Sate Klopo Surabaya, Legenda Sejak 1945

Sate Klopo Surabaya

Sate Klopo Surabaya menjadi salah satu ikon kota Pahlawan ini. Ia seperti menjadi penanda bagi mereka yang berkunjung ke ibukota Jawa Timur itu.

Sate Klopo Surabaya

Jalur pedestrian di tepi Jalan Walikota Mustajab Nomor 36, Surabaya, pada Minggu pagi di akhir Oktober lalu hampir dipenuhi orang. Mereka menyemut mengerubungi warung sederhana yang aslinya berkapasitas tak lebih dari 48-an orang itu. Karena masih saat pandemi Covid19, lebih banyak orang yang membeli untuk dibawa pulang. Maka pembeli mengular di luar warung

Di samping kerumunan itu, dua pemanggangan tradisional mengepul. Asap membumbung. Di baliknya, ada dua perempuan mengipasi arang. Mereka memastikan bahwa bara api tetap menyala. Sedangkan salah satu tangannya membolak-balikan sate yang jumlahnya puluhan tusuk.

Aroma daging dan sumsum yang sedang dibakar membuat pengunjung merasa tergoda mencicipi aneka sate yang ditawarkan di kedai sate tersebut. Inilah sate klopo Surabaya atau sate klopo Ondomohen Bu Asih yang tenar di Surabaya. Konon, ia bahkan sudah menjadi legenda. Usianya sama seperti usia bangsa Indonesia. Sebab, sate tersebut mulai eksis sejak 1945.

Bu Asih, pemiliknya, adalah generasi kedua penerus usaha sate keluarga. Mertua Bu Asih asli Madura. Keluarganya menjajakan sate khas Madura yang lain daripada sate pada umumnya.

Letaknya yang berada di tengah kota Surabaya menjadikan Sate Klopo Ondomohen ini mudah dijangkau dari mana saja. Disebut legendaris karenas elain sudah lama berdirinya, ia pun memiliki pengemar yang sangat luas. Tak terhenti pada warga Surabaya saja, tapi bagi siapa saja yang berkunjung ke kota ini.

Nama sate Klopo Surabaya sendiri sering membuat penasaran orang luar kota Surabaya. Pertama, tentu kata “Klopo”-nya. Dan ke dua, kata “Ondomohen”. Yang mudah dijelaskan tentu saja yang ke dua. Dulunya nama Jalan Walikota Mustajab ini adalah Jalan Ondomohen. Rupanya ini terus terbawa ketika nama jalannya berganti.

Lalu nama “Klopo”-nya. Sate Klopo ini, sesuai namanya, memang ketika proses memasaknya menggunakan tambahan kelapa. “Dagingnya satenya saya beri kelapa. Itulah kenapa namanya Sate Klopo. Klopo dalam bahasa Jawa berarti kelapa,” ungkap Asih Sudarmi (60), sang pemilik kedai Sate Klopo.

Seperti cerita bu Asih, sate klopo merupakan sate yang ditaburi dengan parutan kelapa. Sebelum dibakar, dan waktu akan diajikan ke pembeli. Unik dan berbeda. Tak heran, banyak pelanggan antre datang tiap hari. “Mereka suka dengan rasa kloponya,” kata salah pegawai Bu Asih yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui di warung, Minggu pagi itu.

Sebenernya Sate Klopo Ondomohen ini seperti layaknya sate kelapa kebanyakan. Daging yang akan ditusuk layaknya sate, dibaluri dengan bumbu parutan kelapa, dibakar dengan arang pake cara tradisional, dan tentunya disajikan dengan bumbu kacang. 

Sate Klopo Surabaya Sedang dibakar
Sat Klopo sedang dibakar.

Keunikan sate klopo Ondomohen khas Surabaya ini adalah bumbu olahannya. Sebelum dibakar daging dilumuri parutan kelapa yang sudah dibumbui terlebih dahulu. Sebagai pelengkap, saat penyajian sate yang suda matang ditambahkan kelapa parutan yang sudah dimasak. Kelapa ini diparut, lalu disangrai sampai matang hingga menyerupai serundeng. Lantas ditaburkan ke atas bagian sate yang sudah matang. Warnanya yang kecokelatan akan menyaru dengan rona sambal kacang.

Ada dua pilihan daging sate yang ditawarkan di sini, yakni daging sapi dan ayam. Tusuk per tusuk bagian satenya dipastikan berdaging. Artinya, tak berkulit sedikit pun. Daging sate itu dibakar sampai empuk. Bagian-bagian permukaannya mengkilap seperti kristal.

Tatkala digigit, tekstur daging yang juicy akan memenuhi seluruh bagian mulut. Tekstur demikian terasa begitu sempurna ketika dipadukan dengan parutan kelapa. Ada sensasi renyah yang mendampingi kecapan demi kecapan.

Harmonisasi makin terasa ketika klopo pada sate klopo Surabaya bertemu dengan bumbu kacang. Gurih dan manis akan berpadu nikmat. Tak heran banyak pengunjung rela antre.

Banyak pengunjung yang terlihat sudah sering menyambangi warung ini dan selalu rela mengantre untuk sekadar jajan sate. Menurut mereka, rasa sate klopo di warung Ondomohen tak tergantikan. “Juaranya sate klopolah,” ujar seorang pembeli saat ditemui di warung itu.

Sate klopo di sini harganya per porsi sate campur dibanderol Rp 28 ribu tanpa nasi. Harga yang sepadan menimbang rasa yang tak mengecewakan.  

Warung sate ini buka mulai pukul 07.00 dan tutup pada pukul 23.00. Bila ingin berkunjung, sebaiknya Anda datang pagi-pagu benar pada hari biasa. Sebab, pada hari libur, pengunjung harus rela antre cukup lama.

AgendaIndonesia

*****

Wisata Bahari di Kepulauan 1000

Wisata bahari ke kepulauan seribu menjadi pilihan ketika tak mungkin pergi terlalu jauh.

Wisata Bahari ternyata tak perlu jauh-jauh, ini bisa dilakukan di sekitar Jakarta. Di utara ibu negara ini ada gugusan Kepulauan Seribu yang menyimpan keindahan, sejarah, konservasi, dan petualangan. Jangan melihat lepas pantai di utara Jakarta, tapi pergilah lebih jauh sedikit, maka pesona itu akan muncul.

Wisata Bahari

Hari masih terbilang pagi saat Predator, ini sebutan untuk kapal cepat, membelah perairan Teluk Jakarta dari Dermaga Marina, Kawasan Wisata Ancol, menuju Pulau Pramuka di Kabupaten Kepulauan Seribu.Pulau Pramuka merupakan pusat pemerintahan kabupaten yang masuk dalam Provinsi DKI Jakarta tersebut.

Meski bukan tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Seribu, namun geliat pariwisata di pulau ini cukup terlihat. Setidaknya ini terlihat dari tumbuhnya sarana penginapan yang dikelola masyarakat bisa menjadi indikatornya.

Dari Pulau Pramuka inilah wisatawan kemudian memanfaatkan jasa perahu nelayan untuk berwisata mengunjungi pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu. “Wisatawan yang datang ke Pramuka memang hanya mencari tempat untuk menginap, sementara untuk aktivitas wisata mereka akan menyeberang ke pulau-pulau lain,” kata seorang pengelola Aini The Villa di Pulau Pramuka.

Dengan kondisi geografisnya yang berupa gugusan kepulauan, sudah tentu kekuatan sektor pariwisata kabupaten yang resmi terpisah dari Kota Madya Jakarta Utara pada 2001 ini terdapat wisata bahari. Pulau Pramuka, Tidung, Bidadari, Pari, Harapan, Payung adalah sedikit dari sekian banyak pulau yang menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara.

Tiga aktivitas utama yang umumnya dilakoni wisatawan di sini adalah wisata pantai, snorkeling, dan diving. Keindahan alam Kepulauan Seribu memang terbentang dari daratan hingga taman bawah lautnya. Panorama tersebut membuat tiga aktivitas tersebut menjadi pilihan banyak wisatawan.

Namun di luar tiga aktivitas tesebut, Kepulauan Seribu masih menyimpan banyak potensi wisata, misalnya wisata pengamatan burung di Pulau Rambut, Wisata Sejarah di Pulau Cipir, Kelor, dan Onrust yang masih terdapat bangunan- bangunan peninggalan zaman kolonialisme Belanda.

Satu lagi aktivitas yang terbilang baru dan cukup menarik dilakukan di Kepulauan Seribu adalah wisata edukasi yakni mengunjungi keramba jaring apung tempat pembudayaan ikan laut. Budidaya ikan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang sedang gencar dikenalkan pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu.

Dan kedepannya akan dikembangkan agro wisata di Pulau Tidung Kecil.
Pariwisata di Kepulauan Seribu terbagi dalam dua sasaran yakni wisata edukasi dan wisata bahari. Banyak obyek wisata yang kental dengan nilai pelajaran terutama untuk kalangan anak. Salah satunya tempat pembudidayaan ikan.

Kegiatan budidaya ini sebenarnya sudah lama dikembangkan oleh pihak swasta. Namun kini kegiatan pembudidayaan tersebut juga gencar disosialisasikan kepada masyarakat Kepulauan Seribu. Kegiatan budidaya tersebut juga dikembangkan sebagai aktivitas wisata.

“Wisata budidaya ikan merupakan potensi yang dapat dikembangkan, salah satu yang bisa dikunjungi ada di PT Nuansa Ayu Karamba di Pulau Pramuka,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta.

Mengunjungi lokasi pembudayaan ikan juga sudah dimasukkan dalam paket wisata beberapa agen wisata Kepulauan Seribu. Di tempat pembudidayaan ikan Nuansa Ayu Karamba ini wisatawan bisa melihat langsung pembudidayaan beberapa ikan seperti kerapu, kakap putih, bandeng, dan napoleon. Wisatawan juga bisa ikut memberikan pakan untuk ikan budi daya disini.

