Pilihan Makan Jelang Akhir Tahun, 4 Di Sekitar Jakarta

Pilihan makan jelang kahir tahun 2020 dan tak jauh dari Jakarta.

Pilihan makan jelang akhir tahun 2021 ada banyak pilihan. Namun karena situasi masih belum menentu dan banyak memilih liburan di dekat-dekat Jakarta, berikut alternatif yang bisa dipilih.

Pilihan Makan Jelang Akhir Tahun

Acara makan keluar bagi masyarakat urban sudah menjadi gaya hidup rutin. Sekadar demi relaksasi pikiran, atau untuk bercengkerama bersama kerabat dan relasi. Terlbih di saat menjelang akhir tahun. Semakin nyaman dan terasa seperti rumah sebuah tempat makan, biasanya semakin diburu. Seperti beberapa tempat berikut.

Welfed Bandung

Merenung di Bandung selalu terdengar sebagai pasangan kata impian para pelancong dan petualang kuliner. Kawasan Bandung yang identik punya banyak lokasi untuk merenungi hal yang lalu-lalu sembari bersantap lezat demi masa kini yang penuh semangat. Jika Anda lebih suka melakukan aktivitas santap santai di tengah terpaan udara segar yang meniupi wajah, Anda bisa melipir ke daerah Bandung Barat, tempat restoran bernuansa eklektik klasik ini berada.

Pojok paling favorit di restoran yang sebagian besar menyajikan hidangan ala barat ini adalah bagian teras terbukanya. Duduklah berlama-lama di situ, melemparkan pandangan ke arah rimbun pepohonan di sekitaran restoran, sambil mengiris stik daging empuk yang lembut digigit. Mengundang relasi untuk santap resmi juga bisa dilakukan di bagian dalam restoran yang punya kesan magis tersendiri. Restoran yang sayang untuk dilewatkan. 

Alamat: Villa Triniti, KM. 4,7 No. 88, Jalan Sersan Bajuri, Cihideung, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Telepon: (022) 2785124

Lemongrass Bogor

Selain menjadi tempat berburu kuliner lezat, Bogor kini juga dikenal sebagai tempat kafe-kafe tematik bertebaran. Satu sama lain saling bersaing dekorasi dan konsep suasana. Salah satu yang populer beberapa waktu belakangan adalah Lemongrass. Anda bahkan harus reservasi jauh-jauh hari jika hendak mampir ke sana bersama keluarga besar atau reuni teman-teman lama.

Lemongrass punya area dalam dan luar yang bisa Anda pilih berdasarkan suasana hati saat datang ke sana. Jika ingin duduk menikmati hidangan sembari menghirup udara segar, area luar yang dihiasi kursi-kursi jalin berwarna-warni serta sepertinya cocok untuk Anda. Pohon-pohon rindang yang menaungi seolah-olah membuat Anda serasa makan di tengah kebun. Apalagi ada pilihan duduk di sofa rotan berbentuk telur yang membuat waktu seolah terhenti sejenak. Lampu-lampu yang ada di sekitar area luar akan bergemerlap terang saat malam tiba. Cocok jadi tempat makan malam romantis dengan seseorang yang spesial.

Area dalam restoran pun tak kalah nyaman, khususnya bagi Anda yang lebih suka suasana sejuk dari pendingin udara dan nuansa hangat dari interior kayu berpadu sentuhan ornamen modern. Pilihan makanannya juga cukup banyak, mulai dari hidangan Indonesia sampai hidangan alat barat dan peranakan. Makan di restoran ini tidak sekadar menjadi pengalaman kuliner, tetapi juga pengalaman bersantap dengan nyaman sambil memanjakan mata.

Alamat: Jalan Raya Pajajaran No.21, Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat

Jam buka: Senin-Minggu pukul 10.00-23.00

Telepon: (0251) 8328800

Web: lemongrassresto.com

Tekko Grand Kota Bintang Bekasi

Bekasi kerap diidentikkan dengan wilayah yang perlu usaha keras untuk mencapainya. Padahal usaha keras itu bisa berujung manis jika berakhir di tempat makan yang menggugah selera sekaligus nyaman untuk lama-lama bersantap. Salah satunya adalah restoran ini, yang merupakan salah satu cabang dari jaringan restoran Tekko yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Tekko yang ada di Bekasi Barat ini punya konsep yang cukup berbeda dnegan kebanyakan cabang Tekko lainnya yang biasanya ada di dalam mal. Keunggulan Tekko sebagai salah satu restoran keluarga semakin diperkuat dengan nuansa restoran yang hangat dan akrab. Nuansa ini tercipta sebagai hasil perpaduan furnitur kayu yang memberi kesan rumahan, dinding-dinding model batu bata tak bercat, serta lampu-lampu gantung besar yang klasik sekaligus berlimpah cahaya terang. Keramik lantai pun disesuaikan dengan nuansa klasik Jawa yang membuat pengunjung betah duduk lama menikmati hidangan dan obrolan santai bersama kerabat. Makanan yang tersedia sebagian besar adalah makanan tradisional Indonesia, tentu tetap dengan menu andalah mereka: daging iga sapi.

Karena bagian dalamnya yang cukup luas, dengan meja dan bangku panjang yang lega, restoran ini cocok bagi Anda yang ingin menikmati makan bersama seluruh anggota keluarga, atau kumpul-kumpul bareng teman-teman yang sudah lama tidak bersua.

Alamat: Komplek Grand Kota Bintang Unit W6, Jalan KH. Noer Ali, Jakasampurna, Bekasi Barat, Jawa Barat

Jam buka: 10.00-22.45

Telepon: (021) 22101025

Pilihan makan jelang akhir tahun buat mereka yang ada di sekitar Depok dan Jakarta
Pilihan makan menjelang akhir tahun ada banyak, ini pilihan buat yang sedang di sekitar Depok. Foto: Ilustrasi Bang Dev Cafe

Bang Dev Cafe & Resto Depok

Bosan dengan hidangan tradisional Sunda atau hidangan daging yang itu-itu saja? Sesekali mengubah menu bersantap dan mencicipi makanan dari unggas yang tidak biasa, barangkali akan menjadi selingan yang nikmat.

Jika Anda sedang melintas di daerah Cimanggis, Depok, Anda akan mendapati restoran yang dari luar terlihat bersahabat dan terasa seperti rumah. Unggas yang menjadi hidangan utama di restoran bergaya country ini adalah kalkun. Belum pernah mencoba gurihnya daging kalkun? Tak perlu jauh-jauh ke negara-negara lain yang punya tradisi makan kalkun panggang bersama keluarga, di Depok pun bisa.

Bagi Anda yang belum pernah makan unggas jenis ini, sebaiknya mengawali lewat kalkun panggang dengan kulit yang renyah kecokelatan yang dimakan bersama saus legit menggoda dan setumpuk sayuran rebus. Pilihan olahan kalkun yang dimakan dengan nasi pun tersedia di sini. Nuansa makan terasa lebih lengkap dengan interior restoran yang didominasi kayu serta perabot vintage.

Alamat: Jalan Cimanggis Boulevard No.11, Tapos, Depok, Kota Depok, Jawa Barat 16457

Jam buka: Senin – Minggu pukul 10.00-22.000

Telepon: (021) 83711088

Web: bangdevcaferesto.blogspot.co.id

agendaIndonesia

*****

5 Makanan Tasikmalaya yang Unik dan Nikmat

5 makanan Tasikmalaya berikut ini adalah masakan dan cemilan atau oleh-oleh dari kota yang sering disebut sebagai mutiara dari Priangan Timur. Sejak zaman Belanda, Tasikmalaya, yang membentang dari Kabupaten Sukabumi hingga Kabupaten Ciamis, menjadi jantung perekonomian di daerah Priangan Timur.

5 Makanan Tasikmalaya

Namun, Tasikmalaya tak hanya kuat di sektor perdagangan, ia juga mutiara yang digemari karena daya tarik wisata kulinernya. Jika sempat main ke kota di Jawa Barat ini, cobalah cicipi satu atau dua makanan di bawah ini.

Nasi Cikur

Jawa Barat memiliki segudang kuliner khas yang patut untuk dicicipi. Salah satunya adalah nasi cikur Tasikmalaya yang pembuatannya dicampur dengan kencur muda. Nasi cikur mungkin belum seterkenal nasi tutug oncom, namun sesungguhnya masakan ini tak kalah nikmatnya.

Nasi ini terbuat dari bumbu biasa seperti garam, bawang putih, cabai merah, serta tentu saja, cikur yang berarti kencur. Kencurnya sendiri dipilih yang masih sangat muda dengan tunas berwarna putih. Ini membuat nasi terasa renyah dan agak getir, memancing selera untuk segera menyantapnya bersama telur dadar, serundeng, atau suwiran daging ayam.

Mungkin banyak yang berpikir cara membuat nasi cikur ini seperti memasak nasi uduk, ternyata tidak demikian. Kebanyakan nasi cikur Tasikmalaya dibuat dengan cara mirip memasak nasi goreng.

