UMKM Kreatif Didorong Manfaatkan Teknologi

Kedai kopi Parekraf

UMKM didorong manfaatkan teknologi untuk memperluas pemasaran mereka. Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar bagi pelaku industri ekonomi kreatif, terutama UMKM atau Usaha Menengah Kecil dan Mikro. Begitupun, di sisi lain bencana ini memberikan kesempatan yang besar untuk berakselerasi dan memperluas pasar dengan memanfaatkan teknologi. 

UMKM Kreatif Didorong Manfaatkan Teknologi

Kemenparekraf/Baparekraf melalui Staf Khusus Menteri Bidang Digital dan Industri Kreatif Ricky Pesik, dalam dialog “Bangga Buatan Indonesia” di Jakarta 28 Juli 2020, mengatakan pelaku UMKM harus dapat mengubah paradigma berpikir dengan memaksimalkan teknologi untuk dapat memperluas pasar.  

Akibat pandemi, katanya, pariwisata terhenti bahkan paling drop sekarang. Tapi kalau di sektor ekonomi kreatif beberapa subsektor justru dapat momentum termasuk UMKM di sektor ekonomi kreatif. “Yakni dengan memanfaatkan teknologi untuk berakselerasi dan memperluas pasar,” kata Ricky. 

Ricky mengatakan keterbatasan pergerakan orang akibat pandemi COVID-19 membuat peluang ekonomi digital, transaksi yang dilakukan secara daring jadi terbuka luas. Apalagi Indonesia memiliki potensi pasar yang besar dan ditunjang dengan kekayaan sumber daya alam dan budaya untuk dikembangkan sebagai inovasi dalam menghasilkan produk-produk ekonomi kreatif. 

Produk UMKM Parekraf
Produk UMKM Kreatif Didorong Manfaatkan Teknologi

Pasar produk UMKM, menurutnya, sangat luas dan patut disyukuri karena sistem distribusi, sistem logistik di Indonesia praktis tidak terganggu akibat pandemi sehingga transaksi daring dan pengiriman barang tidak terganggu. Dari segi makro-ekonomi, ekonomi digital ini akan jadi strategi nasional bahkan banyak negara untuk meningkatkan perputaran ekonomi lokal. “Indonesia sebagai bangsa yang besar kenapa tidak memanfaatkan momentum ini,” kata Ricky. 

Turut hadir dalam dialog tersebut Widodo Muktiyo, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo. Widodo mengatakan, pemerintah berusaha untuk membuat ekosistem ekonomi digital dengan memberikan berbagai insentif kepada pelaku UMKM sehingga mereka dapat lebih kompetitif di pasar. 

Pemerintah juga telah menggulirkan kampanye nasional gerakan “Belanja Buatan Indonesia” yang salah satu tujuannya adalah mendorong pelaku UMKM agar bertransformasi dari pasar offline ke online dengan memanfaatkan teknologi. Kemenparekraf menjadi kementerian pertama yang memulai kampanye nasional Bangga Buatan Indonesia lewat program “Beli Kreatif Lokal”. Saat ini dilanjutkan Kemenkominfo lewat program “Kita Bela Kita Beli”. 

“Sementara masyarakat juga perlu mengubah paradigma bahwa kita harus memberikan keistimewaan terhadap produk lokal,” kata Ricky Pesik. 

Hal senada dikatakan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Widodo Muktiyo. Baik sisi supply and demand dalam produk ekonomi kreatif dari para pelaku UMKM harus dapat diseimbangkan. 

Para pelaku UMKM harus dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pasar dan meningkatkan kapasitas diri yang disesuaikan dengan perkembangan pasar itu sendiri. Sementara masyarakat juga harus mengubah paradigma berpikir untuk senantiasa mendukung produk lokal.

“Pemerintah akan terus memberikan pendampingan untuk perubahan ini agar pelaku UMKM bisa merebut pasar tidak hanya nasional tapi juga global,” kata Widodo. 

Tercatat saat ini sudah bergabung lebih dari 1 juta pelaku UMKM di program “Bangga Buatan Indonesia”. Diharapkan jumlah pelaku UMKM yang bergabung meningkat hingga 2 juta di akhir tahun. 

Pada kesempatan terpisah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif melakukan pembekalan kepada 100 pelaku usaha kreatif kuliner dengan pelatihan daring bertajuk “Belajar Usaha Kuliner Kreatif Nusantara (BUKKA) pada 27 dan 28 Juli 2020.

Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Josua Puji Mulia Simanjuntak, saat membuka acara BUKKA secara daring pada Senin (27/7/2020), mengatakan, untuk menyambut dan memasuki sektor bisnis kuliner, semua orang perlu memiliki ilmu pengetahuan tentang industri kreatif kuliner dengan berbagai keterampilan dan kreativitas.

“Hal ini dilakukan agar kita semua jauh lebih siap jika kita akan memasuki industri kreatif kuliner yang berkembang pesat sekarang ini,” kata Josua.

Josua menambahkan untuk itu Kemenparekraf/Baparekraf bekerja sama dengan Foodizz.Id menyelenggarakan kegiatan pelatihan daring BUKKA sebagai bentuk upaya membantu pelaku usaha kuliner untuk meningkatkan motivasi serta ilmu pengetahuan praktikal bisnis dalam membuka usaha kuliner.

Melalui kegiatan ini para pelaku usaha kreatif kuliner akan mendapatkan pemahaman dan pengetahuan terkait usaha kreatif kuliner nusantara yang dapat bertahan di era adaptasi kebiasaan baru.

Pelatihan BUKKA dibagi dua sesi. Sesi pertama dilakukan pada 27 Juli 2020, yang diisi oleh Founder Upnormal dan F&B Consultant Danis Puntoadi. Lalu, sesi kedua akan diisi oleh F&B Enterpreneur dan Co Founder Foodizz.id Stefanie Kurniadi yang akan diselenggarakan pada 28 Juli 2020.

Dalam kesempatan yang sama Plt. Direktur Industri Kreatif Fesyen, Desain, dan Kuliner Kemenparekraf/Baparekraf, Imam Wuryanto, menuturkan bisnis kuliner menjadi salah satu bidang usaha yang banyak diminati masyarakat. Kuliner kini bukan hanya menjadi kebutuhan pokok, melainkan menjadi bagian penting dalam gaya hidup dan hampir semua orang menyukai kuliner. 

****

Protokol Kesehatan Bali Jelang 31 Juli

Protokol Bali Bangkit

Protokol kesehatan Bali jelang 31 Juli 2020 kembali diingatkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio. Wisnu mengingatkan agar pekerja serta pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali mempersiapkan diri dan terus menjalankan protokol kesehatan menyusul rencana Pemerintah Provinsi Bali membuka sektor pariwisata mulai 31 Juli 2020. 