Melihat ikan-ikan yang berebut saat dilempari pakan tentu akan menjadi pengalaman baru, terutama bagi anak-anak. Meski berada diatas laut lokasi pembudidayaan ini sangat aman bagi aktivitas wisata. Mengunjungi keramba pembudidayaan wisatawan akan melewati jembatan kayu yang kemudian disambung dengan jembatan apung.

Selain itu di kawasan ini, di pulau Pramuka, misalnya, juga ada kolam pemancingan yang disediakan untuk pengunjung. Ikan yang dipancing nantinya bisa dimasak di Nusa Resto sebagai teman santap mengisi perut, atau boleh juga dikemas sebagai oleh-oleh perjalanan dari Kepulauan Seribu.

“Di akhir pekan, banyak wisatawan yang sengaja datang ke karamba pembudidayaan ikan yang dikelola masyarakat dibawah binaan pemerintah, maupun ke karamba yang dikelola swasta. Banyak informasi yang bisa didapat pengunjung tentang bagaimana pembudidayaan ikan dilakukan,” kata Kepala Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Seribu.

Wisata bahari di Kepulauan Seribu di antaraya bisa melihat konservasi penyu.n
ilustrasi melihat tukik, atau anak penyu, dilepasliarkan ke lautan tempat habitan mereka. Foto: Dok. shuterstock

Hal lain juga bisa dilakukan adalah menyaksikan konservasi penyu di sejumlah pulau di Kepulauan Seribu. Ini misalnya bisa dilakukan di Pulau Cikaya, pulau Karya, atau pulau Kelapa Dua. Jika menginap dan beruntung, wisatawan bisa menyaksikan proses penyu bertelur, lalu telur-telur itu dipindahkan ke tempat yang aman hingga menetas. Dan, nantinya, dilepaskan kembali ke lautan.

Tidak lengkap rasanya jika berwisata ke suatu daerah tidak membawa oleh-oleh khas buatan masyarakat. Dinas Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu telah melakukan upaya pembinaan kepada kelompok ibu-ibu di Kepulauan Seribu, baik dalam bentuk olahan hasil perikanan maupun pertanian yang meliputi teknik penanganan pasca panen, termasuk juga packaging-nya. Hal ini dilakukan agar kemasan produk menarik, sehingga meningkatkan nilai jual dan minat beli terhadap produk tersebut. Beberapa makanan ringan produksi masyarakat yang sayang jika dilewatkan, seperti keripik sukun, stik cumi, kerupuk ikan, dan handycraft.

Keripik sukun adalah makanan khas yang dapat diperoleh di semua pulau berpenduduk di Kepulauan Seribu. Pembuatan keripik ini sangat sederhana. Setelah dipetik dan dibersihkan, buah sukun dikupas untuk diiris tipis-tipis. Setelah di potong kemudian digoreng dan proses pemberian bumbu dilakukan pada saat menggoreng, selanjutnya dikemas

Meski bisa di dapat di semua tempat, sentra pembuatan Kripik Sukun ada di Pulau Payung. Ada dua jenis buah sukun yang digunakan untuk kripik, sukun duri dan sukun botak. Rasa yang dihasilkan dari sukun duri lebih renyah dibandingkan sukun botak,” kata Juna ibu yang menekuni usaha pembuatan kripik sukun asal Pulau Payung.

agendaIndonesia

*****

Raja Ampat Dan 10 Protokol Untuk Menikmati Keindahannya

Raja Ampat 1 rute menuju Waisai

Raja Ampat, rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan di sebalah barat kepala burung Papua, disebut orang dan para traveler sebagai salah satu spot terindah di dunia. ‘The Last Paradise‘ kata wisatawan dari seluruh dunia.

Raja Ampat

Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat merupakan daerah tujuan penyelaman terbaik yang dimiliki Indonesia. Keindahan bawah lautnya bahkan bagian dari 10 terbaik di dunia. Birunya air laut, gugusan pulau karang di tengah laut, hard coral yang tumbuh melebihi batas air, hingga gua bawah laut, adalah paket lengkap dari wisata Raja Ampat yang menyuguhkan pemandangan alam menakjubkan.

Menjelang akhir tahun, ada pertanyaan, bisakah mengunjungi Raja Ampat? Pilihan menyambangi Raja Ampat untuk liburan tentu bukan asal-asalan. Di penghujung tahun ketika di bagian Barat Indonesia cuacanya tidak menentu, Raja Ampat justru menghadirkan persahabatan.

Konon, dalam mitos masyarakatnya, nama Raja Ampat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat pangeran, kemudian menjadi raja di empat kawasan. Tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu. Wallahualam. Saya hanya berharap inilah tempat “Raja-nya” situs-situs penyelaman yang ada di negeri ini.

Hasil penelitian LIPI dan lembaga lain pada 2002 mencatat, lebih dari 540 jenis karang keras, yang artinya 75 persen dari jenis total di dunia, ada di Raja Ampat. Juga terdapat 1.000 jenis ikan karang dan 700 jenis Moluska. Tak ada tempat lain di dunia ini yang memiliki kelengkapan biota laut seperti itu.

Raja Ampat Dari udara

Berdasar laporan Travelounge beberapa tahun silam, beberapa spesies spesifik Raja Ampat yang bisa dijumpai saat menyelam antara lain Kuda Laut Katai, Wobbegong, dan Pari Manta. Ada sekitar 30 situs penyelaman di kawasan Raja Ampat. Masing-masing memiliki karakteristik. Beberapa yang popular antara lain; Mike’s Point yang merupakan batu karang berbentuk jamur. Di situs ini kita bisa temui soft coral, rombongan sweetlips, dan barracuda. Di kedalaman 25-27 meter terdapat cerukan yang mengeliingi batu karang. Kita menyelam menyusuri cerukan tersebut untuk menghindari arus yang cukup kuat.

Kumpulan Baracuda juga banyak ditemui di tempat lain, seperti di situs penyelaman Sleeping Barracuda, Cape Kry, dan Blue Magic. Berada di tengah kumpulan puluhan Baracuda tentunya merupakan pengalaman yang menakjubkan. Barracuda termasuk jenis yang Agresif, sewaktu-waktu dapat menyerang kita terutama jika ia sedang sendiri.

Situs populer lainnya yang wajib kita selami adalah Manta Point. Ada tiga lokasi di mana kita bisa menyaksikan ikan Pari Manta (Manta birostris). Manta Sandy, Manta High Way, dan Manta Coral. Di tiga lokasi itulah kita bisa menyaksikan kumpulam Pari Manta yang seolah menari dalam jarak yang sangat dekat.  Pari Manta adalah salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia. Lebar tubuhnya dari ujung sirip ke ujung sirip lainnya bisa mencapai hampir 7 meter, bahkan lebih.

Raja Ampat dari Painemo

Menikmati kawasan Raja Ampat tak lengkap jika tak singgah ke pulau Wayag. Kepulauan di wilayah distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat, ini menyuguhkan panorama luar biasa. Jika sudah puas menyelam, sisakan sedikit waktu dan tenaga untuk mendaki salah satu puncak dari puluhan pulau karang yang ada di pulau Wayag. Dari ketinggian, kita bisa menyaksikan laguna berair biru kehijauan yang dikelilingi gugusan pulau karang yang menyembul dari dasar laut.

Saat ini, Raja Ampat mulai dibuka kembali setelah sempat ditutup di awal pandemi. Begitupun, untuk mengunjungi tempat ini para wisatawan perlu memperhatikan 10 aturan baru untuk bisa berwisata ke Raja Ampat di masa pandemi.

1. Melakukan registrasi online pada: www.newnormal-rajaampat.com

2. Menyiapkan aplikasi Health Assesment Card (HAC) pada www.inahac.kemkes.go.id

3. Memiliki surat keterangan bebas covid-19, berupa hasil RT-PCR negative atau hasil rapid test nonreaktif, yang berlaku 14 hari, yang diperoleh dari Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik resmi.

4. Menyiapkan personal health kit.

5. Memiliki asuransi kecelakaan dan atau asuransi jiwa, terutama yang akan melakukan kegiatan berisiko tinggi dan memerlukan fisik prima, seperti diving, trekking, telusur goa dan lain-lain.

6. Memiliki pemandu/pramuwisata. Lakukan booking online untuk lokasi yang akan anda kunjungi pada situs yang sama.

7. Ketika seluruh kelengkapan anda sudah terpenuhi, silakan lakukan perjalanan, dengan protokol Kesehatan.

8. Untuk perjalanan udara, anda akan tiba di Bandara Dominique Eduard Osok-Sorong dan melanjutkan perjalanan laut/udara menuju Raja Ampat.

9. Lakukan document clearence sebelum memasuki kawasan Raja Ampat pada:

• Check Point I: Pelabuhan Falaya, Waisai Pulau Waigeo.

• Check Point II: Pelabuhan Yelu-Misool.

• Check Point III: Bandara Marinda, Waigeo.

10. Tetap mengikuti prosedur protokol ketertiban tatanan baru di ruang umum. Kalau terjadi reaktif, siap untuk dikarantina dan diproses sesuai protokol (karena sudah menandatangani surat pernyataan bersedia).

agendaIndonesia

*****

Ini 5 Jajanan Khas Bogor Layak Dicoba

Kacang Bogor salah satu dari 5 jajanan khas Bogor. Foto: shutterstcok

Ini 5 jajanan khas Bogor yang bisa menjadi pilihan tatkala berkunjung ke kota hujan tersebut. Kalau biasanya Bogor sudah dikenal dengan beberapa jajanan kuliner seperti asinan Bogor, apple pie, makaroni panggang, dan roti unyil, maka alternatif di bawah ini 5 jajanan khas Bogor kuliner yang mungkin belum banyak diketahui dan patut untuk dicoba.