Setelah matang, nasi ini biasanya disajikan dengan beberapa lauk pauk berupa tempe orek, ikan asin, irisan tipis telur dadar, ayam, dan lauk lain tergantung keinginan sang penjual. Tidak ketinggalan bawang goreng yang ditabur di atas nasi cikur, tahu goreng, mentimun, kerupuk emping, serta sambal ulek merah yang selalu hadir melengkapi hidangan ini.


Di mana membelinya?

Nasi Cikur Teh Rena, Jl. Panyerutan, Nagarawangi, Kec. Cihideung, Tasikmalaya,

RM To Rahmat, Jl. Cikalang Girang, Kahuripan, Tawang, Kahuripan, Kec. Tawang, Tasikmalaya

Kantin 43, Jalan Tentara Pelajar, Empangsari, Kecamatan Tawang

5 makanan Tasikmalaya yang unik dan nikmat salah satunya nasi Cikur, nasi dengan bumbu khusus kencur.
Masakan khas Tasikmalaya berupa Nasi Cikur. Foto: Ilustrasi

Nasi Tutug Oncom

Sajian yang tidak boleh terlewat saat mengunjungi Tasikmalaya adalah nasi tutug oncom. Makanan ini terdiri atas nasi putih yang dicampur oncom, yang sudah disangrai dan dibumbui. Nasi tutug oncom di sini terkenal karena kenikmatan oncom yang disajikan. Selain itu, ada sambal sebagai penambah kenikmatan tutug oncom. Nasi tutug oncom cocok disajikan dengan gorengan, telur ceplok, dan ayam goreng.

Penggemar hidangan ini kerap menyebutnya dengan nasi TO (Tutug Oncom). Tutug berarti menumbuk. Nasi pada menu ini memang dibuat dengan cara ditumbuk dan diaduk bersama oncom. Selain itu, bawang merah, bawang putih, kencur, cabai rawit, kemangi, garam, dan gula dibubuhkan sebagai penyedapnya.

Di mana membelinya?

Nasi TO Benhil, Jalan Dadaha, Kahuripan, Kecamatan Tawang

TO Kalektoran,Jalan Kalektoran (100 meter dari Masjid Agung Kota Tasikmalaya)

Kupat Tahu

Sesungguhnya menu ini bisa ditemukan di kota-kota lain, namun di Tasikmalaya komposisinya sangat khas. Bumbunya terdiri dari berbagai rempah, seperti daun bawang, kacang tanah, parutan kelapa, cabai, garam, gula aren, asam, dan santan. Kupat berasnya pulen. Kualitas tahunya juga tak sembarangan, biasanya didatangkan dari daerah Nagrog, Kecamatan Indihiang.

Ciri khas kupat tahu ini, tahunya kering dengan bumbu yang lembut di lidah. Pelanggan bisa memesan tahu tersebut digoreng setengah matang, matang, kering, atau kering sekali sampai kriuk. Bumbu kacangnya yang meresap, disajikan dengan kupat beras namun tanpa ada tauge dalam menu ini. Jangan lupa sampingannya, yakni bala-bala, bakwan, dan juga kerupuk.

Di mana membelinya?

Kupat Tahu Kabita, Jalan Tarumanagara Nomor 36, Kecamatan Tawang

Kupat Tahu Mangunreja, Jl. Raya Garut Km 2, Kampung Toblongan

Soto Ayam Pataruman

Soto Ayam Pataruman ini adalah soto ayam ala Tasikmalaya yang disajikan dengan campuran kuah santan yang mirip dengan soto Betawi dengan rasa gurih dan sedap. Bedanya dengan soto Betawi, santannya tipis saja.

Biasanya dalam seporsi soto ayam Pataruman adalah adanya suwiran daging ayam kampung bagian dada, paha, kulit, ati ampela, telor, ceker, bahkan juga kepala. Biasanya akan ada kedelai goreng, irisan daun bawang dan tak ketinggalan juga dengan bawang goreng dan jeruk nipis. Makin enak disantap hangat-hangat dengan pelengkap nasi.

Di mana membelinya?

Soto Ayam Pataruman, Jalan Pataruman Nomor 23, Yudanagara, Cihideung

Kolontong

Kolontong adalah camilan yang berbahan dasar beras ketan. Camilan ini dibuat seperti ketika membuat opak, tetapi proses dilanjutkan dengan pemanasan, biasanya memakai pasir panas. Cocok dijadikan buah tangan bagi keluarga di rumah.

Toko Oleh-oleh Nesa; Jalan Paseh Nomor 106, Tuguraja, Cihideung

agendaIndonesia

*****

Kerak Telor Betawi, Simbol Yang ‘Go Public’ Pada 1970

Kuliner khas Betawi, ada 5 yang diajajakan di Jakarta Fair 2022.

Kerak telor Betawi menjadi salah satu simbol masyarakat Betawi di Jakarta. Ia hampir setara dengan tanjidor dan ondel-ondel, wakil budaya masyarakat Betawi.

Kerak Telor Betawi

Banyak orang Jakarta barangkali baru ngeh kalau ada makanan bernama kerak telor ketika ada hajatan besar ulang tahun DKI Jakarta atau ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Di acara-acara raya seperti itu, biasanya para pedagang kerak telor bermunculan. Baik yang memang sehari-hari berdagang kerak telor, ataupun yang cuma musiman.

Sesungguhnya, kapan awal mula makanan yang sangat khas Jakarta ini? Soal waktu yang tepat, belum ada dokumen yang mencatatnya. Namun, kerak telor dipercaya telah ada sejak zaman kolonial Belanda di Indonesia.

Dari cerita yang beredar dari mulut ke mulut, ada dua versi ‘lahirnya’ kerak telor ini. Dikutip dari laman indonesia.go.id, di masa lampau kawasan Menteng merupakan salah satu daerah dengan ketersediaan kelapa yang cukup banyak. Atas dasar kondisi tersebut, masyarakat di sana kemudian mencoba memanfaatkannya sebagai bahan campuran untuk membuat makanan.

Hingga suatu ketika ketika sekelompok masyarakat Betawi di kawasan Menteng tersebut mencoba bereksperimen dengan mencampurkan beberapa bahan dengan kelapa untuk dijadikan sebagai makanan. Mereka mencampurkannya dengan beberapa bahan untuk diolah. Termasuk telur ayam. Setelah itu terciptalah kerak telor yang lezat nan gurih tersebut.

Cerita lain mengisahkan, kerak telor lahir dari atas tantangan warga Belanda di Jakarta yang menginginkan makanan yang sehat dari bangsa pribumi sebagai pembuka. Mengutip dari nativeindonesia.com, atas tantangan tersebut, para ahli masak asal Betawi yang biasa melayani warga Belanda saat itu menawarkan sebuah kreasi omelette, makanan pembuka saat sarapan warga asing. Kali ini para juru masak membuat omelette dengan perpaduan ketan putih yang diracik dengan rempah asli Indonesia.

Tak disangka warga Belanda yang memberi tantangan amat menyukainya. Sejak saat itu kerak telor mulai popular dijadikan sebagai sajian khas dari masyarakat pribumi di Batavia.

Di masa itu, mungkin karena menjadi makanan orang-orang Belanda, kerak telor terus menunjukkan pamornya yang gemilang. Rasanya hampir seluruh warga Belanda di Batavia begitu menyukainya. Bahkan saat itu kudapan tersebut kerap dijadikan makanan pembuka oleh warga Eropa di sana dan dikenal sebagai omelette versi lokal.

Sampai di situ, tak ditemukan penjelasan kapan makanan ini mulai dikenal masyarakat luas. Catatan hanya menyebutkan, pada awal tahun 1970-an, saat DKI Jakarta dipimpin Gubernur Ali Sadikin, dan ia membuat program promosi dalam rangka ulang tahun Jakarta berupa Jakarta Fair, kerak telor disebut mulai go public. Bang Ali memang dikenal gencar mempromosikan Jakarta dengan budaya yang genuine Betawi.

Masyarakat Betawi mulai memberanikan diri menjajakan kerak telor di pasaran. Dan ternyata banyak orang menyukai makanan ini. Bahkan, dulu kerak telor menjadi makanan favorit masyarakat kelas elit atau atas di Jakarta. Dan seiring dengan berkembangnya saat itu, kerak telor menjadi makanan yang disukai semua kalangan masyarakat.

Mengenai kerak telor, kini nampaknya kita tak bisa dengan mudah menemukan makanan khas Betawi ini. Namun jangan sedih dulu, kerak telor bisa ditemukan dengan mudah pada saat ada perayaan besar di Jakarta seperti event Jakarta Fair (Pekan Raya Jakarta). Di Jakarta juga telah ada beberapa warung yang menjajakan kerak telor.

