukan karena artisnya, tapi lantaran ingin menyaksikan harmonisasi kemegahan gunung dan lantunan musik yang syahdu. Suhu yang mencapai 4 derajat Celsius membuat penonton wajib menggunakan pakaian hangat selama menonton.

Tahun ini jazz di alam yang dikenal dengan sebutan Jazz Atas Awan ini akan  hingga 4 September 2022 di Desa Wisata Dieng Kulon, Kecamatan Batur. Selain ada pertunjukan music, pengunjung bisa menikmati rangkaian candi-candi Pandawa, atau Telaga Warna. Tertarik? Ayo agendakan liburan akhir pekanmu.

Maumere Jazz Fiesta Flores

Tak hanya berlangsung di gunung, jazz di alam terbuka juga bisa dilaksanakan di tepi laut atau pantai. Dan, siapa bilang Indonesia bagian timur sepi akan hiburan musik berkelas.

Di Nusa Tenggara Timur ada Maumere Jazz Fiesta Flores yang pernah digelar pertama kali pada Agustus 2017. Ajang jazz di alam terbuka ini pernah diselenggarakan lagi pada 2018. Sayangnya setelah itu belum terselenggara lagi.

Pilihan tempat untuk pelaksanaan perdana pentas ini jatuh di hutan mangrove atau bakau milik Babah Akong dengan luas lebih-kurang 70 hektare. Letaknya di Desa Magepanda, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka. Salah satu pelopor musik jazz era modern, Barry Likumahuwa, turut mengisi acara ini.

Festival jazz di hutan bakau merupakan acara pertama di Indonesia yang mempromosikan kawasan timur Indonesia lewat pertunjukan musik. “Konser ini terbuka luas untuk masyarakat dan digelar gratis. Kita ingin daerah ini semakin dikenal melalui potensi budaya dan wisatanya. Hal-hal unik akan terus dilakukan demi daerah dan masyarakat Kabupaten Sikka,” ujar Melchias Markus Mekeng, tokoh masyarakat Maumere.

agendaIndonesia

*****

Bolu Bakar Tunggal, 2 Varian Yang Enak

Bolu Bakar Tunggal Bandung jadi satu inovasi oleh-oleh lagi dari Bandung.

Bolu bakar Tunggal belakangan ini menjadi salah satu penganan ringan yang cukup ramai digandrungi di Bandung. Berawal dari popularitas di kalangan warga lokal, kini ia menjadi salah satu alternatif oleh-oleh yang diburu banyak pendatang dan wisatawan di kota kembang.

Bolu Bakar Tunggal

Warga Bandung sendiri sejak dulu memang sudah dikenal begitu menggemari roti bakar. Banyak tempat-tempat penjual roti bakar yang kondang di kota ini, seperti Roti Gempol yang melegenda. Bolu bakar Tunggal pun lantas menjadi salah satu inovasi yang terlahir dari tren ini.

Kemunculan bolu bakar bisa jadi dipelopori oleh toko Tunggal, sebuah toko sekaligus produsen beragam jenis biskuit, kue kering dan basah. Usut punya usut, perusahaan bernama lengkap PT Tunggal Inti Kahuripan ini ternyata sudah eksis sejak 1962.

Bolu Bakar Tunggal Bandung menjadi ikon pariwisata baru, seperti halnya Gedung Sate.

Salah satu produk mereka yang cukup sukses dan melegenda adalah biskuit marie. Biskuit marie Tunggal terbilang populer di kalangan warga Bandung, utamanya bagi anak kecil yang gemar menyantap biskuit marie untuk cemilan, atau ketika sedang sakit dan tidak nafsu makan.

Yang cukup unik, perusahaan ini tergolong punya karakter inovatif dan selalu ingin mencoba hal baru pada produk-produknya. Sadar akan ketenaran biskuit marie buatannya, mereka lantas mencoba bereksperimen dengan varian yang baru, salah satunya adalah biskuit marie tutung.

Biskuit marie tutung ini sejatinya adalah biskuit marie yang dibuat lebih gosong, dengan penampilan yang lebih gelap, layaknya makanan overcooked. Biskuit marie ini memiliki cita rasa cenderung pahit gurih dibandingkan biasanya.

Ternyata, inovasi ini terbilang cukup berhasil karena peminatnya pun tetap banyak. Padahal, harga biskuit marie tutung ini bisa lebih mahal sekitar Rp 20 ribu ketimbang varian original, tapi nyatanya varian ini juga banyak digemari konsumen.