Ini 5 jajanan khas Bogor yang bisa menjadi pilihan oleh-oleh saat dolan ke Bogor.
Tugu Kujang Bogor, salah satu ikon kota ini. Foto: Dok shutterstock

5 Jajanan Khas Bogor

  1. Bir kotjok

Ia boleh saja dinamakan bir, namun sejatinya minuman ini sama sekali tidak beralkohol. Terbuat dari bahan bahan seperti jahe, cengkeh, kayu manis, sereh, gula pasir dan gula aren, bir kotjok merupakan minuman tradisional yang justru menyehatkan bagi tubuh serta memiliki berbagai khasiat. Ia cocok untuk dikonsumsi kala badan sedang capek, pegal linu dan masuk angin. Selain itu, minuman ini juga diklaim dapat membantu melancarkan peredaran darah.

Bir kotjok disebut-sebut sudah beredar di area Bogor sejak 1965. Ia lantas meraih penggemar tersendiri, baik warga maupun pelancong karena terasa hangat di badan ketika dikonsumsi, cocok dengan iklim si kota hujan yang kerap terasa dingin. Nama bir kotjok sendiri berasal dari cara pembuatannya, yaitu mengocok olahan bahan rempahnya. Setelah dikocok, minuman terlihat berbuih di bagian atasnya, mirip seperti bir yang baru dituang ke gelas.

bir kotjok khas bogor Dok cookpadcom
Bir Kotjok Bogor adalah salah satu dari 5 jajanan khas Bogor. Foto: Dok milik cookpad.com

Konon, minuman 5 jajanan khas Bogor ini dulunya juga dikenal sebagai bir penganten. Pasalnya, ia merupakan minuman yang dihidangkan di kala acara pernikahan. Terinspirasi dengan gaya dan adat kaum Belanda yang dulu sering terlihat melakukan pesta atau perayaan sambil minum bir, warga lokal setempat kemudian juga berusaha menciptakan minuman yang mirip dengan bir, namun tidak beralkohol.

Kini, bir kotjok masih bisa ditemukan di beberapa area sekitaran Bogor. Salah satunya yang cukup terkenal adalah Bir Kotjok si Abah yang berada di beberapa sudut jalan Suryakencana. Meski hanya berjualan dengan gerobak sederhana, Bir Kotjok si Abah masih cukup ramai dikunjungi pelanggan sehari-harinya. Di dalam gerobak tersebut, terdapat jejeran botol yang berisi olahan bahan bir kotjok yang siap untuk dihidangkan. Biasanya, satu botol tersebut bisa untuk menghidangkan tiga gelas bir kotjok. Segelas bir kotjok tersebut kemudian disajikan dengan es batu, seharga Rp 5 ribu saja.

  • Lapis Talas Bogor

Selain dikenal sebagai kota hujan, Bogor juga dikenal sebagai kota talas. Faktanya, talas adalah salah satu komoditas hasil bumi yang paling banyak ditemukan di sini. Oleh karenanya, tumbuhan umbi-umbian berwarna ungu tersebut kemudian kerap digunakan warga setempat sebagai bahan untuk membuat makanan, mulai dari gorengan hangat sampai es kolak.

Seiring perkembangan zaman, talas kemudian juga digunakan dalam mengembangkan berbagai jenis kuliner lainnya dan menjadi salah satu dari 5 jajanan khas Bogor. Salah satu yang dalam beberapa tahun belakangan mulai naik daun adalah kue lapis talas, yang kini dapat ditemui di berbagai toko oleh-oleh dengan beragam merek yang berbeda.

Pada dasarnya, lapis talas merupakan kue bolu atau sponge cake yang salah satu bahan utamanya adalah tepung talas. Oleh sebab itu, lapis talas memiliki beberapa karakteristik unik tersendiri, seperti warna dasar kuenya yang terlihat ungu, serta aroma dan cita rasa yang khas seperti talas.

Awalnya, merek yang mempopulerkan resep lapis talas ini adalah Lapis Bogor Sangkuriang. Sejak awal kemunculannya pada 2011, mereka mencoba menawarkan produk-produk penganan seperti kue lapis dan lain sebagainya dengan menggunakan talas sebagai salah satu bahan dasar pembuatnya. Harapannya, produk-produk mereka dapat menjadi salah satu ikon kuliner dan oleh-oleh khas Bogor.

Selain toko resmi mereka yang terletak di jalan Padjajaran Nomor 20i, kini mereka juga memiliki beberapa cabang lainnya di wilayah Bogor. Varian produknya pun beragam, mulai dari kue lapis talas original, talas susu, talas keju, dan lain lainnya. Harganya pun berkisar dari Rp 19 ribu sampai 37 ribu, tergantung jenis serta ukuran produknya.

Belakangan, muncul pula merek-merek lain yang menawarkan produk serupa seperti Talasia, Arasari, Boluamor dan lain lain. Harganya pun kurang lebih sama, di kisaran Rp 35 ribu, untuk produk kue lapis talas dengan beragam variannya. Secara varian dan rasanya pun bisa dikatakan sama enaknya.

  • Kacang Bogor

Meski dikenal sebagai kacang Bogor karena banyak dibudidayakan dan dijual di Bogor, nyatanya kacang Bogor tidak 100 persen berasal dari kota ini. Bernama asli Bambara Groundnut, kacang-kacangan ini aslinya berasal dari Afrika. Karena ia diketahui tumbuh subur di wilayah tropis, maka kemudian tanaman ini tersebar dan dibudidayakan di area tropis lainnya, termasuk Bogor.

Awalnya, ia masuk ke Indonesia pada awal abad 20 sebagai salah satu solusi sumber protein bagi masyarakat kala itu. Pada perkembangannya, tingkat produksinya yang terhitung rendah membuatnya tidak terlalu populer. Meski demikian, kacang Bogor tetap memiliki pesonanya sendiri dan belakangan menjadi salah satu opsi  dari 5 jajanan khas Bogor.

Kacang Bogor umumnya memiliki karakteristik seperti berbentuk cenderung bundar, berwarna keunguan dan bercita rasa gurih. Masa panennya diketahui antara bulan Februari sampai April, dan biasanya kemudian diolah dengan cara direbus maupun digoreng, dengan beragam pilihan rasa seperti original, keju, balado dan sebagainya.

Selain nikmat sebagai kudapan, kacang Bogor disebut amat berkhasiat bagi tubuh. Mengandung nutrisi seperti protein, kalsium, zat besi dan fosfor, ia diklaim dapat mengurangi potensi diabetes dan kanker, menjaga kesehatan jantung, serta menjaga kinerja tubuh dalam produksi hormon dan energi.

Umumnya kacang Bogor dapat ditemui di berbagai toko oleh-oleh. Beberapa di antaranya juga memiliki toko sendiri, seperti Kacang Bogor Istana yang berpusat di jalan Babakan Raya no. 37. Mereka menawarkan beragam jenis kacang Bogor yang tidak hanya digoreng seperti biasa, tetapi juga dimasak dengan teknik oven.

  • Mochi Bogor

Kue mochi, alias kue yang terbuat dari tepung beras ketan serta berbentuk bulat nan kenyal, mungkin tidak begitu asing lagi bagi khalayak luas. Namun, di Bogor kue mochi diolah menjadi kudapan unik yang memiliki cita rasa khas Bogor. Setidaknya, itulah yang coba ditawarkan oleh Mochibo, toko penjual Mochi ala Bogor ini. In juga salah satu ari 5 jajanan khas Bogor.

Memang, mereka juga menawarkan produk kue mochi pada umumnya, yang berisikan varian rasa seperti coklat, kacang dan keju. Namun, yang membuat produk mereka unik adalah kue mochi dengan varian rasa talas, pala, nanas dan strawberry. Keempat varian itu merupakan hasil panen dari tumbuhan dan buah-buahan lokal yang paling banyak terdapat di Bogor.

Buah-buahan yang digunakan tidak diolah lagi menjadi selai atau cream, bahkan notabene masih utuh. Ketika disantap, sensasi buah yang fresh dengan kenyalnya mochi menjadi cita rasa unik tersendiri. Buah yang digunakan betul-betul dipilih yang terbaik dan masih segar, serta pembuatan kue mochinya masih handmade, lewat proses berjam-jam dan tanpa bahan pengawet.

Sejak 2014, Mochibo yang toko dan pabriknya terletak di jalan Binamarga no. 13, mulai mencuri perhatian warga pecinta kudapan, serta turis yang mencari oleh-oleh. Harga satu kotaknya dihargai antara Rp 20 ribu hingga 25 ribu, dengan isi 10 butir kue mochi. Selain itu, produk-produk Mochibo kini juga tersebar di berbagai sentra oleh-oleh Bogor.

  • Bika Bogor

Mendengar kata bika atau bikang, mungkin yang terbayang adalah kudapan lembut dan manis khas kota Medan, Sumatra Utara. Tapi siapa sangka, ternyata Bogor juga punya bika versi sendiri, dengan keunikan serta cita rasa yang tak kalah menarik. Ini salah satu dari 5 jajanan khas Bogor.

Bika Bogor Talubi, begitu nama lengkapnya, sebenarnya tidak sebegitu berbeda dengan bika yang biasa kita kenal. Bentuknya ada yang memanjang persegi, ada pula yang membulat dengan ukuran lebih kecil. Varian rasanya pun bisa dikatakan serupa, seperti coklat, pandan, nangka, green tea dan sebagainya.