Namun, waktu berjalan, saat ini untuk mendapatkan kerak telor, gampang-gampang susah. Seperti disebut di muka, sekarang ini kerak telor seringnya muncul hanya di perayaan-perayaan. Misalnya di bulan Juni-Juli saat merayakan ulang tahun Jakarta. Atau, kadang jika kampung-kampung di Jakarta ada yang menyelenggarakan pameran atau bazaar, maka penjual kerak telor bermunculan.

kerak telor Betawi awalnya dibuat atas permintaan masyarakat Belanda, sempat dianggap sebagai omellette rasa lokal.
Kerak telor Betawi dibuat oleh pedagangnya di acara-acara bazaar di Jakarta. Foto: ilustrasi

Kerak telor merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan dan telur, lalu ebi sangrai, cabai merah, dan bawang goreng sebagai taburan yang kemudian disajikan bersama serundeng juga topping lainnya. Kerak telor umumnya dimasak menggunakan wajan dan dinikmati saat masih hangat agar rasa gurihnya semakin menggugah selera. Dulu pembuat kerak telor menggunakan telur bebek, namun belakangan banyak yang menggunakan telur ayam.

Resep kerak telor sesungguhnya beredar di mana-mana, termasuk di internet. Tapi, ternyata orang awam belum tentu bisa memasak kerak telor, seperti yang dilakukan pedagang kerak telor.

Persiapan untuk membuat kerak telor membutuhkan waktu lebih dari sehari. Terutama di tahap awal saat membuat beras ketannya lunak tanpa dimasak, yaitu dengan cara direndam semalaman. Jika tidak, beras ketan yang hanya dimasak sebentar saat kerak telor dibuat bakal terasa seperti nasi yang belum matang.

Sudah pernah mencoba kerak telor? Sekali-kali agendakan untuk mencicipi kuliner pusaka Nusantara ini.

agendaIndonesia

*****

Kampung Daun Bandung, Ngariung Sejak 99

Kampung Daun Bandung terselip di antara perumahan, meskipun langsung berhadapan dengan alam.

Kampung Daun Bandung tengah berjalan menjadi legenda wisata kuliner di ibukota Jawa Barat ini. Spot wisata yang terletak di kawasan Lembang ini telah lama menjadi pilihan bagi para pelancong yang ingin menikmati makanan enak dengan suasana tradisional seperti di pedesaan.

Kampung Daun Bandung

Tempat ini awalnya memang merupakan daerah pedesaan asli, yang berada di antara desa Cigugur dan Cihideung. Kalau digambarkan, lokasi ini secara umum merupakan lembah dan hutan yang berada di sekitar area perbukitan setempat. Belakangan lokasi resto ini memang menjadi di dalam sebuah komplek pemukiman.

Pada 1999, lokasi ini kemudian diubah menjadi kafe tempat berkumpul sambil menikmati alam pedesaan. Oleh para pendirinya, Kampung Daun didesain dengan tema Culture Gallery and Café, dengan empat saung utama yang dibuat saat pertama berdiri.

Kampung Daun Bandung tadinya lebih fokus sebagai tempat nongkrong, kini semakin cocok untuk tempat kumpul keluarga.
Salah satu saung di Kampung Daun Bandung. Foto: dok. agendaIndonesia

Kesan yang akan timbul pertama kali adalah nuansa pedesaan yang tradisional, asri dan nyaman dengan pemandangan alam lembah dan hutan. Akan terlihat tebing-tebing berbatu dengan suara latar air terjun yang bergemericik di sekitarnya.

Tak hanya itu, saat cuaca cerah akan terlihat pemandangan gunung Tangkuban Perahu yang tak terlalu jauh dari lokasi tersebut. Dan pada saat malam hari dapat terlihat pula pemandangan kerlap-kerlip sinar kota Bandung.

Ditambah pula, pengunjung akan melihat lampu-lampu bergantungan di sepanjang jalan menuju saung-saung tempat makan. Dulunya di sepanjang jalan ini berjejer di samping kanan kiri lampu oncor atau obor, serta api unggun di area tengah tempat ini. Ini membuat tempat ini semakin indah dan menghangatkan suasana, serta tentunya semakin memberikan nuansa tradisional.

Saat masuk, pengunjung dapat menemukan booth penjual penganan tradisional seperti dodol, kembang gula, serta kue-kue tradisional lainnya. Terdapat pula wahana permainan tradisional seperti congklak.

Sekarang ini ada sekitar 50 saung-saung yang terdapat di tempat ini, yang dibuat dengan detail-detail ornamen bernuansa tradisional. Ukuran tiap saung pun berbeda-beda, sehingga dapat mengakomodasi pengunjung yang datang dalam jumlah kecil maupun besar.

Ini membuat Kampung Daun Bandung juga kerap menjadi tempat pilihan untuk acara-acara gathering seperti arisan, reuni, kumpul keluarga besar dan lain-lain. Maka biasanya kalau penunjung ingin mampir ke tempat ini, direkomendasikan untuk booking terlebih dulu agar kebagian tempat.

Menu makanan dan minumannya pun sekarang semakin beragam. Bila saat pertama kali buka dulu Kampung Daun Bandung hanyalah sebuah kafe tempat nongkrong dengan hidangan cemilan seperti serabi Bandung dan poffertjes, kini sudah ada banyak pilihan makanan yang tersedia.

Kampung Daun Bandung sering dipakai untuk arisan atau acara-acara korporat.
Ada pula gaya makan lesehan dengan menu tradisional Sunda di Kampung Daun Bandung. Foto: dok agendaIndonesia

Mayoritas menu-menu yang disediakan adalah masakan tradisional seperti ayam bakakak goreng dan bakar, nasi tutug oncom, nasi kukus, ikan gurame bakar dan goreng dengan sambal dabu, tumis keciwis bawang putih, tumis toge asin jambal, dan lain sebagainya.

Setiap bulannya mereka juga kerap menghadirkan menu-menu spesial khusus di bulan tersebut, semisal ikan gurame goreng dengan sambal kecombrang, sate ayam dan kambing dengan sambal dabu, hingga dessert seperti es krim cincau hijau.

Selain menu-menu tersebut, tersedia juga ragam pilihan masakan pasta dan pizza. Dan bagi yang hanya ingin makanan ringan, masih tersedia poffertjes, serabi Bandung, cireng, serta gorengan seperti tahu, bakwan dan tempe mendoan.

Menu minuman tradisionalnya yang menghangatkan tubuh pun juga tak kalah menarik. Ada wedang uwuh, wedang bunga telang, wedang jahe serai, bandrek, bajigur, bir pletok, kopi tubruk, kopi bakar dan lainnya.

Namun yang menjadi catatan, harga makanan di tempat ini tak bisa dikatakan terlalu murah. Harga makanan memang mulai dari Rp 15 ribu bagi beberapa pilihan makanan cemilan, tetapi bagi beberapa pilihan main course bisa berkisar dari Rp 40 ribu hingga Rp 150 ribu.

Sambil berkumpul dan menyantap hidangan, biasanya akan ada lantunan musik tradisional khas Sunda. Pada saat malam hari, terkadang juga diadakan pertunjukan live music yang menambah ramai suasana.

Kampung Daun Bandung menyediakan pernak-pernik untuk anak-anak hingga remaja.
Galeri pernak-pernik di Kampung Daun Bandung. Foto: Dok. agendaIndonesia

Dan sesuai dengan konsepnya sebagai Culture Gallery and Café, Kampung Daun Bandung juga menyediakan galeri yang memamerkan dan menjual berbagai jenis souvenir. Bagi pengunjung yang ingin mencari oleh-oleh bisa mendatangi dan melihat-lihat galeri tersebut.

Saat ini, Kampung Daun kini juga menyediakan layanan bagi mereka yang ingin menyelenggarakan sesi foto prewedding maupun perhelatan private wedding. Untuk acara private wedding,tempat ini menyediakan kuota maksimal 150 orang undangan.

Satu hal yang layak untuk dipertimbangkan, direkomendasikan untuk datang ke tempat ini pada sore atau malam hari. Karena selain nuansa pedesaannya, salah satu daya tarik utama tempat ini adalah suasananya di malam hari, dihiasi obor dan api unggun yang terasa indah dan syahdu.

Selain itu, mengingat lokasinya berada di kawasan perbukitan, suhu di tempat ini biasanya cukup dingin, terlebih pada saat malam hari. Sehingga pengunjung disarankan untuk menggunakan pakaian yang hangat agar tak kedinginan.

Kampung Daun Bandung buka setiap hari dari jam 11.00 hingga jam 23.00 pada hari biasa dan jam 00.00 kala weekend. Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi (022) 2787915, atau via email cafekampungdaun@gmail.com serta mengunjungi situs resmi kampungdaun.id dan akun resmi Instagram @kampungdaun.

Kampung Daun

Jl. Sersan Bajuri no. 88, Perumahan Villa Triniti, Bandung

agendaIndonesia/Audha Alief P.

*****

5 Warung Nasi Pecel Oke di Madiun

Ini 5 warung nasi pecel oke di Madiun. Foto: shutterstock

Ini dia 5 warung nasi pecel oke di Madiun yang paling direkomendasikan bagi wisatawan pecinta kuliner. Sebab, sesuai dengan panggilannya sebagai kota pecel, Madiun kadung identik dengan kuliner nasi pecelnya yang khas, murah meriah dan mudah ditemukan di setiap sudut kota. Ini adalah 5 warung nasi pecel oke, beberapa di antaranya yang dianggap paling terkenal dan legendaris.

Ini 5 warung nasi pecel oke di Madiun, Jawa Timur.

