Festival Danau Kelimutu 2019 Angkat Wisata Ende

media 1565889552 cawaacw

Festival Danau Kelimutu 2019 diharapkan makin mendorong kemajuan pengembangan pariwisata di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). “Festival yang masuk tahun ke-9 ini bisa menjadi magnet wisata serta pengembangan kehidupan masyarakat adat,” kata Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, saat penutupan Festival Danau Kelimutu 2019 di Kawasan Taman Nasional Kelimutu, Ende, Rabu 14 Agustus 2019.

Festival Danau Kelimutu 2019

Viktor juga berharap festival tersebut dapat terus membangkitkan pengakuan negara akan eksistensi adat budaya setempat. Keberadaan pariwisata, menurutnya, tidak bisa dipisahkan baik dari alam dan budaya. 

Gubernur juga mengatakan, sektor pariwisata di NTT menjadi kekuatan. Meskipun ada beberapa kendala seperti harga tiket pesawat ke NTT khususnya Ende masih tinggi. “Tahun 2022 setelah Bandara Komodo rampung, pesawat dari Singapura akan masuk sehingga akan mempermudah wisatawan yang akan ke Ende dan menikmati Kelimutu,” katanya.

Wakil Bupati Ende Djafar Achmad mengatakan, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Ende di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni dari 13 ribu pada 2013, naik menjadi 93 ribu wisatawan pada 2018.

Menurut dia, kegiatan pariwisata yang menonjolkan wisata sejarah, alam, dan budaya ini sudah terbukti menarik minat kunjungan karena selalu diramaikan kalangan wisatawan domestik hingga mancanegara.

Salah satu keunggulan objek wisata yang dimiliki daerah setempat yakni Taman Nasional Kelimutu (TNK) yang sudah mendunia. Brandingwisata alam dan juga wisata sejarah, budaya, menurut Djafar, terus akan tonjolkan untuk menarik kunjungan wisatawan, seraya “di sisi lain kami juga benahi objek-objek wisata penyanggah di sekitarnya,” katanya.
Sementara itu, Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziani menambahkan seperti halnya destinasi wisata alam lainnya, Danau Kelimutu merupakan anugerah luar biasa yang diberikan Tuhan untuk Indonesia. Karena ini pula, NTT khususnya Kabupaten Ende dikenal banyak orang.

“Kelimutu sudah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992. Namun lebih lengkap lagi bila Kelimutu mendapat pengkauan dari Unesco Global Geopark, agar lebih mudah dipromosikan ke dunia,” katanya.

*****

Festival Morotai 2019 Magnet Wisata Maluku Utara

media 1565181475 zxzczczcz

Festival Morotai 2019 magnet wisata Maluku Utara makin kuat dari waktu ke waktu. Ia menjadi salah satu daya tarik untuk mengundang wisatawan mengunjungi provinsi ini.

Festival Morotai 2019

Festival Morotai 2019 kembali dilaksanakan awal Agustus ini menampilkan daya tarik Maluku Utara dan sekitarnya sebagai destinasi wisata yang mampu menghadirkan ikon monumental Perang Dunia II. Tahun ini festival yang bertajuk Land Of Storiesmenjadi atraksi wisata tersendiri.

Rangkaian acara Festival Morotai 2019 diadakan di eks lokasi Sail Morotai, Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara pada Rabu, 7 Agustus 2019. Pulau ini merupakan satu museum besar Perang Dunia II.

“Morotai sangat menarik karena menyimpan sejarah pada masa Perang Dunia II serta masa pembebasan Papua Barat,” kata Menteri Pariwisata  Arief Yahya di Morotai. Sehari sebelumnya, Mentri Arief mengunjungi beberapa lokasi wisata di Morotai, salah satunya yakni Museum Perang Dunia II dan Trikora.

Arief melihat antusiasme masyarakat dalam Festival Morotai yang masuk dalam Calender Of Event Tahun 2020. Di sisi lain, sebagai faktor pendukung, Maluku Utara memiliki indeks kebahagiaan tertinggi di tingkat nasional. Diikuti oleh Sulawesi Utara dan Maluku sebagai peringkat kedua dan ketiga.

Festival Morotai merupakan sebuah festival yang digagas untuk mengenalkan pesona Indonesia Timur, baik sisi alam budaya dan masyarakatnya. Tahun ini, pertama kalinya Festival Morotai masuk dalam 100 Calendar of Events Wonderful, Kementerian Pariwisata.