Bika Bogor Tallubi IG Tallubi
Bika Bogor. Foto: Dok IG Bika Bogor

Namun yang membedakan adalah bahan yang digunakan untuk membuatnya. Kalau bika di Medan dibuat menggunakan tepung terigu, maka bika Bogor menggunakan tepung talas serta olahan ubi Cilembu, yang juga cukup lazim ditemui di Bogor. Penggunaan bahan dasar tersebut diklaim membuatnya terasa lebih lembut dan bercita rasa unik.

Harga satu kemasan Bika Bogor Talubi berkisar antara Rp 29 ribu hingga 46 ribu. Salah satu tokonya terletak di jalan Padjajaran no. 20m. Sebagai catatan, Bika Bogor Talubi dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet, sehingga dapat bertahan di suhu kamar selama 4 hari, dan di dalam kulkas selama sekitar seminggu.

agendaIndonesia/audha alief praditra

—–

Wisata Religi Demak, Main Ke Kerajaan Islam 1 di Jawa

Wisata Religi Demak ke Masjid Agung . Foto :shutterstock

Wisata religi Demak bukanlah hal baru. Bagi banyak orang, terutama kaum muslim yang tinggal di pulau Jawa, salah satu hal yang sering diimpikan adalah sholat di masjid Agung Demak.

Wisata Religi Demak

Demak, sebuah kabupaten di pesisir utara Jawa Tengah, dahulunya adalah Kerajaan Islam pertama dan terbesar di pulau Jawa. Kota ini sekitar 31 kilometer di timur Semarang. Dari catatan sejarah, Demak didirikan oleh semacam perserikatan pedagang Islam di utara Jawa yang dipimpin Raden Patah, salah seorang putra Raja Brawijaya V dari kerajaan Majapahit.

Berdirinya kerajaan Demak ini tidak lepas dari peran Wali Songo, sembilan wali yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di Jawa. Raden Patah sendiri sewaktu muda belajar ajaran Islam kepada Sunan Ampel, salah satu dari Wali Songo.

Sebelum berdiri sebagai kerajaan sendiri, wilayah Demak merupakan bagian dari Majapahit. Raden Patah, sebagai anak raja Majapahit, ditugaskan sebagai Adipati Bintoro, Demak, pada abad 15. Pengaruh Majapahit saat itu boleh dikatakan berada di ambang keruntuhan. Pada tahun 1500 dengan dukungan para wali, Bintoro menyerang Majapahit dan mengalahkannya.

Kadipaten Demak kemudian termasuk wilayah yang melepaskan diri dari Majapahir dan menjadi kerajaan yang mandiri. Dan Raden patah menjadi raja pertama Demak. Selama memerintah, Raden Patah banyak dibantu oleh Wali Sanga yang berperan sebagai penasihat. Awal pemerintahannya ditandai dengan pembangunan Masjid Agung Demak dan perluasan wilayah.

Raden Patah wafat pada tahun 1518 dan pemerintah dipimpin oleh Pati Unus, putranya. Pati Unus menginginkan Kerajaan Demak menjadi kerajaan dengan kekuatan maritim yang kuat. Hal ini ditandai dengan kuatnya armada laut Kerajaan Demak.

Portugis yang saat itu tengah berusaha menguasai perdagangan di Asia Tenggara, merasa terganggu dengan keberadaan Demak. Hingga beberapa kali Kerajaan Demak melakukan pertempuran dengan Portugis di Selat Malaka.

Serangan-serangan tersebut dipimpin Dipati Unus, yang tak lain merupakan putra Raden Patah. Meskipun pada akhirnya serangan tersebut gagal, tetapi ia mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor atau pangeran yang menyeberang ke utara sebagai penghargaan atas keberaniannya. Setelah kematian Pati Unus pada saat pertempuran melawan Portugis, Demak dipimpin Sultan Trenggono (1521-1546) yang membawa Demak ke masa keemasan.

Setelah masa pemerintahan Sultan Trenggono, Demak praktis mulai mengalami kemunduran. Mulai muncul kerajaan-kerajaan di Selatan Jawa. Mulai dari Kerajaan Pajang hingga lahirnya Kasultanan Yogya dan Kasunanan Solo.

Begitupun, Demak masih meninggalkan sejumlah jejak masa lalu yang memperlihatkan mereka sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam. Baik di Jawa, maupun di Indonesia. Karena itu, di masa kini, saat jalan-jalan ke Demak, para wisatawan bisa menikmati suasana religiusitas kota yang sering disebut sebagai Kota Santri ini.

Selain memiliki sejarah yang sangat kuat, Demak memiliki peninggalan tempat bersejarah yang menarik.

Jika punya agenda main ke Demak, tempat pertama yang wajib kunjung tentu saja adalah Masjid Agung Demak. Masjid ini terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota. Jika wisatawan datang dari arah Semarang letak masjid ini persis di sisi timur laut Alun-alun kota Demak.

Masjid yang didirikan pada 1479, ini saat sudah berumur sekitar 6 abad masih berdiri kokoh, meskipun sudah direnovasi beberapa kali. Kala awal dibangun, masjid tersebut masih berupa bangunan Pondok Pesantren Glagahwangi yang diasuh Sunan Ampel.

Bagi banyak orang yang bepergian dari Jakarta, Cirebon, atau Semarang ke arah Surabaya, biasanya menyempatkan sholat di masjid ini. Kadang mereka rela menunggu beberapa waktu jika saat waktu sholat belum tiba dan cukup punya waktu. Jika tidak, mereka rela untuk sekadar menunaikan sholat sunah di salah satu masjid tertua di Indonesia ini.

Jika sudah sampai masjid Agung Demak, jangan lupa untuk mengunjungi

Museum Masjid Agung Demak yang lokasinya tak jauh dari masjid, tepatnya di sisi utara masjidnya. Mudahnya akses ke museum tersebut memungkinkan wisatawan Masjid Agung senantiasa menyempatkan diri singgah pula ke museumnya.

Museum memiliki sejumlah koleksi menarik terkait sejarah siar Islam di Jawa, seperti serat-serat dan kitab kuno yang ditulis para Wali Songo. Misalnya saja, terdapat kitab tulisan tangan tafsir juz 15-30 Alquran karya Sunan Bonang.

Selain kolekasi pustaka, ada pula di museum itu artefak terkait Masjid Agung Demak seperti beduk dan kentongan wali dari abad XV. Bahkan sakatatal atau saka guru Masjid Agung Demak yang konon dibikin oleh Sunan Kalijaga. Ada pula Pintu Bledeg yang konon dibuat oleh Ki Ageng Sela pada 1466. Ia adalah guru Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang mendirikan Kesultanan Pajang.

Masih di seputaran kompleks Masjid Agung Demak, wisatawan juga bisa berziarah ke makam raja-raja Demak. Makam raja-raja Demak, terletak di bagian utara Masjid Agung. Makam raja-raja Demak itu terawat dengan baik, di sana terdapat makam antara lain Raden Patah, Pangeran Trenggono, sampai Arya Penangsang, adipati Jipang yang meninggal dalam pertempuran dengan pasukan Pajang.

Jika punya cukup waktu, sempatkan pula berziarah ke makam Sunan Kalijaga, salah satu dari Walisongo. Sunan Kalijaga wafat pada 1520 lalu dimakamkan di Desa Kadilangu, sebelah timur-tenggara Demak. Makam Sunan Kalijaga sekarang menjadi situs yang sering didatangi peziarah dan wisatawan dari berbagai daerah di tanah air. Sunan Kalijaga dianggap istimewa di antara ke sembilan wali karena kental memanfaatkan tradisi Jawa dalam penyiaran agama Islam di Indonesia.

agendaIndonesia

*****

Sate Sumsum Pak Oo, Unik Sejak 1950

Sate Sumsum pak Oo di Bogor menjadi salah satu ikon kuliner di kawasan Suryakencana. --instagram pak Oo

Sate Sumsum Pak Oo Bogor atau lengkapnya Sate Sumsum dan Ginjal Pak Oo di Bogor, Jawa Barat, boleh dibilang cukup unik dibandingkan sate-sate pada umumnya. Kuliner yang cenderung anti-mainstream­ ini sudah punya penggemar tersendiri, dan bahkan telah menjadi bisnis turun temurun hingga generasi ketiga.

Sate Sumsum Pak Oo

Biasanya, sate terbuat dari potongan daging beragam jenis hewan. Jika tidak berupa daging secara keseluruhan, terkadang sate juga dikombinasikan dengan bagian lain hewan tersebut. Misalnya seperti kulit pada sate ayam, atau ati pada sate kambing.

Namun, di kedai ini pecinta kuliner akan menemukan dua jenis sate yang cukup tak lazim, yakni sate sumsum dan sate ginjal. Bahan yang digunakan adalah ginjal dan sumsum tulang belakang sapi.

Yang perlu menjadi catatan, sumsum tulang belakang ini mirip seperti otot yang memanjang dari leher sampai ekor. Ini tidak sama dengan sumsum kaki sapi yang umumnya kita temukan pada beberapa jenis kuliner lain, seperti bakso.

Bagian sumsum ini biasanya berwarna putih kemerahan. Yang unik, ketika sedang dibakar ia akan terlihat menggumpal dan berbusa. Aromanya pun cenderung lebih khas dan tercium lebih kuat dibandingkan daging sate pada umumnya.

sate sumsum pak Oo sudah dipegang oleh generasi ke tiga dan setiap hari 250 tusuk habis.
Ilustrasi sate. Foto: dok shutterstock

Adapun bagian ginjal yang digunakan cenderung berwarna lebih gelap dan pekat. Saat disajikan, ia juga akan memberikan aroma mirip gula yang dibakar. Ini dikarenakan proses karamelisasi yang terjadi setelah dilumuri kecap dan dibakar.