5 Warung Nasi Pecel Oke

  1. Nasi Pecel Pojok Madiun

Bisa dikatakan, Nasi Pecel Pojok Madiun merupakan salah satu dari 5 warung nasi pecel oke di Madiun yang paling terkenal dan melegenda. Maklum, sudah sejak 1965 silam mereka mulai berjualan nasi pecel. Dan sesuai namanya, lokasinya di jalan HOS Cokroaminoto nomor 121 memang berada di satu pojok jalan tersebut.

Secara mendasar, salah satu keunikan nasi pecel khas Madiun adalah cita rasanya yang cenderung lebih gurih dan pedas, sesuai dengan selera orang Jawa Timur pada umumnya. Terlebih bila dibandingkan dengan nasi pecel dari daerah-daerah di Jawa Tengah yang karakter rasanya lebih manis.

Dan karakter tersebut pula yang menjadi daya tarik nasi pecel di warung ini. Nasi pecel disajikan di atas piring dengan bungkus pincuk daun pisang, dengan isian sayur seperti kangkung, daun pepaya, daun singkong, kacang panjang, taoge, dan turi yang kemudian diguyur bumbu kacang yang spicy.

Sebagai teman makan, tersedia lauk seperti tahu dan tempe bacem, lidah dan otak sapi, ati ayam, sate telur puyuh, telur ceplok, dan sebagainya. Setelah memilih lauknya, jangan lupa untuk mengambil rempeyek sebagai pelengkap. Dan sebagai catatan, pengunjung juga bisa meminta kadar pedas bumbu kacangnya sesuai selera, sehingga tak perlu khawatir akan kepedasan.

Selain nasi pecel, tersedia pula dua menu lain yang juga menarik untuk dicoba, yakni nasi rawon dan nasi Bali. Dan yang lebih menarik lagi, harga seporsi nasi pecel di sini hanya Rp 8 ribu saja. Wajar jika kemudian warung yang buka dari jam 05.00 sampai jam 23.00 ini menjadi salah satu tempat santap sarapan, siang dan malam favorit warga setempat.

Nasi Pecel Madiun Enak shuterstock
Ini satu dari 5 warung nasi pecel oke di Madiun, Jawa Timur. Foto shutterstock
  • Depot Nasi Pecel 99

Di kawasan jalan HOS Cokroaminoto tersebut, terdapat pula satu dari 5 warung nasi pecel oke lainnya yang tak kalah hits dan ramai. Depot Nasi Pecel 99, yang alamat persisnya jalan HOS Cokroaminoto nomor 99, juga merupakan destinasi kuliner Madiun yang populer, bahkan kerap dikunjungi figur publik, baik dari dunia hiburan maupun kalangan pemerintahan.

Salah satu nilai jual yang membuatnya digandrungi banyak orang adalah bumbunya yang khas. Sejak mulai berjualan nasi pecel pada 1987, pemilik warung ini selalu konsisten meracik bumbu pecelnya sendiri, yaitu bumbu yang dibuat dari kacang yang disangrai, kemudian dicampur dengan daun jeruk.

Bumbu kacang tersebut melumuri nasi pecel yang berisikan sayur seperti bayam, daun pepaya, taoge, kacang panjang, dan kemangi. Sebagai pelengkap, di atasnya kemudian ditaburi serundeng. Sementara pilihan lauknya meliputi ayam goreng, telur ceplok, telur asin serta olahan sapi seperti daging empal, paru, babat, limpa, otak, dan lain lain.

Tersedia juga varian menu lain seperti nasi rawon, nasi Bali dan garang asem, alias olahan ayam dengan bumbu dan kuah yang bercita rasa asam dan pedas. Kalau masih dirasa kurang lengkap, pengunjung juga bisa menambah rempeyek dan kerupuk puli, kerupuk khas Jawa Timur yang terbuat dari beras atau nasi.

Harganya juga masih tergolong bersahabat. Satu porsi nasi pecel dihargai Rp 10 ribu, sementara pilihan lauknya berkisar dari Rp 2,5 ribu hingga Rp 24 ribu. Warung ini buka dari jam 05.30 sampai 22.30, sehingga Depot Nasi Pecel 99 menjadi opsi menarik baik saat santap sarapan, makan siang atau malam.

  • Nasi Pecel Sri Tanjung

Faktanya, nasi pecel di Madiun bukan hanya jadi santapan favorit kala sarapan atau makan siang saja, tapi juga menjadi bagian kuat dari skena kuliner malam di kota kereta ini. Masih di sekitaran jalan HOS Cokroaminoto, ada sebuah dari 5 warung nasi pecel oke yang khusus berjualan di malam hari, yaitu Nasi Pecel Sri Tanjung.

Warung ini terhitung unik karena hanya mulai berjualan dari jam 18.00 hingga 03.00 dini hari. Wujudnya pun berupa warung tenda sederhana yang memanjang di area trotoar tepi jalan HOS Cokroaminoto nomor 143. Namun jangan salah, warung ini kerap dipadati pengunjung hingga tengah malam.

Banyak yang beranggapan bahwa nasi pecel di sini merupakan salah satu yang terenak di Madiun. Harganya yang seporsi hanya Rp 8 ribu juga tentu menjadi daya tarik lainnya. Apalagi ketika melihat ragam pilihan lauknya, mulai dari ayam bakar, empal, kikil, telur gulung, rolade, paru, babat, sate udang, dan lainnya.

Belum lagi pelengkap seperti rempeyek udang, kerupuk lempeng, atau keripik tempe. Semua lauk dan pelengkap tersebut harganya berkisar dari Rp 2 ribu sampai Rp 22 ribu. Tak hanya itu, pengunjung juga dapat membeli bumbu pecel dari Nasi Pecel Sri Tanjung. Harganya Rp 60 ribu per kg.

  • Nasi Pecel Bu Sugeng

Warung nasi pecel lainnya yang bisa menjadi alternatif wisata kuliner malam di Madiun adalah Nasi Pecel Bu Sugeng. Bukan cuma buka saat malam hari, mereka bahkan buka selama 24 jam setiap harinya. Sehingga sebenarnya warung yang bertempat di jalan Kompol Sunaryo ini bisa saja dikunjungi kapanpun.

Namun karena itu pula, banyak pelanggannya datang saat malam hari, bahkan dini hari. Karena lokasinya berdekatan dengan stasiun kereta api Madiun, tak jarang pengunjungnya adalah penumpang kereta api yang hendak makan malam sebelum berangkat, atau mereka yang baru tiba di Madiun tengah malam atau dini hari.

Keunikan lainnya dari warung ini adalah menu-menunya. Di sini, pengunjung langsung memesan nasi pecel berdasarkan jenis lauknya, seperti misalnya daging empal, paru, limpa, babat, lidah, telur dadar atau telur ceplok. Untuk rentang harganya mulai dari Rp 16 ribu sampai 21 ribu.

Selain nasi pecel, ada pula menu-menu lain seperti nasi rawon, nasi sayur asem dan nasi sayur lodeh, yang semuanya dihargai Rp 8 ribu. Untuk minumannya, mereka mengunggulkan es tomat yang harganya Rp 4 ribu. Pengunjung juga dapat membeli bumbu pecel yang dipakai Nasi Pecel Bu Sugeng, yang dibandrol Rp 80 ribu per kg.

Brem Suling Gading meneruskan tradisi pengolahan makanan khas Madiun. Foto: dok iStock
  • Warung Nasi Pecel Yu Gembrot

Satu lagi warung nasi pecel di Madiun yang legendaris dan jadi rekomendasi bagi wisatawan pecinta kuliner adalah Warung Nasi Pecel Yu Gembrot, yang berada di jalan Imam Bonjol nomor 33. Tempat ini juga jadi salah satu warung nasi pecel favorit banyak figur publik tanah air, yang terlihat dari foto-foto yang terpajang di dinding warung tersebut.

Usut punya usut, usaha nasi pecel ini sudah eksis sejak 1942, ketika nasi pecel masih dijajakan dari rumah ke rumah. Hingga akhirnya sang anak yang akrab dipanggil Yu Gembrot melanjutkan bisnis tersebut dan berjualan di area dekat Pasar Besi Joyo. Dari yang tadinya hanya bersifat warung semi permanen, pada 1990 akhirnya berpindah ke bangunan permanen yang digunakan hingga kini.

Dalam kurun waktu tersebut, Warung Nasi Pecel Yu Gembrot meraih banyak pelanggan dan jadi rekanan di kalangan kantor dinas pemerintah daerah yang kerap memesan untuk acara tertentu. Bahkan, nasi pecel buatan mereka beberapa kali diikutkan dalam lomba festival kuliner di tingkat provinsi dan nasional.

Sepiring nasi pecel yang beralaskan daun pisang berisikan sayur seperti daun singkong, daun pepaya, kacang panjang, taoge, timun krai, dan kembang turi. Bumbu kacangnya kental dan tak berminyak, dengan pilihan rasa pedas, sedang dan tidak pedas, membuatnya lebih bisa diterima banyak lidah.

Menurut mereka, menu-menu yang paling laris dan digandrungi oleh pengunjung adalah nasi pecel empal, nasi pecel lidah, nasi pecel limpa dan nasi pecel telur ceplok. Kendati demikian, mereka juga menyediakan varian lauk lainnya seperti paru, otak, tahu dan tempe bacem, telur dadar, serta tetelan.

