Dolan Ke Kalimantan, Ini 6 Desa Yang Keren

Dolan ke Kalimantan ternyata banyak pilihan menarik yang bisa dikunjungi selain tempat-tempat wisata yang sudah dikenal umum. Kali ini main ke desa-desa wisata di provinsi-provinsi di Kalimantan.

Dolan Ke Kalimantan

Kalimantan adalah surga tempat wisata tersembunyi. Pulau terbesar di Indonesia ini tidak hanya dikelilingi berbagai macam pantai dan perbukitan yang menawan, tapi Kalimantan juga banyak memilikit desa-desa wisata keren yang menarik untuk dikunjungi saat liburan.

Dolan ke Kalimatan dan main ke desa wisata di beberapa daerah di pulau ini boleh dibilang akan menjadi momen yang unik dan baru bagi siapa saja. Pasalnya, wisatwan akan mendapatkan sekaligus mengenal berbagai kearifan lokal yang ada di setiap desa wisata dengan ciri khas dan daya tariknya masing-masing.

Berikut ini ada 6 desa wisata yang bisa dipilih saat dolan ke Kalimantan. Dimulai dari Provinsi Kalimantan Selatan.

Desa Wisata Loksado di Kalimantan Selatan

Nama desa wisata ini memang belum banyak dikenal wisatawan, namun Desa Wisata Loksado menyimpan harta terpendam yang sangat indah dan sayang dilewatkan saat dolan ke Kalimantan. Salah satunya adalah Air Terjun Haratai yang menjadi primadona pariwisata di Loksado, Kabupten Hulu Sungai Selatan. 

Selain air terjun, atraksi wisata di Loksado yang tidak kalah populer adalah Balanting Paring, yakni susur sungai menggunakan rakit bambu. Tergolong cukup ekstrem dan menantang, mengingat arus sungai yang cukup deras. Namun, rakit bambu ini merupakan salah satu transportasi tradisional masyarakat Loksado. Mereka sudah sangat piawai mengnahkodai rakit.

Desa Wisata Mandikapau di Kalimantan Selatan

Desa wisata di Provinsi Kalimantan Selatan ini tidak kalah menarik dibandingkan Desa Loksado. Adalah Desa Wisata Mandikapau, yang berlokasi di Danau Tamiyang, Kalimantan Selatan. Keunggulan Danau Tamiyang terletak pada air yang berwarna biru jernih, dengan latar belakang perbukitan hijau yang indah nan eksotis.

Saat pertama dolan ke Kalimantan dan tiba di Desa Wisata Mandikapau, para wisatawan akan disambut dengan jembatan warna-warni sepanjang 130 meter yang membelah danau. Wisatawan juga bisa duduk bersantai di gazebo pinggir danau dan menikmati berbagai kuliner, sambil melihat pemandangan danau yang luas.

Dolan ke Kalimantan jangan lewatkan main ke desa-desa wisata di daerah ini.
Desa wisata Tiwingan Lama di Kaliantan Selatan. Foto: shutterstock

Desa Wisata Tiwingan Lama

Masih di Kalimantan Selatan, kali ini tepatnya di Kabupaten Banjar. Di sini terdapat Desa Wisata Tiwingan Lama dengan potensi luar biasa yang menjadi magnet bagi seluruh wisatawan.

Puncak Matang Kaladan menjadi salah satu potensi dan destinasi wisata andalan dari Desa Wisata Tiwingan Lama. Sebab, Puncak Matang Kaladan digadang-gadang memiliki keindahan alam yang menyerupai Raja Ampat. Menarik untuk dikunjungi wisatawan.

Desa Wisata Pampang di Kalimantan Timur

Berbeda dengan desa wisata lainnya, Desa Wisata Pampang yang terletak di Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur, ini menjadi rumah bagi suku Dayak Apo Kayan dan Dayak Kenyah. 

Dolan ke Kalimantan dan berkunjung ke Desa Pampang untuk mengenal budaya masyarakat Dayak.
Perempuan Dayak di Desa Pampang. Foto: dok Shutterstock

Menjadi salah satu aset budaya di Kalimantan, Desa Wisata Pampang menjadi destinasi liburan yang tepat untuk mengenal Suku Dayak dari dekat. Wisatawan bisa melihat langsung rumah adat megah yang dipenuhi ukiran khas Dayak, serta berbagai pertunjukan tarian di Desa Wisata Pampang, seperti Bangen Tawai, Kanjet Anyam Tali, dan banyak lagi.

Desa Wisata Miau Baru

Masih di Provinsi Kalimantan Timur, wisatawan bisa datang ke Desa Wisata Miau Baru yang tak kalah menarik untuk dikunjungi karena masih menjaga budaya asli dengan sangat baik. 

Sebut saja salah satunya kompleks pemakaman yang dikelilingi oleh ukiran motif Dayak Kayan yang khas, dan hanya ditemukan di Desa Wisata Miau Baru, Kecamatan Kombeng, Kalimantan Timur. Di sini juga sering diadakan pertunjukan seni tari Suku Dayak Kayan yang masih dilestarikan hingga sekarang.

Desa Wisata Sungai Kupah di Kalimantan Barat

Berlokasi di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Desa Wisata Sungai Kupah merupakan desa wisata yang dikelilingi keindahan alam bahari dan budaya lokal yang kental. 

Kerajinan Desa SUngai Kupah Kemenparekraf
Kerajinan Desa Sungai Kupah di Kalimantan Barat. Foto: dok. Kemenparekraf

Daya tarik desa wisata di Kalimantan ini adalah menjadi tempat pengembangan wisata mangrove. Wisatawan bisa menyusuri hutan mangrove, susur sungai dan jika beruntung dapat melihat spesies monyet langka, hingga berkunjung ke kampung nelayan setempat.

Pengunjung juga bisa melihat langsung seni budaya yang khas di Desa Wisata Sungai Kupah, seperti tari Mangrove yang menggambarkan kondisi lingkungan mangrove saat ini. Lalu, ada juga seni budaya Tundang atau pantun dendang, yaitu penampilan pantun yang diiringi dengan gendang.

Dengan mengunjungi desa-desa wisata yang ada di Pulau Kalimantan tersebut, wisatawan dapat merasakan langsung budaya lokal yang masih terjaga kelestariannya hingga sekarang. Tentu perjalanan tersebut juga bisa dikombinasikan ke spot-spot wisata yang lain.

Ketika dolan ke Kalimantan Selatan, misalnya, pengunjung bisa bermain ke Pasar Terapung. Atau, main juga ke Taman Nasional Tanjung Putting di Kalimantan Tengah untuk menyambangi habitat Oran Utan.

agendaIndonesia/kemenparekraf

*****

Batagor Kingsley, Jajanan Sedap Sejak 1982

batagor kingsley sudah berjualan sejak 1982 di Bandung.

Batagor Kingsley, enah kenapa, hampir selalu menjadi pilihan pertama saya kalau sedang mampir ke Bandung. Padahal ada banyak pilihan gerai makanan yang menawarkan batagor di kota kembang ini.

Batagor Kingsley

Berbicara soal penganan dan oleh-oleh dari Bandung, tentu tak lengkap jika tidak membicarakan bakso tahu goreng alias batagor. Jajanan satu ini memang ikonik Paris van Java tersebut. Siapapun akan begitu mudah menemukan batagor di Bandung, mulai dari warung pinggir jalan hingga restoran besar.

batagor Kingsley menjadi salah satu ikon kuliner kota Bandung sejak 1982.
Gerai Batagor Kingsley di Bandung. Foto: Dok. Batagor Kingsley

Seperti disebut di muka, dari berbagai penjual batagor yang tersebar di Bandung, bisa dikatakan salah satu yang paling legendaris dan dikenal banyak orang adalah Batagor Kingsley. Gerai utamanya terletak di kawasan Jalan Veteran.

Kingsley tentu bukan yang pertama yang “menemukan” jajanan ini. Kita tahu, dari cerita sejarahnya, konon makanan ini tercipta secara tidak sengaja oleh seorang pedagang siomay yang akrab dipanggil kang Isan di Bandung pada 1970-an.