Di kedai Sate sumsum Pak Oo ini, pelancong bisa memesan sate sumsum dan ginjal masing-masing satu porsi isi 10 tusuk, atau masing-masing 5 tusuk dalam satu porsi. Sate disajikan dengan bumbu kacang, lengkap dengan sambal dan perasan jeruk nipis, serta tambahan nasi atau lontong.

Ketika dimakan, sate sumsum pak Oo akan terasa lembut dan kenyal. Tidak sampai lumer di mulut, namun akan terasa sangat empuk dan gurih di mulut. Sementara sate ginjal terasa lebih mirip ati, namun lebih empuk dan minim serat.

Hal inilah yang membuatnya menjadi kuliner yang punya tempat tersendiri bagi penggemarnya. Keunikan cita rasa sate ini sulit dicari di tempat lain, membuat kedai sate ini selalu ramai pengunjung dan ludes terjual tiap harinya.

Usaha kedai sate ini sendiri bermula dari seorang pria yang akrab dipanggil pak Oo pada tahun 1950. Kala itu, ia masih berkeliling menjajakan satenya dengan pikulan dari jalan ke jalan di sekitar kota Bogor.

Seiring waktu berjalan, ia akhirnya mampu mendirikan tenda kaki lima pada 1965. Pada awalnya ia mangkal di area pecinan Bogor di sekitar Babakan Pasar, tetapi dalam perjalanannya warung tersebut sempat beberapa kali berpindah tempat.

Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah kota Bogor yang beberapa kali melakukan sweeping untuk membersihkan area pinggir jalan di sekitar kota hujan tersebut. Alhasil, warung sate itu pun ikut tergusur.

Warung pun sempat pindah ke beberapa tempat lain, seperti di jalan Pedati, di depan Vihara Danagun dan di seberang pasar Bogor. Kendati demikian, ternyata warung tersebut sudah punya penggemar yang setia mengikuti kemana pun mereka pindah dan tak pernah sepi pembeli.

Setelah beberapa kali pindah, akhirnya usaha ini menjadi kedai dengan bangunan tetap di kawasan Suryakencana pada 2004. Hingga kini, usaha kedai tersebut terus dijalankan oleh generasi ketiga alias cucu pak Oo.

Sate sumsum pak Oo sejak 2004 menetap di kawasan Jalan Suryakencana, Bogor.
Kawasan Jalan Suryakencana, Bogor, Jawa Barat. Foto: dok. unsplash

Lantas, apa alasan sate unik ini begitu digemari? Selain cita rasanya yang berbeda dari sate kebanyakan, kualitas rasanya juga disebut terus dipertahankan hingga kini. Kedai ini menjamin selalu menggunakan bahan baku yang diolah dari pagi harinya sebelum buka.

Setiap harinya, di pagi hari mereka mendapatkan pasokan ginjal dan sumsum tulang belakang sapi yang fresh. Bahan-bahan itu kemudian diolah dengan direbus untuk menghilangkan bau amis. Sesudahnya, baru dipotong-potong kecil dan dirangkai ke tusuk sate.

Bagi mereka, pantang untuk menggunakan bahan baku sisa kemarin. Sehingga kesegaran serta karakteristik asli dari kuliner ini pun selalu terjaga. Ini merupakan resep warisan yang diturunkan pak Oo kepada anak dan cucunya yang melanjutkan usaha ini.

Selain itu, sumsum tulang belakang sapi disebut kaya akan kandungan gizi seperti kalsium, protein, dan zat besi. Sehingga sate ini diyakini berkhasiat untuk menjaga fungsi jantung dan tekanan darah, meningkatkan zat besi, menguatkan tulang serta mencegah osteoporosis.

Tetapi yang penting untuk diingat adalah sate sumsum ini juga memiliki kadar lemak dan kolesterol yang cukup tinggi pula. Maka menyantap kuliner ini pun perlu kebijakan agar kadar koleterol dalam tubuh tak jadi berlebihan.

Harga satu porsi sate ini harganya sekitar Rp 50 ribu. Selain sate sumsum dan ginjal, ada pula sate daging dan ati sapi yang juga dihargai serupa. Menu sate ayam atau kulitnya pun juga tersedia, dengan harga berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu.

Yang tak kalah penting, walaupun kedai ini biasanya buka dari jam 15.00 sampai jam 20.30, namun kerap kali sekitar 250 tusuk sate yang tersedia setiap harinya sudah laris terjual sebelum jam tutup. Sehingga disarankan untuk datang lebih awal atau memesan terlebih dulu.

Sate Sumsum dan Ginjal Pak Oo

Jl. Suryakencana Nomor 193, Bogor

Telp. 0895410647637

agendaIndonesia/Audha Alief P.

*****

Danau Toba, Keindahan Letusan 75 Ribu Tahun Silam

Danau Toba Saat Senja fadli azhari unsplash

Danau Toba, danau terluas di Asia Tenggara dengan air terhampar hingga tujuh kabupaten. Tak cuma keindahan alam, tapi juga tradisi budaya adi luhur.

Danau Toba

Mata rasanya masih ingin terpejam, tapi tak ada pilihan selain segera mandi, sarapan, dan duduk manis di mobil. Saatnya meluncur ke Prapat. Salah satu titik untuk menikmati Danau Toba, yang disebut sebagai sijujung baringin di Sumatera Utara alias obyek wisata paling utama di provinsi ini. Danau ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, dengan luas 1.072,16 kilometer persegi. Terbayang, airnya terhampar luas bak lautan hingga ke tujuh kabupaten. Kali ini kami ingin menatapnya dari berbagai titik. Pukul 07.00 perjalanan dimulai. Pagi yang lengang. Maklum, hari Minggu. Kendaraan kami pun melesat di jalan Kota Medan. Melayang di jalan tol, meninggalkan rumah-rumah beratap seng.

Tak lama, Deli Serdang pun terlewati. Selanjutnya Serdang Bedagai, dengan ciri khas deretan gerai dodol pulut, yang menjadi oleh-oleh khas kota ini. melaju di jalanan nan lurus, dalam sekejap kota dodol itu pun dilalui. Tak lama kami menggelinding di jalanan Kota Pematangsiantar. Jarak Medan-Pematangsiantar sekitar 128 km. Jam menunjukkan pukul 09.00, di kiri-kanan jalan gereja mulai dipenuhi jemaat. Kaum ibu dengan kebaya panjang dan songket serta ulos di pundaknya. Kaum remaja dengan busana rapi dan cantik.

Di kota ini, becak motor (bentor) yang menggunakan motor BSA berseliweran. Motor Inggris itu digunakan tentara negeri kerajaan tersebut di Indonesia manakala Perang Dunia II pada tahun 1940-an. Yang masih banyak digunakan adalah yang berkapasitas 350 cc dan 500 cc karena kota ini berbukit. Di kota ini, kami pun sempat menengok sentra ulos di daerah Parluasan.

Keluar dari Parluasan, jalanan mulai menanjak. Kiri-kanan pohon-pohon besar, tak lagi perkebunan seperti di sepanjang rute Serdang Bedagai ke Pematangsiantar. Saya langsung tak sabar untuk memandang Danau Toba. Ternyata harapan itu datang tak lama kemudian. Ketika jalan mulai menyempit dan semakin tinggi, saya pun dapat memandang danau yang terbentuk akibat letusan gunung berapi 75 ribu tahun silam itu dari kejauhan.

Danau Toba saat fajar

Kami pun menemukan titik pertama untuk menikmati Danau Toba setelah perjalanan selama empat jam dari Medan. Titik itu adalah Prapat, di sebuah warung, dengan pemandangan terdekat Batu Bergantung, yang legendanya melekat dengan masyarakat setempat. Langit biru dan udara masih segar. Saat itu pukul 11.00, sehingga terik mentari belum menyengat. Monyet-monyet kecil berekor panjang melompat di antara dahan di depan saya.

Minuman dan camilan sudah habis, kami pun sepakat untuk langsung menyeberang ke Samosir, sehingga Dermaga Ajibata-lah yang kami tuju. Inilah pelabuhan penyeberangan ke Samosir. Berputar-putar mengamati hotel dan penginapan, kami pun tiba di Ajibata. Butir-butir pasir di dermaga sudah memantulkan sinar nan menyilaukan. Terik menyengat kulit. Kami harus menunggu sekitar satu jam. Sudah ada tiga mobil yang menunggu keberangkatan. Ada tiga pengamen cilik pula yang bernyanyi bergantian. “Mereka nyanyi lagu Batak Toba,” ujar sang sopir. Bahasanya berbeda lagi dengan Batak yang lain. Saya pun hanya mengangguk-angguk sambil menyimak bocah berkulit gelap terbakar mentari itu berdendang. Kadang-kadang diselingi bahasa Indonesia.

Sekitar 30 menit menjelang keberangkatan, lahan parkir sudah penuh. Saya membeli tiket untuk kendaraan roda empat seharga Rp 95 ribu untuk sekali penyeberangan. Akhirnya kami masuk ke perut kapal, dan pukul 13.30 kami meninggalkan dermaga. Langit terang dan sinar mentari yang menyengat menjadi teman selama perjalanan.

Sekitar satu jam menatap air dan pegunungan di sekelilingnya, akhirnya kami pun menginjak Tomok, pelabuhan feri di Samosir. Bila menggunakan perahu penumpang, penyeberangan hanya perlu waktu sekitar 30 menit. Deretan toko suvenir menyambut. Di dekat pelabuhan sudah ada satu obyek wisata bersejarah, pemakaman Raja Sidabutar dan keturunannya, yang berumur ratusan tahun. Terbuat dari batu alam tanpa sambungan. Di situ juga pertunjukan boneka Si Gale-gale digelar, dalam bentuk sederhana, hanya ada boneka dan iringan musik dari kaset. Tentu ada seorang pria menggerakkan boneka. Si Gale-gale dipercayai dulu digerakkan oleh kekuatan magis.