Protokol Kesehatan Bali

Menteri Wishnutama berpesan dalam acara peluncuran “Video Bali Bangkit” yang digelar Yayasan Puri Kauhan Ubud dan Pemerintah Provinsi Bali, Minggu 26 Juli 2020, bahwa saat ini Indonesia telah mulai memasuki masa adaptasi kebiasaan baru. Termasuk untuk kegiatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali yang akan mulai beroperasi kembali secara bertahap. 

Menteri Pariwisata menyatakan sangat bersyukur kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali akan mulai beroperasi. Untuk itu para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali diharapkan terus dapat menerapkan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya dan penuh kedisiplinan.

 Ia mengatakan bahwa pariwisata adalah bisnis kepercayaan. Karena itu para pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali harus dapat menjalankan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu membangun rasa percaya wisatawan akan rasa aman saat berkunjung ke Bali.

Pemerintah dikatakannya telah melakukan berbagai program pemberian bantuan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Di antaranya pemberian berbagai macam bantuan sosial seperti pelaksanaan program bantuan insentif pemerintah, pemberian relaksasi pajak, pemberian dana talangan usaha melalui Himbara dengan nilai mencapai Rp 10 miliar, juga pemberian berbagai diskon penerbangan dan paket wisata.

“Kami bersama kementerian dan lembaga lainnya terus berupaya agar dapat memberikan berbagai bantuan tambahan bagi pelaku bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan,” kata Wishnutama.  

Berbagai macam upaya tersebut diharapkan agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat segera pulih dan bangkit kembali. 

“Saya sangat percaya dalam setiap krisis selalu ada peluang dan saya yakin masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali akan mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada sebaik mungkin agar segera bangkit kembali,” kata Wishnutama. 

Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, pihaknya telah membentuk dua tim yang masing-masing berfokus pada penanganan COVID-19 serta percepatan pemulihan ekonomi atas dampak dari COVID-19. Saat ini situasi sudah mulai kondusif, karena itu upaya untuk percepatan pemulihan ekonomi akan segera dilakukan. 

Pada 9 Juli 2020, Pemerintah Provinsi bali telah membuka tahapan pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat secara bertahap dan terbatas. Yakni masyarakat Bali telah kembali melakukan aktivitas kecuali di sektor pendidikan dan pariwisata. 

“Untuk tahap kedua akan dilakukan pada 31 Juli 2020, aktivitas pariwisata dibuka namun hanya untuk wisatawan nusantara. Kami telah menyiapkan dengan baik bersama para pihak pelaku usaha pariwisata serta atas kesepakatan bupati dan walikota,” kata Koster. 

Selanjutnya untuk tahap ketiga, direncanakan akan dilakukan pada 11 September 2020 dengan membuka sektor pariwisata secara penuh dan sudah mulai membuka untuk kunjungan wisatawan mancanegara. 

Untuk pelaksanaan tiga tahapan ini, Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru di Sektor Fasilitas Umum. Khususnya di sektor pariwisata untuk dapat mengikuti protokol serta menyiapkan diri dengan melakukan assessment. 

Pelaku usaha yang telah siap akan diberikan sertifikat dan kami pantau secara ketat agar dapat berjalan dengan tertib dan disiplin. Jika pelaksanaan tidak sesuai dengan komitmen, maka perusahaan tersebut akan dihentikan untuk melaksanakan aktivitas usahanya. 

“Karenanya surat edaran ini harus dijalankan dengan benar sehingga aktivitas perekonomian bisa berjalan namun tetap aman dari COVID-19. Sehingga akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat lokal maupun wisatawan,” kata Koster. 

Turut menyampaikan pesan dalam “Video Bali Bangkit” sejumlah Menteri dari Kabinet Indonesia Maju lainnya. Yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki, Menteri Sosial Juliari P. Batubara, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. 

Selain itu juga Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Abdul Halim Iskandar, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Bintang I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo dan lainnya.

Pesan ini menunjukkan besar perhatian dan harapan dari Presiden Joko Widodo dan juga para menteri pada Bali agar secepatnya bangkit dan Indonesia juga bangkit. 

*****

Padat Karya BISA 2020 di Sejumlah Desa Wisata Nusa Tenggara Barat

Gerakan Indonesia BISA

Padat Karya BISA 2020 digelar di sejumlah desa wisata di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selama empat hari. BISA yang dimaksud adalah Bersih, Indah, Sehat, dan Aman ini diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Padat Karya BISA 2020 di NTB

Guntur Sakti, perwakilan dari Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf mengatakan, gerakan ini dilaksanakan dengan sasaran para pelaku usaha pariwisata. Juga ekonomi kreatif. BISA merupakan gerakan padat karya untuk mengoptimalkan mereka dalam menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan masyarakat di destinasi.

Inisiatif ini dilakukan ketika pelaku usaha pariwisata bersama masyarakat memasuki masa adaptasi kebiasaan baru pascapandemi COVID-19. “Kegiatan inisiatif yang berlangsung empat hari ini melibatkan peran aktif masyarakat,” kata Guntur di Mataram, Nusa Tenggara Barat.  

Kebersihan, kesehatan, dan keamanan akan menjadi faktor utama yang dibutuhkan wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru saat ini. Sehingga kesiapan destinasi beserta seluruh pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di dalamnya harus benar-benar tercermin saat memasuki masa tersebut. 

Kegiatan pertama berlangsung di Desa Wisata Tete Batu pada 24 hingga 25 Juli 2020 yang melibatkan sekitar 100 pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak COVID-19. Bersama-sama, masyarakat dengan dukungan Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, pihak kecamatan, Danramil serta perangkat desa, dan otoritas Taman Nasional Taman Gunung Rinjani melakukan aksi bersih-bersih.

Desa Wisata Tete Batu sebagai salah satu desa wisata tujuan favorit yang banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara sebelum terjadinya pandemi COVID-19. 

Selanjutnya gerakan BISA berlangsung di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah yang merupakan desa wisata yang dikembangkan atas kerja sama antara pemerintah daerah Lombok dengan Airasia. Kegiatan yang juga melibatkan peran aktif masyarakat itu berlangsung di empat titik, meliputi batas Desa Bonjeruk hingga Desa Ubung, Presa, Ombak, dan Pusat Desa.

Kemenparekraf/Baparekraf mendedikasikan sejumlah alat penunjang kebersihan dan kesehatan di seluruh lokasi kegiatan. Menariknya, bantuan wastafel portable sarana cuci tangan yang biasanya diberikan dalam bentuk tangki air portable diganti dengan kendi atau masyarakat setempat menyebutnya bong. 

“Hal ini sebagai salah satu upaya dari Kemenparekraf turut memberdayakan pekerja kreatif setempat,” kata Guntur. 

Sementara itu, pada hari Minggu 26 Juli, kegiatan berlangsung di Kota Tua Ampenan, Mataram, yang juga didukung pemerintah setempat.  Sekitar 100 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Mataram diajak untuk melakukan gerakan bersih-bersih di beberapa kawasan Kota Tua Ampenan seperti, Pondok Perasi, Pabean, serta Kota Tua. 