Pada saat itu, ia mencoba menggoreng sisa-sisa siomay yang tidak laku terjual. Tak disangka-sangka, ternyata hasil kreasinya tersebut justru amat disukai orang, bahkan banyak pula orang yang kemudian meniru dan menjajakan resep tersebut.

Lambat laun batagor pun berkembang menjadi salah satu kuliner populer khas Bandung hingga saat ini. Tak heran jika pada 2021 Google Trends mendaulat batagor sebagai salah satu kuliner yang paling dicari konsumen.

Batagor sendiri secara umum adalah penganan berbahan baku tahu dan adonan ikan tenggiri serta tepung, kurang lebih mirip seperti siomay. Keduanya lalu digabungkan dan digoreng, kemudian disajikan dengan bumbu kacang dan kecap manis, sambal dan/atau perasan jeruk nipis.

Lantas bagaimana dengan Batagor Kingsley? Apa yang kemudian membuatnya begitu terkenal dan disukai?

Mulai berdiri dan berjualan sejak 1982, Batagor Kingsley perlahan membangun reputasi sebagai salah satu penjaja batagor paling tersohor di Bandung. Ini berkat kualitas dan cita rasanya yang spesial.

Beberapa alasan yang membuatnya begitu digandrungi orang-orang adalah penggunaan bahan baku berkualitas tinggi. Misalnya seperti tahu yang digunakan. Mereka menggunakan tahu Yun Yi yang dikenal memiliki tekstur dan kelembutan lebih baik dari kebanyakan tahu-tahu lainnya.

Selain itu, kualitas adonan ikan tenggiri serta tepungnya pun dibuat pas, kenyal dan tidak amis. Ukurannya pun relatif agak lebih besar dari rata-rata, sehingga satu porsinya akan cukup mengenyangkan bagi kebanyakan orang.

Dalam satu porsi, biasanya mereka juga menawarkan batagor dengan tambahan variasi siomay goreng, yaitu adonan tepung, ikan tenggiri dan tahu yang dibalut kulit pangsit yang digoreng layaknya siomay pada umumnya. Setelah digoreng, ia akan menambah tekstur renyah saat disantap.

Kesemuanya lantas dipadu dengan bumbu kacang yang diracik kental serta pas rasa gurih dan pedasnya. Ini biasanya ditambah kecap serta sambal atau perasan jeruk nipis sesuai selera.

Kombinasi menggiurkan inilah yang membuat Kingsley bertahun-tahun menjadi favorit banyak kalangan. Ia kerap menjadi rekomendasi bagi setiap orang yang hendak mencari kuliner khas kota kembang ini, baik para pelancong maupun warga lokal.

Yang tak kalah unik, Batagor Kingsley juga menjajakan satu jenis batagor yang mungkin berbeda dari kebanyakan, yakni batagor basah atau batagor kuah. Batagor jenis ini disajikan dengan kuah yang hangat dan gurih. Ini memberikan sensasi yang berbeda dan cocok disantap saat cuaca hujan Bandung yang dingin.

Seiring waktu, Batagor Kingsley pun tak hanya menyajikan batagor, kini menu makanan lain yang dapat ditemui di Batagor Kingsley meliputi mi kocok –salah satu jajanan khas Bandung lainnya, serta mi/yamin ayam; tahu Yun Yi goreng; siomay goreng; cilok; martabak dan otak-otak ikan tenggiri.

Dengan ketenarannya, tentu menjadi wajar bila Batagor Kingsley selalu ramai dikunjungi konsumen, terlebih karena mereka tak membuka cabang di lokasi lainnya. Maka tak jarang jika pengunjung harus mengantri cukup panjang, terlebih bila ingin bersantap di tempat; walaupun makanan disajikan relatif cepat, sekitar 10-15 menit.

Selain pilihan makan di tempat, batagor juga bisa dibawa pulang secara mentah sebagai oleh-oleh. Batagor Kingsley mengklaim batagor mereka dapat disimpan dan awet selama sekitar 15 jam di suhu ruangan atau empat hingga lima hari jika disimpan di lemari pendingin.

Dari sisi harga, menu makanan di Batagor Kingsley berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 45 ribu ke atas. Untuk beberapa kalangan mungkin tidak terbilang murah, tetapi jika mempertimbangkan rasa serta kualitas yang ditawarkan, harga yang dipatok masih cukup wajar. Terlebih melihat animo konsumen yang tak pernah surut, sepertinya harga tidak menjadi soal yang signifikan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan, Batagor Kingsley biasa buka setiap harinya dari jam 08.30 hingga malam, tetapi terkadang menjelang petang sudah tutup karena sudah habis. Terlebih pada hari-hari libur di mana pengunjung lebih padat dari biasanya. Selain itu, dalam seminggu Batagor Kingsley juga biasa tutup pada hari Kamis.

Batagor Kingsley; Jl. Veteran no. 25, Kebon Pisang, Bandung

Atau kunjungi akun Instagram @batagorkingsley.id.

agendaIndonesia/Audha Alief P.

*****

Danau Sentarum, Perjalanan 700 Kilo dari Pontianak

Danau Sentarum shutterstock

Danau Sentarum adalah perjalanan 700 kilometer dari Pontianak via jalur darat. Pernah mendengar tentang danau ini? Delapan dari 10 orang teman yang saya tanya mengatakan tidak.

Danau Sentarum di Kalimantan Barat

Cobalah meng-googling di internet soal danau-danau di Indonesia, percayalah yang muncul di layar adalah nama-nama seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Sagara Anak di Lombok, Maninjau dan Singkarak di Padang, Kelimutu di Flores, Sentani di Papua, Batur di Bali, atau bahkan Rawa Pening di Jawa Tengah. Nama-nama yang sudah menjadi daerah tujuan wisata.

Danau Sentarum memang tidak sepopuler nama-nama di atas. Mungkin karena jarang dipublikasikan. Mungkin juga karena memang belum tersentuh industri pariwisata. Atau, mungkin karena jaraknya yang cukup jauh, yakni di perbatasan Indonesia-Malaysia. Ini membuatnya luput dari perhatian wisatawan lokal, internasional, bahkan pemerintah. Padahal danau seluas 80 ribu hektare ini terhitung istimewa karena bentuknya berupa cekungan datar atau Lebak Lebung  (Floodplain) yang merupakan daerah ekosistem hamparan banjir yang dikelilingi jajaran pegunungan.

Danau Sentarum berada di Taman Nasional Danau Sentarum yang berada di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, kira-kira 700 kilometer arah Timur Laut kota Pontianak, ibukota provinsi tersebut. Membentang di garis khatulistiwa, taman nasional seluas 1.320 kilometer persegi ini di wilayah perbatasan Indonesia dan Serawak, Malaysia.

Kawasan Danau Sentarum merupakan kumpulan tidak kurang dari 83 danau-danau besar dan kecil yang saling terhubung oleh sungai sungai besar dan kecil sehingga menjadikan kawasan ini lahan basah paling luas di Asia Tenggara setelah Danau Tonle Sap di Kamboja.

Perjalanan menuju Sentarum memang petualangan tersediri. Jika wisatawan memutuskan menggunakan jalur darat, itu artinya harus siap dengan perjalanan sepanjang 10-14 jam. Rute yang dilalui dari kota Khatulistiwa itu adalah menuju kota Sintang, lalu kota kecil Semitau. “Dari Semitau disambung perahu motor jurusan Desa Lanjak,” kata Uke, seorang teman di Pontianak.

Sentarum juga bisa dicapai melaui jalur udara, yakni dengan penerbangan dari Bandara Supadio di Pontianak menuju Bandara Pangsuma di Putusibau. Jarak tempuhnya terpangkas jauh dibanding lewat darat. “Penerbangan cuma sekitar 45 menit,” kata Uke lagi sambil bercerita, dari kota itu perjalanan dilanjutkan via darat menuju Lanjak selama 2-3 jam untuk jarak sekitar 120 kilometeran.

Ada pilihan petualangan lain, susur sungai. Seru juga mencapai taman nasional Sentarum dengan menyusuri Sungai Kapuas. Bisa dimulai dari Sintang. Rute Sintang-Semitau-Danau Sentarum dengan speedboad perlu waktu sekitar 4 jam. Untuk mencapai Sintang dari Pontianak bisa dengan pesawat terbang selama 40 menit atau via darat selama 8 jam.