Pada kesempatan sama, Bupati Pulau Morotai Benny Laos menyampaikan terima kasih pada Kementerian Pariwisata yang menetapkan Festival Morotai masuk dalam 100 Calender of Event Kementerian Pariwisata.

Bupati Benny juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terutama para penampil Bambu Tada yang telah berlatih keras demi mempersiapkan tampilan terbaik untuk memecahkan rekor MURI.”Masyarakat Morotai memiliki optimisme serta mau bekerja keras untuk memajukan Morotai. Kami sangat mengapresiasi semangat ini” lanjut Benny Laos.

Festival Morotai 2019 menampilkan ragam pertunjukan kesenian daerah, antara lain Musik Bambu Tada, berbagai tarian, dan nyanyian khas daerah. Kegiatannya terdiri atas rangkaian acara yang menyajikan enam event unggulan yang bertumpu pada daya tarik wisata alam (nature), wisata budaya (culture), dan wisata buatan manusia (man-made).

Keenam event tersebut adalah Parade Budaya dalam Bahari Pulau Morotai, Pekan Seni Morotai (lomba fotografi, lomba kerajinan tangan), Pekan Olimpiade Morotai (lomba dayung), Festival Musik dan Tari Tradisional, Lomba Mancing berskala internasional atau Fishing Morotai dan Festival Pesona Kirab Nusantara Morotai.

*****

Dieng Culture Festival 2019 Peminatnya Meningkat

Dieng Festival 1 1

Dieng Culture Festival (DCF) 2019 yang berlangsung pada 2-4 Agustus 2019 lalu dikunjungi 177 ribu wisatawan, baik mancanegara atapun nusantara.

Ketua Panitia Dieng Culture Festival 2019 Alif Fauzi di Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu 7 Agustus 2019 mengatakan, setiap tahun DCF mengalami peningkatan jumlah wisatawan.

“Jumlah pengunjung memang masih didominasi wisatawan domestik, namun wisatawan mancanegara ada 930 orang,” kata Alif.

Jumlah tersebut meningkat setiap tahunnya, tercatat pada 2017 ada 148 ribu wisatawan, dan 2018 sebesar 158 ribu wisatawan.

Tiket masuk DCF tahun ini memang dijual lebih banyak dibandingkan tahun lalu, yakni 5.500, harga per-tiketnya mencapai Rp 360 ribu selama tiga hari festival berlangsung. “Spending wisatawan rata-rata Rp400 ribu, kami perkirakan selama tiga hari ada perputaran uang sebesar Rp 70,8 miliar,” kata Alif.

Tahun lalu, kata Alif, perputaran uang tercatat sekitar Rp 58 miliar. Jumlah tersebut, lanjut Alif, sama dengan jumlah penjualan hasil panen kentang di Dieng selama satu tahun.

Secara terpisah, Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event (CoE) Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti mengatakan Kesukseskan Dieng Culture Festival ke-10 memberikan dampak langsung terhadap perekonomian sekitarnya, khususnya, dan Jawa Tengah pada umumnya. Masyarakat diharapkan bisa lebih baik dalam memberikan hospitality terhadap wisatawan baik wisatawan mancanegara ataupun nusantara.

*****

Manado Fiesta 2019 Digelar Sulawesi Utara

Manado Fiesta 201901

Manado Fiesta 2019 kembali digelar pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dari 27 Juli hingga 31 Juli 2019. Program ini dilaksanakan untuk merayakan dalam rangka memperingati ulang tahun ke-396 kota Manado sekaligus ingin menunjukkan mengenai keberagaman budaya yang ada di kota ini.

Manado Fiesta 2019

Manado Fiesta 2019 kembali digelar pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dari 27 Juli hingga 31 Juli 2019.

“Sulawesi Utara kami arahkan menjadi laboratorium kerukunan. Selama tiga tahun terakhir, melalui event ini, kita jadikan contoh bagaimana kehidupan keberagaman dan kerukunan antar suku serta agama bisa dilaksanakan di Sulawesi Utara,” ujar Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey pada pembukaan Manado Fiesta yang berlangsung di God Bless Park, Manado, Sabtu 27 Juli 2019 malam.