Mumpung belum sore, kami memilih jalan berkeliling, mengarah ke Ambarita dan Simanindo. Menikmati jalan cukup mulus yang tidak terlalu lebar. Suasana sepi, tak banyak kendaraan lewat. Sesekali ada turis dengan sepeda. Tanda lalu lintas yang ada bergambar kerbau, karena jenis hewan ini sering tampak berduyun-duyun. Bisa jadi mereka menyeberang jalan tiba-tiba. Merasa seperti menyusuri jalan tak berujung, kami pun berbalik arah dan menuju Tuk-tuk. Gerbangnya di jalanan menanjak seperti menjulang ke langit. Di sini, keramaian baru terasa. Penginapan dan hotel tampak berderet di pinggir Danau Toba, hingga akhirnya kami memilih salah satunya. Hotel dengan beberapa kamar bercirikan rumah adat.

Ada banyak pilihan obyek wisata di pulau seluas 630 kilometer persegi ini. Dan kami akan mendatanginya esok hari. Setelah puas di pagi hari menikmati danau dengan latar belakang deretan hotel-hotel di Prapat serta bukit-bukit di sisi kiri dan kanannya. Hari ini saatnya belajar adat dan budaya Batak Toba lewat ulos dan rumah adat. Pertama kali, sejarah itu kami gali di obyek wisata Batu Parsidangan Siallagan di Desa Siallagan. Kompleks rumah adat Raja Siallagan, yang terkenal dengan hukuman mati di masa lampau. Dari rumah adat, banyak tradisinya bisa dikorek habis dari pemandu wisata, belum cerita batu persidangan, yang merupakan tempat berkumpul raja, dukun, serta hakim saat membahas satu kasus, dan tentunya menjatuhkan hukuman.

Belajar adat, budaya, dan sejarah Batak Toba memang Samosir tempatnya. Kabupaten ini masih memiliki rumah-rumah adat dalam kondisi terawat. Sepanjang jalan dari Tomok menuju Pangururan–ibu kota kabupaten–rumah adat berdiri tegak di antara rumah-rumah modern. Para perajin ulos tersebar di beberapa desa. Di depan rumah adat sesekali masih ditemukan ibu atau remaja asyik menjalin benang menjadi ulos. Yang paling banyak dikenal tentunya di Desa Lumban Suhi-suhi karena mereka menenun secara berkelompok.

Meski berupa danau, ada pula daerah yang disebut pantai di Samosir. Salah satu yang sempat saya kunjungi adalah pantai pasir putih di Desa Parbaba. Karena bukan hari libur, tempat ini cenderung sepi. Ada juga gerombolan anak sekolah yang baru pulang dan mampir duduk-duduk di bawah pohon dekat pantai. Di sisi kanan, masih ada ibu yang mencuci perlengkapan dapur di bibir danau. Ada trotoar untuk pengunjung jika ingin jalan-jalan.

Esok pagi, baru kami menyaksikan tarian Si Gale-gale di Museum Huta Bolon Simanindo. Rumah adat yang dijadikan museum ini merupakan peninggalan Raja Sidauruk. Pertunjukan berlangsung setiap hari pukul 11.00. Ada beberapa jenis tarian, seperti yang menjadi ciri khas Tor tor, selain Si Gale-gale. Di akhir acara, pengunjung pun menari. Selepas makan siang di Pangururan, kami meninggalkan Samosir melalui jalan darat. Tidak perlu lagi ke Tomok.

Kami seperti menyusuri bibir Danau Toba. Melingkarinya, naik-turun. Mencermati desa di ujung danau dengan lahan sawahnya. Ada pula sebuah masjid–Al Huda, yang berdiri sejak 1940-an. Itu pemandangan di sisi kiri. Di sisi kanan ada perkampungan lain. Ketika rumah tak tampak lagi, jalanan pun semakin sempit, bahkan kemudian berbatuan. Namun tak lama kami disambut dengan jalanan tanah lebar dengan debu berhamburan, hingga akhirnya tiba di jalan penuh kelokan dengan tebing batu di sisi kiri dengan bebatuan yang sepertinya siap-siap berguling, sementara di sisi kanan jurang yang supercuram. Pecahan batu tercecer di jalanan.

Rasa cemas langsung menyergap, teringat akan kecelakaan yang beberapa kali terjadi di jalur ini. Maka sepanjang jalan hanya doa yang bisa saya panjatkan. Terutama ketika merasa terjepit di antara tebing batu dan jurang curam. Dengan jalan yang meliuk-liuk, di setiap belokan, jantung terasa berdetak lebih cepat. Perjalanan terasa panjang.

Namun di sinilah kami menemukan titik-titik terindah memandang Danau Toba. Ke mana mata memandang, yang tampak hanya hamparan air danau, yang kini tengah didengungkan soal ancaman kerusakannya. Bukit di sekelilingnya yang gundul dan airnya yang tercemar karena pengambilan ikan dengan bahan-bahan kimia. Beruntung, masih ada beberapa titik yang menampakkan kehijauan.

Setelah meliuk-liuk hampir dua jam, akhirnya kami tiba di Menara Pandang Tele. Sebuah menara yang terdiri atas empat lantai, yang membuat orang bisa memandang Danau Toba dengan Pulau Samosir yang utuh. Rasa lega pun memuncak di sini, tak hanya karena pemandangan yang terindah danau ini, tapi juga karena saya sudah melewati kelokan-kelokan berbahaya. Perasaan ringan pun bergelayut. Kendaraan melaju ke arah tujuan akhir hari itu: Brastagi.

Belum lama menikmati jalan mulus, kami harus menemui jalan berlubang, yang membuat kendaraan melaju lambat. Kemudian, sebelum mencapai Taman Simalem Resort, ada pula perbaikan jalan akibat longsornya dinding tebing. Hingga akhirnya tiba di resor ketika langit mulai gelap. Beruntung, kami masih bisa memandang lagi keindahan Danau Toba dengan pegunungan di sekelilingnya. Meski harus terusik lagi karena ada bukit yang penampilannya seperti kepala orang tua: botak sebagian besar.

Beranjak dari Bukit Merek, setelah mengelilingi kompleks wisata itu, kami masih menemui jalan berlubang sebesar ban di Simpang Merek. Padahal jalan tersebut merupakan jalur lintas Kota Kabanjahe-Merek-Sidikalang. Akhirnya kami tiba di Kabanjahe sekitar pukul 20.00 dengan perasaan dan badan lelah. Tujuh jam perjalanan dari Pangururan. Kami pun beristirahat di Brastagi, dan tentu tak mungkin lagi mencari titik untuk memandang Danau Toba di sini. l

Tiga Hal tentang Samosir

Penyeberangan. Ada dua pelabuhan yang memiliki rute ke Samosir dari Prapat. Paling tinggi frekuensinya dari Ajibata. Pilihannya, bila membawa kendaraan, harus dengan feri yang melaju lima kali sehari. Bila hanya penumpang, cukup dengan kapal wisata dengan jadwal setiap jam. Bisa juga Anda menyewa kapal. Dari Pasar Tiga Raja, ada juga perahu langsung ke Tuk Tuk sehingga turis bisa langsung mencapai hotel di pinggir danau. Jadwalnya delapan kali sehari.

Hotel. Hotel paling banyak ditemukan di Desa Tuk Tuk dan, untuk kenyamanan, sebaiknya memilih hotel di wilayah ini. Fasilitas untuk turis paling memadai, ada sewa sepeda, dan toko suvenir. Wartel dan warnet pun mudah ditemukan.

Obyek Wisata. Selain menikmati Danau Toba dan adat-istiadat Batak Toba, Kabupaten Samosir memiliki obyek yang berlimpah, terutama yang berunsur air. Di antaranya pemandian air panas di Pangururan, Gunung Pusuk Buhit dengan beberapa mata airnya, Danau Sidihoni–danau di dalam danau–dan mata air Datuk Parngongo. Setiap kecamatan rata-rata memiliki obyek berupa mata air, air terjun, pantai, dan jenis wisata serupa lainnya.

Rita N./Toni H./Dok. TL

Flobamora, 1 Rangkaian Keindahan di NTT

Flobamora, sebuah rangkaian keindahan di Nusa Tenggara Timur

Flobamora, ini mungkin istilah yang belum terlalu dikenal oleh orang awam. Meskipun sesungguhnya ia sudah mondar-mandir liburan ke kawasan ini.

Flobamora

Perhatikanlah peta Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di gugusan pulau itu, setiap pulau besar di daerah ini dipastikan memiliki jagoan tempat wisata. Keindahannya tak hanya dihormati di dalam negeri, masyarakat dunia pun mengakui keunikan dan keanehan. Komodo, contohnya. Masih banyak tempat lain yang memiliki pesona. Sebagian mungkin masih tersembunyi.

Komodo, kadal raksasa dari masa dinosaurus itu, memang sudah sangat melegenda, namun di luar itu ada banyak spot yang unik. Itu sebabnya, NTT dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 lalu merajai perolehan penghargaan.

Untuk NTT, masyarakat mengenal istilah Flobamora. Ini terkait dengan tempat-tempat wisata yang berkilau di empat pulau besar di provinsi ini, yatu Flores, Sumbawa, Timor, dan Alor. Mulai dari peristiwa budaya, keindahan bawah laut, wisata gunung, sampai dengan peristiwa sejarah Indonesia.

Dari yang paling terkenal dulu, yaitu di menyaksikan hewan purba yang masih hidup sampai kini, yaitu Komodo di ujung kiri Pulau Flores. Setelah itu, bergesar ke Timur untuk menikmati Danau Kelimutu. Salah satu yang membuat danau ini terkenal adalah terjadinya perubahan warna di air yang ada di kawahnya. Ada tiga buah kawah yang masing-masing airnya berbeda satu sama lain warnanya.