Danau Sentarum merupakan kawasan konservasi. Ia berfungsi sebagai pengatur air bagi daerah aliran Sungai Kapuas yang panjangnya mencapai lebih dari seribu kilometer, sungai terpanjang di Indonesia. Berfungsi seperti sebuah tandon air raksasa, menampung air di kala musim hujan dan sebaliknya mengalirkan air ke Sungai Kapuas saat musim kemarau.

Sebagai objek wisata utama, danau ini sangat unik. Jika penghujan tiba, ia akan tergenang air sedalam 6 sampai 14 meter. Pemandangan kontras muncul saat kemarau, di mana 80 persen wilayah Danau Sentarum akan mengering. Pada saat inilah, masyarakat setempat dengan mudah memanen ikan-ikan di danau. Baik saat kemarau maupun penghujan, danau ini sama-sama menarik dan uniknya. Wisatawan akan menemukan flora dan fauna yang berbeda.

Ada banyak jenis hewan yang bisa ditemukan di taman nasional ini. Termasuk juga orangutan, meski dalam jumlah tidak sebanyak di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah. Selain itu ada juga bekantan, kera ekor panjang, elang bondol, dan lain-lain. Tentunya jangan lewatkan mencermati aneka anggrek dan kantong semar.

Kawasan Danau Sentarum di musim hujan akan tergenang selama sekitar 10 bulan. Keadaan kontras, kering kerontang terlihat di musim kemarau yang hanya menyisakan alur-alur sungai kecil di tengah bentangan cekungan danau. Di lahan basah inilah dua kelompok masyarakat Dayak dan Melayu hidup berdampingan.

Masyarakat Dayak yang mayoritas terdiri dari suku Dayak Iban, Kantuk, Embaloh, Sebaruk, Sontas, Kenyah dan Punan adalah peladang dan pemburu yang tangguh tinggal di perbukitan. Salah satu atraksi yang menarik adalah menyaksikan panen madu lebah hutan (Apis dorsata) yang dikelola oleh masyarakat Dayak setempat.

Sedangkan masyarakat Melayu tinggal di kawasan danau  memiliki mata pencaharian sebagai nelayan yang terbiasa menjala, memukat, memasang sentaban (jebakan ikan), memelihara ikan dalam keramba serta mengumpulkan ikan-ikan hias. Masyarakat Melayu di kawasan dana Sentarum adalah sisa jejak Kerajaan Melayu Selimbau di Kalimantan Barat di masa silam. Sayangnya tidak cukup banyak jejak kerajaan di sini. Ada sebuah Masjid Jami berwarna kuning peninggalan kerajaan masih terawat dengan baik bisa di sini.

Untuk menikmati lanskap Danau Sentarum paling bagus adalah dengan mendaki Bukit Tekenang. Bukit yang satu ini menjadi tujuan wisata wajib saat ke Taman Nasional Daun Sentarum, karena dari ketinggiannya wisatawan bisa leluasa menyaksikan lanskap Sentarum. Selain mendaki bukit, bisa juga memancing di Danau Merebung yang menjadi habitat arwana, atau bersantai di Pantai Melayu atau Pantai Sepandan.


Ayo sekali-kali agendakan perjalanan ke Sentarum.

Rully K./Dok.TL

****

Pantai Sawarna Nan Cantik, 230 Kilometer Dari Jakarta

Pantai Sawarna nan cantik di Sukabumi, Jawa Barat, 230 kilometer dari Jakarta.

Pantai Sawarna nan cantik, pantai berpasir putih dengan hiasan karang-karang, masih cukup jarang menjadi pembicaraan wisatawan domestik. Padahal, pantai ini cukup lama menjadi perhatian wisatawan asing, khususnya para peselancar. Ini kisah dua peselancar tiga tahun lampau.

Pantai Sawarna nan Cantik

Demian dan Alex, dua pemuda Prancis, telah tiga bulan menghabiskan liburan di Asia Tenggara. Pertama, sasarannya Thailand, dilanjutkan ke Indonesia dengan persinggahan di Bali, Lombok, Flores, Bromo, dan Yogyakarta. Dari Indonesia, mereka terbang lagi ke Thailand, terus main ke Kamboja, Vietnam, dan Malaysia. Sepuluh hari sebelum waktu liburan berakhir, mereka memutuskan kembali ke Indonesia. “Kami sudah mengunjungi banyak kota dan tempat wisata di Asia Tenggara, kini saatnya mencari tempat menyepi sebelum pulang,” ujar Demian, yang ditemui sedang berselancar di Pantai Sawarna, Kabupaten Lebak, Banten.

Turis backpacker inimengaku, ketika di Bangkok, mencari informasi soal pantai di Asia Tenggara yang paling asyik untuk menyendiri. Beberapa orang pun merekomendasi Pantai Sawarna di Desa Sawarna, Bayah, Banten. Mereka lantas terbang dari Bangkok ke Bali, terus ke Yogyakarta, dan melanjutkan perjalanan lewat darat ke Pantai Sawarna melintasi Cilacap, Pangandaran, dan Pelabuhan Ratu. “Sepi sekali di sini, hanya ada suara angin dan ombak. Sudah seminggu di sini baru bertemu seorang Spanyol, dan hari ini ada dua Jerman berkunjung sebentar. Mereka menginap di Pelabuhan Ratu,” tutur Demian.

Selama di Pantai Sawarna, kegiatan pria ini hanya tidur, makan, jalan-jalan di sepanjang garis pantai, dan berselancar. “Kebanyakan turis ke Sawarna memang untuk mencari sepi. Belum ada bar, diskotek, kafe, atau restoran. Turis menginap di rumah warga,” ujar Bimbim, peselancar di Pantai Sawarna. Bimbim mempunyai warung kecil di bibir pantai. Ia juga menyewakan papan selancar dan memberikan kursus selancar bagi pemula. Setiap hari Demian dan Alex menghabiskan waktu di warung Bimbim, pria berkulit legam dengan rambut dicat pirang dan busana khas anak pantai.

Menurut Bimbim, ia orang pertama yang mempopulerkan Pantai Sawarna sebagai lokasi selancar. “Saya sudah main di sini lebih 10 tahun. Dulu sepi sekali, sekarang mulai ramai dengan wisatawan domestik, tapi masih sepi untuk turis asing. Pantai ini cocok untuk peselancar pemula,” ia mengungkapkan.

Pantai Sawarna nan Cantik merupakan pantai yang masih cukup tersembunyi meskipun sudah menjadi pilihan peselancar yang datang ke indonesia.
Tanjung Layar di kawasan Pantai Sawarna dengan batu-batu karang yang eksotis. Foto: Dok. shutterstock

Sekitar 20 tahun lalu, nama Pantai Sawarna tidak pernah terdengar. Berada di tengah persawahan luas dan tersembunyi di balik hutan lebat sepanjang dua kilometer dari jalan masuk, orang segan menempuh perjalanan ke pantai ini. Baru awal 2000-an, pantai ini populer setelah para wisatawan yang berkunjung mengunduh foto-foto hasil jepretan mereka ke sosial media. “Kini hampir 1.000 wisatawan domestik berkunjung setiap pekan. Ada sekitar 40-an tempat penginapan sederhana yang diusahakan oleh masyarakat. Semuanya masih sederhana, belum ada industri yang masuk. Kami memang berusaha mempertahankan kesederhanaan ini,” ujar Suhanda, Kepala Desa Sawarna.

Kecantikan Sawarna terletak pada pantai yang luas, panjang, dan berpasir putih. Pemandangan Pantai Sawarna paling cantik jika dilihat dari tanjakan Bukit Cariang, yang berada 1,5 kilometer dari pintu masuk pantai. Tidak hanya pantai berpasir putih, Sawarna juga menawarkan pemandangan keindahan lanskap gunung, hutan tropis dengan koleksi tanaman langka, sungai, persawahan, bukit karang terjal, gua, dan kehidupan masyarakat yang sederhana.