Sebagai salah satu destinasi pariwisata, Kota Tua Ampenan, memiliki sejumlah potensi pariwisata mulai dari bangunan bersejarah, pantai, hingga kuliner. 

Kemenparekraf berharap inisiatif ini tidak hanya berlangsung saat serenomialnya dilaksanakan, namun harus terus menjadi kebiasaan dan standar protokol kesehatan dalam menjalankan usahanya. Peran serta masyarakat juga diharapkan berlangsung berkelanjutan agar desa  wisata di NTB ini bisa kembali bergairah. Demikian pula dengan industri kreatif pendukungnya.

“Pemilihan bong ini sebagai salah satu upaya dari pemerintah turut mendorong industri kreatif setempat,” kata Guntur. 

Guntur berharap, rangkaian kegiatan ini tidak hanya sebagai bagian dari kegiatan padat karya, namun dapat menumbuhkan rasa peduli seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif akan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan. Dimana semua faktor tersebut menjadi perhatian utama wisatawan dalam berwisata di era adaptasi kebiasaan baru.

Pemerintah, menurut Guntur, saat ini juga telah menggulirkan program InDonesia Care. Ini merupakan kampanye nasional pariwisata sebagai simbol dari seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dan juga masyarakat. Program tersebut diharapkan menjadi bukti bahwa pemerintah sangat peduli akan pentingnya menerapkan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan. 

Program Padat karya Bisa 2020 ini merupakan bagian dari upaya pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pariwisata dan Pereknomian Kreatif mendorong bangkitnya kembali pariwisata Indonesia. Khususnya setelah hantaman pandemi Covid-19. Sejumlah inisiatif telah dilakukan pemerintah untuk mengembalikan gairah industri pariwisata dan ekonomi kreatif. pekan sebelumnya, misalnya, upaya seperti ini juga telah dilakukan di Bali. Sejumlah daerah akan terus menyusul.

****

3 Strategi Wisata Dongkrak Penjualan di Normal Baru

Maskapai Batik Air melakukan penernangan ke dua kota di Australia. Keberangkatan dari Bali.

3 strategi wisata dongkrak penjualan coba didorong Kementrian Pariwisata dan Perkenomian Kreatif untuk mendorong tumbuhnya kembali industri pariwisata di Indonesia. Kementerian, misalnya, berupaya melengkapi dan menyempurnakan fasilitas destinasi wisata di Bali.

3 Strategi Wisata: Bali Rebound

Salah satu strategi yang dilakukan untuk mendorong bangkitnya kembali industri pariwisata tanah air adalah program Bali Rebound. Ini dilakukan untuk menyambut wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru.

Pengenalan Bali Rebound

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan program Bali Rebound merupakan inisiasi dari Kemenparekaf untuk membangun kembali pariwisata di Bali. “Keunikan Bali masih menjadi daya tarik utama pariwisata Indonesia,” katanya di Badung, Bali, 15 Juli 2020 lalu.

Program Bali Rebound diselenggarakan di empat kawasan destinasi favorit di Badung, Bali, antara lain Nusa Dua, Pantai Kuta, Pantai Pandawa, hingga Uluwatu. Untuk kawasan Nusa Dua, acara tersebut dilakukan di Water Blow, Art Bali, Bali Collection Shopping Center, pantai Bengiat dan Pantai Samuh.

Program ini memberikan dampak positif secara menyeluruh. Lokasinya memang berada di Badung, tapi sudah sangat mewakili pariwisata Pulau Dewata. Semua elemen pariwisata bersatu dan memberikan dukungan penuh. “Kami juga memberi dukungan berupa penyempurnaan fasilitas dan amenitas di destinasi,” kata Hari.

Penerapan Protokoler Kesehatan

Bali Protokol Kesehatan
Pengenalan protokol kesehatan wisata dalam Bali Rebound. Doc. Kemenparekraf

Kemenparekraf memberikan pendampingan mulai dari persiapan hingga pembukaan kembali destinasi wisata di Bali.Untuk menguatkan program Sapta Pesona dan Revitalisasi Amenitasnya, Kemenparekraf memberikan berbagai fasilitas di antaranya alat pendukung kebersihan, kesehatan, dan keamanan berupa wastafel, sapu pantai, tempat sampah, thermo gun, disinfektan, pemasangan signage atau rambu Sapta Pesona dan papan informasi. Khusus destinasi Pantai Kuta, Kemenpaekraf membangun prototype renovasi toilet bersih. 

Selain dukungan cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE), Kemenparekraf juga melakukan Gerakan Bersih Pantai atau Kawasan di daerah Nusa Dua, pantai Bengiat, Pantai Samuh, Pantai Pandawa, Pantai Kuta, dan Kawasan Uluwatu.  

Hari menambahkan program bersih-bersih destinasi menjadi hal yang sangat penting. Semua elemen harus dipastikan bagus dan memberikan jaminan kenyamanan secara menyeluruh. Unsur kebersihan, kesehatan, dan keamanan harus terpenuhi secara maksimal. “Apalagi, sekarang sudah masuk fase normal baru dengan standar protokol kesehatan yang wajib dipenuhi,” ujar Hari.

Menuju Zona Hijau Destinasi Wisata

Aktivitas tersebut diikuti oleh 400 para pelaku usaha parekraf. Partisipan yang ikut bergabung antara lain Kepala Dinas Pariwisata Badung, Pengelola Daya Tarik Wisata, Jero Bandesa Desa, Camat Kuta Selatan, Kapolsek Kuta Selatan, Danramil, Lurah Benoa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Benoa, hingga Paguyuban Pedagang Pantai Bengiat dan Samuh.

Direktur Pengembangan Destinasi Regional II, Wawan Gunawan, mengatakan inovasi harus dilakukan pada setiap destinasi dan penyempurnaan infrastruktur yang mengacu pada protokol kesehatan harus diprioritaskan. Agar destinasi wisata menjadi zona hijau, sehingga wisatawan akan merasa aman dari COVID-19. Kepercayaan wisatawan akan berdampak pada meningkatnya kunjungan destinasi wisata.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, menambahkan infrastruktur sesuai standar protokol kesehatan sangat penting untuk mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan pasar. Dengan begitu, perekonomian masyarakat di Bali bisa segera pulih melalui aktivitas pariwisata.

3 Strategi Wisata: Pemasaran Secara Online

SelainBali Rebound, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatifjuga mendorong para pelaku UMKM di Tanah Air untuk memasarkan produknya secara online melalui platform e-commerce.

#BeliKreatifLokal

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, saat menghadiri dialog “Indonesia Bicara” di Jakarta, 16 Juli 2020, mengatakan bahwa digitalisasi UMKM harus terus digalakkan. Kementrian, katanya, melakukan ini melalui program #BeliKReatifLokal yang telah diluncurkan sejak Juni 2020.

Hingga saat ini, menurut Angela, telah terkurasi 500 pelaku ekonomi kreatif untuk difasilitasi oleh kementrian soal pendaftaran HAKI (Hak Kekayaan Intelektual). “Kami fasilitasi untuk masuk ke online, dan kami juga memberikan pendampingan-pendampingan promosi,” katanya.