Sebagai simbol keberagaman budaya tersebut, dalam acara pembukaan ini menampilkan pementasan tarian khas Suku Batak, Betawi, Kalimantan, Papua, dan Manado. Tarian ini dipentaskan oleh sekitar 200 pelajar SMP dari kota Manado. Setelah itu, dilanjutkan dengan atraksi penampilan fashion carnival dan juga penampilan kendaraan hias yang mewakili masing-masing rangkaian kegiatan Manado Fiesta.

Manado Fiesta 201902

Tarian tradisional saat pembukaan Manado Fiesta 2019. (Dok. Kemenpar) Walikota Manado Vicky Lumentut menambahkan bahwa event ini dikemas dalam bentuk parade yang menampilkan dua hal. “Pertama, Manado ibarat sebuah rumah besar yang berisikan keberagaman suku, ras, budaya, dan agama. Kedua, kekayaan yang ada di Taman Laut Bunaken adalah suatu tempat penyelaman yang indah,” katanya.

Kali ini Manado Fiesta mengusung konsep 7F, yaitu Fisco, Fair, Food, Funtastic, Flying, dan Faith dengan mengangkat keunikan dan daya tarik pariwisata Manado.

Adapun kegiatan yang akan menyemarakkan kegiatan Manado Fiesta 2019, yakni :

– Fisco (Fish & Coral)
Fish & Coral Carnival akan diselenggarakan pada 27 Juli 2019, start dari Taman Berkat (God Bless Park) dan Boulevard 2, finish di Pohon Kasih Kawasan Megamas.

– Food/Kuliner
Manado kuliner festival akan diselenggarakan pada 30 dan 31 Juli 2019 bertempat di Taman Berkat.

– Fashion
Manado Fashion Festival akan diselenggarakan pada 1 dan 2 Agustus 2019 bertempat di Manado Town Square (Mantos).

– Funtastic
Kegiatan tersebut akan diselenggarakan pada 27 Juli – 4 Agustus 2019 di Taman Berkat, Aula Pemkot Manado, Lapangan Sparta Tikala dan beberapa lokasi di Kota Manado. Rangkaian acara funtastic antara lain Lomba Masamper, Lomba paduan suara, Manado Youth Festival, Manado Traditional Sea Fest, Lomba Taman, Lomba Kebersihan, dan Konser Musik yang menampilkan artis ibukota.

– Flying
Paragliding International Accuracy Open yang akan menghadirkan atlit-atlit paralayang regional, nasional hingga internasional, akan diselenggarakan di Gunung Tumpa pada 1 hingga 3 Agustus 2019.

– Fair
Manado Fiesta Fair 2019 , akan diselenggarakan pada 31 Juli hingga 3 Agustus 2019 di Manado Town Square 3. Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan seperti Pameran Pariwisata, Perdagangan, Investasi serta Produk Unggulan Daerah, Pameran Taman Hias, Pameran Lukisan, Lomba Lukis Anak, Talkshow, Workshop, Pentas Seni Budaya dan live Musik, dan berbagai kegiatan menarik lainnya.

– Faith
Kegiatan Manado Fiesta 2019 akan ditutup dengan pelaksanaan Thanksgiving atau Pengucapan Syukur yang akan dirayakan secara serentak di seluruh Kota Manado pada hari Minggu, 4 Agustus 2019.

 

******

Banyuwangi Ethno Carnival 2019 Top 10 Wonderful Event

Tarian tradisional Banyuwangi 1

Banyuwangi Ethno Carnival 2019 kembali digelar. Program ini adalah salah satu dari Top 10 Wonderful Event.

Banyuwangi Ethno Carnival 2019

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengemukakan bahwa parade kostum etnik modern yang dikemas dalam ajang Banyuwangi Ethno Carnival telah ditetapkan sebagai Top 10 Wonderful Event di Indonesia. “Karena kualitasnya,” kata Arief Yahya saat membuka Banyuwangi Ethno Carnival 2019 di Taman Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu 27 Juli 2019, seperti dilaporkan Antara.

BEC 2019 mengangkat tema “The Kingdom of Blambangan”, yang mengisahkan tentang kejayaan Kerajaan Blambangan pada masanya. Tema tersebut dibagi lagi dalam 10 subtema yang sarat makna historis tentang kejayaan kerajaan yang menjadi cikal bakal Kabupaten Banyuwangi itu. “Tahun ini keren sekali, dan saya bangga kepada warga Banyuwangi, setiap tahun terus meningkat kualitasnya,” ujar Mentri Arief.