Jembatan Gantung Sawarna

Jembatan gantung di atas Sungai Sawarna menjadi pintu masuk ke pantai dan merupakan ikon wisata Sawarna. Dengan panjang 50 meter dan lebar 1 meter, jembatan ini menjadi urat nadi kawasan pantai menuju jalan utama Desa Sawarna. Jembatan tersebut dibuat dari kayu dan ditambatkan dengan besi yang dipulas merah. Ketika melewatinya, setiap wisatawan dikenai tiket masuk ke lokasi Pantai Sawarna Rp 3.000 per orang. Hati-hati, banyak penduduk yang lewat dengan sepeda motor maupun sepeda. l

Pantai Ciantir

Pantai Ciantir adalah pantai utama Sawarna yang menjadi tujuan wisata favorit. Setelah melewati Jembatan Gantung Sawarna, pengunjung akan langsung menuju Pantai Ciantir. Pasirnya putih bersih, enak buat nongkrong atau berlarian. Ombak cukup besar, sehingga mesti hati-hati jika ingin berenang. Satuan penjaga pantai selalu siap menjaga keselamatan pengunjung. Area berselancar berada di sisi paling kiri pantai ini, menawarkan ombak dengan ketinggian hingga 1,5 meter. Dipinggirnya, belasan perahu nelayan ditambatkan. Keindahan mentari tenggelam dapat dinikmati dari pantai ini.

Karang Tanjung Layar

Dua karang raksasa saling menempel membentuk formasi seperti layar kapal sedang mengembang. Keunikan formasi ini menjadi obyek fotografi paling populer di Pantai Sawarna. Ikon dengan lanskap karang dan ombak itu berada di sisi timur Pantai Sawarna. Untuk menempuhnya, pengunjung harus berjalan dulu melewati sawah dan hamparan karang dengan air selutut saat surut.

Pantai Legon Pari

Pantai yang satu ini tersembunyi di balik perbukitan Pantai Sawarna. Untuk mencapainya, wisatawan harus melewati jembatan gantung, persawahan, dan perbukitan terjal. Sebuah jalan alternatif bisa ditempuh menggunakan ojek dengan jarak yang cukup jauh. Pantai ini lebih sepi dibanding dengan Pantai Sawarna, banyak pengunjung memilih menyepi di sini.

Pantai Sawarna nan cantik di Lebak memiliki banyak potensi wisata, salah satunya Karang Taraje.
Karang Teraje di kawasan Sawarna, Lebak, Banten. Foto: Dok. shutterstock

Pantai Karang Taraje

Berada sekitar satu kilometer dari Pantai Legon Pari. Disebut Pantai Karang Taraje karena, untuk mencapainya, pengunjung harus melewati bukit karang terjal berbentuk tangga, yang dalam bahasa Sunda disebut taraje. Karang-karangnya menjulang, menghasilkan suara debur ombak yang keras ketika dihempas gelombang. Cocok buat penyendiri.

Wahyuana/TL/agendaIndonesia

*****

4 Kuliner Tasikmalaya Pilihan Saat Perjalanan

Prasmanan Nini Anteh

4 kuliner Tasikmalaya ini bisa menjadi pilihan saat melintasi kota di Jawa Barat itu saat perjalanan ke arah Jawa Tengah. Atau sebaliknya. Tentu ada banyak restoran yang juga terkenal di jalur tersebut, namun empat tempat ini bisa menjadi alternatif. Pilihannya mulai dari yang ringan seperti keong sawah atau biasa disebut tutut, hingga nasi tutug oncom yang mengenyangkan.

4 Kuliner Tasikmalaya

Melintasi atau khusus berkunjung ke Tasikmalaya tak hanya dibikin senang dengan pilihan belanja berupa barang-barang kerajinan tangannya yang beragam. Seperti kelom geulis, atau payung kertas, dan wayang glek. Selepas berbelanja, wisatawan perlu sajian untuk sekadar isi perut atau eksplorasi kuliner khas.

Kupat Tahu Esah

Kupat tahu ada di banyak kota, namun ada juga yang merupakan sajian khas Tasik. Di kota ini, ada warung kupat tahu yang sudah buka sejak 1958, yakni warung Kupat Tahu Hj. Esah. Penyajiannya sama seperti umumnya. Tahu dan ketupat dibelah, lalu dicampuri bumbu kacang tanah. Selain tahu dan ketupatnya, yang membedakan kupat tahu Hj Esah dengan yang lain adalah bumbunya,. ” Ada rasa tersendiri dan beda dari yang lain,” ujar seorang pengunjung warung tersebut.

Tahu yang disajikan tergantung permintaan konsumen, bisa digoreng garing, setengah matang, ada pula yang meminta tahu hanya sebentar digoreng lalu disajikan. “Ada yang minta tahu tanpa ketupat dan ketupatnya saja,” kata Asep Suja’i, anak kandung Hj Esah. Seporsi kupat tahu dibanderol Rp 15 ribu. Warungnya berada di pertigaan Jalan Empang dan Jalan Pemuda atau 150 meter dari bekas kantor Bupati Tasikmalaya.

Kupat Tahu Esah

Jalan Empang Nomor 24

Tasikmalaya


Tutut Gule Nini Anteh
Olahan dari tutut alias  keong sawah atau siput air sekarang mulai dikenal. Bila Anda penggemar siput ini, saat berkunjung ke Tasik bisa mampir ke Rumah Makan Nini Anteh, yang dikenal dengan olahan tutut gule alias gulai tutut. Pengelola Nini Anteh, , awalnya pesimistis tutut gule akan diminati pengunjungnya.Ternyata, tamu tua dan muda menyukainya.

Saat ini, Rumah Makan Nini Anteh mengolah minimal 5 kilogram tutut per hari. Untuk bahan baku, tutut masih banyak ditemukan di daerah Tasikmalaya dan Ciamis. “Dikirim dari Ciamis dan Gunung Galunggung,” kata seorang pengelola. Cara makannya pun cukup unik, yakni diseruput. Bisa saja tutut diambil dengan cara dicongkel dengan tusuk gigi. “Tapi seni makan tutut itu dikecrok atau diseruput,” ucap seorang pengunjung.


Selain tutut gule, kuliner Sunda zaman dulu juga disajikan di Rumah Makan Nini Anteh. Pengunjung bisa melahap angeun poloy atau talas, oseng ampas tahu, dan oseng jantung pisang. Menariknya, bangunan rumah makan ini merupakan bekas ruang kepala stasiun zaman Belanda. Kursi, meja, dan lemari yang digunakan pun buatan zaman baheula.

RM Prasmanan Nini Anteh
Jalan Dewi Sartika Nomor 14

Tasikmalaya



Tutug Oncom Kalektoran
Sajian yang tidak boleh terlewat saat mengunjungi Tasikmalaya adalah nasi tutug oncom. Makanan ini terdiri atas nasi putih yang dicampur oncom, yang sudah disangrai dan dibumbui. Tempat makan tutug oncom, yang cukup terkenal adalah Kalektoran. Nasi tutug oncom di sini terkenal karena kenikmatan oncom yang disajikan. Selain itu, ada sambal sebagai penambah kenikmatan tutug oncom. Nasi tutug oncom cocok disajikan dengan gorengan, telur ceplok, dan ayam goreng.


Tutug Oncom Kalektoran awalnya berlokasi di pinggir Jalan Kalektoran. Kini, tempat makan tersebut sudah memiliki bangunan permanen. “Awalnya di pinggir jalan sekitar 1999, tapi kami kemudian pindah ke sini,” kata Sumartini, pemilik Kalektoran.

TO Kalektoran
Jalan Kalektoran (100 meter dari Masjid Agung Kota Tasikmalaya)


Es Sirop Bojong Ibu Momoh
Setelah menyantap makanan khas Tasikmalaya, kini giliran mencicipi minuman khas, yakni es campur. Warung dikenal dengan nama Es Sirop Bojong Ibu Momoh yang sudah dijual sejak 1972. Es campur ini terdiri atas cincau hitam, tape ketan hitam, nangka, nanas, kelapa muda, alpukat, dan durian. Bahan-bahan tersebut ditambah santan, gula, dan es. Bahkan ad yang dicampur dengan durian, tentu ini bagi yang menggemarinya.