Angela menjelaskan, program ini bertujuan untuk membantu para pelaku usaha UMKM yang terdampak pandemi COVID-19 untuk memasarkan produknya di platform digital. Mengingat terbatasnya interaksi jual beli secara fisik di tengah pandemi.

“UMKM Indonesia harus bisa berinovasi dan kita bangga terhadap produk lokal dan saya yakin produk lokal bisa merajai pasar,” ungkap Angela.

Tiga Subsektor UMKM

Angela menuturkan, bahwa program ini menyasar tiga subsektor UMKM, yaitu kriya, fashion, dan kuliner, terutama yang berada di Jabodetabek.

“Kami memilih di zona merah khususnya Jabodetabek. Karena kami melihat itu sangat terhambat produktivitas secara fisik jadi itu yang kami fasilitasi terlebih dahulu,” katanya.

Hal senada disampaikan Staf Khusus Bidang Kebijakan Digital dan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, yang mengatakan, pemasaran produk UMKM lewat platform digital memungkinkan pengusaha dapat memperluas distribusi produknya tanpa harus melakukan kontak fisik.

“Ini bisa menghadirkan peluang distribusi baru bagi para pengusaha UMKM, yaitu melalui metode secara digital,” ujar Dedy.

3 Strategi Wisata: Promosi Kreatif

Pada kesempatan lain, Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh mengatakan, para pelaku ekraf perlu mendapatkan pengetahuan tentang tips dan trik dalam mempromosikan produk atau jasa.

Dalam virtual talk show “Reklame” Rembug Kreatif Periklanan Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru, di Jakarta, 16 Juli 2020, ia menjelaskan, ini bisa melalui berbagai teknik periklanan, mulai dari foto, video hingga pengemasan suatu produk. “Para pelaku usaha dan pelaku ekraf harus tetap produktif dan tetap berkarya di masa adaptasi kebiasaan baru,” katanya.

Saat virtual talk show “Reklame” Rembug Kreatif Periklanan Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru hadir pula Ketua Asosiasi P3I Janoe Arijanto, Fotografer profesional dan Asesor Fotografi Denny Herliyanso, Ceo & Founder Panenmaya Group Pikukuh Tutuko, Pelukis dan Desainer Interior Andri Wintarso, serta Rita Dwi Kartika Utami sebagai moderator, dan diikuti sebanyak 274 peserta. 

Mengubah Proses Pemasaran

Ketua Asosiasi P3I Janoe Arijanto menjelaskan, pandemi COVID-19 mengubah banyak hal dalam proses pemasaran produk. Mulai dari cara mengakses informasi suatu produk atau merek, flow decision making, sampai  model distribusi. Nantinya akan selalu ada titik–titik Customer Experience yang baru atau sesuatu yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam lingkaran proses pemasaran. 

“Untuk itu, perlu penerapan beberapa skenario perencanaan komunikasi dalam merespon ketidakpastian. Baik dari  pemilihan media maupun flow komunikasi produk yang akan diiklankan,” katanya.

Kemudahan Era Digital

Fotografer Denny Herliyanso lalu menjelaskan, di era digital ini, banyak kemudahan diperoleh oleh semua orang. Siapapun bisa menjadi ‘jurnalis’ maupun ‘fotografer’. Bahkan hanya dengan bermodalkan ponsel atau kamera saku, tanpa harus memakai kamera profesional. 

Gadget yang dilengkapi dengan teknologi canggih saat ini, juga sudah bisa menyampaikan foto-foto indah sebagai salah satu cara membranding diri. Sebab, fotografi adalah seni melukis dengan cahaya, yang ‘membungkus’ visi, misi, inspirasi, dan spirit seseorang. Begitupun, ia mengingatkan, “Untuk membuat foto yang bagus dan menarik tetap diperlukan suatu konsep yang baik,” katanya.

****

Perjalanan Wisata Religi ke Tomohon Sulawesi Utara yang Asyik

Patung Yesus salah satu wisata religi Tomohon

Sulawesi Utara tak hanya dikenal dengan keindahan alam bawah lautnya di Bunaken dan kulinari eksotiknya di pasar Tomohon. Tapi juga perjalanan wisata religi. Khususnya untuk umat kristiani. Ada beberapa tempat untuk melakukan wisata religi di daerah ini.

Hari Pertama Wisata Religi ke Tomohon: Patung Yesus, Linow, Pisang Goroho, Bukit Doa.

Di Tanah Malesung, 36 kilometer dari Bandara Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado, terdapat sebuah kota kecil yang menyimpan sejuta pesona, Tomohon. Dulu merupakan bagian dari Kabupaten Minahasa, tapi sejak 2003 menjadi daerah otonom. Wilayah ini memiliki bentang alam yang menawan. Bahkan tak cukup sehari mengeksplorasi keindahannya.

Patung Yesus Memberkati

Di tengah perjalanan membelah ring road baru dari Bandara Internasional Sam Ratulangi menuju Tomohon, pelancong wisata religi akan melewati kompleks perumahan Citra Land. Jaraknya kira-kira 5 kilometer dari titik nol Kota Manado. Lokasi pemukiman elite ini tampak berada di antara dua bukit. Di bagian kiri, tampak Gunung Klabat, sementara di sisi kanan ada bukit-bukit hijau membentang. Terlihat pula Patung Tuhan Yesus Memberkati berdiri gagah jauh di ujung pandangan, yang dibangun sepuluh tahun lalu oleh pengembang Ciputra sebagai wujud syukur. Konsepnya mirip patung Yesus di Rio de Janeiro. Hanya, ukurannya lebih kecil. Wisatawan yang hendak ke Tomohon untuk wisata religi umumnya mampir sekadar untuk memotret.

Danau Linow

Danau tiga warna ini letaknya 30 kilometer dari Kota Manado atau bisa dicapai dalam satu jam. Di sana, pengunjung bakal dimanjakan dengan pemandangan kolam sulfur berwarna tosca, biru tua, dan hijau muda. Kalau beruntung, tiga warna ini bisa berubah menjadi kuning, hijau tua, atau biru muda. Perubahan terjadi lantaran unsur belerang di dalam danau terpapar langsung cahaya sinar matahari sehingga menimbulkan pembiasan. Belerang ini berasal dari sisa-sisa letusan Gunung Mahawu yang mengalami erupsi ratusan tahun lalu. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Rp 20 ribu per orang. Lantas bisa duduk nyaman di restoran tepi danau sembari menyeruput kopi Kotamobagu—kopi khas Sulawesi Utara—secara gratis.

Berburu Pisang Goroho

Masyarakat asli Minahasa gemar menyantap pisang goreng. Yang sangat khas di tanah ini adalah pisang goroho yang diiris tipis hampir menyerupai keripik. Penganan ini bisa dijumpai di kedai sepanjang jalan menuju Danau Linow. Namun yang paling direkomendasikan adalah kafe yang berada di kawasan danau itu. Di sana, pisang goreng tersebut dipadu dengan sambal roa. Minumannya, kopi Kotamobagu, salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara. Pisang goroho, sambal roa, dan kopi Kotamobagu memang menjadi santapan yang tak boleh dilewatkan di sini.