Arief menjelaskan, Banyuwangi Ethno Carnival bisa masuk top 10 atraksi wisata nasional, karena Banyuwangi telah memegang prinsip 3C, yakni “creative value”, “commercial value” dan “CEO commitment”.

“Kreatif itu bisa dilihat dari kemasan kegiatannya, mulai koreografer, desainer kostumnya hingga musik pengiringnya. Tiga hal ini menentukan kualitas suatu atraksi,” ujarnya.

Pada kesempatan sama, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, Banyuwangi Ethno Carnival bukan sekadar sebuah kegiatan atraksi pariwisata. Ajang ini, katanya, merupakan cara daerah untuk terus menghidupkan tradisi dan budaya lokal lewat cara yang dimengerti oleh dunia. “Karnaval ini juga etalase kreativitas anak-anak muda Banyuwangi untuk berkiprah di level yang lebih luas tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai anak daerah,” kata Anas.

Dari sisi komersial, kata Anas, pariwisata berhasil menjadi pengungkit ekonomi daerah, dan perdapatan per kapita rakyat Banyuwangi meningkat menjadi Rp 48 juta pada Tahun 2018, dari Rp 20 juta pada Tahun 2010.

Anas menjelaskan bahwa setiap tahun Banyuwangi Ethno Carnival menampilkan tema yang berbeda, namun tetap berakar pada budaya lokal. Hal itulah, kata bupati, yang membedakan Banyuwangi Ethno Carnival dengan karnaval lainnya di Indonesia. Dan tema-tema ini lalu diterjemahkan dalam kostum yang diperagakan para talent.

 

 

*****

 

Wonderful Sail to Indonesia 2019 Promosi ke Yachter Dunia

Peserta Sail Indonesia1

Wonderful Sail to Indonesia 2019 promosi ke yachter dunia tentang keindahan Indonesia. Program yang digelar pada 22-27 Juli 2019 berakhir.

Wonderful Sail to Indonesia 2019

Wonderful Sail to Indonesia 2019 promosi ke yachter dunia tentang keindahan Indonesia. Program yang digelar pada 22-27 Juli 2019 berakhir. Program yang dimulai dari Maluku Tenggara ini diharapkan bisa memukau ratusan yachter sekaligus mempromosikan wisata yacht di Indonesia kepada dunia. Ajang ini digelar atas kerja sama Kementerian Pariwisata dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman di Debut, Langgur, Maluku Tenggara.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata Indroyono Soesilo mengatakan, kegiatan ini untuk memberikan detail informasi dari destinasi-destinasi yang akan disinggahi para peserta Wonderful Sail2Indonesia.

“Mulai dari data teknis Titik labuh dalam bentuk Koordinat. Jalur lintas pelayaran mereka dari destinasi ke destinasi, cuaca, arus, angin dan lainnya,” kata Indroyono saat kegiatan Pengembangan Wisata Yacht Debut di Grand Vilia Hotel, Langgur, Maluku Tenggara, Rabu 24 Juli 2019.

Wonderful Sail to Indonesia diikuti 51 kapal dengan awak 135 orang yang berasal dari 13 negara yaitu Jerman, Belanda, Australia, Britania Raya, Kanada, Prancis, Inggris, Amerika Serikat, Swedia, Norwegia, Spanyol, dan Selandia Baru.

 

Peserta Sail Indonesia2
Peserta Sail to Indonesia berpose di tepi Pantai Lunggur, Maluku Tenggara. (Dok. Kemenpar)

Para peserta akan diajak melihat indahnya wisata bahari di Maluku Tenggara, termasuk kebudayaan di sana dan berbagai destinasi wisata menarik lainnya. Selain itu juga mengenalkan informasi mengenai konteks pelayanan kebijakan yang berkaitan dengan pelayaran yacht di Indonesia, antara lain dokumentasi, regulasi AIS (Automatic Identification System), izin tinggal, dan batasan waktu tinggal kapal wisata (yacht).