Penikmat es sirop Bojong ini berasal dari kalangan muda dan tua. Kalangan tua banyak yang mencicipi es ini untuk sekadar nostalgia. “Mereka ingin membandingkan ada perubahan rasa atau tidak. Insya Allah kami menjaga dan mempertahankan cita rasa,” kata Dodi, pemilik Kedai Es Sirop Bojong.


Es Sirop Bojong Ibu Momoh

Jalan Ampera Barat Nomor 207,  Panglayungan

Tasikmalaya

******


Bakpao Unik di Kastil Dimsum Sarinah Lt 2

Bakpao unik di Kastil Dimsum di Sarinah Jaya Lantai 2. Foto: Dok. Kastil Dimsum.

Bakpao unik seperti durian memang tidak biasa, meskipun sudah ada yang mencoba mengkreasikannya. Tapi, bakpao yang bentuknya seperti buah durian dan ketika digigit isinya juga durian beberapa waktu ini sedang hip di Jakarta. Ya ini atraksi yang masih baru di Kastil Dimsum.

Bakpao Unik

Sesungguhnya ini bukan resto yang baru banget, sebab ini adalah bagian dari kelompok usaha Imperial Group Culinary Concept. Jaringan usaha kuliner yang sudah berdiri sejak 1993 ini sudah banyak tersebar di Jakarta. Ada yang berupa resto, ada yang bentuknya cakery.

Produk baru mereka ini, Kastil Dimsum, tampaknya menarik perhatian penggemar kulineri. Terlebih lokasinya juga di tempat yang sedang hip, Sarinah Jaya Lantai 2 di Jalan MH Tamrin, Jakarta Pusat. Yang beredar di banyak grup percakapan digital adalah bakpao unik sebagai bagian dari sajian dimsum mereka.

Bakpao unik yang bentuknya seperti durian dan isinya durian ada di Kastil Dimsum.
Suasana interios Kastil Dimsum di Sarinah. Foto: Dok. Kastil Dimsum

Mungkin gerai ini dibuka pada waktu yang tepat, yakni ketika pemerintah mulai melonggarkan pertemuan tatap muka bagi masyarakat. Mereka yang selama dua tahun tak melakukan kopi darat, seperti mendapat pilihan tempat nongkrong dan ngobrol sesame kawan dan kerabat.

Kastil Dimsum tampaknya juga jeli memanfaatkan lokasi dan kondisi bangunan. Mereka menyedian ruang makan di dalam bangunan, namun juga menyediakan area luar ruang yang lebih bebas. Terutama untuk kumpul dan makan di sore hingga malam hari. Tentu jika tidak hujan.

Selain itu pilihan variasi sajian yang ditawarkan juga cukup lengkap. Selain masakan-masakan oriental seperti disajikan di Imperial Kitchen lainnya, salah satu yang menjadi andalan di  gerai Sarinah ini adalah aneka dimsum.

Seperti disebut di muka, salah satu andalan yang menjadi daya tarik publik adalah aneka jenis bakpao. Keunikannya tidak saja dalam penyajian bentuknya saja, namun juga sensasi rasa yang ditawarkan. Serba bakpao unik.

Ada aneka bakpao yang bentuknya beraneka, mulai dari buah-buahan atau sayuran seperti durian tadi, jagung bakar, bit, jambu, atau lainnya. Ada pula yang bentuknya seperti tea set, cangkir dan tekonya. Diisi susu cair yang bisa dituang ke dalam cangkir, lalu cangkir yang sudah berisi susu tinggal kita …lep.. masuk mulut. Aneka bakpao ini bisa dipilih pada menu Kastil Windsor.

Bakpao unik di Kastil Dimsum juga ada yang berbentuk sepasang panda.
Kastil Paraha, siomao dan hakau dalam penyajian yang unik. Foto: dok. Kastil Dimsum

Pilihan lain adalah dimsum Kastil Praha. Ini juga disusun seperti undakan di kastil dengan aneka pilihan dimsum siomay dan hakau yang bentuknya seperti money bag. Bentuknya tak terlalu besar, tapi cukup mengenyangkan jika satu set dimakan sendiri.

Tapi, seperti kebiasaan santapan dimsum, di mana pengunjung memilih sejumlah menu dan menyantapnya bersama-sama kerabat dan handai taulan seraya berbagi cerita. Dimsum bukanlah menu tunggal untuk makan siang atau malam. Bentuk yang beraneka menjadikan kelucuan saat nongkrong bersama kawan-kawan.

Misalnya saja memilih menu bakpao unik yang diberi nama bakpao oreo. Dari Namanya pasti sudah bisa menebak varian isinya. Bentuknya lucu, dua panda dengan isiannya oreo lumer. Ada sedikit remahan oreo juga untuk mempercantik tampilannyanya. Rasanya ini cocok untuk mereka yang sudang nge-date. Untuk lucu-lucuan.

Bagi yang ingin makan besar, pilihannya cukup bervariasi. Mulai dari bubur hingga bebek peking. Yang terakhirnya ini seperti kebanyakan chinesse food resto, bebeknya disajikan sesuai keinginan pengunjung. Bisa juga disajikan dalam pilihan kungpao sedikit pedas.

Dari seluruh menu yang ditawarkan umumnya memang enak, tapi yang khas dan masih menjadi perhatian orang adalah bakpao uniknya. Dengan tempat yang sedang hit, resto ini masih terus didatangi pelanggan. Karena itu, jika ingin ke tempat ini, pilih waktu yang tak biasa. Hindari jam-jam orang makan atau nongkrong, karena sudah pasti penuh. Melakukan reservasi adalah pilihan yang bijak jika tak ingin kecewa karena tak dapat tempat.

Dari soal harga, rasanya buat mereka yang sudah biasa bersantap di Imperial Kitchen tak akan terkejut. Masih cukup aman buat kantong. Satu set Kastil Windsor, misalnya, dipatok Rp 58 ribu. Rata-rata orang mengabiskan Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu untuk bersantap di sini.

Jadi sebelum kudet dengan kuliner Jakarta, ayo agendakan nongkrong di Dimsum Kastil. Ada juga pilihan lain di Sarinah.

agendaIndonesia

*****

5 Kudapan Enak Khas Kota Semarang

5 kudapan enak khas kota Semarang rasanya hampir semua orang sudah tahu. Tapi tidak ada salahnya kita bahas satu-satu keunikan jajanan kota yang sering disebut juga kota Atlas, ini sebutan di tahun 80-an yang artinya: aman, tertib, lancar, asri dan sehat.

5 Kudapan Enak Khas Kota Semarang

Rasanya semua traveler setuju, salah satu keasyikan melakukan perjalanan ke kota-kota lain adalah mencicipi jajanan khas di kota tersebut. Dan, sejumlah kota di Jawa termasuk yang kaya dengan pilihan kudapannya. Ibu kota Jawa Tengah ini mempunyai pilihan berlimpah kalau soal camilan. Pengunjung bisa berkeliling mencari gerai-gerai penjaja makanan ringan, dari lapak di pinggir jalan hingga restoran.

Berikut ini ada lima pilihan camilan enak khas kota Semarang, bisa menjadi alternatif saat main ke kota jamu ini, sebutan ini mengacu pada banyaknya industri besar jamu di Indonesia.

Es Krim Jadul di Oen

Restoran ini termasuk ikon Semarang, sering dipenuhi turis dari luar negeri yang asyik mengobrol santai sambil makan. Menjadi tempat pilihan bersantap bagi orang yang ingin mengenang masa lalu. Restoran Oen konsisten menjajakan kudapan khas Belanda sejak 1936. Ada poffertjes, kaasstengel, janhagel, kattetong, dan sebagainya. Semuanya enak, tapi yang sering jadi pilihan utama adlah es krimnya dalam berbagai rasa. Setelah berwisata di kawasan kota tua Semarang, mampir ke resto lawas di Jalan pemuda, dekat dengan kota tua.

Yang tergolong paling laris adalah es krim Tutti Fruti dan Oen’s Symphony. Satu potong es krim Tutti Fruti dengan taburan sukade benar-benar terasa segar. Demikian pula Oen’s Symphony, yang terdiri atas empat sendok es krim dengan rasa berbeda-beda dan krim serta hiasan kue lidah kucing di bagian atas.