Buka dari jam 06.00 hingga 21.30, harga nasi pecel di warung ini berkisar dari Rp 9 ribu hingga 15 ribu, bergantung dari pilihan lauknya. Porsinya yang tergolong pas dan tidak terlalu banyak, membuatnya banyak dipilih sebagai tempat sarapan. Dan untuk melayani lebih banyak pengunjung, kini juga terdapat cabang di jalan HOS Cokroaminoto.

agendaIndonesia/audha alief praditra

—–

Brongkos Handayani Yogya, Sedapnya Sejak 1975

Brongkos Handayani Yogya menjadi salah satu kuliner yang diburu saat wisatawan datang ke kota pelajar ini. Ia menjadi alternatif masakan jika bosan dengan gudeg atau bakmi Jawa.

Brongkos Handayani Yogya

Sesungguhnya brongkos di kawasan Yogyakarta tak cuma Handayani, tempat terkenal lainnya ada di pinggiran Kali Krasak, di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Tengah. DI sana ada brongkos Warung Ijo Ibu Padmo. Tapi kali ini kita cicipi dulu Handayani.

Lokasi warung makan Brongkos Handayani gampang dicari. Pertama-tama kita menuju Alun-Alun Kidul, atau Alun-Alun Selatan, orang Yogya biasa menyebut Alkid. Dari alun-alun ini, tinggal menuju ke arah Plengkung Gading, ini adalah bangunan serupa terowongan kecil di selatannya. Tapi jangan terlalu jauh, sebab lokasi Handayani ada di gerbang keluar alun-alun. Nempel ke dinding alun-alun.

Saat ini, brongkos Handayani bolehlah disebut salah satu kuliner legendaris Yogyakarta. Mungkin karena ia berjualan di sekitar tempat yang ramai dikunjungi. Alun-alun Kidul Yogyakarta memang tidak pernah sepi.

Warung ini menjadi kuliner klangenan karena pemiliknya sudah mulai berjualan sejak tahun 1975. Ya, 45 tahun yang lalu Adijo, sang pemilik kedai ini, mulai membuka warungnya di sini. Awalnya Adijo berjualan es campur dengan cara berkeliling. Itu dilakukannya sekitar tahun 1960-an. Ketika mulai berjualan dengan membuka warung di selatan Alun-alun Kidul, ia melengkapinya dengan berjualan brongkos.

Usaha kuliner yang sudah berjalan sekitar 45 tahun ini saat ini dilanjutkan anak-anak Adijo dan istrinya Saridjem. Tidak ada yang berubah dari resepnya. Konon salah satu rahasia yang dimiliki brongkos Handayani adalah menggunakan 16 macam bumbu.

Lalu sebenarnya, apa sih brongkos itu? Brongkos jelas masakan yang lezat. Jika dilihat sekilas tampilan brongkos mirip dengan rawon, namun ada perbedaan mendasar dari kedua masakan tersebut, yakni jika kuah kentalnya brongkos menggunakan santan, sementara rawon tidak memakai. Kemiripan warna kuah ke dua masakan muncul karena keduanya menggunakan kluwek.

Selain itu, secara tipis ada rasa yang manis menjadi cirikhas masakan Jawa, khususnya Yogyakarta. Bagi Masyarakat Jawa masakan ini biasa disebut “Jangan Brongkos”. “Jangan” di sini adalah bahasa Jawa untuk “sayur”. Menurut sejarahnya, brongkos berasal dari bahasa Inggris, Brown Horst yang artinya daging cokelat. Namun karena penyebutannya susah, di lidah orang Jawa ia menjadi brongkos.

Tidak ada catatan pasti kapan masakan ini masuk dalam daftar kulinari Jawa atau Yogya. Dugaan sementara, ia masuk bersamaan dengan datangnya orang-orang Belanda ke Yogyakarta. Dugaan lain, ia justru dibawa oleh para bangsawan Jawa yang bersekolah ke Eropa.

Yang jelas, masakan ini sudah menjadi menu sarapan orang-orang Jawa zaman dulu. Di kota gudeg itu sendiri cukup jarang rumah makan yang menjual menu brongkos. Bisa jadi karena dulunya brongkos hanya disajikan untuk kaum ningrat. Mengapa? Bahan baku brongkos yang menggunakan daging sapi membuat hanya kaum bangsawan saja yang mampu menikmatinya. Namun seiring perkembangan, ada beberapa tempat makan ataupun warung yang menyediakan brongkos sebagai menu yang bisa dinikmati.

Selain daging, brongkos biasanya berisi kulit melinjo dan kacang tolo. Daging sapi yang dipilih biasanya yang cukup banyak mengandung lemak, atau dalam bahasa Jawa disebut koyor. Bagi mereka yang tidak terlalu menyukai daging sapi, terlebih yang berlemak atau gajih, beberapa tempat makan menyediakan penggantinya seperti tahu atau telur ayam rebus.

Kuah brongkos yang berwarna cokelat cenderung terasa manis, namun juga muncul rasa gurih yang berasal dari santan. Tak perlu khawatir jika Anda penikmat makanan pedas, sebab sepiring brongkos biasanya dilengkapi cabai rawit utuh yang bisa digerus dan menambah sensasi pedas.

Meskipun brongkos sering diasosiasikan dengan Yogyakarta, semur daging dan kacang pedas ini cukup marak dalam tradisi Jawa, khususnya Jawa Tengah. Sejumlah daerah di wilayah ini, seperti Demak, Solo, atau Magelang juga mempunyai masakan brongkos. Tentu dengan versi dan keistimewaannya masing-masing.

Di Handayani, bahkan kita bisa meminta ekstra cabe rawit jika benar-benar ingin merasakan pedas. Di warung ini, biasanya orang memilih menu Brongkos Koyor. Ini artinya menu lengkap: nasi, brongkos dengan daging, telur ayam, dan tahu. Tapi seperti disebut di atas, bisa saja pengunjung hanya memilih daging saja tanpa telur. Atau sebaliknya, hanya telur.

Selain brongkos, warung ini juga menyediakan menu lain, meski tak terlalu favorit, yakni soto ayam dan pecel. Begitupun, apa pun masakan yang dipilih, biasanya pengunjung melengkapinya dengan memesan minuman es campur. Ini cukup khas warung makan ini. Ingat bukan, pemilik warung ini dulunya berjualan es? Bentuknya sederhana: sirup merah dengan kelapa muda dan tape singkong lalu disiram air santan encer dan es batu.

Brongkos dan masakan tradisional lainnya, adalah warisan kuliner Indonesia yang patut terus diapresiasi. Sesekali cobalah mampir ke Handayani dan menikmati brongkosnya. Atau, kalau pas main ke warung ini dan sedang kenyang, bisa membeli brongkos dalam kaleng. Handayani boleh disebut pelopor brongkos dalam kaleng. Menarik bukan?

agendaIndonesia

*****

Coto Makassar, Sejarah Dan 6 Yang Terenak

Coto Makassar adalah kuliner wajib ketika mengunjungi ibukota Sulawesi Selatan.

Coto Makassar sudah pasti mudah ditebak adalah makanan tradisional dari ibukota Sulawesi Selatan itu. Rasanya sebagian besar wisatawan nusantara familiar dengan masakan berkuah ini.

Coto Makassar

Setiap wisatawan yang datang ke Makassar, salah satu agenda kunjungannya adalah mencicipi coto. Ada yang langsung datang ke gerai atau warung terkenal, ada yang ke tempat yang menjualnya secara random. Maklum menu ini banyak ditemui di jalan-jalan protokol, bahkan di pusat perbelanjaaan.

Masakan tradisional khas Makassar ini sudah ada sejak Kerajaan Gowa masih berdiri. Kala itu kerajaan ini berpusat di Sombaopu sekitar1538 masehi, posisi wilayahnya ada di selatan kota Makassar.

Pelabuhan Paotore Makassar shutterstock
Pelabuhan Paotere di Makassar. Foto: shutterstock

Pada mulanya, coto merupakan hidangan khusus bagi kalangan istana Kerajaan Gowa. Ketika ada tamu istimewa atau ritual adat, coto akan menjadi hidangannya.

Namun ada pula cerita yang mengatakan bahwa coto justru dikreasikan oleh rakyat biasa dan disajikan kepada para pengawal kerajaan sebelum bertugas untuk menjaga kerajaan di pagi hari.

Dalam catatan sejarah yang dikutip dari arsip pemerintah kota Makassar, pada abad 16, hidangan coto Makassar sebagai kuliner khas juga mendapat pengaruh dari kuliner Cina yang telah ada saat itu. Hal ini dapat dilihat dari jenis sambal yang digunakan, yakni sambal tauco sebagai salah satu identitasnya.

Kelezatan yang memanjakan lidah ketika menikmati hidangan coto tidak terlepas dari pengolaaan berbagai jenis bumbu yang digunakan. Coto memiliki cita rasa tinggi karena memiliki bumbu segudang rempah.