“Kesan yang didapat oleh para yachter adalah Indonesia merupakan negeri yang indah dan pariwisata Indonesia perlu dilestarikan seperti seni dan budayanya khususnya di Debut yang memiliki lingkungan yang bersih dan indah juga masyarakat yang ramah dan suka membantu,” katanya.

Indroyono juga berharap, para yachter bisa menjadi promotor pariwisata Indonesia di luar negeri setelah mereka meninggalkan perairan Indonesia nanti. Seperti, mempromosikan Indonesia melalui media sosial.

Bupati Maluku Tenggara Thaher Hanubun berjanji akan memberikan pelayanan maksimal kepada yachter. Dia berharap para yachter dapat menikmati keindahan alam dan keragaman budaya Maluku Tenggara, lalu melanjutkan perjalanan ke berbagai destinasi di Indonesia nantinya.

Thaher juga berharap pemerintah pusat mendukung pengembangan wisata yacht di Maluku Tenggara khususnya. Salah satunya memperhatikan jalur masuk ke Entry Port Debut.

 

 

 

*****

Indonesia Attractiveness Award 2019

IAA 2019

Indonesia Attractiveness Award 2019 kembali dilaksanakan untuk memberikan penghargaan kepada sejumlah daerah yang bersolek untuk menarik investor dan pariwisata. Indonesia Attractiveness Award atau IAA 2019 selenggarakan Tempo Media Group dan Frontier Group.

Indonesia Attractiveness Award 2019

Indonesia Attractiveness Award 2019 kembali dilaksanakan untuk memberikan penghargaan kepada sejumlah daerah yang bersolek agar menarik bagi investor dan pariwisata. Indonesia Attractiveness Award atau IAA 2019 selenggarakan Tempo Media Group dan Frontier Group.

Sejumlah daerah dengan keunggulan pariwisata dianugerahi penghargaan Indonesia Attractiveness Award (IAA) 2019 yang berlangsung di Hotel Pullman Jakarta Pusat, Selasa 23 Juli 2019 malam. Ajang IAA yang digelar PT Tempo Inti Media Tbk. atau Tempo Media Group bekerja sama dengan Frontier Group tersebut memasuki tahun kelima dengan menempatkan sektor pariwisata, investasi, infrastruktur, dan pelayanan publik sebagai indikator penilaiannya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi penyelenggaraan IAA sebagai upaya mendorong kemajuan daerah di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten dengan menempatkan sektor pariwisata sebagai daya tarik dalam memajukan ekonomi daerah. “Kemajuan sektor pariwisata di daerah akan membawa dampak pada meningkatnya investasi, pembangunan infrastruktur, dan pelayanan publik,” katanya.

Kemajuan tersebut telah dibuktikan oleh sejumlah daerah antara lain Banyuwangi, Kota Batu, dan Denpasar. Kemajuan pariwisata dan infrastruktur juga dibuktikan di 10 daerah yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dikembangkan sebagai “Bali Baru” atau destinasi pariwisata kelas dunia.

Presiden Jokowi telah menetapkan 4 DPP yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas.
Direktur Utama Tempo Inti Media Toriq Hadad mengharapkan penghargaan IAA 2019 dapat mendorong semangat kepala daerah (provinsi, kota, dan kabupaten) dalam melakukan pembangunan di daerah. Toriq dan CEO Frontier Group Handi Irawan memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang sudah beberapa kali maupun yang baru pertama kali memperoleh penghargaan IAA.

CEO Frontier Group Handi Irawan menyatakan, daya tarik kemajuan di bidang pariwisata, investasi, infrastruktur, dan pelayanan publik digunakan sebagai indikator dalam Indonesia Attractiveness Index untuk mengukur kemajuan masing-masing daerah dengan kriteria berdasarkan dua indikator yakni PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto). “Dengan begitu perbandingan antar daerah bisa dilakukan setara berdasarkan kategori meliputi besar, sedang, dan kecil,” katanya.