Restoran Oen; Jalan Pemuda Nomor 52, Semarang

5 kudapan enak khas kota Semarang yang layak buat dicicipi saat mampir ke kota ini.
Tahu Pong Semarang, tahu goreng kosong dengan tambahan bakwan udang dan telur rebus goreng. Foto: Dok. shutterstock

Tahu Pong dan Gimbal

Tahu goreng ini dinamakan tahu pong karena kopong atau kosong. Dikenal sejak 1930-an di Semarang, tahu ini tampak padat di luar. Namun setelah digigit, Anda akan menemukan bagian yang berlubang di tengah tahu. Camilan satu ini memiliki beberapa cara penyajian. Anda bisa menambahkan nasi jika menginginkannya sebagai salah satu menu makan berat.

Begitupun, tanpa nasi pun sebenarnya seporsi tahu pong sudah sangat mengenyangkan. Apalagi jika Anda memilih menu dengan tambahan gimbal, semacam bakwan goreng dengan udang goreng tepung, dan telur rebus yang juga digoreng. Untuk penyedap rasa, tahu pong dihidangkan dengan kuah petis hitam lengkap dengan sepiring acar. Tambahkan cabe rawit yang diulek jika Anda suka pedas. Walhasil, rasanya lengkap: asin, gurih, dan pedas.

Tahu Pong; Jalan Gajah Mada Nomor 63; Semarang

Pisang Plenet

Bila tahu pong masih satu keluarga dengan tahu gejrot di Cirebon, pisang plenetbisa jadi merupakan saudara dari jajanan pisang epe di Makassar. Namun orang yang menjajakan pisang plenet tidak sebanyak penjual pisang epe di Pantai Losari. Bahkan, istilahnya, sudah bisa dihitung dengan jari orang yang masih setia menjajakan pisang plenet. Kuliner jalanan ini bisa ditemukan pada malam hari.

Penganan ini terbuat dari pisang kepok yang sangat manis. Pisang itu dibakar di atas bara arang. Setelah agak kecokelatan, pisang bakar ini di-plenet atau ditekan-tekan hingga tipis. Penampakannya langsung berubah menyerupai pancake, saking gepengnya. Taburan di atas pisang bisa beragam, dari keju, cokelat meises, hingga selai buah-buahan. Pisang plenet makin nikmat disantap selagi hangat.

Pisang Plenet; Pasar Malam Pecinan, Semawis

Pisang Plenet Pak Turdi; Jalan Pemuda, depan Pasaraya Sri Ratu dekan Oen, Semarang

5 kudapan enak khas kota Semarang, salah satunya kue leker Paimo, makanan pinggir jalan yang layak dicoba.
Kue leker Paimo, kudapan ringan pinggiran jalan yang sering bikin kangen penikmatnya. Foto: Dok. shuterstock

Leker Paimo yang Lezat

Terbuat dari adonan tepung dan telur, kue leker memang cukup dikenal sebagai camilan yang sedap. Umumnya, kue ini berisi cokelat meises, potongan pisang, susu kental manis, dan keju. Nah, Leker Pak Paimo berupaya menyajikan kenikmatan yang lain. Diambil dari bahasa Belanda, yang berarti enak, leker memang lezat untuk disantap sore hari. Apalagi Pak Paimo cukup kreatif mengolah menu ini.

Siapa sangka, lapak mini yang berada di depan salah satu sekolah menengah favorit di Semarang itu tak pernah sepi dijejali pembeli, baik tua maupun muda. Kompor yang beroperasi hanya satu, sehingga pengunjung harus sabar antre. Yang menarik, di sini tersedia leker dengan berbagai macam isi. Dari yang standar, seperti selai atau cokelat, hingga jagung rebus, sosis, telur, sayuran, keju mozzarella, dan potongan tuna.

Leker Pak Paimo; Jalan Karanganyar; Depan SMA Kolese Loyola; Semarang

5 kudapan enak khas kota Semarang, yang paling terkenal tentu saja loenpia, makanan peranakan yang menjadi ikon kota ini.
Loenpia Goreng Semarang, makanan peranakan yang menjadi ikon ibukota Jawa tengah ini. Foto: Dok. shutterstock

Loenpia Basah & Kering

Semarang hampir selalu identik dengan kudapan satu ini. Aslinya, lumpia merupakan makanan khas bangsa Tionghoa yang dibawa oleh para pendatang ke kota ini di masa silam. Banyak orang mengingat kekhasan camilan ini pada irisan rebungnya. Memang lunpia (loenpia) atau kemudian dikenal sebagai lumpia terdiri atas campuran rebung, telur, sayuran, daging, dan ikan laut yang digulung dalam adonan tepung gandum sebagai kulit pembungkus.

Biasanya, semakin mahal isinya, semakin tinggi pula harganya. Harga lumpia isi udang dan kepiting tentu tidak sama dengan isi rebung. Harga standarnya sekitar Rp 15 ribuan. Lumpia juga menjadi oleh-oleh andalan dari Semarang karena bisa dibeli dalam bentuk yang belum digoreng. Jadi, ada lumpia basah dan lumpia kering. Dikudap di kedai penjual pun lumpia terasa pas dengan guyuran saus tauco dan acar mentimun.

Loenpia Gang Lombok; Gang Lombok Nomor 11; Kranggan, Semarang

Loenpia Mbak Lin; Jalan Pemuda; seberang Sri Ratu, Semarang

Loenpia Cik Meimei; Jalan Gadjahmada, Semarang

agendaIndonesia

*****

Menikmati Pangandaran Dalam 1 hari

Pantai Timur Pangandaran juga berada di lintasan jalur mudik selatan

Menikmati Pangandaran dalam 1 hari rasanya memang sulit saat ini, sebab jaraknya yang lumayan jauh dari Jakarta. Namun, ketika infrastruktur jalan tol lintas selatan sudah selesai, mungkin kesulitan itu memudar. Larut dalam legenda gua, kuliner laut, serta keindahan pantai, plus mentari terbenam.

Menikmati Pangandaran Dalam 1 Hari

Menempuh perjalanan sekitar 400 kilometer dari Jakarta ke Pangandaran, Jawa Barat, sangat melelahkan. Namun rasa lelah langsung sirna setibanya di Pantai Pangandaran. Betapa tidak, obyek wisata alam andalan di kabupaten itu beragam dan lokasinya berdekatan. Pilihannya pun tak melulu pantai. Ada cagar alam, gua, dan tentu sajian kuliner khas pesisir. Bahkan pelancong dapat menikmati keindahan mentari terbit dan tenggelam di tempat yang sama. Tinggal mencari posisi yang paling tepat untuk menjemput dan mengantar sang surya kembali ke peraduan.

Menjemput Mentari

Pantai Timur Pangandaran menjadi tujuan pertama yang harus saya kunjungi pagi ini untuk menyaksikan terbitnya sang mentari. Sempat terpikir untuk naik sepeda atau sepeda listrik yang banyak disewakan. Berhubung jaraknya relatif tidak terlalu jauh, saya pun memutuskan berjalan kaki saja. Hitung-hitung berolahraga.

Benar saja tebakan saya. Sekitar 10 menit, saya sudah tiba di pinggir pantai. Sang surya sudah mulai bersinar menampakkan keperkasaannya. Kemilau jingganya mulai menyapu laut dan perahu-perahu yang bersandar. Pantai Timur memang sudah dari dulu menjadi tempat bersandarnya perahu-perahu nelayan Pangandaran. Yang menarik perhatian saya, ketika melihat para nelayan saling bekerja sama menarik jala dari laut ke daratan. Ikan laut beraneka jenis terjerat di jala-jala itu. Lumayan hasil jeratannya.

Di Pantai Timur ini tersedia pula sarana rekreasi air yang bisa memuaskan adrenalin para wisatawan, seperti banana boat, aqua glade flyfish, tornado, dansederet nama lain yang menggoda. Tapi saya kurang begitu tertarik. Saya lebih terpikat dengan cagar alam yang menyimpan banyak kisah.

Menyusuri Cagar Alam

Hanya berjalan beberapa ratus meter dari pusat rekreasi air dan melewati kios-kios suvenir khas pantai yang masih tutup, tiba-lah saya di gerbang Cagar Alam Pangandaran. Petualangan dimulai setelah membayar tiket masuk. Jalan setapak yang saya lalui terlihat rapi. Jauh berbeda dibandingkan pada 1990-an saat saya pertama kali menjejakkan kaki di cagar alam ini. Sejak resmi dimekarkan pada 25 Oktober 2012, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tampaknya terus berbenah.