Tidak tanggung-tanggung, dalam meramu jenis bumbu yang digunakan pada coto Makassar ini dilakukan pencampuran 40 jenis bumbu lokal (rampa patang pulo). Ini terdiri kacang, kemiri, cengkeh, pala, foeli, sereh yang ditumbuk halus, lengkuas, merica, bawang merah, bawang putih, jintan, ketumbar merah, ketumbar putih, jahe, laos, daun jeruk purut, daun salam, daun kunyit, daun bawang, daun seledri, daun perei, lombok merah, lombok hijau, gula tala, asam, kayu manis, garam, pepaya muda untuk melembutkan daging, dan kapur untuk membersihkan jeroan.

Semangkok Coto Makassar shutterstock

Rasa dan aroma khas yang dihasilkan oleh bumbu pada hidangan coto Makassar ini juga berfungsi sebagai penawar zat yang terdapat dalam hati, babat, jantung, dan limpah yang banyak mengandung kolesterol.

Coto sekilas seperti sup daging ini memang masakan berupa rebusan jeroan bercampur daging sapi yang diiris-iris lalu dibumbui dengan racikan bumbu khusus. Coto Makassar memiliki cita rasa gurih yang berasal dari rebusan daging, jeroan, dan rempah-rempah.

Coto biasa dinikmati dengan ketupat yang dibungkus dengan daun kelapa dan buras atau burasa, yaitu sejenis ketupat yang dibungkus daun pisang. Burasa terbuat dari beras yang dicampur santan dan diberi sedikit garam, lalu dibungkus dengan daun pisang dan diikat secara khusus kemudian dikukus.
Lalu dari begitu banyak warung makan yang menawarkan coto Makassar di kota angin mamiri ini, manakah yang layak dijadikan pilihan utama untuk dicicipi?

Coto Makassar dan Buras shutterstock
Coto Makassar biasanya disaantap dengan buras. Foto: shutterstock

Coto Nusantara 1

Kedai ini buka dari pukul 07.00-17.00 WITA dan merupakan tempat makan coto enak paling terkenal di Makassar. Di sini wisatawan bisa menikmati coto dengan harga sekitar Rp 25 ribu belum termasuk PPN, dan bisa memilih coto isi daging saja atau campur dengan jeroan.
Coto Nusantara 1; Jalan Nusantara Baru Nomor 42, Ende, Wajo, Makassar
Aroma Coto Gagak

Meskipun Namanya membawa nama gagak, tak berarti mereka menggunakan bahan daging burung gagak. Bernama demikian karena warung ini berada di jalan Gagak. Keistimewaan kedai ini, selain rasanya memang enak, mereka buka 24 jam. 

Aroma Coto Gagak merupakan tempat makan coto legendaris di Makassar yang punya menu coto dengan harga Rp 30 ribu per porsinya. pengunjung juga bisa membeli bumbu coto gagak untuk dibawa pulang dengan jumlah per kilogram.
Aroma Coto Gagak, Jalan Gagak Nomor 27, Mariso, Kota Makassar.
Coto Daeng Sirua

Kedai ini buka secara ‘normal’, yakni dari pukul 08.00-20.00 WITA. Satu porsi menu coto ini dibanderol dengan harga Rp 20 ribu per mangkuknya. pengunjung bisa tambah ketupat dengan harga Rp 2 ribu.
Coto Daeng Sirua, Jalan Abdullah Daeng Sirua Nomor 10, Panakkukang, Makassar.

Coto Paraikatte

Kedai ini buka lebih pagi yakni pukul 7 dan tutup menjelang tengah malam, 23 WITA. Ada menu Coto dengan harga Rp 18 ribu atau sekitar Rp 12 ribu untuk paket hematnya. Tambah degan ketupat pandan hanya Rp 2 ribu.
Coto Paraikatte, Jalan A. P. Pettarani Nomor 125, Rappocini, Makassar.
Coto Maros

Hidangan coto di kedai ini mulai dijajakan dari pukul 08.00-00.00 WITA. Coto kuah kental ini punya isian daging yang banyak. Harga per mangkuk coto sekitar Rp 23 ribu. Wisatawan bisa menikmatinya dengan es kelapa.
Coto Maros, Jalan Urip Sumoharjo, Maccini, Makassar

Coto Bagadang Fly Over

berada di Jalan Urip Sumoharjo Nomor 156, Sinrijala, Panakkukang, Kota Makassar. Buka dari pukul 07.00-02.00 WITA. Ada satu porsi menu Coto dengan harga Rp 17 ribu, namun jika ingin membawa pulang harganya menjadi Rp 20 ribu.
Coto Bagadang Fly Over, Jalan Urip Sumoharjo Nomor 156, Panakkukang, Makassar


Manapun yang mau dipilih untuk disantap, semuanya enak.

agendaIndonesia

*****

5 Kedai Pempek Paling Direkomendasi

Ini dia 5 kedai pempek paling direkomendasi di Palembang. Foto: shutterstock

Berikut ini 5 kedai pempek paling direkomendasi kala berkunjung ke Palembang. Tentu saja, sudah jadi pengetahuan umum jika pempek sangat identik dengan ibu kota provinsi Sumatera Selatan tersebut. Bahkan sehari-harinya pun warganya menyantap pempek layaknya makanan pokok. Tak hanya itu, pempek juga menjadi pilihan utama penganan oleh-oleh bagi wisatawan, yang rela membawa pulang boks-boks pempek mentahan. Ini adalah 5 kedai pempek paling direkomendasi yang paling terkenal dan legendaris.

Jembatan Ampera Palembang shutterstock
banyak pilihan makan pempek, berikut 5 kedai pempek paling direkomendasi. Foto jembatan Ampera, shutterstock

5 Kedai Pempek Paling Direkomendasi

  1. Kampung Pempek 26 Ilir

Bagi yang ingin mencari pempek berharga terjangkau dengan cita rasa yang tak kalah enak dengan pempek bermerek terkenal, Kampung Pempek 26 Ilir menjadi pilihannya. Sentra penjualan pempek paling ramai di Palembang ini dikenal dengan pempeknya yang murah meriah, bahkan menjadi salah satu lokasi favorit 5 kedai pempek paling direkomendasi warga setempat untuk nongkrong.

Berlokasi di jalan Mujahidin Nomor 26, tak jauh dari kantor Walikota Palembang, pengunjung langsung disambut dengan gapura penanda masuk area kampung pempek. Di sepanjang jalan tersebut, terdapat berderet kedai-kedai pempek, dengan pemilik dan pramusajinya kerap menunggu di depan kedai sambil menyapa ramah pengunjung untuk mampir.

Jenis pempek yang umumnya ditemui di kedai-kedai tersebut terbilang cukup lengkap, mulai dari pempek kulit, pempek telur, pempek adaan, pempek lenjer ukuran besar dan kecil, dan pempek kapal selam. Yang unik, banyak dari jenis-jenis pempek ini yang harganya hanya sekitar Rp 1 ribu hingga 1,5 ribu per bijinya, sehingga pengunjung yang ingin makan di tempat tinggal memilih sesuai selera.

Selain membeli secara satuan, pengunjung juga dapat langsung memilih beberapa opsi paket yang sudah disediakan, khususnya untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Bergantung pada jumlah kombinasi pempeknya, harga per paket berkisar dari Rp 65 ribu sampai 320 ribu. Biasanya, kini tersedia paket pempek mentahan atau yang sudah dikemas secara vacuum.

Meski harganya bersahabat, tidak perlu khawatir dengan rasa dan kualitasnya. Semua kedai pempek di sini selalu menggunakan ikan yang setiap harinya selalu fresh dipasok dari pasar di sekitar area kampung tersebut. Ikannya pun tidak sembarangan, hanya ikan tenggiri, kakap dan gabus yang biasanya digunakan. Telurnya pun menggunakan telur bebek. Dan yang pasti, pempek di sini tak menggunakan bahan pengawet.

5 kedai Pempek paling direkomendasi di Palembang.
Salah satu kunci 5 kedai pempek paling direkomendasi di Palembang adalah cukonya. Foto: shutterstock

Semuanya dilakukan agar menjaga cita rasa yang sudah melegenda. Maka tak jarang Kampung Pempek 26 Ilir yang setiap harinya buka dari jam 07.30 sampai 22.00 senantiasa dipadati pengunjung, baik warga setempat yang ingin bersantai sambil menyantap pempek, maupun wisatawan yang sedang berburu pempek murah meriah untuk dibawa pulang.

  • Pempek Saga Sudi Mampir

Pempek Saga Sudi Mampir bisa dibilang merupakan salah satu dari 5 kedai pempek paling direkomendasi dan legendaris di Palembang. Telah berjualan pempek sejak 1961, ia masih menjadi satu dari beberapa kedai pempek yang paling sering direkomendasikan. Bahkan, kini terdapat 3 cabang di sekitar kota Palembang untuk melayani pengunjung yang masih banyak berdatangan.

Menu andalan yang unik dan berbeda dari yang lainnya menjadi satu alasan mengapa ia digemari banyak orang. Selain varian pempek pada umumnya, Pempek Saga Sudi Mampir juga memiliki dua menu primadona yang paling dicari dan laris manis, yakni pempek lenggang dan pempek panggang.