Selain dikenal dengan biskuit marie, toko Tunggal juga memproduksi beragam produk-produk lain seperti bagelen, soes kering, wafer, brownies kukus, dan sebagainya. Tak heran jika produk mereka kemudian kerap menjadi oleh-oleh wisatawan.

Tak cuma itu, mereka juga dikenal membuat bolu berbentuk balok-balok memanjang, yang tersedia dalam bermacam pilihan rasa, mulai dari coklat, pandan, pisang, peuyeum, kopi, dan lain-lainnya. Harga satu kemasannya pun berkisar dari Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu.

Namun, sesuai dengan prinsip perusahaan yang gemar berinovasi dan mencoba menelurkan produk-produk baru yang unik, toko Tunggal pun turut bereksperimen dengan produk bolu mereka. Hasilnya, mereka memperkenalkan bolu bakar Tunggal pada 2004 silam.

Bolu Bakar Bandung IG
Bolu Bakar Tunggal menjadi ikon baru oleh-oleh dari Bandung. Foto: IG Bolu Bakar

Metode mereka dalam membuat bolu pun terbilang unik dan berbeda dari kebanyakan. Awalnya, sebagai bahan baku mereka menggunakan roti yang dibuat sedemikian rupa dari adonan bolu, sehingga teksturnya terasa sangat lembut dan halus.

Roti tersebut lantas dibelah di tengahnya, untuk kemudian diisi dengan isiannya. Pada bolu yang biasa, roti tersebut kemudian dimasak dalam oven. Sementara, untuk bolu bakar Tunggal roti lantas dimasak di atas alat pemanggang.

Setelah jadi, cita rasa yang dimiliki bolu bakar Tunggal ini bisa dibilang sangat unik. Rotinya tetap terasa lembut, bahkan tergolong creamy dan mudah lumer di mulut. Karakter ini yang membuatnya terasa berbeda dibanding roti bakar lainnya.

Secara mendasar, ada dua tipe bolu bakar yang ditawarkan, yakni varian rasa manis dan asin. Pada varian rasa manis, terdapat rasa keju, keju spesial, coklat, roombutter, kopi, kelapa susu, kacang coklat, nanas, pisang dan strawberry.

Sedangkan varian rasa asin terdiri dari rasa abon, abon pedas, tuna, tuna pedas, serta smoked beef keju. Sebagai catatan, varian rasa asin relatif sedikit lebih mahal sekitar Rp 16 ribu hingga Rp 54 ribu dibandingkan varian rasa manis.

Rata-rata harga varian rasa manis berkisar dari Rp 46 ribu hingga Rp 66 ribu. Adapun harga varian rasa asin mulai dari Rp 62 ribu hingga Rp 100 ribu bagi rasa smoked beef keju sebagai varian termahal. Harga yang terbilang premium, namun nyatanya tak menyurutkan animo.

Bolu Bakar Tunggal Bandung IG
Bolu Bakar Tunggal dengan coklat yang meleleh. Foto: IG BoluBakar

Salah satu varian yang cukup populer dan diunggulkan adalah rasa roombutter, yang terasa gurih, beraroma harum dan menambah karakter bolu bakar yang lembut. Varian ini disarankan untuk disantap kala masih hangat, karena karakter roombutter cepat meresap ke dalam bolu.

Varian rasa coklat dan keju juga termasuk yang paling laku dibeli konsumen. Untuk penggemar keju, tersedia rasa keju spesial yang diberikan selai keju ekstra. Bahkan varian smoked beef keju pun tergolong cukup populer, kendati harganya yang paling mahal dibanding varian lainnya.

Bagi yang tertarik, dapat langsung berkunjung ke toko dan pabrik pusatnya di kawasan jalan Sudirman. Kini, area toko telah disulap bergaya café kekinian, cocok bagi pengunjung yang ingin langsung menyantap makanan sambil menikmati nuansa open kitchen.

Selain itu, sudah tersedia pula banyak toko cabang yang menyediakan bolu bakar bagi yang sekedar ingin membeli sebagai oleh-oleh. Yang perlu diingat, bolu bakar normalnya awet pada suhu ruangan sekitar dua hingga tiga hari, sementara dalam suhu kulkas bisa sampai seminggu.

Bolu Bakar Tunggal

Pusat: Jl. Sudirman no. 570-574, telp. (022) 6013712

Cabang:

  • Cihampelas Walk Lt. 2, Jl. Cihampelas no. 160
  • Paskal Hyper Square, Jl. Pasir Kaliki no. 25

Instagram: bolubakartunggal_

agendaIndonesia/audha alief P

*****