Belum jauh kaki melangkah, Gua Panggung di sebelah kiri jalan seakan sudah menyambut. Berdasarkan keterangan di bagian depan, disebut Gua Panggung karena kondisinya menyerupai panggung. Di dalamnya terdapat sebuah makam bernama Embah Jaga Lautan. Konon beliau bertugas menjaga lautan di daerah Jawa Barat.

Sekitar 100 meter dari gua tersebut, ada Gua Parat. Dalam bahasa Sunda, ‘parat’ berarti tembus. Gua ini memang bisa dilewati hingga mulut gua yang menghadap Laut Selatan. Sama halnya dengan Gua Panggung, Gua Parat juga memiliki petilasan yang menyimpan kisah tersendiri. Tak ada kesan mistis yang membuat takut. Yang ada justru kekaguman pada relief dinding gua yang indah.

Selain dua gua tersebut, Cagar Alam Pangandaran memiliki gua lain, seperti Gua Sumur Mudal, Gua Lanang, Gua Cirengganis, dan Gua Jepang. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri, serta ada informasi yang dipasang di depan tiap pintu masuknya. Sehingga pengunjung mendapat detail tentang gua tersebut. Sungguh mengasyikkan bisa larut dalam legenda gua-gua tersebut. Apalagi selama perjalanan banyak ditemui kera dengan tingkah pola yang menggemaskan. Terkadang mengkhawatirkan jika kera-kera itu akan menyerang. Beruntung, tak ada satu pun kera yang “nakal”.

Mengantar Surya

Lewat tengah hari, rasa lapar mulai mendera. Mengelilingi Cagar Alam Pangandaran memang lumayan menguras energi. Ke luar dari kawasan tersebut, saya menemukan kuliner khas pesisir di tempat ini dengan mudah. Maklum saja, banyak berdiri rumah makan yang menawarkan aneka makanan laut. Saya mampir di salah satu rumah makan dan memesan cumi asam-manis. Ehmm, nikmatnya.

Setelah perut terisi dan cukup beristirahat, saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Barat. Pantai yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari Pantai Timur. Berada di semenanjung, posisi Pangandaran memang strategis. Diapit oleh dua pantai; Pantai Timur dan Barat.

Berbeda dengan Pantai Timur, suasana wisata pantai lebih terasa di Pantai Barat ini. Wisatawan dapat berenang, bermain pasir, dan bermain sepak bola atau voli. Bahkan ada yang berkuda di sepanjang pantai, serta ada pula yang mencoba bermain ombak dengan papan selancar mini. Tak hanya itu, turis juga dapat menyewa perahu untuk mengelilingi taman laut.

Waktu tak terasa cepat berlalu. Senja mulai menjelang. Bersandar di kursi kayu dengan ditemani kelapa muda dan semilir angin pantai, saya mengantar sang surya masuk ke peraduannya kembali. l

Andry T./P. Mulia/Dok. TL

Serba Pisang di Makassar Ini 6 Yang Lezat

Serba pisang dari Makassar, ini 6 makanan yang lezat berbahan pisang.

Serba pisang di Makassar memberi gambaran beragamnya camilan lezat dari kota anging Mamiri ini. Beberapa jenis makanan menjadi pilihan saat berbuka puasa di bulan Ramadhan. Ada pula yang bisa tiap sore dinikmati sembari menikmati ibu kota Sulawesi Selatan ini.

Serba Pisang di Makassar

Pisang tergolong jenis bahan pangan yang memiliki gizi hampir sempurna lantaran mengandung air, gula, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu, karena rasanya yang enak, pisang disukai semua kalangan, anak-anak hingga orang dewasa. Tumbuh di daerah beriklim tropis, yang panas dan lembap, terutama di dataran rendah, pisang banyak ditemukan di Nusantara. Salah satunya di Sulawesi Selatan. Dengan hasil buah yang melimpah, masyarakat Sulawesi Selatan bisa menghasilkan beragam olahan dari pisang. Tak hanya manis, tapi juga ada hidangan yang gurih.

Es Pisang Ijo

Penampilannya cukup menggoda dengan warna hijau yang khas. Karena warna itu pula sajian ini disebut pisang ijo. Tampilannya terlihat semakin cantik dalam rendaman vla santan putih dan sirop DHT Pisang Ambon berwarna merah muda. Serutan es batu yang dituangkan ke dalamnya benar-benar membikin segar, apalagi bila dinikmati saat cuaca panas. Penganan yang satu ini juga cocok menjadi menu berbuka puasa.

Bahan utamanya adalah pisang raja yang dibungkus dengan adonan hijau berbentuk seperti kulit pisang. Warna hijau berasal dari perasan daun pandan, yang juga menimbulkan aroma wangi. Vla dibuat dari campuran tepung beras, santan, gula pasir, dan garam. Rasa manisnya lebih dominan dibanding dengan gurih.

Biasanya pisang ijo disajikan di atas piring, tapi ada juga kreasi yang berbeda. Di toko Kue dan Es Krim Mama, misalnya, pisang ijo ditawarkan dalam bentuk yang lebih mungil dengan ditemani cendil serta bubur hitam. Meski dipadukan dengan hidangan Jawa, cita rasa kebangsawanan Bugis-Makassar tetap terasa dalam pisang ijo tersebut.

 Pallubutung Nan Legit

Tampilannya agak mirip pisang ijo. Terbuat dari pisang plus vla putih nan manis. Bedanya, pallubutung menggunakan pisang kepok. Pisang itu dikukus terlebih dulu. Setelah masak, kulitnya dikupas, lalu pisang dipotong-potong serong. Irisan pisang kemudian dimasukkan ke dalam vla. Pallubutung bisa dinikmati dalam kondisi hangat, tapi jauh lebih enak jika dihidangkan dingin dengan tambahan serutan es batu. Jika tak suka dengan rasa polos alias orisinal, Anda bisa menambahkan susu kental manis dan sirop DHT Pisang Ambon. Penganan ini pun menjadi salah satu menu favorit untuk berbuka puasa.

serba pisang di Makassar memperlihatkan bagaimana buah ini bisa menjelma menjadi camilan-camilan yang lezat.
Barongko, makanan tradisional dari Makassar yang berbahan dasar dari pisang. Foto: Dok. shutterstock

 Kue Barongko

Kue ini menjadi salah satu menu wajib dalam kegiatan pesta dan upacara adat masyarakat Bugis-Makassar. Ada banyak kafe dan toko kue yang menjajakan barongko. Sebab, kue ini memang diminati banyak orang. Karena memiliki rasa yang manis dan segar, kue ini pun kerap disantap saat berbuka puasa.

Bahan dasarnya sama dengan pallubutung, tapi pisang kepoknya dihaluskan dan dicampur dengan gula, telur, dan santan. Adonan tersebut diaduk hingga rata, kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus kurang-lebih 30 menit. Barongko paling pas dinikmati dalam kondisi dingin, dengan memasukkannya ke lemari es terlebih dulu. Kadang kala diberikan variasi berupa irisan nangka dan cincangan kenari sebelum dikukus. Aroma nangka, pisang, dan, daun pisang menyatu, sementara kenari memberikan sensasi gurih di antara rasa manis yang dominan.

Serba pisang di Makassar salah satunya adalah pisang epe yang banyak dijumpai di kawasan pantai Losari.
Pisang bakar khas Makassar, pisang epe, yang mudah ditemui di kawasan pantai Losari. Foto: Dok. shutterstock

 Pisang Epe, Digepuk dan Dibakar

Menikmati sore sambil menunggu mentari tenggelam di Pantai Losari tak akan lengkap tanpa ditemani sajian pisang epe alias banana press—sebagian orang menyebutnya demikian karena pisang ini ditekan-tekan agar gepeng setelah dibakar. Bahan utama yang digunakan adalah pisang kepok. Pisang yang telah gepeng itu lalu disirami vla gula merah atau gula aren. Di musim durian, vla biasanya ditambahi daging durian, sehingga aromanya lebih menggoda.