Pempek lenggang adalah jenis pempek yang terbuat dari telur bebek. Cara membuatnya dengan cara dipanggang dan dibungkus menggunakan daun pisang. Sedangkan pempek panggang merupakan pempek yang saat masih berupa adonan tidak lantas direbus, namun langsung dipanggang dan disajikan.

Selain menu tersebut, pilihan menu lain seperti tekwan dan es kacang merah juga cukup disukai pelanggannya. Harga makanannya berkisar dari Rp 5 ribu sampai 30 ribu. Bagi yang ingin membeli mentahan untuk oleh-oleh, tersedia juga pilhan paket yang rentang harganya dari Rp 120 ribu hingga 400 ribu.

Kedai aslinya berada di jalan Merdeka nomor 22, dimana pengunjung dapat melihat proses penyajian pempek di area dapur terbuka secara langsung. Namun kini tersedia pula dua cabang lainnya, yaitu di jalan Angkatan nomor 45 dan jalan Demang Lebar Daun nomor 47. Semua cabang buka dari jam 10.00 hingga 22.00.

Benteng Kuto Besak palembang shutterstock
Benteng Kuto Besak merupakan salah satu ikon kota Palembang. Foto: shutterstock
  • Pempek Ek Dempo 103

Kedai pempek legendaris lainnya untuk dikunjungi adalah Pempek Ek Dempo 103, yang terletak di jalan Lingkaran nomor 60/357E. Kedai ini juga sudah eksis cukup lama, satu dari 5 kedai pempek paling direkomendasi ini mulai berjualan dari 1982. Dan yang membuatnya unik dari kedai pempek lainnya adalah bahan bakunya yang menggunakan ikan belida.

Umumnya, penjaja pempek menggunakan bahan baku seperti ikan tenggiri yang cenderung lebih umum dan mudah ditemukan. Sementara ikan belida merupakan spesies ikan yang terbilang cukup sulit ditemukan dan jarang tersedia di pasaran. Bahkan, di beberapa tempat ikan belida sudah termasuk satwa langka yang dilindungi.

Namun, alasan kedai yang buka dari jam 08.00 hingga 18.00 ini bersikukuh menggunakan ikan belida sebagai bahan baku pempeknya bukan tanpa alasan. Disebutkan bahwa daging ikan belida mempunyai tekstur yang lebih halus dan empuk, serta memiliki cita rasa gurih tersendiri yang berbeda dari jenis ikan lainnya yang menjadi bahan baku pempek.

Cita rasa unik tersebut membuatnya punya tempat tersendiri di kalangan pecinta pempek. Namun, seperti kata pepatah – ada harga, ada rasa – keunikan tersebut juga membawa harga yang agak lebih premium. Rentang harga makanannya mulai dari Rp 8 ribu hingga Rp 80 ribu, sementara paket mentahan untuk dibawa pulang berkisar dari Rp 220 ribu hingga 1,320 juta.

  • Pempek Lenny

Satu lagi kedai pempek yang memiliki keunikannya sendiri adalah Pempek Leny, yang berada di jalan Petanang nomor 6875C. Kedai ini dikenal dengan ukuran pempeknya yang terbilang besar, serta cita rasanya yang cenderung terasa lebih renyah di bagian luarnya, dibanding dengan pempek kebanyakan.

Beberapa varian pempek yang tersedia pun cukup unik, seperti pempek kulit cripsy yang paling digemari pengunjung, atau pempek pistel yang merupakan varian pempek berbentuk mirip seperti pastel. Bedanya, isian di dalamnya adalah tumisan pepaya muda dan ebi kering yang sudah dibumbui.

Selain pempek, menu lain seperti tekwan, rujak mie dan lenggang goreng juga menarik untuk dicoba. Harga makanan berkisar dari Rp 5 ribu hingga 50 ribu, dengan pilihan paket oleh-oleh mulai dari Rp 100 ribu sampai 500 ribu. Yang menjadi catatan, Pempek Lenny tutup setiap hari Minggu dan buka dari Senin sampai Sabtu, dari jam 07.30 hingga 16.30.

  • Pempek Candy

Harus diakui bahwa dari sekian banyak kedai-kedai penjaja pempek di Palembang, Pempek Candy adalah yang paling tersohor, khususnya di kalangan wisatawan. Begitu populernya merek pempek ini, hingga cabang-cabangnya kini dengan mudah dapat ditemukan di berbagai sudut kota Palembang.

Seperti misalnya di jalan Tanjung Api-Api nomor 99, jalan Kapten Rivai nomor 402, jalan Demang Lebar Daun nomor 41, jalan Jenderal Sudirman nomor 149/8, jalan Letjen Harun Sohar nomor 99, jalan Rajawali nomor 550, dan beberapa cabang lainnya. Bahkan, kini terdapat pula kios di area ruang tunggu keberangkatan bandar udara Sultan Mahmud Badaruddin II.

Maka jangan heran bila melihat pemandangan orang-orang di bandara yang beranjak pulang sambil membawa boks-boks dari Pempek Candy sebagai oleh-oleh. Entah itu paket ukuran kecil seharga Rp 100 ribu, hingga paket Rp 500 ribu yang paling besar, Pempek Candy seakan telah menjadi standar pempek Palembang yang paling disukai dan dicari.

Meski harus diakui pula bahwa cita rasa serta kualitasnya yang terus terjaga merupakan salah satu alasan mereka begitu populer. Begitu pula varian pempeknya yang terbilang cukup lengkap, mulai dari pempek kapal selam, pempek adaan, pempek lenjer besar dan potong, pempek telur, pempek kulit gepeng, pempek keriting, pempek lenggang goreng dan sebagainya.

Harga satuannya pun cukup moderat, mulai dari Rp 4 ribu hingga Rp 40 ribu. Cukonya juga disebut-sebut paling cocok dengan selera mayoritas orang. Tak heran jika semua hal tersebut membuatnya menjadi pempek paling laris di Bumi Sriwijaya. Setiap cabang Pempek Candy buka dari jam 06.30 hingga 22.00, untuk mengakomodasi banyaknya pengunjung setiap harinya.

agendaIndonesia/audha alief praditra

—–

Macaroni Panggang, Dari Arisan 3 Ibu

Macaroni Panggang Bogor bermula dari arisan keluarga.

Macaroni Panggang Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu kulinari dan oleh-oleh khas kota hujan ini. Melihat larisnya sajian ini, mungkin tidak ada yang menyangka jika kudapan sedap ini justru bermula dari arisan keluarga.

Macaroni Panggang

Ya betul. Awal mula berdirinya rumah makan Macaroni Panggang, restorannya menggunakan menggunakan nama menu paling popular itu, adalah dari sebuah arisan keluarga. Sebuah arisan keluarga yang mempertemukan Baby Ahnan, Susi Gunadi, dan Tintin Kuraesin.

Dalam setiap pertemuan pada arisan keluarga tersebut rupanya Baby selalu menyajikan menu favorit keluarganya, yaitu macaroni panggang dan pie Apel. Tamu-tamu yang hadir dalam arisan ini sangat menyukai kedua makanan ini. Ke dua menu ini selalu habis ludes.

Macaroni Panggang dari sejarahnya adalah kombinasi masakan dari 3 negara: Inggris, Italia dan Amerika.
Macaroni Panggang siap santap. Foto: MP Instagram

Melihat hal itu, melalui pembicaraan di antara mereka, ke tiga orang ibu tersebut sepakat untuk mencoba menjual makanan favorit tersebut secara luas. Dari hasil pemikiran itulah Baby, Tintin, dan Susi Gunadi bersatu padu mengumpulkan modal bersama untuk membuat toko makanan.

Awalnya yang dijual ke pubik bukan macaroni yang dipanggang itu, namun pia apel. Pada 1999, ke tiga ibu tersebut mulai menjual pia apel dengan brand Pia Apple Pie di Bogor. Gerainya di Jalan Pangrango Nomor 19, Bogor.

Usaha Pia Apple Pie ternyata berkembang dengan pesat. Ini kemudian meningkatkan keinginan ibu-ibu tersebut untuk mengembangkan usahanya, kali ini dengan mendirikan Restoran Macaroni Panggang. Maka pada 1 Oktober 2001 berdirilah usaha macaroni atau MP ini.

Menurut cerita Tintin, resep makaroni yang dipanggang ini datang dari Baby Ahnan yang memang senang berkreasi dengan masakan. Makaroni ini merupakan makanan yang sehat, aman, dan digemari banyak kalangan dan berbagai usia. 

Tentu, makaroni bakar atau panggang ini bukan original karya ke tiga ibu tersebut. Jika kita telusuri, makaroni panggang ini merupakan gabungan makanan khas dari tiga negara. Saus putih tradisional Inggris yang di tambah dengan lelehan keju Amerika dan disajikan di atas pasta Italia. 

Semuanya dimulai pada zaman penjajahan Eropa di Amerika, ketika para pelaut membawa pasta makaroni kering. Ini karena pasta adalah salah satu dari beberapa bahan pokok yang bisa bertahan satu tahun di atas kapal. Pelaut ini berlayar dari Italia ke Inggris dan ke negara koloni, yaitu Amerika.