Menpar Arief Yahya pada kesempatan itu menyematkan penghargaan untuk kategori platinum kepada masing-masing daerah terbaik dalam pariwisata, investasi, infrastruktur, dan pelayanan publik.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana X , Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini,  dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Dalam ajang IAA 2019 diserahkan sebanyak 45 penghargaan untuk kategori gold dan platinum. Provinsi, kota, dan kabupaten yang menerima penghargaan untuk kategori platinum yakni,  Provinsi Besar; Jawa Timur (pelayanan publik dan pariwisata), Jawa Barat (investasi), DKI Jakarta (infrastruktur). Sedangkan Sumatera Barat (pelayanan publik), Daerah Istimewa Yogyakarta (pariwisata), Sulawesi Tengah (investasi), dan Aceh (infrastruktur). Kecil; Bengkulu (pelayanan publik), Sulawesi Utara (investasi), dan Kalimantan Utara (infrastruktur).
Kategori Kota Besar; Pekanbaru (Riau) untuk pelayanan publik; Surabaya (Jawa Timur) untuk pariwisata dan infrastruktur, dan Denpasar (Bali) untuk pariwisata.

Kategori Sedang; Pontianak (Kalimantan Barat) untuk infrastruktur, Kota Jambi (Jambi) untuk pelayanan publik. Kecil; Payakumbuh (Sumatera Barat) untuk pelayanan publik, dan Batu (Jawa Timur) untuk pariwisata.

Sementara itu untuk kategori Kabupaten Besar;  Banyuwangi (Jawa Timur) untuk pariwisata dan infrastruktur. Sedang; Banggai (Sulawesi Tengah) untuk pelayanan publik, dan Kabupaten Morowali (Sulawesi Tengah) untuk investasi. Kecil; Bantaeng (Sulawesi Selatan) untuk pelayanan publik, dan Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara) untuk investasi.

 

 

*****

Ya’ahowu Nias Festival 2019 Digelar Kembali

post 1563610581 siaran pers yaahowu nias festival 2019 digelar untuk jaring wisatawan milenial

Ya’ahowu Nias Festival 2019 kembali digelar pemerintah provinsi Sumatera Utara. Festival ini diharapkan menjadi salah satu ikon pariwisata di Nias.

Ya’ahowu Nias Festival 2019

Pemerintah kembali akan menggelar Ya’ahowu Nias Festival. Tahun ini merupakan festival yang keempat kali dan dilaksanakan pada 16-20 November 2019 dengan salah satu tujuan untuk menjaring segmen wisatawan milenial.

Festival yang akan berlangsung di Lapangan Merdeka Ibukota Kecamatan Lahomi dan Pantai Indah Sirombu Kabupaten Nias Barat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ini, menargetkan kunjungan lebih banyak wisatawan milenial.

Salah satu kegiatan yang ditujukan untuk menarik minat wisatawan milenial adalah Festival Ya’ahowu Camping Ground. Melalui festival ini, pemerintah berharap bisa memperkenalkan kembali kekayaan budaya lokal Nias kepada generasi muda.

Event yang juga masuk dalam 100 Calendar of Event (CoE) 2019 ini akan menghadirkan 12 acara unggulan yaitu Ya’ahowu Nias Karnaval, pagelaran tarian tradisional khas masing-masing daerah Se-Kepulauan Nias, Pagelaran Atraksi Budaya, Lomba Permainan Rakyat, Perlombaan Olahraga, Lomba Atraksi Silat Tradisional, Lomba Kreasi Kerajinan Tangan Dari Bahan Sinasa, Festival Kuliner Nias, Yaahowu Idol 2019, Pemilihan Putri Pariwisata Kepulauan Nias 2019, Festival Ya’ahowu Camping Ground, dan Hiburan (Artis Lokal dan Nasional).

Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Noviendi Makalam, penyelenggaraan festival budaya ini merupakan perwujudan penerapan salah satu unsur 5C (Creative Value, Commercial Value, Communication Value,dan CEO Commitment).

“Ini artinya sudah mulai terlihat komitmen para pemimpin daerah,” ujar Noviendi dalam peluncuran Ya’ahowu Nias Festival 2019 dengan tema “Nias is Truly Island” di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis 18 Juli 2019.

Noviendi Makalam juga mendukung semakin banyaknya event-event yang diselenggarakan secara rutin. Menurutnya, dengan adanya event reguler akan mempermudah suatu kawasan melakukan promosi untuk menarik kedatangan wisatawan.

Bupati Kabupaten Nias Barat Faduhusi Daeli menyatakan bahwa untuk tahun ini, kegiatan-kegiatan dalam festival juga akan menampilkan sejumlah tarian dari kawasan Nias Barat. “Selama ini banyak kegiatan wisata masih berpusat di Nias Selatan,” katanya.