Bukit Doa dalam Wisata Religi Tomohon
Bukit Doa dalam wisata religi ke Tomohon

Bukit Doa

Seiring dengan pergeseran matahari yang mulai condong ke petilaman, perjalanan idealnya dilanjutkan ke arah utara, yakni daerah Kakaskasen Tiga. Dicapai hanya 30 menit dari Danau Linow. Melewati bukit-bukit hijau, kendaraan digiring menuju sebuah tempat wisata religi bernama Bukit Doa. Terdapat kapel dan gua Maria di kawasan tersebut, tapi tak menutup kemungkinan umat beragama lain datang berkunjung. Umumnya, mereka ingin berfoto di atas bukit dengan latar pemandangan Kota Tomohon sembari menikmati langit berubah kekuningan.

Bukit Doa ini dikelola secara pribadi oleh Ronald Korompis, pebisnis sukses asal Sulawesi Utara. Menurut Jonson Ponto, coaster yang bekerja merawat kapel di Bukit Doa, Korompis sekeluarga bermaksud mengajak orang yang datang dari segala penjuru negeri melepaskan kepenatan saat wisata religi ke Sulawesi Utara untuk berkunjung ke “rumah” seluas 132 hektare miliknya tersebut. Usut punya usut, rupanya Korompis pula yang mengelola Danau Linow.

Hari Kedua: Taman Bunga, Mujair Woku, Rumah Adat.

Taman Bunga Gardenia

Berada di Jalan Kawiley, Kakaskasen Dua, Tomohon. Kebun bunga dengan ratusan varietas di dalamnya itu menjadi surga bagi para pecinta keindahan. Masuk melewati gang kecil, tamu sudah disambut dengan para penjaja kembang di kanan-kiri. Bau harum khas kelopak yang jatuh terkena hujan semalam menyeruak ke penciuman. Sesampainya di lokasi, warna-warni sebuah taman berlatar gunung, sawah, dan pepohonan yang menyegarkan pandangan. Chuphea hyssopifolia (Taiwan beauty), pacar air, teratai, salvia, dan bromelia menyapa di barisan paling muka. Diikuti pakis monyet, lili kucai, serta piko putih dan ungu. Di belakang taman, ada sebuah resor dan restoran yang khusus disediakan buat para pelancong yang ingin bermalam.

Menyantap Mujair Woku di Si Neleyan

Restoran milik Wali Kota Tomohon Jimmy Eman ini memang menjadi tempat persinggahan paling ramai menjelang siang. Warung apung berkapasitas 200 orang ini secara strategis berdiri di pinggir Jalan Raya Tomohon. Wisatawan akan melewatinya bila berkendara dari Manado menuju Tomohon atau sebaliknya.

Hidangan paling istimewa kala bertandang ke Sulawesi Utara adalah masakan woku. Inilah menu andalan yang ditawarkan warung makan ini. Woku sejatinya cocok disandingkan dengan apa pun, baik dengan hasil laut maupun daging darat. Namun di Si Neleyan hanya mujair. Jadilah menu favorit di sana mujair kuah woku. Menu utama ini umumnya disantap bersama kangkung bunga pepaya dan perkedel jagung.

Rumah Adat Masyarakat Minahasa

Di sepanjang Jalan Tomohon-Tanawangko, rumah-rumah panggung berbahan kayu berjajar. Umumnya bertingkat dua atau tiga. Hampir semuanya terlihat megah dan berukuran besar. Bentuk bangunan serupa ini untuk menghindari terkaman binatang buas, maka dirancanglah bentuk rumah yang menyerupai panggung. Di dalamnya, biasanya hanya terdapat tiga kamar. Sisanya dibiarkan menjadi ruang terbuka yang luas. Di sanalah umumnya masyarakat Minahasa mengadakan pesta bersama para kerabatnya.

Namun deretan bangunan lepas-pasang di sepanjang jalan raya itu nyatanya bukan rumah penduduk, tapi rumah contoh yang siap dijual ke konsumen. Ya, jalan itu memang menjadi sentra penjualan rumah adat masyarakat Minahasa. Di samping rumah, perajinnya sibuk mengampelas kayu cempaka. Rumah panggung ini biasanya dijual ke luar kota, seperti Gorontalo, Makassar, bahkan luar pulau dan luar negeri. Per meter dihargai Rp 1,8 juta. Secara keseluruhan, umumnya rumah dijual dengan harga mulai Rp 200 juta. L

F. Rosana/A. Prasetyo

Melawat ke Kaki Langit Pantai Selatan Yogyakarta

andi prasetyo mangunan 7

Deru mesin motor yang saya tumpangi mengaum di ketinggian 390 mdpl di atas Bukit Mangunan, Bantul – 29 kilometer dari Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta. Ini bagian dari perjalanan kami menyusuri pantai Selatan Yogyakarta.

Motor menyusuri jalanan, membelah bukit kapur di sisi tenggara kota. Saya mengejar dari belakang, merangkak di sudut berkemiringan 45 derajat, dengan napas tersengal-sengal. Azan subuh belum berkumandang. Namun sudah berkeringat. Embun yang turun tak kunjung bikin sejuk.

Tak jauh setelah mencapai puncak, motor teman saya tadi belok ke lahan lapang. Bekas roda-roda menggilas tanah menjadi tanda bahwa kawasan ini diperuntukkan buat parkir. Motor menepi, mesin berhenti. Suasana nyenyat dan sepi. Cuma terdengar derik garenpung—serangga hutan.  “Masih kepagian,” ucapnya.

Bukit Pinus Dekat Pantai Selatan Yogyakarta

Saya merogoh kantong, menemukan ponsel, memencet tombol flash. Penerangan yang tak seberapa itu menuntun kami menyeberang masuk ke hutan pinus Mangunan. Sambil meraba-raba jalan, saya berkali-kali menabrak pohon. Seperti uji nyali dan sedikit merasa repot. “Tak apa, demi sunrise yang menawan,” ujarnya menghibur.


Kami berjalan 300 meter dari gerbang, ke arah utara, sambil menebak-nebak lokasi terbaik untuk menyaksikan matahari muncul. Saya lantas menemukan tempat yang cukup lapang. Di sana, ada banyak bangku alam yang dibentuk dari potongan kayu, ditata berundak-undak.  

“10 tahun lalu,” teman tadi membuka perbincangan. “Tak pernah terbayang Mangunan bakal jadi destinasi yang begitu tenar seperti sekarang,” katanya. Sebab, dulu, sepotong tanah tandus, yang berhasil ditumbuhi tanaman paku itu kemolekannya tertutup jalanan berbatu. Bahkan sewaktu masa kolonial, jalur yang menghubungkan Bantul dan Gunungkidul ini hanya dijadikan sebagai lokasi pembuangan bangkai ternak atau jalur rahasia bagi yang ingin melarikan diri dari kejaran Belanda serta Jepang. 

Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, ketika era potret dua dimensi mulai naik daun, para juru foto menaikkan pamor hutan. Gambar-gambar lanskap pinus diviralkan melalui beragam media. Satu per satu pelancong datang karena penasaran. Beberapa jurnal perjalanan marak dibuat. Para penulisnya bertutur bahwa tempat ini menjadi salah satu lokasi terbaik menikmati matahari terbit. Apalagi, dari sana, tampak semu-semu Kota Yogyakarta diapit perbukitan Menoreh. Cahaya yang muncul di sudut timur mampu menimbulkan pantulan keemasan di atas kota yang bersahaja itu.

Lama kami bertukar kisah, langit berangsur-angsur kebiruan. Tanah yang semula gelap seketika menunjukkan warna asli. Tempat kami duduk-duduk mulai kelihatan wujudnya. Ada panggung berukuran 6 x 10 meter di depan. Ah, ini ruang pertunjukan yang beberapa waktu lalu mendunia lantaran diunggah akun internasional 9GAG. Juga sempat hit karena dipakai konser beberapa musikus indie ternama. 

Kabut meluruh, matahari membuncah. Teman saya bersiul-siul meniru liukan pipit, menyambut selaksa awan yang turun pelan-pelan. Hutan berangsur-angsur riuh. Orang-orang berdatangan. Suaranya menggema, menyaru gemuruh daun. Beberapa berbisik. Katanya, mereka merasa berada di Forks, Washington, atau kota-kota kecil lain di Evergreen State. Tak ingin kehilangan momen, satu per satu ripuh mengeluarkan alat bidik, memotret lanskap dari beragam sudut. 

Pantai Parangtritis Yogyakarta
Pantai Parangtritis Yogyakarta

Kami memilih mencari spot sepi, bergerak ke area lebih dalam. Melangkah ke ujung hutan, saya dipertemukan dengan taman bunga matahari dan rumah kayu yang bertengger di atas pohon. Ada dua tingkat yang bisa dinaiki maksimal empat orang.“Biasanya, kalau ramai, pengunjung diberi batas waktu 10 menit untuk berfoto,” katanya.

Lepas pandang, ada banyak obyek yang bisa dinikmati. Salah satunya bayangan laut. “Itu pantai selatan,” tuturnya.“Bukan cuma wujudnya yang indah. Ada fenomena alam dengan sentuhan metafisika yang membuatnya lebih istimewa”. Tak banyak bicara lagi, pria berkepala dua yang lama tinggal di Bantul itu lantas membawa saya menuju lanskap yang dimaksud.

Pantai Parangkusumo. Di situlah, teman saya kembali memarkirkan kendaraannya. Ia mengajak saya menuju padang luas dengan gundukan-gundukan pasir asimetris. Kabarnya, bentang alam yang terbentuk karena erupsi Gunung Merapi, dengan endapan yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara di pantai selatan, ini menjadi satu-satunya yang terdapat di Asia Tenggara. 

Pemandangan menarik lainnya, lokasi tersebut ternyata dijadikan tempat berkumpul anak-anak muda untuk melakoni aktivitas sandboarding. Lama saya mengamati mereka yang asyik meluncur dengan papan seluncur di atas pasir. Ada yang sudah mahir, ada pula yang baru pertama kali menjajal. Yang masih “awam” tentu dengan susah payah menyeimbangkan diri supaya tak terpelanting jatuh. 

“Aw!” Seorang perempuan berusia belasan terperosok. Tubuhnya menggelinjang di pasir, panas terpapar matahari yang membuntang tepat di atas kepala. Rambutnya yang digulung model donat seketika terurai, dipenuhi debu. Wajahnya abu-abu seperti mandi pasir. Bukan menolong, kawan-kawannya malah menertawakan. “Hiyung, loro.Ojo digeguyu!”(Aduh, sakit. Jangan ditertawakan!) Ia  protes. Kelakar remaja-remaja lokal itu riuh menyita perhatian para turis. Satu-dua pelancong sampai tertarik bergabung.

Teman tadi menyuruh saya menjajal atraksi tersebut, namun saya enggan. Daripada jatuh dan jadi bahan guyonan, saya memilih diajak ke tempat lain. Lagian, sebentar lagi, matahari bakal temayun. Kata orang, tak jauh dari Parangkusumo, pelancong bisa melihat surya tenggelam paling dramatis di Bantul, tepatnya di Parangtritis.

Puluhan menit menyusur pantai, langit sudah kemerahan. Kami pun tiba di ikon pesisir yang lekat dengan legenda Ratu Kidul itu. Suara tapal kuda mematuk-matuk pasir berduet dengan debur ombak menjadi bebunyian yang laras. 

Ibu-ibu penjaja peyek jingking dan penyedia tikar, dengan wajah penuh guratan, bersiap-siap pulang. “Matur suwun,” kata mereka saat menerima bayaran sambil merunduk lugu. Pemandangan ini mengingatkan saya pada sebuah tragedi dalam film Siti, gubahan Eddie Cahyono, yang mengulas ketidaksetaraan gender dan keterbatasan ekspresi perempuan Jawa. 

Para penjaga pantai dengan sopan mengingatkan pengunjung untuk menepi. Diawali dengan ujaran “nuwunsewu”, ajakan untuk mulai menjauhi air laut ditangkap dengan suka cita.

Lewat entitas Parangtritis, Bantul terekam menjadi sebuah daerah yang rendah hati, meski memiliki berlaksa kekayaan alam. Sejuta manusia dengan kesahajaannya seakan dihadirkan di tanah yang kata orang merupakan citraan “kaki langit” itu. Matahari pelan-pelan merunduk. Langit Jawa mulai gelap dan yang tersisa hanya dialog alam.

“Dan laut tak lagi pasang. Gelombang diam menyimpan suara. Awan bertiup bertingkat-tingkat. Surya ke barat, udara ke utara. Nada terakhir bawa kita pulang…”

F. Rosanna

Gorontalo Karnaval Karawo 2019 Satukan Masyarakat

Gorontalo karnaval Karawo

Gorontalo Karnaval Karawo 2019 kembali digelar. Event ini dinilai sebagai acara tahunan Gorontalo yang menjadi wadah menyatukan masyarakat untuk bersama-sama mengangkat keunikan kain Karawo sebagai wastra khas daerah tersebut.

Gorontalo Karnaval Karawo 2019

Gorontalo Karnaval Karawo 2019, yang diselenggarakan di sepanjang jalan utama yakni Jalan Sultan Hassanudin dan sekitarnya, tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-9 kalinya dan dua tahun terakhir masuk dalam 100 Calender of Event Kementerian Pariwisata.

“Tahun ini, Gorontalo Karnaval Karawo mengangkat tema Wonderful Celebes,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo, Budi Widi Hartanto, sebagai inisiator Gorontalo Karnaval Karawo, Minggu 6 Oktober 2019.