Flobamora merupakan rangkaian keindahan yang dimiliki pulau-pulau besar di NTT. Salah satunya Danau Kelimutu.
Danau Kelimutu mempunyai tiga warna di Gunung Kelimutu, Flores, Nusa Tenggara Timur. Foto: Dok. TL

Bila bergeser ke arah timur, silakan menikmati suguhan pemandangan alam bawah laut. Begitu jauhnya jangkauan tangan-tangan jahil membuat tampilan kawasan laut sangat indah. Di Sikka salah satunya. Kalau beruntung Anda bisa menikmati mawar laut saat menyelam.

Lalu terus ke Timur ada Larantuka yang terkenal dengan prosesi keagamaan Perarakan Jumat Agung. Perarakan ini salah satu agenda budaya yang ditunggu oleh para wisatawan karena unik dan penuh kekhusyukan.

Silakan bergerak lagi ke timur ke Timur lagi. Ada pulau kecil bernama Lembata. Sekalipun kecil, salah satu atraksi besar terjadi di tempat ini, yaitu perburuan ikan paus secara tradisional. Masyarakat di tempat ini, dikenal dunia karena kepiawaiannya menaklukan ikan paus. Nah, berikutnya kunjungilah Pulau Alor. Peristiwa budaya unik banyak digelar di sini salah satunya ada di Desa Takpala.

Kemudian, mulailah menjelajahke arah Selatan yaitu Pulau Timor.Di pulau ini peristiwa penting bagi Indonesia terjadi, salah satunya berpisahnya Timor Timur menjadi Negara Timor Leste. Bagi yang tertarik dengan sejarah tentu sangat berguna menyambangi tempat ini untuk melihat jejak-jejak yang tertinggal.

Flobamora perjalanannya bisa dimulai dari kota Kupang, ibukota NTT.
Salah sat sudut kota Kupang, ibukota NTT. Foto: Dok. unsplash

Pulau Timor juga penting karena pelabuhan udara terbesar El Tari ada di sini. Kota Kupang, ibukota Provinsi NTT, jadi wajah pertama yang dilihat oleh pengunjung sekalian. Kalau berada di Kupang dan tak sempat berkelana ke pulau lain, tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi yaitu Pantai Lasiana, Pantai Ketapang, Pantai Paradiso, Pantai Nunsui, Pantai Koepan, Museum Kupang, dan Gua Monyet.

Masih ada satu pulau lagi yang bisa ditengok yaitu Pulau Sumba. Tempat
ini banyak beragam keunikan budaya, baik itu patung-patung megalitikum. Rumah adat Praiyawang salah satu yang menyuguhkan susunan batu kokoh dan megah di sebuah kawasan desa. Di tempat ini ada sebuah rumah adat/Uma Dewa yang tidak boleh menyalakan lampu di dalamnya. Hanya boleh lilin, itupun saat ada peristiwa adat.

Untaian keindahan itu seperti kilauan yang berkilat saat melihatnya dari atas. Namun, masih ada tantangan besar untuk menikmati semuanya, yaitu minimnya infrastruktur. Untuk mengaksesnya dibutuhkan transportasi udara. Dan itu harus merogoh kocek yang dalam. Pemerintah Provinsi NTT memang terus membenahi pariwisata. Potensinya besar adan pantas dinikmati. Namun perlu banyak yang dibenahi, yaitu kesiapan masyarakat untuk menerima tamu, siap jadi tuan rumah dan memiliki ketrampilan yang mendukung.

Bila Anda cukup beruntung untuk menikmati keindahan yang ada di NTT, sudah pasti kenangan akan di bawa seumur hidup. Sulitnya mencapai daerah tersebut akan lunas terbayar ketika sampai di tempat yang dituju dan benar-benar mencicipi keindahan yang tersaji. Itulah NTT yang berkilau.

Sekalipun NTT tidak hanya Kupang, namun kota inilah yang paling terjangkau. Paling tidak perlu sebulan untuk bisa mengunjungi seluruh kawasan NTT ini. Selama di Kupang, ada beberapa tempat yang menarik dikunjungi. Salah satunya Lak Garam. Di sinilah Anda bisa melihat, pembuatan garam secara tradisional.

Keunikannya, garam dihasilkan tidak dengan menjemurnya di pinggir pantai, tetapi memasak airnya. Menarik bukan?

Selanjutnya air terjun Oenesu. Tempat ini memang belum begitu terkenal. Namun, letaknya yang tak begitu jauh dari Kota Kupang jadi salah satu alternatif menikmati suguhan alam yang unik. Lekukan bebatuan yang membentuk pola cantik jadi aroma terkuat tempat ini.

Setelah itu, kunjungilah monyet-monyet ekor panjang yang lucu. Gua Monyet Tenau ini jadi habitat asli 300-an monyet ekor panjang. “Salah satu keunikannya, selama 18 tahun dimenjaga tempat ini, belum pernah menemui monyet yang mati. Tak tahu- lah, mungkin mereka mengubur di tempat khusus dan tersembunyi. Bau pun tak ada,” kata Firman Kay, seorang penjaga gua monyet.

agendaIndonesia

*****

Kuliner Kudus, 3 Masakan Lezat Berbahan Kerbau

Nasi Pindang Kudus menggunakan daging kerbau.

Kuliner Kudus memiliki kekhasan yang hamir tidak dimiliki daerah lain, yakni menggunakan daging kerbau. Ada, setidaknya, tiga masakah khas kota kretek di Jawa Tengah ini yang punya banyak penggemar dan menggunakan daging kerbau. Jika soto Kudus sudah banyak yang tahu, tak begitu dengan sate dan pindang dagingnya.

Kuliner Kudus

Makanan yang sangat familiar dan dikenal sebagai makanan khas Kudus tentu saja soto Kudus. Sudah banyak kedai atau resto yang menjajakannya di banyak kota. Meskipun umumnya yang dijajakan yang menggunakan daging ayam. Jarang yang menawarkan sesuai aslinya dengan daging kerbau. Kalaupun ada yang menawarkan soto Kudus daging, biasanya jika di luar kota Kudus, mereka menggunakan daging sapi.

Jika soto Kudus daging kerbau jarang ada, apa lagi sate dan pindang daging kerbau. Ini termasuk langka bisa ditemukan di luar kota yang dikenal dengan produksi rokok kretek dan jenang atau dodolnya itu.

Rasanya sudah banyak yang tahu kenapa di Kudus ada banyak makanan memilih menggunakan daging kerbau dibanding sapi. Ini, tentu, ada kaitannya dengan sejarah panjang kerukunan umat beragama sejak masa Sunan Kudus.

Saat masa penyebaran agama Islam di kawasan pantai Utara Jawa Tengah, khususnya di sekitar Kudus, Sunan Kudus melihat masyarakat setempat sudah memeluk agama Hindu yang sangat menghormati sapi. Untuk menghormati pemeluk agama Hindu itu, Sunan Kudus lantas melarang pengikutnya menyembelih sapi agar tidak melukai hati pemeluk agama Hindu. Sejak itulah masyarakat yang ingin mengkonsumsi daging memilih menyembelih kerbau sebagai gantinya.

Seperti apa masing-masing masakan tersebut? Pecinta kuliner mungkin tidak asing dengan soto yang hampir tiap daerah memilikinya. Soto Kudus secara hampir mirip, terutama jika memilih yang mengunakan daging ayam. Agak berbeda jika memilih soto daging kerbau.

Soto Kudus umumnya disajikan dalam sebuah mangkuk kecil. Di dalamnya ada nasi, irisan daging kerbau, tauge, bawang putih goreng, dan kuah bening yang kaya rempah. Jika ingin lebih lengkap, bisa ditambahi sate telur puyuh, sate jerohan, perkedel, gorengan, dan paru kerbau yang bakal melengkapi semangkuk soto.

Jika ingin menyoba menyantap soto Kudus saat berada di kota ini, berikut beberapa pilihan warung yang sudah dikenal masyarakat:

Soto kudus Bu Jatmi; Jl. Kyai H. Wahid Hasim No.43, Magersari, Panjunan, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59317

Soto Kudus Pak Haji Sulichan atau Pindsot; Jl. Jend. Sudirman, Barongan, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59313

Soto Kudus Pak Ramidjan: Jl. Kudus – Jepara No.79A, Bakalan, Purwosari, Kec. Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59316

Makanan khas kudus yang selanjutnya adalah nasi pindang kerbau. Dari namanya saja, tentu sudah bisa ditebak bahwa makanan ini menggunakan daging kerbau.

Makan khas Kudus ini sekilas mirip rawon, namun aslinya berbeda. Nasi pindang menggunakan kuah santan yang membuat makanan ini berbeda dengan rawon.
Ia memang memiliki tampilan seperti rawon, dengan kuah gelap dan potongan daging. Warna hitamnya berasal dari kluwak, rempah yang digunakan agar rawon menjadi hitam.

Tampilan dari nasi pindang terbilang unik. Nasi ditaruh di atas piring yang diberi lembaran daun pisang. Setelah itu, nasi diberi kuah, daging kerbau yang sudh diiris-iris, daun melinjo hingga telur kecap rebus. Daun melinjo memang menjadi salah satu yang melengkapi sajian masakan ini. Aroma daun melinjo tercium kuat saat hidangan disajikan dengan kuah panas

Jika kebetulan mampir Kudus dan ingin mencicipi nasi pindang Kudus, berikut pilihan yang bisa jadi alternatif.