Ia juga berharap akan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Nias. “Kami menargetkan kunjungan wisatawan sekitar 30-40 ribu untuk tahun ini, dengan sepuluh persen-nya adalah wisatawan mancanegara,” ujarnya.

Sebelumnya, pada 2017 jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Nias sebanyak 50.418 orang terdiri dari 426 wisman dan 49.922 wisnus atau di atas target yang ditetapkan dalam RIPPARKOT Gunung Sitoli yang menetapkan target kunjungan wisatawan pada 2017 sebanyak 24.659 wisatawan terdiri dari 306 wisman dan 24.353 wisnus.

 

 

*****

Upacara Yadnya Kasada 2019 Suku Tengger


Warning: file_get_contents(https://s3.wasabisys.com/agendaindonesia/2019/07/media_1563690863_img_20190721_wa0035.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 403 Forbidden in /home/agendain/public_html/wp-includes/class-wp-image-editor-imagick.php on line 156

Warning: file_get_contents(https://s3.wasabisys.com/agendaindonesia/2019/07/media_1563690863_img_20190721_wa0035.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 403 Forbidden in /home/agendain/public_html/wp-includes/class-wp-image-editor-imagick.php on line 156
media 1563690863 img 20190721 wa0035

Upacara Yadnya Kasada 2019 Suku Tengger di kawasan gunung BromoJawa Timur, kembali berlangsung pertengahan Juli lalu. Dari waktu ke waktu, upacara ini makin diminati wisatawan. Baik lokal maupun manca negara.

Upacara Yadnya Kasada 2019

Suku Tengger di kawasan gunung Bromo, Jawa Timur, kembali menjalankan upacara Yadnya Kasada yang merupakan wujud persembahan mereka terhadap Sang Hyang Widhi, sang pencipta. Tradisi ini menjadi salah satu atraksi dan daya tarik wisata yang kuat untuk menarik wisatawan ke Bromo.

Selama ini kawasan Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, membawa berkah tersendiri bagi warga Suku Tengger hingga warga sekitar kawasan sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas yakni Bromo Tengger Semeru (BTS).

Salah satu daya tarik wisata yang paling diminati adalah gelaran upacara Yadnya Kasada Bromo yang memiliki makna dan tujuan untuk memperoleh berkah, tolak bala atau malapetaka, dan sebagai wujud syukur atas karunia yang diberikan Tuhan kepada masyarakat Tengger.

media 1563690719 img 20190721 wa0030

Saat upacara Yadnya Kasada Bromo berlangsung, masyarakat Suku Tengger berkumpul dengan membawa hasil bumi, ternak peliharaan seperti ayam sebagai sesaji yang disimpan dalam tempat yang bernama ongkek. Setiba di bibir kawah bromo semua hasil bumi dan ternak di buang ke dalam kawah Bromo sebagai sesajian.

Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event 2019 Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty mengatakan, kegiatan melabuh hasil bumi ke kawah Bromo sudah menjadi tradisi turun-temurun warga Tengger yang terus dilestarikan hingga sekarang. Seiring berjalannya waktu, kegiatan sakral ini terbuka untuk umum, bahkan menjadi daya tarik bagi wisatawan.”Banyak sekali turis asing yang ikut berkunjung ke Bromo,” kata Esthy di Jakarta 21 Juli 2019.

Selain warga yang menyerahkan hasil buminya, upacara ini juga ditandai dengan banyaknya warga yang “ngalap berkah” dengan berburu sesembahan masyarakat yang dilemparkan ke area kawah.

Mul, salah satu warga dari Desa Ngadirejo sengaja datang untuk berburu sesembahan yang umumnya dilempar warga Tengger pada puncak perayaan Yadnya Kasada, Kamis 18 Juli 2019. Ia membawa serta sang istri, yang juga ikut menangkap lemparan sedekah menggunakan alat tangkap yang dinamakan pemarit.

Para pemburu sesembahan ini umumnya berangat dari rumah sebelum subuh, sekitar jam 03.00 dini hari dan langsung menuju puncak Bromo. Mereka menunggu di lokasi hingga siang hari, karena yang melabuh sedekah tidak datang bersamaan. Ada yang pagi, ada juga yang siang baru datang.

Begitupun, melihat cara mereka berebut sedekah, membuat sebagian pengunjung justru khawatir. Karena mereka berdiri di lereng arah kawah Bromo.