Pada acara puncak, ratusan masyarakat yang datang berbagai elemen bersatu untuk mengadakan karnaval. Rangkaian acara Gorontalo Karnaval Karawo telah dilaksanakan sejak 2 hingga 6 Oktober 2019. Acara yang telah dilaksanakan yakni Mo “Karawo” Design Training, Karawo Fashion Contest, Mo “Karawo” Tradisional Handmade, Gorontalo Culinary Expo, Celebes Tourism Meeting, serta Gorontalo Karnaval Karawo.


Gorontalo Karnaval Karawo dilaksanakan untuk melestarikan kain karawo agar keberadannya terus mendapat perhatian masyarakat. Pada awal tahun 2000-an, nama kain Karawo sudah hampir tidak terdengar. Lalu sejak 2010, dengan diinisiasi Pemda setempat dan didukung oleh Bank Indonesia, diadakanlah Karnaval Karawo. Sejak saat itu, kain Karawo mulai banyak digunakan.

Budi menambahkan, momentum itulah yang menggerakkan berbagai perubahan yang dilakukan para perajin, mulai dari peningkatan kualitas bahan, penambahan jumlah model, hingga perubahan cara pemasaran.

Keberadaan Gorontalo Karnaval Karawo diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat setempat melalui pariwisata. Saat ini, capaian sumbangan sektor pariwisata terhadap PDB Gorontalo mencapai 3,5 persen.

Pada 2019, kain Karawo telah memiliki daya pikatnya tersendiri, berbagai usaha produksi serta pemasaran yang dilakukan para pengrajin kain mendapat dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta BUMN di Gorontalo.

Perkembangan inilah yang kemudian menginspirasi pemda untuk menjadikan Karnaval Karawo sebagai agenda tahunan. Wakil Gubernur Gorontalo, Idris Rahim, menyatakan pihaknya telah melakukan berbagai promosi pariwisata.

Meski melalui banyak tantangan, Gorontalo terus memperbaiki atraksi, amenitas, dan aksesibilitas pendukung pariwisata. Tujuannya, selain mendatangkan wisatawan juga agar masyarakat Gorontalo bangga dengan daerahnya.

“Selain itu, kami juga melaksanakan saran Menteri Pariwisata untuk membentuk komunitas yang dapat menciptakan masyarakat pariwisata. Dari situ, kita bisa melakukan banyak pengembangan wisata hingga promosi daerah dengan melibatkan masyarakat,” kata Idris.

Menteri Pariwisata bangga dengan penyelenggaraan Gorontalo Karnaval Karawo 2019. Dia mengapresiasi seluruh rangkaian acara serta keterlibatan masyarakat di dalamnya. Menpar juga memuji komitmen Kepala Daerah, dalam hal ini Gubernur Gorontalo yang telah merencanakan secara matang pelaksanaaan 54 event pada 2020. Nantinya kegiatan tersebut akan menjadi event tahunan dan jumlah event bisa saja bertambah.

*****

Booth Wonderful Indonesia Raih Best of The Year ADEX 2019

media 1570595802 dafawda

Booth Wonderful Indonesia raih Best of The Year ADEX 2019. Pada acara Asia Dive Expo (ADEX) India Ocean Festival 2019 yang diselenggarakan pada 4-6 Oktober 2019 di Bombay Expo Center 2019, Mumbai, India.

Booth Wonderful Indonesia Raih Best of The Year ADEX 2019

Asisten Deputy (Asdep) Pengembangan Pemasaran II Regional III Kementerian Pariwisata  Sigit Witjaksono mengatakan, partisipasi Indonesia para acara ini bertujuan untuk menarik wisatawan minat khusus diving.

“Apalagi karena meningkatnya awareness dan ketertarikan wisatawan India terhadap wisata bahari di Indonesia,” kata Sigit di Mumbai, Senin 7 Oktober.

ADEX merupakan pameran internasional bertema diving yang diselenggarakan sejak 25 tahun lalu di Singapura, Beijing, dan Shanghai. ADEX merupakan ajang pertemuan industri, stakeholders, komunitas, dan penggiat wisata bahari, wisata selam, dan konservasi laut dari seluruh dunia. Ini merupakan yang pertama kalinya ADEX diselenggarakan di India.

Kemenpar menempati booth seluas 54 m2 yang terletak di area B09-B14, sebagai Paviliun Wonderful Indonesia. “Paviliun Wonderful Indonesia memfasilitasi 10 industri diving di Indonesia,” kata Sigit.

Untuk meningkatkan pemahaman pengunjung mengenai wisata bahari di Indonesia, Kemenpar menghadirkan narasumber resmi sebagai guest speaker, yaitu Daniel Abimanju Carnadie (Abie) yang juga sebagai Tim Percepatan Wisata Bahari Bidang 3 Wisata Bawah Air. Abie sudah berpengalaman selama 20 tahun menjadi penyelam profesional dan telah aktif mendukung industri divingIndonesia.

Pada ADEX 2019 di Mumbai ini turut hadir Mantan Presiden Maldives, Mohamed Nasheed yang menyampaikan keynote speech dan aktris Bollywood sekaligus ADEX India Ambassador, Parineeti Chopra. “Acara ADEX ini sangat penting karena menyebarkan pesan kepada masyarakat dunia apa yang sedang terjadi pada alam, kita harus menjaganya untuk generasi mendatang,” kata Mohamed Nasheed.
India menjadi salah satu potensial pasar bagi Indonesia. Jumlah wisatawan negara ‘Anak Benua’ itu tercatat memiliki grafik positif. Pada 2012, tercatat ada sebanyak 196.983 kunjungan wisatawan India ke Indonesia. Namun menurut data resmi dari Badan Statistik Indonesia (BPS) jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat menjadi 588.509 pada 2018. Jumlah ini meningkat dibanding 2017 sebesar 485.314 kunjungan wisman India.

“Pada 2019, Kemenpar menargetkan bisa menarik 800 ribu wisatawan India ke Indonesia, salah satu cara yang kita lakukan adalah dengan partisipasi melalui ADEX 2019 ini”, kata Sigit.

Sigit menambahkan wisman India yang berkunjung ke Indonesia didominasi anak muda usia sekitar 25 tahun dengan pengeluaran rata-rata sebesar 1000 dolar AS perkunjungan, dengan lama tinggal rata-rata 7-10 hari.

*****

Ubud Village Jazz Festival 2019 Dimeriahkan Pemusik Internasional

media 1566187963 img 20190819 wa0007

Ubud Village Jazz Festival 2019 (UVJF 2019) yang berlangsung di kerindangan Taman Arma Museum, Ubud, Bali, pada 16 dan 17 Agustus 2019 dimeriahkan dengan kehadiran pemusik dan penyanyi internasional. Pergelaran musik jazz yang mulai dikenal secara internasional ini diselenggarakan dalam rangka ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-74.

Ubud Village Jazz Festival 2019 Mengambil Tema “Certainly! Indonesia”

UVJF 2019 menampilkan berbagai corak jazz yang demikian luas dari para musisi ternama dari 8 negara meliputi Indonesia, Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Belanda, Italia, Australia, Prancis, dan Korea-Selatan.