Setibanya di Amerika, para pelaut ini kebingungan untuk mengolah makanan, karena koloni Amerika tidak memiliki pilihan produk segar dan bahan-bahan lain yang ada di Italia. Sehingga mereka berimprovisasi dengan bahan yang yang mereka miliki di atas kapal.

AI Macaroni Panggang Siap Saji IGMP
Macaroni Panggang dalam kemasannya. Foto: MP Instagram

Para pelaut ini menggabungkan susu segar atau krim susu, roti yang keras dan hampir basi, dan tetesan daging. Susu segar ini menjadi cikal bakal dari saus putih sederhana, yaitu susu  yang dikentalkan dengan tepung dan mentega. Resep makaroni pertama ditemukan pada buku masakan sekitar abad ke 14.

Resep itu pun menyebar sampai ke Indonesia. Ketika Indonesia dijajah Belanda, masyarakat dari negeri itu membawa masakan macaroni schotel yang mirip. Tentu ketika Baby membuat resepnya, ia mengembangkan sejumlah pilihan yang disesuaikan dengan cita rasa Indonesia. Begitupun menurut Tintin, bahan dasar yang digunakan tetap sama yakni telur, keju, daging cincang, bawang bombay, dan pasta makaroni.

Lokasi berdirinya restoran Macaroni Panggang tidak jauh dari lokasi Pia Apple Pie. Tintin bercerita bahwa dalam membuka usaha, factor tempat atai place harus dipertimbangkan. Yang harus memiliki prospek usaha yang bagus. Lokasi Restoran MP ini terletak di Jalan Salak Nomor 24, Bogor.

Pada saat itu belum terdapat saingan makanan sejenis di Bogor. Sehingga segera saja, ke dua tempat makan mereka ini menjadi ikon kulinari kota hujan itu.

Perkembangan ke dua restoran ini kemudian membuat ke tiga ibu itu mendirikan beberapa restoran lagi, yaitu Death by Chocolate dengan menu andalan coklat, serta Pizza Meteran yang menyajikan pizza, Rumah Cup Cake dengan menu andalan kue-kue dan makanan menarik lainnya.

AI Restoran Macoroni Panggang Dok. Kompasiana
Restoran Macaroni Panggang di Jalan Salak, Bogor. Foto: milik Kompasiana

Di Macaroni Panggang sendiri pada hari-hari biasa bisa mereka bisa menjual 100-150 loyang. Sedang pada saat weekend atau hari libur angkanya bisa berubah menjadi tiga kali lipat.

Berbicara mengenai hidangan yang disediakan, Tintin mengatakan bahwa selain macaroni panggang, di rumah makan ini tersedia pula kurang lebih 63 jenis hidangan serba panggang, meliputi ayam panggang, jamur panggang, ikan peda panggang, sosis panggang dan iga panggang. 

agendaIndonesia

*****

Sate Padang, Dipisahkan 3 Karakter Daerah Asalnya

Dolan ke Padang kita wajib mencicipi Sate Padang. Foto shutterstock

Sate Padang punya penggemar yang spesifik, khususnya mereka yang menggemari jerohan sapi. Kuliner dari Sumatera Barat ini memang identik dengan daging sapi, atau kadang kerbau, dan sama sekali tidak menggunakan daging ayam.

Sate Padang

Bagi mereka yang senang menyantap sate dari pulau Jawa, sate Padang punya kekhasan yang tak ada bandingannya. Selain originalnya menggunakan daging sapi, yang sangat berbeda lainnya adalah kuah atau bumbu atau dressing-nya. Sate-sate di pulau Jawa dan Madura, biasanya menggunakan bumbu kacang atau kecap, sementara sate Padang menggunakan dressing dari kuah kaldu berempah yang kental.

Dari mana sesungguhnya sate Padang ini? Konon, dari sejumlah artikel, disebutkan jika masakan ini awalnya dari Pariaman, sebuah kota di pesisir Sumatera Barat. Bermula dari kedatangan para saudagar Islam dari Gujarat ke wilayah ini. Mereka rupanya tak hanya berniaga, namun juga membuka jalur bagi perkembangan agama Islam. Terutama di kota-kota di pesisir Sumatera. Situasi ini membuat banyak penganut Islam di wilayah Sumatera Barat belajar mengaji ke Pariaman. 

Sate Padang ini ternyata sudah ada sejak lama dan pertama diketahui berasal dari daerah Padang Panjang. Kabarnya, saat itu sate Padang dibuat dari daging kerbau yang direbus terlebih dahulu dengan rempah-rempah. Rupanya sate ini ikut ‘terbawa’ oleh pemuda-pemuda Padang Panjang yang belajar mengaji ke Pariaman.

Dalam perjalanannya, ada sejumlah perubahan pada resep sate Padang yang asli dari Padang Panjang ketika masuk Pariaman. Sesuai karakteristik pesisir Sumatera Barat seperti Pariaman, yang masyarakatnya umumnya lebih senang dengan rasa pedas, sate dari Padang Panjang ini lalu mendapat sentuhan lebih banyak cabai dalam bumbunya. Jadilah kuah sate Padang yang ketika di Padang Panjang berwarna kuning, saat di Pariaman berubah menjadi kental merah. Tentu, selain perubahan warna, rasa bumbu atau kuah sate padang Pariaman umumnya pedas dan gurih.

Selain Pariaman, sate Padang tentu saja juga masuk ke Bukittinggi dan Payakumbuh di Kabupaten 50 Kota. Rupanya masakan ini terbawa lagi dari mereka yang belajar agama ke Pariaman saat pulang kampung. Di sini pun sate padang menyesuaikan dengan karakteristik setempat, maka sate khas Padang Panjang mengalami beberapa sentuhan baru pada bumbunya.

Pada saatnya, kemudian dikenal ada tiga jenis sate Padang yang ditentukan berdasarkan daerah asalnya, yakni Sate Padang Panjang, Sate Pariaman, dan Sate Padang 50 Kota. Dan, meskipun penampilan dan rasanya memiliki sejumlah perbedaan, namun semua orang –terutama dari luar Sumatera Barat—menyebut semua jenis sate ini secara umum tetap dengan sebutan Sate Padang.

Lalu apa saja perbedaan di antara ke tiganya? Sate yang berasal dari Padang Panjang, biasanya dikenal dengan istilah Sate Darek. Sate Padang jenis ini memiliki kuah berwarna kuning cerah, karena menggunakan campuran kunyit dalam proses pembuatannya. Rasanya gurih dengan nuansa pedas yang lembut. Kuah sate Dardek biasanya menjadi  encer ketika dingin, karena itu orang harus segera menyantap satenya selagi hangat.

Sementara itu, sate Padang Pariaman biasanya memang disebut sate pariaman, ia memiliki warna kuah merah kecokelatan. Umumnya, sate Pariaman memiliki rasa pedas yang jauh lebih dominan dibandingkan sate Padang asal Padang Panjang. Kuah sate Pariaman terbuat dari campuran tepung beras, tepung kanji, ketumbar, bawang putih dan merah, lengkuas, serai, cabai merah dan masih banyak lagi. 

Sate yang satu lagi berasal dari Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Di sini orang menyebut sate Padang dengan nama sate dangung-dangung. Tak diketahui dari mana nama ini muncul, yang jelas daging sate Dangung-Dangung jauh lebih manis dan dibaluri dengan parutan bumbu kelapa kekuningan di sekelilingnya. Kuahnya berwarna kuning kecoklatan dan kental, dengan aroma wangi yang menggoda.

Meskipun berbeda nama dan kuahnya, secara umum cara memasak sate Padang dari manapun asalnya mirip. Daging segar dimasukkan dalan panci besar berisi air dan direbus dua kali agar lunak. Dua kali masak berarti menggunakan panci dan air yang berbeda. Daging diiris-iris dan dilumuri bumbu dan rempah.

Air sisa rebusan daging tidak dibuang, tapi digunakan sebagai kuah kaldu, bahan membuat kuah sate. Kuah kaldu ini dicampur dengan 19 macam bumbu rempah-rempah yang telah dihaluskan ditambahkan pula berbagai macam cabe. Seluruh bumbu kemudian dijadikan satu dan dimasak. Rempah-rempah inilah yang membuat rasa kuah sate menjadi kaya rasa yang melimpah.

Daging satenya sendiri hanya dibakar saat dipesan, karena pada dasarnya daging atau jerohan sapinya sudah matang. Sate Padang, apapun jenis dagingnya, mesti dimakan dalam keadaan masih panas atau hangat, bukan karena daging satenya namun kuahnya yang menjadi lebih encer ketika dingin. Semua sate Padang biasanya dimakan dengan ketupat yang dipotong kecil-kecil dan disajikan dalam pincuk daun pisang.

Beberapa penjual sate yang cukup dikenal masyarakatdi Jakarta atau beberapa daerah lainnya di antaranya adalah Sate Mak Syukur Padang Panjang, Sate Dangung-Dangung, atau Ajo Ramon.

Yang manapun pilihanmu, ayo sekali-kali masukkan sate Padang dalam agenda kulinermu.

agendaIndonesia

*****