Setiap kali perayaan Yadnya Kasada, Mul mengaku bisa mengumpulkan lebih dari 70 kg kentang belum termasuk kol, uang, dan lain-lain. Karena sesajian yang dilabuh warga Tengger, jenisnya memang beragam. “Barang-barang ini nantinya kita jual ke pasar. Jadi hasilnya tergantung harga komoditas tersebut. Jika harga kentang sedang mahal, uang yang kita dapat pun lumayan. Sebagian kecil saja yang kita konsumsi sendiri,” jelasnya.

Pada Jumat 19 Juli 2019 Gunung Bromo sempat mengalami erupsi sekitar pukul 16.37 WIB. PVMBG sempat melarang aktivitas wisatawan di puncak dan lereng Gunung Bromo dengan alasan keamanan. Meski masih level II masyarakat diminta mengutamakan keselamatan.

****

Festival Panggil Ikan 2019 Kembali Digelar di Alor


Warning: file_get_contents(https://www.agendaindonesia.com/wp-content/uploads/2019/07/media_1563775166_fafsaf.jpeg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/agendain/public_html/wp-includes/class-wp-image-editor-imagick.php on line 156

Warning: file_get_contents(https://www.agendaindonesia.com/wp-content/uploads/2019/07/media_1563775166_fafsaf.jpeg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/agendain/public_html/wp-includes/class-wp-image-editor-imagick.php on line 156
media 1563775166 fafsaf

Alor gelar Festival Panggil Ikan 2019. Sebagai wilaya kepulauan, masyarakat Kepulauan Alor memang lekat dengan hal-hal berbau bahari.

Festival Panggil Ikan 2019

Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar Festival Panggil Ikan pada 19-25 Juli 2019 sebagai atraksi wisata berbasis kearifan budaya lokal. Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, Alor merupakan destinasi wisata bahari populer di Indonesia, terutama bagi wisatawan mancanegara (wisman).

“Potensi surga bawah lautnya masih sangat besar dan bisa menjadi masa depan sektor pariwisata dan maritim Indonesia, terlebih dengan spesies laut yang jarang ditemui di tempat lain,” kata Ricky di Jakarta, Minggu 21 Juli 2019.

Kemenpar berkomitmen mendorong promosi berkesinambungan wisata bahari seperti di Alor agar lebih populer. Festival ini dinilai bisa mempercepat perkembangan pariwisata Alor sebagai surga divingsekaligus mempersiapkan Alor sebagai tujuan wisata baru di NTT, selain Labuan Bajo dan Danau Kelimutu.

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur I Wayan Darmawa mengatakan festival yang sangat unik ini digelar langsung di alam bebas perairan Kabupaten Alor, dipandu seorang pawang ikan duyung atau jenis ikan yang juga dikenal dengan dugong. “Festival memanggil ikan dugong ini baru pertama kali digelar, dikolaborasikan dengan berbagai atraksi seni budaya dan kuliner khas Alor,” katanya.

I Wayan Darmawa juga mengatakan, dugong merupakan salah satu spesies laut yang dilindungi serta belum banyak mendapat perhatian masyarakat. “Selain memperkenalkan kekayaan flora dan fauna di perairan sekitar Pulau Alor, festival ini mengedukasi pengunjung untuk ikut menjaga kelestarian alam di wilayah tersebut,” katanya.

Darmawa juga menjelaskan, untuk menyaksikan hewan mamalia ini pengunjung diantar seorang pawang dengan menumpang perahu menuju tempat memanggil sekawanan ikan dugong untuk mendekat. Selama sepekan, festival juga diisi dengan berbagai acara seperti atraksi menenun, seni budaya, kuliner, jelajah alam baik darat maupun laut, gerakan kebersihan, aneka lomba, dan pameran UMKM.

Selain atraksi wisata alam dugong akan dimulai dengan gerakan Alor bersih dan bebas sampah, peresmian bank sampah, dan peletakan batu pertama pembangunan wisma wisata di Desa Wolwai, Alor.

Hari selanjutnya hingga sepekan pengunjung bisa menyaksikan wisata dugong dan berkunjung ke Kampung Adat Alor Besar, situs Alquran tertua, serta Kampung Adat Lalapang dan Takpala.

****