Konser akan dihelat di tempat yang berbeda. Pre-event UVJF juga diadakan di kawasan Aryaduta Bali dengan menampilkan musisi berkebangsaan Prancis, yaitu Vogayer 4 dengan membawakan jenis musik progressive jazz dan memainkan karya-karya orisinil mereka. Selain penampilannya di Aryaduta, kelompok jazz yang terdiri dari Ohane Dourian, Galindo Cuadra, Gabriel Ferrari dan Paul Herry-Pasmanian sebelumnya telah tur selama satu bulan penuh di Indonesia. Kehadiran mereka didukung oleh Institute Francais Indonesia.

Selain dua tempat itu, pada malam yang sama juga diselenggarakan pre-event UVJF 2019 di sebuah hotel di kawasan Sanur, Denpasar, yang diisi oleh penampilan dari Aaron Goldberg Trio. Artis yang terkenal berasal dari New York, Amerika Serikat itu menampilkan dentingan pianonya yang khas ditemani oleh kedua rekannya yaitu, bassis Matt Penmann dan drummer Leon Parker.

Tenaga Ahli Sekretaris Kementerian Bidang Manajemen Krisis Kepariwisataan Kementerian Pariwisata I Gusti Ngurah Putra saat pembukaan Ubud Village Jazz Festival 2019 mengatakan, banyaknya artis internasional yang terlibat dalam acara bisa menjadikan ikon untuk mendatangkan wisatawan secara langsung ke Bali.

“Event ini salah satu cara efektif mempromosikan suatu daerah,” katanya.

Ngurah Putra juga mengatakan, target pengunjung sebanyak 4 ribu orang selama dua hari untuk acara itu sepertinya dilampaui.“Mereka terbagi menjadi 60 persen ekspatriat dan turis internasional, serta 40 persen turis domestik dan penduduk lokal Bali,” katanya.

Beberapa musisi yang tampil di Ubud Village Jazz Festival 2019 membuat semarak panggung demi panggung dalam gelaran hari pertama penyelenggaraan festival ini. Ada sebelas group musisi luar negeri dan dalam negeri yang menghidupkan ketiga panggung secara bergiliran.

Beberapa nama yang tertera di panggung Giri yakni Aram Rustamyants “New Centropezn Quartet” musisi asal Rusia yang telah terkenal juga di Jerman, Belgia, dan Spanyol; Ilugdin Trio, musisi asal Rusia yang mengusung jazz modern, dan Sri Hanuraga Trio Feat Dira Sugandi, musisi jazz kebanggaan Indonesia.

Di Panggung Padi menyajikan beberapa musisi pilihan seperti Arcing Wires, musisi yang berkolaborasi memainkan original komposisi yang mereka ciptakan.

Arching Wires berasal dari Sydney, Australia, MLD Spot Jazz Season 4, sebuah band yang terbentuk dari kompetisi pencarian bakat MLDARE2PERFORM, Harry Mitchell Trio, musisi asal Australia yang pada tahun 2017 meraih penghargaan “Young Australian Jazz Musician of the year”, serta Michaela Rabitsch & Robert Pawlik Quartet, musisi kenamaan Austria.

Beberapa musisi juga tampil di Panggung Subak, di antaranya adalah Yvon Thibeault “perspectives”, drummer Jazz asal Kanada yang saat ini tinggal di Bali; Erik Verwey Trio, musisi yang berasal dari Belanda; Pete Jung Quartet, Musisi Korea yang mengusung genre Jazz progressive; serta Anggi Harahap Quintet, pemain saxofon muda berasal dari Sumatera.

*****

Wonderful Event Sumbar 2019 Diluncurkan

media 1565829989 qdwqwqw

Wonderful Event Sumbar 2019 diluncurkan di gedung Sapta Pesona, Kementrian Pariwisata. Ada program yang diharapkan dapat mendorong pariwisata Sumatera Barat dan Jambi, di antaranya adalah ajang balap sepeda tahunan Tour de Singkarak (TdS) 2019. “Tour de Singkarak tahun ini memasuki penyelanggaraan ke 11,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam peluncuran Wonderful Event Sumbar 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata, Rabu 14 Agustus 2019.

Wonderful Event Sumbar 2019: Tour de Singkarak

Penyelenggaraan Tour de Singkarak tahun ini semakin diperluas jangkauannya hingga 9 etape yang melintasi 16 kabupaten/kota Sumatera Barat  dan dua kabupaten di Jambi. “TdS merupakan sport tourism yang sangat efektif untuk mempromosikan pariwisata,” katanya.

Penyelenggaraan TdS 2019 dengan hadiah total sebesar Rp 2,3 miliar pada tahun ini akan berlangsung pada 2-10 November 2019 dengan menampilkan atraksi budaya, kuliner, dan olahraga.
Menteri Arief Yahya didampingi Gubernur Sumatera Barat H. Irwan Prayitno pada kesempatan itu menjelaskan, event TdS mempunyai keunggulan sebagai event sport tourism balap sepeda internasional terbesar di Indonesia.

Gubernur H. Irwan Prayitno mengatakan, Sumbar memiliki 49 event unggulan, tiga di antaranya masuk dalam 100 Wonderful Event yang digelar sepanjang tahun 2019 di 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat.

Ketiga event unggulan tersebut Pasa Harau Art And Cultural Festival, Tour de Singkarak (TdS), dan Festival Budaya Miangkabau. Ketiga event ini masuk dalam 100 Wonderful Event dan akan menjadi magnet dalam menandatangkan wisatawan ke Sumbar pada tahun ini yang mentargetkan 58.447 wisatawan mancanegara (wisman) dan 8,4 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).

“TdS 2019 merupakan event unggulan Sumbar. Tahun ini kita berkolaborasi dengan Provinsi Jambi. Dua kabupaten di Jambi yakni Kerinci dan Sungai Penuh akan dilalui. Ini menjadi kesempatan untuk mempromosikan pariwisata Jambi,” kata Irwan.
 Ketiga event unggulan Sumbar yang masuk dalam 100 Wonder Event 2019 selain TdS 2019 juga Pasa Harau Art And Cultural Festival akan berlangsung di Kabupaten Lima Puluh Kota pada 16-18 Agustus 2019.

Dalam penyelenggaraan festival budaya ini akan ditampilkan antara lain Harau Performing Art, Harau Adventure Run (Harau Berjejaring), Pacu Jawi, serta Jelajah Harau/Mengejar Embun Lembah Harau.  

Sementara itu penyelenggaraan event Festival Pesona Budaya Minangkabau akan berlangsung di Kabupaten Tanah Datar pada 4-7 Desember 2019.

Dalam festival budaya ini akan ditampilkan antara lain Pawai Budaya, Arakan Jamba, Makan Bajamba, dan Pemecahan Rekor MURI untuk Pagelaran Telepong  Pacik Terbanyak.

*****