Nasi Pindang Kerbau 58: Jl. Tanjung, Nganguk, Kramat, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59312

Nasi Pindang dan Soto Kerbau Sidodadi; Wergu Kulon, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59318

Soto Kudus dan Nasi Pindang Pak Rame; Pujasera Taman Bojana, Jl. Simpang Tujuh, Barongan, Demaan, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59313

Kuliner ketiga yang juga menyajikan daging kerbau di Kudus adalah sate kerbau. Kudus memang sangat terkenal dengan kuliner sate kerbau yang paling enak dan sangat gurih sekali rasanya.

Secara umum tidak hampir tidak ada bedanya sate kerbau dengan sate kambing atau sate sapi. Begitupun, meracil sate kerbau berbeda dengan daging sapi atau kambing. Ini penyebabnya karena daging kerbau memiliki tekstur lebih keras dengan serat daging yang lebih besar. Karena itu, bumbunya juge berbeda.

Ada dua macam bumbu dasar untuk mengolah daging kerbau menjadi sate. Pertama, untuk bumbu kuah atau saus, dan kedua bumbu pencampur daging.

Bumbu saus biasanya terdiri dari garam, gula kelapa, cabai, rempah, sedikit kacang tanah, dan srundeng atau parutan kelapa yang sudah dimasak hingga berminyak. Sedangkan bumbu dagingnya menggunakana bawang, ketumbar, garam, asam kawak atau asam jawa, dan gula tebu. Bumbu untuk daging biasanya dibacem. Dengan bumbu semacam itu, tampilan sate kerbau terlihat lebih gelap.

Yang unik, saat mengolah daging kerbau, sebelum ditusuki, ada semacam urat pelapis daging yang harus dikerat dulu. Setelah itu, daging “dipukuli” agar lebih lunak. Setelah itu baru dipotongi dan ditusuki. Selain daging, beberapa warung sate kerbau di Kudus juga menyediakan beberapa menu pilihan lainnya seperti sate lidah, hati, koyor, babat hingga usus. Berikut pilihan warung yang menyediakan sate kerbau di Kudus.

Sate Kerbau dan Garang Asem Iga Alaiudin; Mlatinorowito gang 1 kavling No 25, Pikon, Mlati Norowito, Kota Kudus, Kudus Regency, Central Java 59319

Sate kerbau Pak Min Jastro; Jl. Kyai H. Agus Salim, Getas, Wergu Wetan, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59318

Warung Sate Kerbau Mas Zuhri; Getas, Getas Pejaten, Kec. Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59343

Sate Kerbau 57; Jl. Kutilang No.1, Wergu Kulon, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59317

Bagaimana, Anda tertarik mencobanya?  Ayo agendakan wisata kuliner ke Kudus.

AgendaIndonesia

Gunung Toba Purba Dengan 1 Juta Misteri

Kampanye Sadar Wisata secara daring diluncurkan pemerintah untuk 6 destinasi wisata priorotas seperti Danau Toba, Wakatobo dan lainnya.

Gunung Toba Purba mungkin tak seterkenal danaunya. Padahal jauh di masa lampau, gunung ini pernah meletus dengan dahsyat depngan efek yang luar biasa.

Gunung Toba Purba

Awal Desember lalu, Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba tampak sedikit lebih dingin dari biasanya. Maklum, sejak tengah malam, hujan deras hampir merata melanda pulau itu dan sekitarnya.

Di tepian danau berair biru yang luas itu, sebuah perahu kecil mengapung dengan seorang nelayan di atasnya. Sesekali, ombak kecil menghantam perahu kecil itu dan membuat air danau masuk ke dalamnya. Meski dengan perlengkapan seadanya, nelayan itu terlihat terampil memanen aneka ikan air tawar yang memang melimpah ruah di Danau Toba. Ikan-ikan air tawar itu selanjutnya dijual ke rumah-rumah makan yang terdapat di sekitar Tuk Tuk, sebagian lagi dijual ke pembeli dari Silintong, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Ikan air tawar aneka jenis seperti ikan mujair dan nila merupakan kekayaan alam Danau Toba. Danau Toba merupakan danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Danau ini memiliki panorama yang indah, membuatnya menjadi salah satu tujuan wisatawan lokal maupun mancanegara.

Di balik keindahan Danau Toba, tersembunyi jejak letusan maha dahsyat Gunung Toba purba yang terjadi sekitar 74 ribu tahun silam. Ketika itu, gunung raksasa ini meletus dengan dahsyatnya yang berimbas pada kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Berbagai penelitian yang dilakukan geolog dari berbagai negara menyimpulkan bahwa letusan Gunung Toba purba merupakan salah satu letusan super vulkano terbesar sepanjang sejarah.

Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina hingga Afrika Selatan. Letusan terjadi selama seminggu dan melontarkan debu vulkanik hingga ketinggian 10 kilometer di atas permukaan laut.

Menurut beberapa bukti Deoxyribonucleic Acid (DNA) yang ditemukan, letusan ini juga menyusutkan jumlah jumlah populasi manusia di dunia saat itu. Bahkan yang cukup mengejutkan, penyebaran debu vulkanik terekam hingga Kutub Utara. Hal ini menggambarkan betapa dahsyatnya letusan Gunung Toba purba.

Letusan itu menyebabkan terbentuknya kaldera raksasa yang kemudian dikenal sebagai Danau Toba. Akibat tekanan magma dari dalam perut bumi, lalu muncul sebuah pulau di tengah Danau Toba yang diberi nama Samosir. Di pulau inilah diyakini sebagai tempat asal usul leluhur suku Batak.

Para tetua adat di Samosir mengatakan Danau Toba merupakan sebuah fenomena yang tidak saja penting bagi bangsa Indonesia, tapi juga masyarakat dunia. Danau Toba masih menyimpan sejuta misteri yang patut untuk diungkap. Inilah yang menjadi daya tarik geolog lokal maupun mancanegara untuk melakukan penelitian mendalam tentang Danau Toba.

Kawasan Danau Toba yang tersebar di tujuh kabupaten memiliki potensi geologi purba terbaik di muka bumi ini. Atas dasar itulah Danau Toba dan kawasan sekitarnya diusulkan sebagai anggota Geopark UNESCO sejak 2012 silam. Sebagai geopark, Toba memiliki 42 geosite yang dibagi dalam empat geo area yakni Kaldera Haranggaol, Porsea, Sibandang dan Pulau Samosir.

Khusus untuk Samosir, kekayaan potensi geopark dan budaya suku Batak dapat menarik banyak wisatawan domestik maupun mancanegara di masa mendatang. Keragaman potensi wisata dan jejak letusan gunung purba inilah yang akan menjadi surga wisata geopark di Danau Toba.


Gabungan antara budaya masyarakat Batak dan wisata geopark merupakan modal besar untuk mengembangkan kawasan Danau Toba dan sekitarnya di masa mendatang. Geoparkpurba Toba diakui sebagai anggota Global Geopark Network UNESCO pada 2019 yang lalu. Sembilan tahun setelah diusulkan.

Danau Toba memang menarik sebagai destinasi wisata. Bukan hanya keindahan alam yang dapat dinikmati, tapi budaya suku Batak yang mengakar kuat menjadikan Danau Toba sebagai salah satu destinasi pilihan wisatawan lokal maupun internasional.

Berkaitan dengan sejarah suku Batak, di Pulau Samosir terdapat peninggalan-peninggalan sejarah masyarakat Batak di masa lampau. Di Tomok, misalnya, terdapat makam Raja Sidabutar, penguasa kawasan Tomok di masa lalu. Makam batu berusia ratusan tahun ini terbuat dari batu utuh tanpa persambungan dipahat untuk tempat peristirahatan Raja Sidabutar.

Gunung Toba Purba menyimpan sejuta misteri.
Pertunjukan boneka Sigale-gale di Tomok. Foto: Dok. TL/Tony H

Peninggalan sejarah masyarakat Batak dari batu juga terdapat di Desa Siallagan, Desa Ambarita. Obyek wisata ini adalah Batu Parsidangan, terbuat dari batu yang disusun sedemikian rupa pada masa pemerintahan Raja Siallagan sebagai tempat untuk men- gadili dan mengksekusi para kriminal. Di sekitar Batu Parsidangan terdapat pohon-pohon berukuran besar yang rindang. Masih di lokasi yang sama, terdapat Museum Huta Bolon, tempat penyimpanan benda-benda kuno masyarakat Batak. Di lokasi ini wisatawan juga dapat melihat pertunjukan Sigale-gale, sebuah boneka dari kayu yang dibalut busana adat Batak lengkap dengan kain Ulos. Boneka Sigale-gale dapat menari mengikuti irama musik tradisional gondang.

Di sebelah utara Pulau Samosir, terdapat obyek wisata alam berupa pemandian air panas. Letaknya hanya sekitar 3 kilometer dari Pangururan. Tak jauh dari pemandian air panas, tepatnya di Desa Lumban Suhi-suhi, Anda dapat menjumpai kelompok masyarakat yang masih mengerjakan tenun tradisional Ulos.

Bagaimana dengan wisatawan yang ingin menikmati suasana pantai? Jangan khawatir, Danau Toba memiliki pantai yang tak kalah indahnya dengan pantai di Bali. Namanya Pantai Sukken. Pantai ini memiliki pasir putih yang masih alami dan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba.

Sedikit bergeser ke tengah pulau, terdapat sebuah danau kecil, Sidihoni. Danau ini menjadi keunikan tersendiri dengan sebutan ‘danau di atas danau’. Obyek wisata lain yang tak kalah menarik untuk dikunjungi adalah Aek sipitu dai (air tujuh rasa) di daerah Boho, Desa Limbong.

Aek sipitu dai adalah tujuh buah pancuran yang masing-masingnya memiliki rasa berbeda-beda. Air yang mengalir di pancuran ini berasal dari tujuh buah mata air yang bergabung di dalam satu tempat labuan (bak panjang) namun ketika dialirkan ke tujuh pancuran rasanya bisa kembali terpisah.

TL/agendaIndonesia

****