Pisang epe mudah ditemukan di kawasan Pantai Losari, seperti di Jalan Penghibur, Jalan Ujung Pandang, Jalan Maipa, dan Jalan Lamaddukelleng. Pilihannya juga semakin bervariasi. Ada rasa cokelat, keju, atau kombinasi, selain rasa orisinal dengan vla gula merah.

Sanggara Pep’pe nan Gurih

Tampilannya agak mirip dengan pisang epe. Namun, untuk membuat hidangan ini, pisang kepok harus digoreng, lalu ditumbuk agar berbentuk gepeng. Sanggara memang berarti digoreng, sementara pep’pe dipukul-pukul. Meski tampilannya mirip dengan pisang epe, rasanya jauh berbeda. Jika pisang epe identik dengan manis, sanggara pep’pe menonjolkan rasa gurih. Penganan satu ini biasanya dinikmati dengan sambal.

Roko-Roko Unti Nan legit

Rasanya yang legit benar-benar memanjakan lidah. Roko-roko unti (bungkus-bungkus pisang) tak jauh berbeda dengan kue nagasari. Lagi-lagi berbahan utama pisang. Dalam hidangan ini, pisang disembunyikan di tengah adonan vla putih yang gurih dan kental. Adonan itu dimasak dengan cara dibungkus daun pisang, kemudian dikukus. Nah, ada banyak jenis pisang bisa digunakan untuk membuat roko-roko unti, tapi pisang kepok dan pisang raja menjadi pilihan utama. Biasanya, hidangan ini dijual dengan harga Rp 4.000 per bungkus.

Bagi yang sedang  main ke Makassar dan ingin mencicipi makanan-makanan tersebut, coba main ke tempat-tempat ini

Café Mama; Jalan Seruni dan Jalan Bougenville, Makassar

Kios Bravo; Jalan Andalan No 154, Makassar

Kios Hawai; Jalan Ranggong, Makassar

Pisang Epe; Kawasan Pantai Losari

TL/agendaIndonesia

*****

Ayam Goreng Mbah Karto, Lezat Sejak 1960

Ayam Goreng Mbah Karto menjadi salah satu kuliner andalan kota SOlo.

Ayam Goreng Mbah Karto di Solo atau mungkin aslinya yang di Sukoharjo, Jawa Tengah, mungkin belum setenar ayam goreng Suharti atau Mbok Berek di Yogyakarta. Namun buat pecinta kuliner, khususnya ayam goreng, nama Mbah Karto adalah jaminan mutu ayam goreng yang enak.

Ayam Goreng Mbah Karto

Perjalanan rumah makan ini pun tidak pendek. Ia telah eksis bahkan sejak tahun 1960-an. Ayam goreng Mbah Karto menjadi favorit banyak kalangan, bahkan Presiden Joko Widodo dan keluarga pun menggemarinya.

Ayam Goreng Mbah Karto, kadang dikenal juga dengan sebutan Ayam Kampung Goreng Mbah Karto Tembel, memulai perjalanannya dari Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Rumah makan pertamanya berlokasi di Jalan Jaksa Agung Raya Suprapto Nomor 8, Gabusan, Jombor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

Ayam Goreng Mbah Karto Tembel hanya berjualan ayam kampung goreng sejak dahulu.
Warung Ayam Goreng Mbah Karto. Foto” Milik Tribun Solo

Untuk yang kurang paham posisi geografis, warung pertamanya ini kadang disebut juga sebagai berada di kota Solo. Karena sesungguhnya tempat tersebut memang berimpitan dengan kota batik tersebut.

Rumah makan pertama tersebut boleh dikata sangat sederhana bernuansa Jawa. Mirip dengan rumah pinggiran Solo. Ini terlihat dari ruang makan utama yang berupa pendopo kayu. Seperti pada warung pada umumnya, meja dan kursi kayu disediakan supaya pelanggan lebih nyaman saat makan.

Walaupun sederhana, tetapi Ayam Goreng Mbah Karto berhasil bertahan melampui zaman dan masih ramai dikunjungi penggemar ayam goreng sampai sekarang. Tempat makan legendaris ini sekarang dikelola oleh generasi ke dua keluarga Mbah Karto.

Walaupun sudah dikelola oleh generasi ke duanya, menurut pecintanya, menu dan racikan Ayam Goreng Mbah Karto tetap sama dengan generasi pertama. Menu andalan mereka tetap ayam goreng kampung.

Sri Sukarni, pemilik dan pengelola rumah makan tersebut saat ini mengatakan sejak dahulu tempatnya memang hanya menyediakan satu varian menu. “Di sini cuma ada ayam goreng saja sama sambalnya,” kata Sri sambil menjelaskan itu sesuai ketika masih dikelola orang tuanya.
Dengan logat bicara Jawa, Sri menjelaskan bahwa mungkin senang dengan masakan warungnya karena beberapa keunggulan ayam goreng racikannya. Gurih legit daging ayam kampung ini karena diolah dari ayam segar.


“Kami pakainya hanya ayam kampung segar, jadi setekah disembelih langsung diolah, digoreng,” jelas Sri seraya menyebut pihaknya tidak pernah menyimpan ayam ke dalam lemari pendingin. Semua ayam yang dipotong hari itu harus habis hari itu juga.

Ia lantas menceritakan rahasia kelezatan ayam goreng Mbah Karto. Menurutnya itu karena pemilihan ayamnya sampai bumbunya. Ayam yang dipakai adalah ayam kampung muda, lebih kurang berusia tiga bulan.


Setelah dipotong, ayam kampung diberi bumbu bacem, bawang putih, dan rempah lainnya. Ayam lalu diungkep dalam wadah di atas kompor kayu bakar. Setelah diungkep, barulah digoreng.

Untuk membuat daging ayam kampung empuk dan lezat, Sri menjelaskan, proses memasaknya ayam direbus dengan bumbu dan santan kelapa. “Proses ini memakan waktu hingga 1,5 jam,” katanya.


Setelah ayam empuk dan bumbu meresap, kemudian ayam diangkat dan digoreng hingga matang. Sementara bumbu santannya tetap dimasak hingga mengental dan menjadi hitam gelap. Sari dari santan inilah yang kemudian dijadikan sambal blondho.


Blondho inilah kunci lain kelezatan ayam goreng Mbah Karto. Sambal blondho terbuat dari ampas minyak endapan santan kental atau areh matang. Untuk penyajiannya, blondho yang berwarna hitam gelap ini bisa ditampilkan sendiri, namun bisa juga dicampur dengan sambal bawang.

Ayam Goreng Mbah Karto
Banyak yang ingin membawa pulang.

Hal lain yang istimewa dari rumah makan ayam goreng Mbah Karto adalah pengunjung tak harus membeli satu ekor ayam utuh. Mereka bisa memilih ayam 1/4 ekor atau bagian kepala, hati, dan ampela. Untuk dapat menikmati satu porsi Ayam Goreng Mbah Karto potongan siapkan budget lebih kurang Rp 24 ribu.

Sedangkan jika ingin membeli utuh siapkan uang Rp 107 ribu. Itu sudah termasuk kepala dan cekernya.

Selain sambal blondho dan sambal bawang, pengunjung juga bisa menikmati lalapan, sayur urap, dan tentunya nasi putih. Sebagai pedamping makan, pengujung juga bisa memesan minuman jamu khas Ayam Goreng Mbah Karto seperti es beras kencur, es kunyit asam, dan lainnya.

Untuk yang ingin mencoba mengagendakan menyantap ayam goreng Mbah Karto, bisa langsung menuju rumah makan pertamanya berada di Jalan Jaksa Agung Raya Suprapto No. 8, Gabusan, Jombor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Mereka buka mulai pukul 7 dan tutup pada jam 8 malam. Warung Ayam Goreng Mbah Karto ini berada di Sukoharjo berjarak lebih kurang 12 kilometer dari pusat Kota Solo

Buat yang ingin tak terlalu jauh untuk menikmatinya, bisa mampir ke gerai Ayam Kampung Goreng Mbah Karto di Jalan Kepatihan No. 7, Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Bukanya mulai pukul 8 pagi dan tutup jam 7 malam.

agendaIndonesia/audha alief P.

*****